Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN

ANALISA WIALAYAH

KABUPATEN SOLOK

Dibuat Oleh :

1. Rizky Novid Hermansyah

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kepada ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNYA
lah kami dapat menyelesaikan tugas ini. Selanjutnya shalawat beserta salam kami kirimkan untuk Nabi
Besar MUHAMMAD SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang tidak berilmu
pengetahuan ke alam yang berilmu pengetahuan yang kita rasakan sekarang ini.

Tujuan utama kami dalam membuat laporan ini adalah untuk melengkapi tugas akhir
semester Analisa Wilayah.

Laporan ini dapat diselaikan penulis karena adanya bimbingan dorongan dan juga semangat dari
berbagai pihak, oleh karena itu selaku penulis kami mengucapakan terima kasih terutama kepada Ibuk
Dra. Hj. Kamila Latif, MS dan Ibuk Ahyuni, ST, M.Si ibuk Fitrina syahor M.Si selaku pembimbing mata
kuliah Analisa Wilayah. Dan juga kami juga ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari di dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Kepada
semua pihak penulis mohon saran maupun tanggapan terhadap tugas ini agar dapat di jadikan sebagai alat
yang berguna dalam pembelajaran.

Padang, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

BAB I PENDAHULUAN 3

a. Latar Belakang 3
b. Batasan Masalah 5
c. Tujuan Masalah 5
d. Manfaat Penulisan 6

BAB II PEMBAHASAN ANALISIS FISIK DASAR 7

a. Pembuatan Peta Kemiringan Lereng 7


b. Rawan longsor 9
c. Rawan gempa 9

ANALISIS FISIK BINAAN KABUPATEN SOLOK 11

a. Kondisi Jalan Kabupaten Solok Tahun 2007 11


b. Kondisi Pelayanan Listrik Kabupaten Solok Tahun 2007 14
c. Kondisi Pelayanan Perbankan Kabupaten Solok Tahun 2007 16
d. Kondisi Telekomunikasi Kabupaten Solok Tahun 2007 17
e. Kondisi Pelayanan Air Bersih Kabupaten Solok Tahun 2007 18
f. Kondiasi Sanitasi Kabupaten Solok Tahun 2007 19
g. Kondisi Fasilitas Pendidikan Kabupaten Solok Tahun 2007 20
h. Kondisi Fasilitas Kesehatan Kabupaten Solok tahun 2007 23
i. Analisis pola ruang 24

LAPORAN ANALISIS EKONOMI KABUPATEN SOLOK

a. Analisis Ekonomi 27

b. Kesimpulan Dari Analisis Ekonomi Kabupaten Solok 48

ANALISIS SOSIAL KEPENDUDUKAN 49

a. Jumlah Penduduk 49
b. Komposisi Penduduk berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin 53
c. Angka Kelahiran 56
d. Kematian Bayi 60
e. Jumlah Ibu Melahirkan 64
f. Jenis pekerjaan kabupaten solok 70
g. Nilai IPM Kabupaten Solok 74
h. Gizi buruk 75

BAB III Hasil Analisis 77


a. Hasil Laporan 78
b. Gabugan Analisis Kabupaten Solok melalui Pola Titik,Garis,dan Luasan 82
c. Analisis Ekonomi Kabupaten Solok 84
d. Analisis Kependudukan Kab solok 86

BAB IV Kategori Dan Generalisasi Kabupaten Solok 87

a. Kaegori Wilayah 87
b. Generalisasi 88

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Solok adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 7.146 km² dan populasi 500.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Arosuka.
Kabupaten Solok dibentuk berdasarkan UU No. 12 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom
dalam lingkungan propinsi Sumatera Tengah. Dalam UU ini dinyatakan bahwa pusart pemerintahan
kabupaten Solok berada di Solok, salah satu nagari dalam kabupaten Solok.
Tahun 1970, ibukota kabupaten Solok ini berubah status menjadi Kotamadya, sehingga pusat
pemerintahan kabupaten Solok berada dalam wilayah pemerintahan Kotamadya Solok. Secara berangsur
angsur kemudian pusat pemerintahan kabupaten Solok "digeser" ke Koto Baru, Kecamatan Kubung.
Namun seiring dengan perkembangan pemerintahan kemudian, Kotobaru tidak memadai lagi untuk
berfungsi sebagai pusat pemerintahan karena beberapa faktor, antara lain:
• Lahan milik pemerintah yang tersedia sangat terbatas, sehingga tidak mungkin untuk
mengembangkan gedung / sarana perkantoran.
• Lahan masyarakat disekitar Koto Baru adalah sawah yang subur yang didukung oleh irigasi yang
baik dan produktivitasnya cukup tinggi, sehingga "sayang" kalau mesti dialih fungsikan untuk
menjadi perkantoran pemerintah.
• Letak Koto Baru tidak berada ditengah tengah wilayah administrasi pemerintahan kabupaten
sehingga cukup menyulitkan bgi masyarakat yang berjarak jauh.
• Karena ketebatasan lahan di Koto Baru, sebagian bangunan perkantoran pemerintah kabupaten
Solok masih terdapat dalam wilayah administrasi Kota Solok, sehingga mempersulit
koordinasi/konsultasi antar Unit Kerja. Juga terpisahnya perkantoran ini membuat prosedur
pelayanan masyarakat menjadi tidak efektif dan efisien.

1. Letak Geografis

Kabupaten Solok yang memiliki luas wilayah 3.738 km2 ini terletak antara 01o 20' 27" Lintang
Selatan - 01o 21' 39" Lintang Selatan dan 100o 25' 00" sampai 10o 33' 43" Bujur Timur. Batas-batas
wilayah Kabupaten Solok adalah :

a) Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Tanah Datar.


b) Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Dharmasraya, Kota Sawahlunto dan Kabupaten
Sawahlunto Sijunjung.
c) Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Solok Selatan.
d) Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota
Padang.
Kabupaten Solok dikenal dengan sebutan Solok nan Indah. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat
menunjuk daerah ini sebagai salah satu dari 16 daerah tujuan wisata di Sumatera Barat yang layak
dikembangkan karena memang potensi kepariwisataan kabupaten ini sangat besar. Didukung lagi oleh
letak kabupaten Solok yang strategis sehingga sangat memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan.

Dari Padang, ibukota propinsi Sumatera Barat, kabupaten Solok berjarak sekitar 64 km dan bisa
dicapai dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan menggunakan jalur transportasi darat. Dari Kota
Bukittinggi jaraknya sekitar 76 km dan bisa dicapai lewat jalur jalan Lintas Sumatera dengan melewati
kota Sawahlunto dan Kota Solok. jalan didaerah ini umumnya telah diaspal dan berada dalam kondisi
yang baik. Angkutan umum dari dan menuju kabupaten Solok seperti bus umum dan taksi dengan mudah
bisa didapat. Lagipula daerah ini dilalui oleh jalur Lintas Sumatera ( Trans Sumatera Highway ) sehingga
transportasi dari dan menuju daerah ini tidaklah sukar. Untuk angkutan dalam daerah tersedia banyak
oplet / mikrolet dengan trayek ke hampir semua pelosok dalam kawasan kabupaten Solok.

2. Letak Topografi

Secara umum daerah ini beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 12o C hingga 30o C.
Ketinggian daerah berkisar antara 329 sampai 1.700 meter di atas permukaan laut. Daerah dengan
ketinggian antara 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut meliputi sekitar 37 %, kawasan yang
berada pada ketinggian 500 sampai 1.000 meter meliputi 34 % dan kawasan yang berada pada ketinggian
1.000 sampai 1.700 meter meliputi sekitar 29 % dari luas keseluruhan kabupaten Solok.

Elemen Topografi yang paling meninjol dari Kabupaten Solok adalah danau. Daerah ini
mempunyai lima buah danau yaitu Danau Singkarak ( 1.129,29 Ha), Danau Diatas (17,19 Ha), Danau
Dibawah (16,83 Ha), Danau Talang (1,9 Ha) dan Danau Tuo (1,5 Ha). Perbedaan cukup tajam antara satu
kawasan dengan kawasan lainnya membuat kondisi sumber daya alam saling berbeda.

3. Letak Demografi

Penduduk Kabupaten Solok hingga pertengahan tahun 2005 berjumlah 350.433 jiwa. Penyebaran
penduduk tidak merata karena pengaruh topografi kabupaten Solok yang sebagian besar adalah dataran
tinggi / perbukitan serta aspek aspek lain seperti potensi ekonomi dan kemudahan aksesibilitas.
Konsentrasi penduduk terbesar berada di Kecamatan Kubung yaitu sebesar 15,60 %, disulusul oleh
Kecamatan Lembah Gumanti ( 13,88 % ) dan Kecamatn Gunung Talang (12,82 % ).
Pertumbuhan penduduk di Kabupatan Solok rata rata sebesar 1,2 % pertahun. Sampai pada
pertengahan tahun 2005, komposisi penduduk kabupaten Solok terdiri dari laki-laki sebanyak 172.448
jiwa ( 49,21 % ) dan perempuan sebanyak 177.985 jiwa ( 50.79 % ), dengan kepadatan penduduk sebesar
92 jiwa / km2. Dari jumlah keseluruhan penduduk, 52,14 % diantaranya adalah penduduk pada kelompok
umur angkatan kerja.

Mata pencaharian utama dari 69,7 % penduduk daerah ini adalah bertani. Sektor perdagangan, hotel
dan restoran hanya menyerap sekitar 11,5 % dari tenaga kerja, sektor jasa dan industri sebesar 7,4 % dan
sektor lain lain sebesar 3%.

4. Administrasi

Wilayah Adminstrasi Pemerintah Kabupaten Solok secara Yuridis Formil dibentuk dengan Undang
Undang No.12 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam OLingkunagn
Propinsi Sumatera Tengah. Pada awal pembentukannya, kabupaten Solok semula terdiri 12 Kecamatan
dan 83 Nagari.

Perkembangan keadaan kemudian yang berupa beberapa perubahan status Administrasi


Pemerintahan dilakukan pada tahun 1970 ,1983, 2000 dan 2001 sehingga Kabupaten Solok akhirnya
terdiri dari 19 Kecamatan, 86 nagari dan 426 jorong. Wilayah administrasi terakhir ini ditetapkan dengan
Perda No. 4 tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari dan Perda No. 5 tahun 2001 tentang Pemetaan dan
Pembentukan Kecamatan.

Sebagai konsekwensi dari pemekaran ini, jumlah kecamatan di Kabupaten Solok sekarang menjadi 14
kecamatan serta nagari dari 86 menjadi 74 nagari.

A. Batasan Masalah
1. Aspek Fisik
2. Aspek Ekonomi dan Sarana Prasarana
3. Aspek Sosial Kependudukan
4. Aspek Pola Ruang
B. Tujuan penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Analisis Wilayah Kabupaten Solok.

C. Manfaat penulisan
1. Sebagai sumbangan wacana pemikiran bagi pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan
pengembangan Kabupaten Solok
2. Masyarakat, yaitu sebagai pengetahuan bagi masyarakat Umum
3. Akademisi, yaitu menjadi bahan referensi penulisan atau penelitian lebih lanjut.

BAB II

PEMBAHASAN ANALISIS FISIK DASAR

1.1 Metode Analisa Wilayah Fisik dasar

✔ Pembuatan Peta Kemiringan Lereng


Peta lereng dapat dibuat melalui peta topografi dengan melihat ketinggian daerah melalui peta
kontur. Berdasarkan pengamatan peta topografinya dapat diamati bahwa Kabupaten Solok
merupakan daerah perbukitan. Hal ini terbukti dengan besarnya jumlah kemiringan lereng yang
tergolong dalam kategori sangat curam.
Untuk menghitung klasifikasi kemiringan lereng dapat menggunakan rumus :
£ = N-1 x CiL X 100%
Keterangan :
N = jumlah garis kontur yang terpotong
Ci = interval kontur
L = panjang diagonal setiap grid peta (m)
Ci = 12000 X skala peta
Dilihat dari ketinggian daerah kontur peta topografi kabupaten solok dengan menggunakan rumus
diatas maka di dapatkan klasifikasi kemiringan lereng, sebagai berikut :
a. Kelas I = 0 – 3 % (datar), banyak terdapat di sekitar daerah sebelah selatan kota solok
b. Kelas II = 3 – 8 % (landai), banyak terdapat di kecamatan Bukit Sundi dan Payung Sekaki.
c. Kelas III = 8 – 15 % (agak curam), banyak terdapat di kecamatan X koto singkarak, pantai
cermin dan kubung.
d. Kelas IV = 15 – 40 % (curam) banyak terdapat di kecamatan kubung, bukit sundi, gunung
talang, lembang jaya, X koto singkarak.
e. Kelas V = > 40 % (sangat curam), banyak terdapat hampir di keseluruhan kabupaten solok.
Hasil pembuatan peta lereng, dapat diketahui bahwa daerah kabupaten Solok kebanyakan
memiliki daerah dengan kemiringan lereng > 40 % atau tergolong sangat curam (dapat dilihat
pada lembar kerja peta lereng Kabupaten Solok ( skala 1 : 100.000 cm).

1. Pembuatan Peta Rawan Bencana


Cara Kerja:
a. Buat peta dasar kabupaten Solok skala 1:100.000 lengkap dengan batas administratif dan
sungainya.
b. Overlaykan peta geologi, jenis tanah, dan kemiringan lereng kabupaten Solok skala
1:100.000
c. Batasi daerah yang menjadi lokasi rawan bencana
A. Rawan Banjir

Pada kawasan Solok, rawan banjir terdapat pada kec. Hiliran Gumanti, dan kec. Pantai Cermin
terutama pada kawasan surian serta sebagian kec. X koto di atas, kec. Koto IX sungai lasi serta kec.
Payung Sekaki. Kenapa pada daerah ini sering terjadi banjir ?

a. Jenis Tanah
• kompleks tanah pedsolik merah kuning latosol dan litosol dari batuan beku endapan
metamorf pada pegunungan patahan yang rendah.
• kompleks tanah pedsolik merah kuning batuan endapan pada pegunungan lipatan.
a. Geologi / Jenis Tanah

Merupakan batuan sedimen dan malihan:

• anggota batu sabak dan serpih formasi tuhur: Batusabak,Serpih,Serpih Napalan,dengan


sisipanrijang,Radiolarit,Serpih terkesikkan dan lapisan tipis grewake yang termalihkan.
• Batu gamping Formasi Siulak:batuganping sangat terkekarkan, babluran dan
mengandung fosilloftulusa dan hydrocoralinaeyang berumur kapur tebalnya mencapai
500 m.

a. Kemiringan lereng
Kemiringan lereng yang dimiliki pada kecamatan ini adalah besar 40 % sangat curam, banyak
terdapat pada kecamatan Hiliran Gumanti. Kemiringan lereng 15-40 % yaitu curam, banyak
terdapat di kecamatan X koto diatas, kecamatan koto IX sungai Lasi dan payung sekaki dan
daerah ini rawan terhadap banjir.

A. Rawan Longsor
a. Jenis tanah
Tanah yang dimiliki pada setiap kecamatan ini yaitu :
• Tanah Latosol dari bahan aluvial dan batuan beku pada pegunungan vulkanis
• Tanah pedsolik merah kuning batuan endapan pada pegunungan vulkanis
• Tanah andosol dari batuan beku pada pegunungan vulkanis
a. Geologis / Jenis Batuan
Pada kabupaten solok daerah rawan longsor di dominasi oleh batuan sedimen dan batuan gunung
api
b. Kemiringan lereng
Kemiringan lereng pada kabupaten solok yang dilalui oleh rawan longsor yaitu antara 15-40%
yaitu curam, dan pada kabupaten solok setipa kecamatan dominan terhadap longsor.
A. Rawan Gempa
Gempa yang terjadi pada kabupaten solok ini dominan oleh gempa vulkanik, itu disebabkan karena
pergerakan lempeng yang memicu aktifitas gunung api talang, dimana letusan gunung api talang
terdapat 2 daerah rawan bahaya api, yaitu :
• Rawan bahaya api 1 ( daerah bahaya radius 4,5 km )
Meliputi daerah disekitar puncak gunung talang ( G. Betina dan G. Jantan) yang terletak
sekitar radius 4,5 km dari pusat kegiatan, terutama dari bahaya bom gunung api dan bahaya
padat yang dimuntahkan langsung dari pusat letusan.Daerah yang kemungkinan terkena
bencana tersebut meliputi daerah bagian selatan, sedangkan puncak bagian utara G. Talang,
selain ancaman bahaya tersebut juga dapat berasal dari bahaya aliran lava, awan panas
ataupun lahar dingin. Sebaran derah bahaya Gunung Talang, antara lain meliputi daerah -
daerah sekitar aliran sungai yang berhulu dibagian puncak, meliputi BA. Muara panas dan
batang Lembang yang meliputi daerah seluas 80 km2.
• Rawan Bahaya Api 2 (Derah Waspada radius 10 km )
Merupakan perluasan dari daerah bahaya yang meliputi daerah sekitar radius 10km dari pusat
erupsi. Ancaman bahaya yang berasal dari dari letusan Gunung talang antara lain berupa
aliran lava, awan panas dan lahar. Sebenarnya meliputi daerah puncak sebelah selatan,
tenggara ( Danau Dibawah ), daerah di bagian utaramenerus hinnga Danau Singkarak
meliputi daerah seluas 800 km2.
a. Jenis Tanah
Pada kabupaten solok daerah rawan gempa memiliki 3 jenis tanah, yaitu :
• Tanah regosol dari batuan beku.
• Tanah andosol dari batuan beku pada pegunungan vulkanis
• Tanah andosol dari tuff vulkanis
a. Geologi / Jenis Batuan
Jenis batuan dari rawan gempa ini yaitu :
• Breksi gunung api yang tak terpisahkan :berksi tuff,lahar dan aliran lava kebanyakan
bersusunan andesit, batuan basalan merupakan sebagian kecil dari satuan ini
• Batuan gunung api oligo-miosen:batuan gunung api dengan sejumlah kecil batuan sedimen.
Batuan gunung api terdiri dari lava, berksi dan tuffsela.
• Batuan granit:susunannya berkisar antara grandiorit sampai granit, dengan bintik-bintik
mineral manik.
a. Kemiringan Lereng
Kemiringan lerng yang dimiliki oleh rawan gempa ini adalah 15-40%,yaitu kemiringan lereng
curam.

Kawasan Rawan Gempa

Kekuatan gempa
Kecamatan
Sangat kuat Sedang Rendah

Kec.Junjung Sirih V

Kec. X koto singkarak V

Kec. Gunung Talang V

Kec.Lembah Gumanti V

Kec. Pantai Cermin V

Kec. Kubung

Kec. Hiliran Gumanti V

Kec. X Koto Diatas

Kec. Koto IX Sungai


Lasi

Kec. Bukit Sundi

Kec. Payung Sekaki

Kec. Lembang Jaya

Kec. Danau Kembar

Kec. Tigo Lurah

1. Pembuatan Peta Kesesuaian Lahan


Peta kesesuaian lahan Kabupaten Solok skala 1 : 100.000 dibuat berdasarkan overlay dari peta
kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan.
2. Pembuatan Peta Daerah Aliran Sungai

2.2 ANALISIS FISIK BINAAN KABUPATEN SOLOK

Sarana prasarana Kabupaten Solok adalah terdiri dari jalan, listrik, perbankan, sarana kesehatan,
dan pendidikan.

1. Kondisi Jalan Kabupaten Solok Tahun 2007

Kondisi jalan di Kabupaten Solok adalah Aspal, kerikil dan tanah. Berdasarkan data yang
diperoleh dapat kita ketahui bahwa kondisi jalan di Kabupaten Solok sudah banyak yang beraspal. Tabel
kondisi jalan Aspal Kab. Solok per Kecamatan

Data table kondisi jalan di Kab. Solok

No Kecamatan Jalan aspal Jalan kerikir Jalan tanah

1 Kecamatan X Koto di Atas 13,2 %, 6,6%, 10%

2 Kecamatan X Koto Singkarak 12,89% 3,8%, 7,11%

3 Kecamatan Gunung Talang 11,67% 13,24% 5,9%

4 Kecamatan Kubung 10,65% 11,27% 1,3%

5 Kecamatan Payung Sekaki 9% 8,3% 3,75%

6 Kecamatan Lembang Jaya 6,9% 5,05% 3,34%

7 Kecamatan Bukit Sundi 6,8% 2,4% 0%

8 Kecamatan Lembah Gumanti 5,9% 2,3% 12,2%

9 Kecamatan Hiliran Gumanti 5,5% 6,4% 22,53%


10 Kecamatan IX Koto Sei Lasi 4,7% 1,17% 2,5%

11 Kecamatan Pantai Cermin 4,3% 6,1% 2,3%

12 Kecamatan Danau Kembar 3,7% 10,2% 1,7%

13 Kecamatan Tigo Lurah 3,03% 22,17% 27,05%

14 Kecamatan Jujung Sirih 1,8% 1,02% 0%

Bersasarkan table diatasa dapat du urutkan jalan aspal dari yang panjang adalah :Kecamatan X
Koto di Atas yaitu 13,2 %, kemudian Kecamatan X Koto Singkarak 12,89%, Kecamatan Gunung Talang
yaitu 11,67%, Kecamatan Kubung yaitu 10,65%, Kecamatan Payung Sekaki yaitu 9%, Kecamatan
Lembang Jaya yaitu 6,9%, Kecamatan Bukit Sundi yaitu 6,8%, Kecamatan Lembah Gumanti yaitu 5,9%,
Kecamatan Hiliran Gumanti yaitu 5,5%, Kecamatan IX Koto Sei Lasi yaitu 4,7%, Kecamatan Pantai
Cermin yaitu 4,3%, Kecamatan Danau Kembar yaitu 3,7%, Kecamatan Tigo Lurah yaitu 3,03% dan
Kecamatan Jujung Sirih yaitu 1,8%.

Berdasarkan Tabel di atas maka dapat diurutkan Kecamatan yang paling banyak jalannya kerikil
adalah: Kecamatan Tigo Lurah yaitu 22,17%, Kecamatan Gunung Talang yaitu 13,24%, Kecamatan
Kubung yaitu 11,27%, Kecamatan Danau Kembar yaitu 10,2%, Kecamatan Payung Sekaki yaitu 8,3%,
Kecamatan X Koto di Atas yaitu 6,6%, Kecamatan Hiliran Gumanti yaitu 6,4%, Kecamatan Pantai
Cermin yaitu 6,1%, Kecamatan Lembang Jaya Yaitu 5,05%, Kecamatan X Koto Singkarak yaitu 3,8%,
Kecamatan Bukit Sundi yaitu 2,4%, Kecamatan Lembah Gumanti yaitu 2,3%, Kecamatan IX Koto Sei
Lasi yaitu 1,17% dan Kecamatan Jujung Sirih yaitu 1,02%.

Berdasarkan Tabel di atas maka kecamatan yang paling banyak jalan tanahnya adalah: Kecamatan Tigo
Lurah yaitu 27,05%, Kecamatan Hiliran Gumanti 22,53%, Kecamatan Lembah Gumanti 12,2%,
Kecamatan X Koto Diatas 10%, Kecamatan X Koto Singkarak 7,11%, Kecamatan Gunung Talang yaitu
5,9%, Kecamatan Payung Sekaki yaitu 3,75%, Kecamatan Lembang Jaya yaitu 3,34%, Kecamatan IX
Koto Sei Lasi yaitu 2,5%, Kecamatan Pantai Cermin yaitu 2,3%, Kecamatan Danau Kembar yaitu 1,7%,
Kecamatan Kubung yaitu 1,3%, sedangkan Kecamatan Bukit Sundi dan Kecamatan Junjung Sirih yaitu
0%.
Data panjag jalan perkecamatan di Kab. Solok

No Kecamatan Luas wilayh Panjang Jalan (KM) Persentase

1 Pantai Cermin 366 KM2 46.35 3.75


Sumber
2 Lembah Gumanti 459,72KM2 75 6.06 data : BPS
3 Hiliran Gumanti 263,28 KM2 179.3 14.49 Kabupaten
Solok Tahun
4 Payung Sekaki 364,5 KM2 62.8 5.08 2010
5 Tigo Lurah 602,5 KM2 187.1 15.12

6 Lembang Jaya 99,9 KM2 71.93 5.81

7 Danau Kembar 70,1 KM2 46.47 3.76

8 Gunung Talang 385 KM2 117.73 9.52

9 Bukit Sundi 109 KM2 45.95 3.71

10 IX Koto Seilasi 171 KM2 43.1 3.48

11 Kubung 192 KM2 88.5 7.15

12 X KotoSingkarak 102,5 KM2 109.4 8.84

13 Junjung Sirih 257 KM2 23.9 1.93

14 Koto X Diatas 295,5 KM2 139.8 11.3

Jumlah 1237.33 100

Berdasarkan table di atas maka panjang jalan di Kabupaten Solok PerKecamatan Tahun 2007
adalah Kecamatan Tigo Lurah dengan panjang jalan 187,1 KM dan luas wilayahnya 602,5 KM2,
Kecamatan Hiliran Gumanti dengan panjang jalan 179,3 KM dan luas wilayahnya 263,28 KM2,
Kecamatan X Koto Diatas dengan panjang jalan 139,8 KM dan luas wilayahnya 295,5 KM, Kecamatan
Gunung Talang dengan panjang jalan 117,73 KM dan luas wilayahnya 385 KM2, Kecamatan X Koto
Singkarak panjangjalannya 109,4 KM dan luas wilayahnya 102,5 KM2, Kecamatan Kubung panjang
jalannnya 88,5 KM dan luaswilayahnya 192 KM2, Kecamatan Lembah Gumanti panjang jalannya 75 KM
dan Luas wilayahnya 459,72KM2, Kecamatan Lembang Jaya panjang jalannya 71,93 KM dan luas
wilayahnya 99,9 KM2, KecamatanzPayung Sekaki panjang jalannya 62,8 KM dan luas wilayahnya 364,5
KM2, Kecamatan Pantai Cermin panjang jalannya 46,35 KM dan luas wilayahnya 366 KM2, Kecamatan
Danau Kembar panjang jalannya 46,47 KM dan luas wilayahnya 70,1 KM2, Kecamatan Bukit Sundi
panjang jalannya 45,95 KM dan luas wilayahnya 109 KM2,Kecamatan IX Koto Sei Lasi panjang
jalannya 43,1 KM dan luas wilayahnya 171 KM2, dan Kecamatan JunjungSirih panjang jalannya 23,9
KM dan luas wilayahnya 257 KM2.

2. Kondisi Pelayanan Listrik Kabupaten Solok Tahun 2007

Tabel : Kondisi Pelayanan Listrik Kabupaten Solok Tahun 2007

NO Kecamatan Daya Tersambung Nilai Rekening

1 Pantai Cermin 1.839.200 VA 95453830

2 Lembah Gumanti 3.772.950 VA 233242755

3 Hiliran Gumanti 695.350 VA 34625625

4 Payung Sekaki 695.350 VA 36382865

5 Tigo Lurah 0 0

6 Lembang Jaya 1.885.320 VA, 126882735

7 Danau Kembar 918.950 VA, 51102580

8 Gunung Talang 5.941.460 VA 459377175

9 Bukit Sundi 2.772.700 VA 173487045

10 IX Koto Sungai Lasi 168.450 VA 11105150

11 Kubung 6.830.740 VA 534182945

12 X Koto Singkarak 2.773 VA 303617840

13 Junjung Sirih 830 69535185

14 X Koto Diatas 1.416 VA 129231630

Jumlah 25453489 2258227360

Sumber data : PT.PLN (Persero) Wilayah III Cabang Solok Tahun 2008
Berdasarkan table diatas maka dapat kita ketahui bahwa kecamatan yang paling banyak daya
tersambung adalah : Kecamatan Kubung yaitu 6.830.740 VA, Kecamatan Gunung Talang yaitu
5.941.460 VA, Kecamatan Lembah Gumanti yaitu 3.772.950 VA, Kecamatan Bukit Sundi yaitu
2.772.700 VA, Kecamatan Lembang Jaya yaitu 1.885.320 VA, Kecamatan Pantai Cermin yaitu 1.839.200
VA, Kecamatan Danau Kembar yaitu 918.950 VA, Kecamatan Hiliran Gumanti dan Kecamatan Payung
Sekaki yaitu 695.350 VA, Kecamatan IX Koto Sei Lasi yaitu 168.450 VA, Kecamatan X Koto Singkarak
yaitu 2.773 VA, Kecamatan X Koto Diatas yaitu 1.416 VA, Kecamatan Junjung Sirih yaitu 830 dan
Kecamatan Tigo Lurah 0 VA. 3.Kondisi Pelayanan Perbankan Kabupaten Solok Tahun 2007

3. Kondisi Pelayanan Perbankan Kabupaten Solok Tahun 2007

No Bulan Penabung Jumlah

1 Januari 247 Rp 76.896.000

2 Februari 217 Rp 28.182.880

3 Maret 277 Rp 93.460.000

4 April 336 Rp 112.640.000

5 Mei 337 Rp 55.855.000

6 Juni 312 Rp 62.250.000

7 Juli 334 Rp 63.400.000

8 Agustus 316 Rp 56.200.000

9 September 313 Rp 6.230.000

10 Oktober 262 Rp 53.200.500

11 November 312 Rp 56.300.600

12 Desember 372 Rp 56.236.000

Sumber data : Kantor Pos dan Giro Kabupaten Solok Tahun 2010:
Berdasarkan table di atas maka dapat kita lihat pada Bulan Desember jumlah penabungnya adalah
372 dengan jumlah Rp.56.236.000,-, Bulan Mei sebanyak 337 dengan jumlah Rp.55.855.000,-, Bulan
April sebanyak 336 dengan jumlah Rp.112.640.000,-, Bulan Juli sebanyak 334 dengan jumlah
Rp.63.400.000,-, Bulan Agustus sebanyak 316 dengan jumlah Rp. 56.200.000,-, Bulan September
sebanyak 313 dengan jumlah Rp. 6.230.000,-, Bulan Juni sebanyak 312 dengan jumlah Rp. 62.250.000,-,
Bulan November sebanyak 312 dengan jumlah Rp. 56.300.600,-, Bulan Maret sebanyak 277 dengan
jumlah Rp. 93.460.000,-, Bulan Oktober sebanyak 262 dengan jumlah Rp.53.200.500,-, Bulan Januari
sebanyak 247 dengan jumlah 76.896.000,-, dan Bulan Februari sebanyak 217 dengan jumlah
Rp.28.182.880,-.

4. Kondisi Telekomunikasi Kabupaten Solok Tahun 2007

Tabel : Kondisi Telekomunikasi Kabupaten Solok Tahun 2007

No Kantor Satuan Sambungan Telepon Banyak Pelanggan

1 STO Solok 4.844 5.108

2 STO Sulit Air 277 323

3 STO Talang 708 325

4 CTR Bukit Sileh 123 189

5 STO Sumani 562 533

6 DLC Paninggahan 0 225

7 STO Sangir 349 357

8 STO Alahan Panjang 364 406


9 STO Muara Labuh 812 863

10 WWL Solok 196 364

11 Flexi Solok 921 1.258

12 DLC Cupak 0 362

Jumlah 9.156 10.313

Sumber data : PT.Telkom Solok

Berdasarkan table di atas maka dapat kita ketahui bahwa kondisi sambungan telepon yang paling
banyak adalah: terdapat di STO Solok sebanyak 4.844 dengan banyak pelanggan 5.108 rumah, Flexi
Solok sebanyak 921 dengan jumlah pelanggan 1.258 rumah, STO Muara Labuh sebanyak 812 dengan
jumlah pelanggan 863 rumah, STO Talang sebanyak 708 dengan jumlah pelanggan 325 rumah, STO
Sumani sebanyak 562 dengan jumlah pelanggan 533 rumah, STO Alahan Panjang sebanyak 364 dengan
jumlah pelanggan 406 rumah, STO Sangir sebanyak 349 dengan jumlah pelanggan 357 rumah, STO Sulit
Air sebanyak 277 dengan jumlah pelanggan 323 rumah, WWL Solok sebanyak 196 dengan jumlah
pelanggan 364 rumah, CTR Bukit Sileh sebanyak 123 dengan jumlah pelanggan 189 rumah sedangkan
data untuk DLC Paninggahan dan DLC Cupak tidak ada.

5. Kondisi Pelayanan Air Bersih Kabupaten Solok Tahun 2007

Tabel : Pelayanan Air Bersih Perpipaan Dan Non Perpipaan Kabupaten Solok Sambungan rumah dan
Kran umum

Sambungan rumah Kran umum

No Unit Perpipaan Non perpipaan Perpipaan Non perpipaan

1 Alahan Panjang 399 321 1 27

2 Cupak 863 151 6 16

3 Muara Panas 2539 465 18 35

4 Pusat 1571 211 9 32

5 Bukit Sileb 85 178 0 0


6 Koto Sani 691 93 4 12

7 Sulit Air 81 209 0 0

8 Surian 161 26 0 0

9 Kayu Aro 608 70 1 0

10 Sirukam 29 0 0 0

11 Talang 360 128 0 0

Jumlah 7387 1852 39 122

Sumber data : PDAM Kabupaten Solok Tahun 2010

Berdasarkan pelayanan air bersih Sambungan rumah Kabupaten Solok dengan perpipaan paling
banyak terdapat di Unit Muara Panas sebanyak 2.994, Unit pusat sebanyak 1.782, Unit Cupak sebanyak
1.014, Unit Kota Sani sebanyak 784, Unit Alahan Panjang sebanyak 720, Unit Kayu Aro sebanyak 678,
Unit Talang sebanyak 488, Unit Sulit Air sebanyak 290, Unit Bukit Sileh sebanyak 263, Unit Surian
sebanyak 187, dan Unit Sirukam sebanyak 29. Sedangkan pelayanan air bersih sambungan rumah
Kabupaten Solok dengan non perpipaan paling banyak terdapat di Unit Muara panas sebanyak 2.539,
Unit Pusat sebanyak 1.571, Unit Cupak sebanyak 863, Unit Kayu Aro sebanyak 608, Unit Alahan
Panjang sebanyak 399, Unit Talang sebanyak 360, Unit Surian sebanyak 161, Unit Bukit Sileh sebanyak
85, Unit Sulit Air sebanyak 81, dan Unit Sirukam sebanyak 29.

Berdasarkan pelayanan air bersih berdasarkan kran umum perpipaan Kabupaten Solok Tahun
2007 yang paling banyak terdapat di Unit Muara Panas sebanyak 53, Unit Pusat sebanyak 41, Unit
Alahan Panjang sebanyak 28, Unit Cupak sebanyak 22, Unit Koto Sani sebanyak 16, Unit Kayu Aro
sebanyak 1 dan unit-unit yang lain tidak ada.

