Anda di halaman 1dari 3

"KISAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

Abu Bakar tumbuh di antara masyarakat yang menyembah berhala. Ayah Abu Bakar bernama Abu Quhafah, sedangkan
ibunya bernama Salma. Seperti halnya masyarakat saat itu, Abu Quhafah dan salma juga menyembah berhala. Sejak
kecil, orang tuanya telah mengenalkan tuhan berhala kepada Abu Bakar. Oleh karena itu, Abu Bakar telah mengetahui
bahwa kedua orang tuanya meminta segala sesuatu kepada tuhan berhala. Pada suatu ketika, Abu Bakar muda pergi ke
tempat penyembahan berhala di kota Mekkah. Abu Bakar mendekati berhala. Abu Bakar berkata, Wahai berhala, aku
lapar, berilah aku makanan.
Abu Bakar berharap berhala dapat memberikan makanan atau setidaknya jawaban. Namun, berhala itu diam saja.
Setelah itu, Abu Bakar berkata, Wahai berhala, aku haus, berilah aku minuman. Berhala tetap saja diam. Abu bakar
berkata, Aku tidak memiliki pakaian, berilah pakaian untukku. Berhala itu tidak menjawab. Abu Bakar pun merasa
jengkel. Kemudian, Abu Bakar mengambil batu besar dan berkata, Aku akan melemparmu dengan batu ini. Jika engkau
benar tuhan, tangkislah batu ini. Batu itu pun dilemparkan hingga mengenai wajah berhala.
Pada suatu hari, Abu Bakar diajak ke tempat penyembahan berhala oleh ayahnya. Di sana, ayahnya meminta Abu Bakar
untuk menyembah patung. Abu Bakar menanggapi permintaan ayahnya dengan tertawa, Itu hanyalah batu, bukan
tuhan. Mengapa ayah menyembahnya ? Jelas-jelas, ia tidak akan dapat memberikan apa yang kita minta. Mendengar
perkataan Abu Bakar, ayahnya marah. Ayahnya, Abu Quhafah segera menyeret Abu Bakar untuk pulang. Di tengah
perjalanan pulang, Abu Quhafah dan Abu Bakar bertemu dengan saudara Abu Quhafah, Judan. Judan mengajak
keduanya mampir ke rumahnya. Mereka pun memenuhi permintaan Judan. Saat sampai di rumah Judan, Abu Quhafah
meminta segelas air. Namun, Judan memberikan segelas arak. Belum sampai diminum, gelas di tangan Abu Quhafah di
pukul oleh Abu Bakar. Hal itu membuat Abu Quhafah semakin marah dan bermaksud memukul Abu Bakar. Judan
segera mencegah tindakan Abu Quhafah.
Setelah Abu Quhafah bercerita, Judan mengetahui penyebab kemarahan Abu Quhafah. Setelah itu, Judan bertanya
kepada Abu Bakar, Wahai anakku, mengapa engkau tidak mau menyembah tuhan berhala kita ? Abu Bakar menjawab
bahwa dirinya tidak mau menyembah batu yang tidak dapat memberikan sesuatu kepadanya. Setelah itu, Judan
bertanya tentang alasan Abu Bakar memukul gelas tersebut. Abu Bakar menjawab, Aku tidak ingin ayahku mabuk.
Aku malu jika ayahku berteriak dan menari di jalanan seperti halnya orang gila. Judan sungguh kagum dengan
jawaban Abu Bakar. Ia berkata, Wahai Abu Quhafah saudaraku. Malahan aku mengharapkan anakku secerdas anakmu.
Kelak, ia akan menjadi orang yang dihormati oleh masyarakat.
Abu Bakar Menjadi Saudagar
Abu Quhafah adalah seorang saudagar yang sukses. Karena kepandaiannya dalam berdagang, ia dikenal sebagai
saudagar yang kaya raya di kota Mekkah. Ia tidak hanya berdagang di kota Mekkah, tetapi juga sampai ke Syam dan
Syria. Abu Quhafah tetap menyayangi Abu Bakar, meskipun Abu Bakar tidak mau menyembah berhala. Ia mengajak
Abu Bakar berdagang dari satu tempat ke tempat lain. Kepada Abu Bakar, Abu Quhafah mengajari cara memilih
barang dagangan dan cara memasarkannya. Setelah menginjak dewasa, Abu Bakar mengikuti jejak ayahnya sebagai
seorang sudagar. Akhirnya ia juga berhasi menjadi seorang saudagar yang sukses.

Abu Bakar Bersahabat Dengan Rasulullah SAW


Sebelum memeluk agama Islam, Abu Bakar telah mengenal Nabi Muhammad. Bahkan, mereka bersahabat. Di mata
masyarakat, mereka berdua dikenal sebagai pemuda yang berakhlak baik. Persahabatan mereka didukung oleh

kebiasaan mereka yang sama, yaitu merenung tentang pencipta kehidupan dunia dan alamnya. Namun, keduanya
melakukannya dengan cara berbeda. Abu Bakar mendatangi para penyembah berhala dan member tahu tentang
berhala yang tidak memberikan manfaat apapun. Berbeda dengan Abu Bakar, Nabi Muhammad lebih sering menyendiri.
Ia pergi ke gua hira untuk merenungkan keesaan Allah SWT. Pada suatu ketika, Nabi Muhammad yang sedang berada
di gua hira menerima wahyu pertama dari Allah. Sejak itu, Nabi Muhammad telah diangkat menjadi Rasul Allah. Ketika
itu, Nabi Muhammad menerima wahyu berupa surat Al-Alaq ayat 1-5.
Suatu waktu, Nabi Muhammad bertemu dengan Abu Bakar di dekat Kabah. Nabi Muhammad mengatakan bahwa
dirinya telah diangkat menjadi Rasul dan menerima wahyu dari Allah. Setelah itu, Nabi Muhammad membacakan wahyu
tersebut. Mendengar ayat-ayat itu, Abu Bakar mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut sungguh indah. Ia pun meminta
Nabi Muhammad membacakan lagi. Kemudian, Abu Bakar bertanya, Apa yang harus aku lakukan jika aku ingin memeluk
agamamu ? Nabi Muhammad menjawab, Ucapkanlah, Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Allah). Saat itulah, Abu Bakar menyatakan keislamannya. Abu Bakar merupakan orang keempat yang
memeluk agama Islam setelah Khadijah, Ali bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Sejak memeluk agama Islam, Abu
Bakar selalu membantu Rasulullah dalam berdakwah.
Gelar Ash-Shiddiq Untuk Abu Bakar
Rasulullah member gelar Ash-Shiddiq kepada Abu Bakar. Gelar ini berkaitan dengan tanggapan kaum musyrik Quraisy
terhadap peristiwa Isra Miraj. Setelah mengalami peristiwa Isra Miraj, Rasulullah mengabarkan kejadian itu kepada
kaum kafir Quraisy. Mendengar cerita Rasulullah, kaum Quraisy menertawakan Rasulullah.
Mereka menganggap Rasulullah sebagai orang gila. Sebagian kaum Quraisy pun segera mendatangi Abu Bakar. Mereka
berkata, Wahai Atiq (panggilan Abu Bakar), temuilah temanmu yang berada di samping Kabah. Ia mengatakan kepada
kami bahwa Tuhannya telah memperjalankan dirinya ke Masjidil Aqsa dalam waktu semalam. Bukankah engkau
mengetahui dibutuhkan waktu sebulan untuk sampai di Masjidil Aqsa ? Dengan tegas dan wajah berseri-seri, Abu
Bakar menjawab, Apa yang aneh dari berita itu ? Bahkan aku akan mempercayainya berita yang lebih aneh dari itu.
Setelah itu, Abu Bakar segera mendatangi Rasulullah. Sambil memeluk Rasulullah, Abu Bakar berkata, Ya Rasulullah,
engkau benar engkau benar. Demi Allah, apa yang engkau katakana adalah benar. Sejak itu, Abu Bakar mendapat
gelar Ash-Shiddiq dari Rasulullah. Ash-Shiddiq artinya orang yang senantiasa membenarkan.

Abu Bakar Dan Penganiayaan Kaum Quraisy


Semakin lama, kaum Quraisy semakin sering memerangi pengikut Nabi Muhammad. Kaum Quraisy banyak melakukan
penganiayaan terhadap kaum muslim. Hal itu mereka lakukan karena kekhawatiran mereka terhadap pengikut Nabi
Muhammad yang terus bertambah. Karena khawatir denga penganiayaan yang terus meningkat, Rasulullah meminta
kaum muslim untuk hijrah ke Habsyah. Salah satu kaum muslim yang hendak berhijrah ke Habsyah adalah Abu Bakar.
Dalam perjalanan ke Habsyah, Abu Bakar bertemu dengan Ibnu Addagah. Ibnu Addagah adalaj seorang tokoh kaum
Quraisy yang disegani. Wahai Abu Bakar, kamu hendak pergi ke mana ? Tanya Ibnu Addagah kepada Abu Bakar. Abu
Bakar menjawab, Aku hendak pergi ke tempat lain sehingga aku bebas melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Wahai Abu Bakar, engkau adalah seorang yang selalu member pertolongan dan suka bersilaturahmi. Engkau adalah
orang yang tidak layak diusir. Oleh karena itu, aku akan menjadi pelindungmu. Kembalilah ke rumahmu. Abu Bakar pun
memutuskan kembali ke Mekkah.
Di kota Mekkah, Ibnu Addagah mengumumkan kepada kaum Quraisy bahwa dirinya melindungi Abu Bakar. Barangsiapa
mengganggu Abu Bakar, ia akan berhadapan denganku. Kaum Quraisy pun berjanji tidak akan mengganggu Abu Bakar,
tetapi dengan suatu syarat. Syarat itu adalah Abu Bakar tidak boleh memperlihatkan dirinya saat melaksanakan
ibadah. Namun syarat itu dilanggar oleh Abu Bakar. Abu Bakar mendirikan sebuah tempat shalat (mushala) di depan
rumahnya. Jika Abu Bakar membaca Al-Quran di tempat itu, anak-anak dan ibu-ibu berkumpul untuk
mendengarkannya. Hal itu sangat mengganggu kaum Quraisy. Oleh karena itu, mereka menemui Ibnu Addagah. Mereka
melaporkan Abu Bakar yang telah melanggar persyaratan itu. Ibnu Addagah segera menemui Abu Bakar. Ibnu
Addagah mengatakan bahwa dirinya tidak dapat melindungi Abu Bakar jika Abu Bakar melanggar persyaratan
tersebut. Abu Bakar berkata, Wahai Ibnu Addagah, aku mengembalikan jaminan perlindunganmu terhadap diriku. Aku
akan mencari perlindungan kepada Allah.
Kaum Quraisy menjadi marah kepada Abu Bakar. Mereka menganiaya Abu Bakar yang saat itu sedang membaca AlQuran di dekat Kabah. Salah seorang diantara mereka mencekik Abu Bakar. Kemudian mereka juga memukuli Abu
Bakar hingga Abu Bakar terluka parah. Setelah puas memukuli Abu Bakar, mereka pergi begitu saja. Kemudian,
saudara Abu Bakar menolong Abu Bakar dan membawanya ke rumahnya. Ibu Abu Bakar terkejut ketika melihat Abu
Bakar pulang dalam keadaan terluka parah. Setelah diobati, Abu Bakar meminta diantar ke tempat Rasulullah. Saat
melihat Abu Bakar terluka parah, Rasulullah terharu dengan pengorbanan dan ketabahan Abu Bakar. Rasulullah
mengusap luka-luka di tubuh Abu Bakar. Anehnya, luka-luka di tubuh Abu Bakar menjadi sembuh seketika setelah
diusap oleh Rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai