Anda di halaman 1dari 3

Variabel Perancu

Variabel perancu merupakan jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan
variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara. Keberadaan variabel perancu dapat
memengaruhi validitas penelitian. Contoh variabel perancu yaitu jika suatu penelitian ingin
mencari hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian penyakit jantung korener
(PJK) pada lelaki dewasa. Jika diantara lelaki tersebut ada yang merokok maka merokok dapat
memengaruhi hasil penelitian. Hal ini dikarenakan biasanya terdapat hubungan antara kebiasaan
minum kopi dengan merokok, selain itu merokok juga diketahui berhubungan dengan PJK, Oleh
karena itu merokok dalam hal ini disebut variabel perancu. (Sastroasmoro, Asril, Yusuf, &
Zakiudin, 2011)
Cara Mengontrol Perancu
Variabel perancu dapat menimbulkan bias yang serius, maka seorang peneliti harus
berupaya untuk mengidentifikasi setiap variabel perancu dan menyingkirkan variabel perancu.
Mengidentifikasi variabel perancu
Cara mengidentifikasi variabel perancu yaitu dengan studi literature komprehensif selain
faktor pengalaman dan logika. Identifikasi semua variabel baik yang diteliti maupun yang tidak,
menggolongkannya, kemudian membuat diagram hubungan antar-variabel dalam diagram yang
jelas. (Sastroasmoro, Asril, Yusuf, & Zakiudin, 2011)
Menyingkirkan perancu
Terdapat dua cara untuk menyingkirkan variabel perancu yaitu menyingkirkan perancu
dalam desain (yaitu dengan cara restriksi, matching, dan randomisasi), dan menyingkirkan
perancu dalam analisis hasil penelitian (yaitu dengan cara stratifikasi, dan metode analisis
multivariat). (Sastroasmoro, Asril, Yusuf, & Zakiudin, 2011)
1. Menyingkirkan perancu dalam desain
a. Restriksi
Restriksi adalah menyingkirkan variabel perancu dari setiap subyek penelitian. Contoh,
pada penelitian hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian PJK, dimana
merokok merupakan faktor perancu, maka subyek yang dipilih baik kasus maupun
1

kontrol adalah mereka yang bukan perokok. (Sastroasmoro, Asril, Yusuf, & Zakiudin,
2011)
b. Matching
Matching adalah menyamakan variabel perancu pada kedua kelompok. Terdapat dua jenis
matching yaitu frequency matching, dan individual matching.
Contoh frequency matching yaitu penelitian yang ingin mengetahui pengaruh pil KB
terhadap agregasi trombosit, pemilihan subyek dapat dibatasi kelompok umur, status
reproduksi, dan jumlah anak.
Contoh individual matching yaitu bila subyek dalam kelompok yang ingin diteliti
(peminum kopi) adalah perokok, maka untuk kontrol dicari pasangan subyek yang tidak
minum kopi tetapi merokok, demikian pula bila subtek bukan perokok, dicari pasangan
yang bukan perokok. (Sastroasmoro, Asril, Yusuf, & Zakiudin, 2011)
c. Randomisasi
Randomisasi merupakan cara menyingkirkan pengaruh variabel perancu dengan
membagi seimbang variabel perancu di antara dua kelompok.
Contoh randomisasi yaitu dalam uji klinis untuk menilai manfaat obat tradisional tertentu
dalam menurunkan kadar kolesterol total dilakukan randomisasi, sebagian subtek
diberikan obat tradisional, sebagian diberi plasebo. Jika kebiasaan makan mentimun di
kemudian hari ternyata mempunyai hubungan dengan kebiasaan minum obat tradisional
dan juga dengan kadar kolesterol, maka hal tersebut tidak akan memengaruhi hasil
penelitian, oleh karena dengan randomisasi ia sudah terbagi seimbang pada kedua
kelompok. (Sastroasmoro, Asril, Yusuf, & Zakiudin, 2011)
2. Menyingkirkan faktor perancu dalam analisis
a. Stratifikasi
Cara ini digunaka bila hanya ada satu variabel perancu. Teknik yang lazim digunakan
adalah statistika Mantel-Haenszel, baik untuk studi cross sectional, kasus-kontrol, kohort,
atau uji klinis. (Sastroasmoro, Asril, Yusuf, & Zakiudin, 2011)
b. Analisis multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk set data dengan variabel bebas yang lebih dari satu.
Terdapat banyak jenis analisis multivariat diantaranya yaitu regresi multipel, regresi
logistik, analisis diskriminan, analisis faktor, analisis klaster, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Sastroasmoro, S., Asril, A., Yusuf, R., & Zakiudin, M. (2011). Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai