Menimbang
: a.
bahwa
dalam
kesehatan
penguatan
rangka
yang
menyelenggarakan
efektif
sistem
dan
efisien
informasi
upaya
diperlukan
kesehatan
untuk
arah,
pengembangan
dan
dan
tujuan,
penguatan
serta
tahapan
sistem
informasi
bahwa
berdasarkan
dimaksud
dalam
pertimbangan
huruf
dan
sebagaimana
huruf
perlu
-2-
Mengingat
: 1.
Undang-Undang
Nomor
16
Tahun
1997
tentang
Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
2008
tentang
Undang-Undang
Kesehatan
Nomor
(Lembaran
36
Tahun
Negara
2009
Republik
tentang
Indonesia
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Tahun
2014
Nomor
244,
Tambahan
Undang-Undang
Nomor
Tahun
2015
6.
Informasi
Republik
Tambahan
Kesehatan
Indonesia
Lembaran
Tahun
Negara
(Lembaran
2014
Nomor
Republik
Negara
126,
Indonesia
Nomor 5542);
7.
-3-
8.
Informasi
Kesehatan
Terintegrasi
(Berita
: PERATURAN
MENTERI
KESEHATAN
TENTANG
PETA
Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 20152019 digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan lain
dalam upaya pengembangan dan penguatan sistem
informasi kesehatan nasional dalam lima tahun ke
depan agar terwujud sistem informasi kesehatan yang
ideal.
(2)
Dalam
melakukan
upaya
pengembangan
dan
dan
Pemerintah
Daerah
mempunyai
nasional
serta
fasilitasi
pengembangan
Pemerintah
Daerah
Provinsi
melakukan
(1)
Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 20152019 memuat visi, misi, strategi, kegiatan, dan
indikator
kinerja
yang
dilakukan
dalam
upaya
-4-
pengembangan
dan
penguatan
sistem
informasi
(3)
bidang
data
dan
informasi
kesehatan
melakukan
Kesehatan
tentang
Roadmap
Nomor
Rencana
192/Menkes/SK/VI/2012
Aksi
Penguatan
Sistem
Menteri
dindangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
-5-
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Menteri
memerintahkan
ini
dengan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
NILA FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
-6-
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 97 TAHUN 2015
TENTANG
PETA
JALAN
SISTEM
INFORMASI
PETA JALAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN TAHUN 2015-2019
1.
PENDAHULUAN
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum citacita bangsa Indonesia yang juga merupakan tujuan nasional bangsa
Indonesia. Tujuan nasional tersebut adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
kemerdekaan
yang
berkesinambungan
yang
merupakan
suatu
yang
setinggi-tingginya.
Pembangunan
kesehatan
-7-
pembangunan
kesehatan
menuntut
adanya
hal
pengambilan
keputusan
yang
tepat
karena
yaitu
pada
proses
manajemen,
pengambilan
melalui
meningkatkan
lintas
sektor.
derajat
Di
samping
kesehatan
itu,
dalam
masyarakat,
upaya
Pemerintah
penilaian
sistem
informasi
kesehatan
dengan
-8-
Sedangkan
hasil
penilaian
implementasi
e-health
(e-
tersedia
memerlukan
namun
banyak
belum
adequat
penguatan.
Bahkan
sehingga
untuk
masih
komponen
adalah
pelaksanaan
salah
kegiatan.
satu
Namun
yang
menjadi
demikian,
penghambat
berbagai
capaian
dan
agenda
Kementerian
nasional.
Dalam
Kesehatan
Rencana
tahun
Strategis
2015-2019,
itu,
(TIK)
perkembangan
yang
pesat
teknologi
adalah
informasi
peluang
yang
dan
dapat
informasi
kesehatan.
Saat
ini,
kebutuhan
untuk
terlebih
lagi
dalam
pelayanan
kesehatan.
Oleh
-9-
bagi
proses
kepemerintahan,
manajemen,
dan
penerapan
pengambilan
akuntabilitas,
keputusan,
maka
perlu
dikembangkan
yang
disebabkan
adanya
kebutuhan
pembiayaan,
pengembangan
dan
dan
pengorganisasian
penguatan
sistem
pelaksanaan
informasi
kesehatan
pengembangan
kesehatan
nasional
mewujudkan
sistem
dan
dalam
penguatan
lima
informasi
tahun
kesehatan
sistem
ke
informasi
depan
yang
ideal,
dalam
yang
-10-
1.4. Sasaran
Dokumen Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan ini adalah
acuan bagi Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kata,
dan pemangku kepentingan lain, baik lintas sektor, swasta,
maupun masyarakat, dalam pengembangan dan penguatan sistem
informasi kesehatan tahun 2015-2019.
1.5. Pengertian
Dalam Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 20152019 terdapat beberapa pengertian yang dipergunakan, yaitu:
a.
b.
semua
komponen
bangsa
yang
bertujuan
untuk
Sistem
Kesehatan
Nasional
(SKN)
adalah
pengelolaan
Indonesia
melalui
pengelolaan
berbagai
upaya
pengelolaan
yang
menghimpun
berbagai
upaya
-11-
atau
keputusan
yang
berguna
dalam
mendukung
pembangunan kesehatan.
f.
antar
informasi
subsistem
dengan
keperluannya,
informasi
berbagai
sehingga
cara
data
dari
dan
yang
lintas
sesuai
suatu
sistem
dengan
sistem
atau
untuk
mengumpulkan,
menyiapkan,
menyimpan,
menyebarkan
informasi,
serta
pemindahan
e-health
atau
e-kesehatan
adalah
penerapan
teknologi
terkait
dengan
penyelenggaraan
sistem
informasi
Jaringan
Sistem
Informasi
Kesehatan
Nasional
yang
-12-
pembangunan
indikator
derajat
indikator
yang
kesehatan
kesehatan
diukur
dengan
mencerminkan
melalui
menggunakan
kondisi
mortalitas
Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesdas)
tahun
2013
-13-
Hal
ini
pelayanan
seiring
dengan
kesehatan
membaiknya
anak
yang
cakupan
program
ditunjukkan
melalui
Angka
Kematian
Ibu
(AKI)
digunakan
dalam
359
per
100.000
kelahiran
hidup,
hal
tersebut
pelayanan
masa
hamil,
persalinan,
dan
pasca
melahirkan.
Angka harapan hidup (AHH) merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk menghitung indeks pembangunan manusia
(IPM), sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya. AHH
-14-
Hal
ini
menunjukkan
adanya
disparitas
tingkat
dalam
MDGs
adalah
status
gizi
balita.
(BB/U<-2SD)
mengalami
peningkatan
dan
tren
yang
meratanya
pemantauan
pertumbuhan,
dan
terlihat
juga
kecenderungan
yang
meningkat
untuk
period
tahun
2007
dan
2013
(0,4%).
Terjadi
peningkatan
-15-
(berdasarkan
jawaban
responden
yang
pernah
-16-
Kesehatan
meningkatnya
status
pada
tahun
2015-2019,
kesehatan
masyarakat
yaitu:
(1)
dan;
(2)
terhadap
risiko
sosial
dan
finansial
di
bidang
penyelenggaraan
sistem
informasi
kesehatan
seperti
tindih
dalam
pengumpulan
dan
pengolahan
data
maka
kebutuhan
tersebut
dapat
dipenuhi
dengan
-17-
Sulitnya
mengakses
data
pada
sistem
yang
tidak
manajemen
program
kesehatan
masyarakat
yang
2003
tentang
Pengembangan
e-Gevernment,
Undang-
review
mengenai
kondisi
sistem
informasi
pada
tahun
2007
dan
2012
secara
umum
-18-
pengembangan
integrasi.
Selain
itu
mekanisme/
tugas
ganda
dan
keterbatasan
kewenangan
dalam
telah
diuraikan
di
atas
bahwa
upaya
dalam
upaya
pengembangan,
penguatan,
dan
-19-
penyelenggaraan
sistem
informasi
kesehatan
termasuk
untuk
menghadapi
tantangan
dalam
upaya
upaya
penyelenggaraan
sistem
pengembangan,
informasi
penguatan,
kesehatan
dan
termasuk
Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan merupakan faktor internal sistem
informasi kesehatan nasional. Faktor ini diharapkan
mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada
dalam pengembangan dan penguatan sistem informasi
kesehatan nasional. Sehingga faktor ini harus terus
digali dan dikembangkan. Pemetaan faktor kekuatan
sistem informasi kesehatan nasional dalam perspektif
pendanaan, pengguna, proses bisnis, dan pembelajaran
antara lain sebagai berikut:
a.
Pendanaan
untuk
sistem
informasi
kesehatan
pengembangan
sistem
informasi
-20-
kelola
dan
kepemimpinan,
penataan
sistem
informasi
baik
untuk
media,
dan
peningkatan
kemampuan
telah
penyelenggaraan
nasional.
Itu
mencakup
sistem
semua
pengembangan
informasi
menjadi
sistem
seluruh
aspek
kesehatan
kekuatan
informasi
dalam
kesehatan
nasional.
b.
kesehatan.
Dalam
konteks
ini,
baik
di
pusat
maupun
di
daerah
Advokasi
mendorong
juga
dapat
pemanfaatan
data
diarahkan
dan
untuk
informasi
untuk
masyarakat.
Pembinaan
kepada
terkait
pengembangan
dan
pengelolaan
-21-
memiliki
ekosistem
yang
kompleks
bidan
sudah
sampai
ke
kecamatan
potensi
dan
kekuatan
dalam
memungkinkan
sistem
informasi
koordinasi
kesehatan
pengembangan
nasional
dapat
Inisiatif
penerapan
penyelenggaraan
sistem
elektronik
transaksi
layanan
dalam
kesehatan.
memberikan
pengembangan
nasional.
sistem
Sejumlah
menerapkan
informasi
rumah
sistem
menyelenggarakan
kekuatan
sakit
kesehatan
berinisiatif
elektronik
SIMRSnya
bagi
terutama
dalam
untuk
-22-
dan
lain-lain.
Kesehatan
Demikian
pula
Provinsi,
Kabupaten/Kota,
menerapkan
dan
dengan
Dinas
Dinas
Kesehatan
Puskesmas
berinisiatif
sistem
elektronik
untuk
Inisiatif
penerapan
sistem
elektronik
dalam
pembangunan
kesehatan,
inisiatif
informasi
kesehatan
di
unit/program
tentunya
pengembangan
merupakan
sistem
kekuatan
informasi
bagi
kesehatan
nasional.
2.3.2.
Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan juga merupakan faktor internal
sistem informasi kesehatan nasional. Faktor ini jika tidak
diintervensi
akan
berdampak
negatif
pada
bentuk
yang
komitmen
terlibat
dalam
dari
suatu
seluruh
sistem
-23-
menjawab
kebutuhan
integrasi
sistem
beberapa
peraturan
perundang-
peraturan
perundang-undangan
yang
perundang-undangan
terkait
rekam
medis/kesehatan elektronik.
b.
data
sebanyak-banyaknya
dan
data
dan
dan
melaporkannya
Rumah
Dampak
Sakit
negatifnya
sehingga
menjadi
sangat
adalah
berupa
-24-
penganggaran
mengakibatkan
rutin
operasional
sehingga
dan
dapat
pemeliharaan
kesinambungan
sistem
informasi.
berdampak
penguatan
sistem
pula
pada
informasi
keberhasilan
kesehatan
secara
keseluruhan.
d.
kesehatan
dan
pengelolaan
bahwa
kabupaten/kota
dan
sebagian
provinsi
besar
belum
memiliki
informasi
kesehatannya,
sehingga
perlu
memiliki
pengembangan
kemampuanpun
yang
dilakukan
tampaknya
masih
kurang
kurang
memperhatikan
keberlangsungan
Sementara
melakukan
itu,
manajemen
kemampuan
data
mulai
untuk
dari
menghasilkan
indikator
dan
informasi
-25-
telah
mendukung
memiliki
infrastruktur
pelaksanaan
TIK
sistem
untuk
informasi
optimal
disebabkan
dimanfaatkan.
karena
beberapa
Hal
ini
faktor,
dapat
seperti
lunak
aplikasi
tidak
pengelolaan
tersedianya
data
prosedur
perangkat
keras
maupun
kadaluarsa
atau
rusak
sebelum
SIK
tidak
mempunyai
standar
minimum
perangkat
Hal
ini
keras
maupun
dapat
perangkat
mengakibatkan
-26-
bidang
informasi,
khususnya
teknologi
data
dan
informasi,
komputer,
statistisi,
informasi,
dan
seperti
epidemiolog,
seterusnya.
pranata
keamanan
Namun
belum
dimanfaatkan betul.
g.
2.3.3.
Faktor Peluang
Faktor peluang merupakan faktor eksternal sistem
informasi kesehatan nasional. Faktor ini juga merupakan
lingkungan dan suprasistem yang berpengaruh pada
akselerasi
pengembangan
dan
penguatan
sistem
informasi kesehatan nasional termasuk implementasi ekesehatan. Faktor peluang kritis yang diidentifikasi
secara garis besar adalah sebagai berikut:
a.
berguna
untuk
manajemen
layanan
-27-
pembangunan
atau
wilayah.
Kini,
yang
samping
strategis
SDM,
bagi
dana,
dan
suatu
organisasi
sebagainya.
di
Dalam
membuktikan
kepada
para
pengambil
bahwa
dana
yang
dialokasikan
untuk
Pembuktian
ini
tentu
sangat
peluang
untuk
pengembangan
dan
yang
dapat
mendukung
berkembangnya
sistem informasi kesehatan dan implementasi ekesehatan khususnya untuk memperkuat integrasi
sistem dan optimalisasi aliran data. Infrastruktur
teknologi informasi telah merambah semakin luas di
wilayah Indonesia dan apresiasi masyarakat pun
tampaknya semakin meningkat. Sementara itu,
penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak
pun semakin banyak. Harga teknologi informasi
tampaknya juga relatif terjangkau karena telah
semakin berkembangnya pasar dan ditemukannya
berbagai bahan serta cara kerja yang lebih efisien.
Demikian pula fasilitas pendidikan dan pelatihan di
bidang teknologi informasi, baik yang berbentuk
pendidikan formal maupun kursus-kursus juga
berkembang pesat.
-28-
c.
dan
pemerintahan
semakin
meningkat.
penyelenggaraan
organisasi
secara
itu
tidak
dikelola
sebaik-baiknya.
suatu
sistem
layanan
publik
dan
data/informasi.
Adanya
kepedulian
visi
dalam
pengembangan
teknologi
perluasan
implementasi
sistem
informasi
Indonesia
Broadband,
dan
Informative,
Indonesia
Digital.
Indonesia
Tahapan
Tahapan
lndonesia
Informative
(2012-
-29-
e-pendidikan.
Tahapan
selanjutnya
diharapkan
adanya
peningkatan
akses
yang
memiliki
mana
seluruh
e-government,
dan
kabupaten/kota
Indonesia
yang
diharapkan
pengembangan
dapat
sistem
informasi
mendukung
kesehatan
ke
di
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Kabupaten/Kota,
Dinas
Kesehatan
Bantuan
pendanaan
dari
mitra
pembangunan
informasi
kesehatan
bagi
negara-negara
lembaga
memberikan
donor
bantuan
internasional
pendanaan
dan
untuk
bantuan
-30-
masing-masing
daerah
sibuk
prioritas
untuk
pengembangan
dan
saja
integrasi
akan
berdampak
sistem
diharapkan
salah
penguatan
SIKDA.
menyulitkan
Kesehatan)
informasi
kelancaran
kesehatan
satunya
dibangun
Kondisi
Pemerintah
dalam
pada
dengan
tersebut
(dhi.
memfasilitasi
yang
akan
Kementerian
pengembangan
dan
pembenahan
tata
kelola.
bidang
kesehatan,
hal
ini
akan
dapat
lain
adanya
penyakit-penyakit
serta
kesehatan
yang
dapat
meningkatkan
tingginya biaya kesehatan, serta masuknya tenagatenaga kesehatan asing yang menjadi kompetitor
tenaga kesehatan dalam negeri. Untuk menghadapi
kemungkinan dampak negatif yang terjadi seiring
era globalisasi maka dukungan sistem informasi
sangatlah diperlukan. Sistem kewaspadaan dini
untuk
mengintervensi
permasalahan
kesehatan
datang
pada
saat
sistem
informasi
-31-
kesehatan
nasional
dikhawatirkan
akan
kita
belum
membawa
kuat,
maka
dampak-dampak
Tantangan
ekonomi
global
dan
kemampuan
keuangan
berpengaruh
dalam
informasi
dan
pemerintah
sangat
implementasi
komunikasi,
karena
teknologi
perangkat
dari
impor.
Setiap
perubahan
kondisi
tentunya
dapat
mempengaruhi
informasi
kesehatan.
Salahnya
adalah
lain
yang
penting
adalah
melakukan
memperkuat
bergantung
e-government
pada
akan
interoperabilitas
sangat
seluruh
kementerian/lembaga
ketidakjelasan
aturan
main.
mengakibatkan
Akses
data
dan
kesehatan
tidak
hanya
berasal
dari
-32-
atau
penghitungan
cakupan
bahwa
ketersediaan
protokol
untuk
merupakan
aspek
penting
dalam
sejalan
semakin
dengan
konvergensi
terintegrasinya
teknologi
informasi
semua
dan
dunia
sumber
komunikasi.
dan
daya
Potensi
berasal
dari
internal
maupun
eksternal
Oleh
karena
itu,
manajemen
terjadinya
informasi.
Demikian
penyelenggaraan
tentunya
suatu
tidak
sistem
akan
bencana
keamanan
halnya
dengan
informasi
kesehatan,
terlepas
dari
ancaman
-33-
terhadap
sistem
informasi
kesehatan,
sebagaimana
pelayanan
kesehatan
sebagai
sumber
data
untuk
pelayanan
kesehatan
(manajemen
pelayanan),
dan
ketersediaan,
kualitas,
dan
akses
data
dan
informasi kesehatan.
Isu
strategis
yang
harus
diperhatikan
dalam
upaya
untuk
menindaklanjuti
Peraturan
Pemerintah
c.
-34-
d.
Penataan
dan
penguatan
organisasi
sistem
informasi
(dataset),
dapat
dan
penetapan
menjawab
indikator
masalah
prioritas,
integrasi
dan
g.
pendukung
operasional
dan
pemeliharaan
infrastruktur TIK.
h.
tidak
sedikit.
Penyelenggaraan
sistem
informasi
j.
k.
Pengembangan
bank
data
kesehatan,
belum
mampu
penyajian
informasi
(bussiness intelligence)
yang
-35-
Pengembangan
akses/sharing
termudah
tercepat
dan
data,
yang
merupakan
solusi
dilakukan
dalam
dapat
Penguatan
penggunaan
informasi,
melalui
peningkatan
KEDUDUKAN
SISTEM
INFORMASI
KESEHATAN
DALAM
SISTEM
KESEHATAN
Sistem informasi kesehatan memiliki kedudukan yang strategis
dalam sistem kesehatan dan manajamen kesehatan. Sistem informasi
kesehatan tidak dapat berdiri sendiri melainkan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem kesehatan. Sistem informasi
kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang. Sistem informasi harus
dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.
3.1. Sistem
Kesehatan
dan
Manajemen
Kesehatan
dalam
Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setingi-tingginya dapat terwujud, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan
ekonomi.
Pembangunan
kesehatan
tersebut
perlu
sehat
dan
dengan
menguatkan
penyelenggaraan
tantangan
pembangunan
kesehatan
yang
Kesenjangan
status
kesehatan
masyarakat
dan
akses
-36-
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
pembangunan
kesehatan
dilaksanakan
guna
menjamin
tercapainya
masyarakat
yang
setinggi-tingginya.
derajat
Komponen
kesehatan
manajemen
dan
regulasi
kesehatan;
dan
(vii)
pemberdayaan
masyarakat.
SKN
telah
mengalami
empat
kali
perubahan
atau
-37-
tingkat
daerah,
implementasi
SKN
diterjemahkan
dan
daerah
dengan
memperhatikan
otonomi
daerah
manajemen
kesehatan
perlu
makin
dalam
kesehatan
pembangunan
yang
terdiri
kesehatan
dari
sendiri.
perencanaan,
Manajemen
pengerakan
harus
memperhatikan
tantangan-tantangan
pembangunan
kesehatan
dalam
menghadapi
tantangan-tantangan tersebut.
3.2. Kedudukan SIK Nasional dan SIK Daerah dalam Sistem Kesehatan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014
tentang Sistem Informasi Kesehatan bahwa Sistem Informasi
Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber
daya manusia yang secara teratur saling berkaitan untuk dikelola
-38-
yang
berguna
dalam
mendukung
pembangunan
akan
lebih
mudah
jika
semua
informasi
yang
harus
dijadikan
sebagai
alat
yang
efektif
bagi
dan
regulasi
kesehatan,
dan
(7)
pemberdayaan
masyarakat.
Sistem informasi kesehatan disebut sebagai salah satu
komponen yang mendukung suatu sistem kesehatan, di mana
sistem kesehatan tidak bisa berfungsi tanpa satu dari komponen
-39-
No.
46
Kesehatan.
Dengan
Tahun
adanya
2014
tentang
peraturan
Sistem
pemerintah
Informasi
tersebut
-40-
dengan
bidang
kesehatan.
Selain
itu,
agar
diwujudkan
Peraturan
bahwa
Pemerintah
penguatan
Nomor
sistem
46
Tahun
informasi
2014
kesehatan
pembangunan
kesehatan;
dan
(3)
diperlukan
Menjamin
ketersediaan,
kualitas,
dan
akses
terhadap
Memberdayakan
peran
serta
masyarakat,
termasuk
koordinasi,
integrasi,
dan
sinkronisasi
dalam
-41-
a.
menyelenggarakan
pengelolaan
dan
memfasilitasi
pengembangan
sistem
informasi
Pemerintah
daerah
provinsi
adalah
menyelenggarakan
Pemerintah
daerah
kabupaten/kota
adalah
hal
bahwa
tersebut
di
tanggungjawab
melaksanakan
atas,
tentunya
pemerintah
penyelenggaraan
sistem
dapat
adalah
di
informasi
terhadap
sistem
informasi
kesehatan
yang
terutama
dari
lintas
sektor
serta
memberi
-42-
4.
KERANGKA KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi
Dalam upaya pengembangan dan penguatan sistem informasi
kesehatan yang meliputi berbagai sektor di luar Kementerian
Kesehatan, maka perlu ditetapkan visi sistem informasi kesehatan
sebagai berikut: Mencapai sistem informasi kesehatan terintegrasi
yang handal, yang mampu memberi dukungan secara adekuat bagi
manajemen pembangunan kesehatan
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka diperlukan misi dan
strategi sebaga berikut:
a.
kebijakan,
perencanaan,
regulasi,
pendanaan,
standarisasi,
sumber
koordinasi,
daya
manusia,
Mengembangkan
menggambarkan
indikator
upaya
kesehatan
dan
capaian
agar
dapat
pembangunan
kesehatan.
c.
Memperkuat
sumber
data
dan
membangun
jejaringnya
pengumpulan,
pengolahan,
analisis
data,
dan
diseminasi informasi.
e.
4.2. Kebijakan
Penyelenggaraan misi dalam rangka mencapai visi di atas
dilakukan dengan memperhatikan rambu-rambu dalam koridor
kebijakan sebagai berikut:
a.
mewujudkan
sistem
informasi
kesehatan
yang
-43-
dan kepulauan.
c.
tingkat
sistem
kesehatan
dititikberatkan
pada
Peningkatan
penyelenggaraan
pengolahan,
analisis,
pemanfaatan
data/informasi
sistem
penyimpanan,
dalam
pengumpulan,
diseminasi,
kerangka
dan
kebijakan
Pengembangan
bank
data
kesehatan
harus
memenuhi
meningkatkan
statistik
vital
melalui
upaya
Pemanfaatan
TIK
dilakukan
dalam
menuju
upaya
dan
lintas
sektor
terkait
serta
terpadu
dengan
Pengembangan
dan
penyelenggaraan
sistem
informasi
k.
masalah
infrastruktur,
komunikasi,
dan
-44-
Pemanfaatan
TIK.
Pemanfaatan
TIK
diperlukan
untuk
dikembangkan
dapat
menjamin
keamanan
dan
kerahasiaan data.
c.
d.
mengintegrasikan
berbagai
macam
sumber
data,
f.
dapat
mengambarkan
perbedaan
gender,
Etika,
integritas,
dan
kualitas.
Penyelenggaraan
sistem
informasi kesehatan juga harus memperhatikan prinsipprinsip etika, integritas, dan kualitas.
5.
-45-
yakni
dimensi
kebutuhan
sebagai
target
kesehatan
sebagai
strategi
pendekatan
untuk
biaya,
standar
kualitas
(kehandalan),
dan
standar
-46-
di
tingkat
kabupaten/kota
dan
provinsi,
serta
pada
komponen
sistem
informasi
kesehatan
ini
-47-
terintegrasi
dicapai
melalui
strategi
penguatan
pada
sistem
informasi
kesehatan
yang
terintegrasi.
Sistem
-48-
dan
subsistem-subsistem
interkonektivitas
informasi
di
tidak
internal
hanya
dengan
kesehatan
tetapi
pengguna
data.
Sistem
informasi
kesehatan
yang
mekanisme
saling
hubung
untuk
melakukan
-49-
Sistem
Informasi
Kesehatan
disebutkan
bahwa
Pemerintah,
untuk
pengelolaan
satu
Sistem
Informasi
c.
d.
informasi
kesehatan
tersebut
dikelola
secara
-50-
jalan
sistem
informasi
kesehatan
merupakan
yang
perkembangannya
bersifat
living
document,
dapat
bersifat
dinamis
dimana
dalam
mengacu
kepada
2015-2019
yang
dikembangkan
dengan
berlandaskan
-51-
Fase 1 (2015-2019)
Diarahkan pada penyediaan sistem informasi kesehatan yang
mampu menyediakan layanan informasi kesehatan yang lebih
cepat dan valid serta memungkinkan terjadinya proses berbagi
sumber daya data bersama pada berbagai jenjang administrasi
manajemen kesehatan. Implementasi konektivitas komunikasi
data antara institusi pemerintah dengan publik (government to
public), kemudian diarahkan pada penyediaan aplikasi system
informasi
kesehatan
(bersifat
operasional
utama)
berbasis
tingkat
pertama
dan
rujukan
pemerintah
serta
swasta
dengan
masyarakat
(business
to
public).
dan
rujukan
swasta
serta
pemangku
kepentingan
penunjangnya.
Fase 3 (2025-2029)
Diarahkan pada pemantapan sistem informasi kesehatan yang
mampu menyediakan layanan informasi kesehatan yang lebih
cepat dan valid serta memungkinkan terjadinya proses berbagi
sumber daya data bersama pada berbagai jenjang administrasi
manajemen kesehatan. Implementasi konektivitas komunikasi
data antara institusi sektor kesehatan swasta dengan swasta
(Business to Business). Kemudian diarahkan pada pemantapan
aplikasi sistem informasi kesehatan (bersifat high potential)
berbasis
electronic
health
(e-kesehatan)
terintegrasi
yang
-52-
aplikasi
system
informasi
kesehatan
(bersifat
untuk
melanjutkan
pemantapan
aplikasi
sistem
dengan
jaringan
global
terintegrasi
yang
Sistem
Informasi
Kesehatan
2015-2019.
Selanjutnya
keberlangsungan
kegiatan
sebagaimana
diuraikan
saat
kesehatan
dalam
ini
serta
sistem
tinjauan
kesehatan,
kedudukan
maka
sistem
informasi
ditetapkan
kerangka
-53-
diketahui
bahwa
penyelenggaraan
sistem
dan
penguatan
sistem
informasi
kesehatan.
atau
pedoman
pelaksanaan
sistem
informasi
kesehatan.
infrastruktur,
dan
Pendanaan,
kelembagaan
sumber
sistem
daya
manusia,
informasi
kesehatan
informasi
penyelenggaraan
kesehatan,
sistem
tanpa
informasi
modal
kesehatan
dasar
tidak
ini
dapat
dilaksanakan.
Misi ini merupakan arah langkah strategis penyelenggaraan
sistem informasi kesehatan yang dilakukan melalui penguatan
-54-
informasi
penyelenggaraan
regulasi,
kesehatan
sistem
kebijakan,
merupakan
informasi
koordinasi,
aspek
kesehatan
yang
perencanaan,
dasar
meliputi
pendanaan,
Berikut
ini
dipilih
beberapa
strategi
untuk
penataan
atau
pembenahan
kebijakan
sistem
perencanaan
dan
memilih
langkah
upaya
sistem
informasi
kesehatan;
(2)
penyusunan
kebutuhan;
(3)
penyusunan
perencanaan
sistem
-55-
provinsi/kabupaten/kota,
dan
fasilitas
pelayanan
sistem
informasi
kesehatan
berupa
pedoman
dan
menteri.
Sedangkan
tujuan
strategi
ini
adalah
-56-
ini
menjadi
salah
satu
langkah
penting
untuk
sistem informasi
penyusunan
anggaran
berdasarkan
perencanaan
sistem
salah
satu
kesehatan.
Perangkat
aspek
sistem
dasar
dari
informasi
sistem
informasi
kesehatan
adalah
ini
tentunya
memberikan
peluang
positif
bagi
-57-
untuk
memenuhi
kebutuhan
perangkat
atau
mengoptimalkan
penyelenggaraan
sistem
informasi
jaringan
komunikasi
data;
(7)
penyediaan
lintas
sektor/lembaga
dalam
penyediaan
jaringan
kinerja
dari
strategi
ini
adalah
(1)
jumlah
-58-
diketahui
bahwa
penyelenggaraan
sistem
demikian,
sumber
daya
manusia
sistem
informasi
informasi
kesehatan,
sehingga
perlu
dilakukan
dari
strategi
ini
adalah
mengembangkan
dan
butir-butir
kegiatan,
penyusunan
instrumen,
-59-
kesehatan
di
dinas
kesehatan
sangat
bervariasi.
berlipat
data/informasi
yang
tidak
sering
menjadi
kali
tugas-tugas
prioritas.
Oleh
pengelolaan
karena
itu,
untuk
mengoptimalkan
penyelenggaraan
sistem
dari
strategi
ini
adalah
mengupayakan
dan
model
kelembagaan
dan
sosialisasi/advikasi.
provinsi/kabupaten/kota
dan
fasilitas
pelayanan
-60-
7.
Meningkatkan
Advokasi
dan
Koordinasi
dapat
diartikan
suatu
upaya
atau
proses
itu,
koordinasi
dapat
diartikan
mengembangkan
rendah.
Dalam
penyelenggaraan
sistem
informasi
efektif
dan
efisien
sesuai
kebijakan,
regulasi,
dan
untuk
mendorong
penyelenggaraan
sistem
informasi
-61-
6.2. Misi
2.
Mengembangkan
Indikator
Kesehatan
yang
Dapat
kejadian
mengukur
atau
kondisi,
yang
perubahan-perubahan
membantu
yang
terjadi
kita
dalam
baik
secara
kesehatan
mengevaluasi
yang
kesesuaian
ada,
dengan
mencari
standar
duplikasi
serta
internasional.
serta
melakukan
evaluasi
indikator
dan
-62-
disusun
mekanisme
suatu
koordinasi
petunjuk
teknis
pemuktahiran
yang
data
mengambarkan
pencatatan
dan
Sehubungan
dengan
hal
itu,
perlu
dilakukan
fasilitas
dan
komunitas.
Beberapa
output
yang
-63-
nasional
sebagaimana
tertuang
dalam
pasal
10
adalah
agar
pedoman/acuan
tersedianya
dalam
indikator
mengukur
yang
kinerja
menjadi
pembangunan
dan
capaian
pembangunan
kesehatan,
maka
perlu
adalah
tersedianya
hasil
evaluasi
kelayakan
indikator
-64-
hasil
evaluasi
indikator
dan
petunjuk
teknis
pemutakhiran dataset.
Indikator kinerja strategi ini adalah tersedianya hasil evaluasi
indikator dan pemutakhiran dataset setiap tahun.
6.3. Misi 3. Memperkuat Sumber Data dan Membangun Jejaringnya
dengan Semua Pemangku Kepentingan
Data dan informasi kesehatan dapat berasal dari berbagai
sumber seperti fasilitas palayanan kesehatan, komunitas, hasil
survei/sensus, dan pencatatan administrasi lain terkait kesehatan
dari kementerian atau lembaga di luar Kementerian Kesehatan.
Banyaknya sumber data menghasilkan data yang berbeda. Hal ini
menyebabkan informasi yang dihasilkan juga berbeda sehingga
tidak cukup sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat.
Melihat tantangan tersebut, dirasa perlu untuk melakukan
penguatan sumber data dan membangun jejaring kerjasama
dengan linstas sektor baik pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat untuk bekerjasama dalam hal memperkuat data dan
informasi untuk pengembangan dan pembangunan kesehatan
yang lebih baik.
Penguatan sumber data diperlukan sebagai salah satu bentuk
integrasi sistem informasi kesehatan, terutama data rutin yang
bersumber fasilitas pelayanan kesehatan, baik milik pemerintah
maupun swasta. Sedangkan data non rutin yang bersumber dari
komunitas dan jejaring lintas sektor merupakan pengontrol dan
pelengkap bagi data rutin.
Misi ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan data,
kesesuaian data, dan kemudahan terhadap akses data dan
informasi dari berbagai sumber data. Dengan demikian perlu
dikembangkan strategi-strategi untuk memperkuat sumber data
dan membangun jejaring dengan semua pemangku kebijakan,
-65-
layanan
kesehatan
sekaligus
penyedia
data
rutin
kesehatan,
yang
meliputi
puskesmas
dan/atau
Sakit).
pengumpulan
Mengembangkan
data
berdasarkan
mekanisme
jenis
dan
fasilitas
prosedur
pelayanan
Pemerintah
dikembangkan
sistem
maupun
Swasta.
Selain
pencatatan
dan
pelaporan
itu
akan
indikator
-66-
aplikasi
pencatatan
dan
pelaporan
di
fasilitas
pelayanan
dan
(3)
Sosialisasi
hasil
integrasi
sistem
informasi
kesehatan.
Indikator kinerja strategi ini adalah terssedianya aplikasi
pencatatan dan pelaporan di fasilitas pelayanan kesehatan dan
tersedianya struktur data dan protokol pertukaran data untuk
integrasi data fasilitas pelayanan kesehatan.
Strategi 2. Menjamin Ketersediaan dan Kesesuaian Data bagi
Pemangku
Kepentingan
di
Setiap
Sumber
Data
Berbasis
Komunitas (availability)
Pada negara berkembang data berbasis komunitas yang
dikumpulkan melalui survei merupakan dasar utama dalam
pengambilan
keputusan.
Indonesia
sebagai
negara
transisi,
dalam
mencapai
tujuan
adalah
(1)
Penyusunan
-67-
pengambilan
keputusan.
Data
kesehatan
tidak
hanya
oleh
pihak
eksternal
terutama
dalam
konteks
maupun
antar
pemangku
kepentingan
lain
terhadap
kebutuhan data.
terselenggaranya
pertukaran
data
antar
sumber
data
atau
pemangku kepentingan.
Dalam rangka menjamin keterjangkauan data oleh para
pemangku
kepentingan
baik
internal
atau
eksternal
maka
panduan
ditegaskan
atau
dengan
SOP
adanya
harus
dikembangkan
kebijakan
baik
itu
dan
perlu
berbentuk
-68-
komunitas,
dan
lintas
sektor
terkait)
membuka
yang
pelaporan.
berbeda
Dengan
melalui
demikian
penilaian
akan
dan
koreksi
memudahkan
hasil
pengambil
pengelolaan
dan
penyelenggaraan
sistem
informasi
strategi
yang
dirumuskan
bertujuan
agar
Strategi
kemampuan
SDM
SIK
tersebut
dalam
antara
lain
melakukan
meningkatkan
manajemen
data,
-69-
sumber
data,
pengolahan
data,
penyimpanan
dan
-70-
ini
dimaksudkan
agar
terselenggaranya
sistem
(3)
Sosialisasi
tata
kelola
data
dan
informasi
selalu
menjadi
tuntutan
utama
para
pemangku
-71-
karena
itu
strategi
ini
dimaksudkan
untuk
informasi
kesehatan
dilaksanakan
untuk
untuk
penyusunan
kebijakan,
perencanaan,
-72-
Penyebarluasan
menggunakan
data
media
dan
informasi
teknologi
kesehatan
informasi
dan
dilakukan
komunikasi,
merupakan
mekanisme
umpan
balik
terhadap
maksud
dari
strategi
ini
adalah
meningkatkan
-73-
Adapun
strategi
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
Upaya
yang
dilakukan
diantaranya
adalah
(1)
dan
pelayanan
kesehatan
kepada
pemangku
dalam
rangka
memberikan
perbaikan
untuk
terhadap
diharapkan
meningkatkan
dapat
sistem
informasi
kualitas
kesehatan
pelayanan
data
informasi.
Maksud dari strategi ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dalam penyediaan data dan informasi yang handal
sehingga
mampu
meningkatkan
manajemen
dan
pelayanan
pemangku
kepentingan
baik
sumber
data
maupun
kinerja
strategi
ini
adalah:
(1)
tersedianya
-74-
7.
INDIKATOR
KINERJA,
PEMBINAAN,
DAN
PEMANTAUAN
SERTA
EVALUASI
7.1. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan ukuran tidak langsung yang
digunakan untuk mengindikasi apakah kinerja pelaksanaan Peta
Jalan sistem informasi kesehatan yang telah atau akan dilakukan
telah
sesuai
dengan
yang
direncanakan.
Indikator
kinerja
permasalahan
tidak
yang
terlaksananya
Persentase
target
kegiatan
yang
dilaksanakan tercapai.
Teridentifikasinya
permasalahan
yang
-75-
7.2. Pembinaan
Pembinaan merupakan salah satu fungsi manajemen penting
yang perlu dilaksanakan agar target yang telah ditentukan dapat
tercapai. Pembinaan dalam penyelenggaraan sistem informasi
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan pengembangan sistem informasi kesehatan yang efektif dan
efisien. Pembinaan dapat dilakukan dengan beberapa mekanisme
yang
berkesinambungan
melalui
advokasi,
sosialisasi,
pelaksanaan
tahun
2015-2019
Peta
Jalan
bertujuan
Sistem
untuk
Informasi
mengetahui
pelaksanaan
peta
jalan
dilakukan
dengan
dilakukan
terintegrasi
dalam
kegiatan
rutin
kepentingan
terkait
dengan
sistem
informasi
kesehatan.
Hasil pemantauan dapat menjadi dasar untuk melakukan
langkah-langkah
perbaikan
perencanaan
bilamana
timbul
itu,
evaluasi
ditujukan
untuk
mengetahui
upaya
pengembangan
dan
penguatan
serta
-76-
PENUTUP
Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019 ini
dipergunakan
sebagai
acuan
dalam
perencanaan,
penggerakan
Kesehatan
dan
jajarannya
maupun
pemangku
sistem
informasi
pencapaian
kesehatan
tujuan
ini
pembangunan
diharapkan
dapat
kesehatan
pembangunan nasional.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
NILA FARID MOELOEK
dan