Sedangkan pelayanan air bersih berdasarkan kran umum non perpipaan Kabupaten Solok Tahun
2007 yang paling banyak terdapat di Unit Muara Panas sebanyak 18, Unit Pusat sebanyak 9, Unit Cupak
sebanyak 6, Unit Koto Sani sebanyak 4, Unit Kayu Aro dan Unit Alahan Panjang sebanyak 1 dan unit-
unit yang lain tidak ada.
6. Kondiasi Sanitasi Kabupaten Solok Tahun 2007

Tabel : Kondisi Sanitasi Lingkungan Kabupaten Solok Tahun 2007

No Sanitasi lingkungan Persentase

1 Sendiri 40.97

2 Bersama 37.84

3 Umum 19.18

4 Tidak Ada 2.01

TOTAL 100

Sumber data : BPS Kabupaten Solok Tahun 2008

Berdasarkan tabel maka kondisi sanitasi di Kabupaten Solok Tahun 2007 yang paling banyak
adalah sanitasi milik sendiri berjumlah 40,97%, sanitasi milik bersama berjumlah 37.84%, sanitasi milik
umum berjumlah 19.18% dan yang tidak memiliki sanitasi adalah 2,01%

7. Kondisi Fasilitas Pendidikan Kabupaten Solok Tahun 2007

Fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Solok adalah terdiri dari TK, SD, SLTP dan SLTA yang
terdiri dari sekolah negeri dan swasta.

Tabel : Pelayanan Fasilitas Pendidikan Kabupaten Solok Tahun 2007

TK SD SMP SMA

No Kecamatan Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta


1 Pantai Cermin 0 2 20 0 4 4 1 0

2 Lembah 0 15 34 1 5 5 2 3
Gumanti

3 Hiliran Gumanti 0 3 16 1 4 4 2 0

4 Payung Sekaki 0 3 9 0 2 2 1 0

5 Tigo Lurah 0 0 12 0 2 2 0 0

6 Lembang Jaya 0 8 24 0 4 4 1 0

7 Danau Kembar 0 4 13 1 2 2 1 0

8 Gunung Talang 0 17 42 1 6 6 4 1

9 Bukit Sundi 1 8 21 1 3 3 1 1

10 IX Koto Seilasi 0 2 17 0 2 2 1 0

11 Kubung 1 15 41 4 6 6 2 2

12 X Koto Tangah 0 13 35 1 7 7 4 2

13 Junjung Sirih 0 4 14 1 2 2 1 1

14 X Koto Diatas 0 16 32 0 4 3 2 2

JUMALAH 2 111 330 11 53 52 23 12

Berdasarkan tabel di atas maka dapat kita ketahui jumlah TK Negeri hanya erdapat di Kecamatan
Bukit Sundi dan Kecamatan Kubung masing-masing 1 Buah. Sedangkan TK swasta banayk terdapat di
Kecamatan Gunung Talang sebanyak 17 Buah, Kecamatan X Koto Diatas sebanyak 16 Buah, Kecamatan
Kubung dan Kecamatan Lembah Gumanti masing-masing 15 Buah, Kecamatan X Koto Singkarak
sebanyak 13 Buah, Kecamatan Bukit Sundi dan Kecamatan Lembang Jaya masing-masing 8 Buah,
Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan Junjung Sirih masing-masing sebanyak 4 Buah, Kecamatan
Lembah Gumanti dan Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 3 Buah, Kecamatan Pantai Cermin dan
Kecamatan IX Koto Sei Lasi sebanyak 2 Buah, sedangkan Kecamatan Tigo Lurah sebanyak 1 Buah.
Diagram Batang Pelayanan Fasilitas Pendidikan SD Kabupaten Solok Tahun 2007
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui jumlah SD Negeri yang terbanyak di Kecamatan
Gunung Talang sebanyak 42 Buah, Kecamatan Kubung sebanyak 41 Buah, Kecamatan X Koto Singkarak
sebanyak 35 Buah, Kecamatan Lembah Gumanti sebanyak 34 Buah, Kecamatan X Koto Diatas sebanyak
32 Buah, Kecamatan Lembang Jaya sebanyak 24 Buah, Kecamatan Bukit Sundi sebanyak 21 Buah,
Kecamatan Pantai Cermin sebanyak 20 Buah, Kecamatan IX Koto Sei Lasi sebanyak17 Buah, Kecamatan
Hiliran Gumanti sebanyak 16 Buah, Kecamatan Junjung Sirih sebanyak 14 Buah, Kecamatan Danau
Kembar sebanyak 13 Buah, Kecamatan Tigo Lurah sebanyak 12 Buah, dan Kecamatan Payung Sekaki
sebanyak 9 Buah. Sedangkan SD Swasta yang paling banyak terdapat di Kecamatan Kubung sedangkan
di Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kecamatan Danau kembar, Kecamatan
Gunung Talang, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan Junjung Jaya
masing-masing 1 Buah dan pada Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo
Lurah, Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan IX Koto Sei Lasi, dan Kecamatan X Koto Diatas adalah
tidak ada.

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah SLTP Negeri yang paling banyak terdapat
di Kecamatan X Koto Singkarak sebanyak 7 Buah, Kecamatan Kubung dan Kecamatan Gunung Talang
masing-masing 6 Buah, Kecamatan Lembah Gumanti sebanyak 5 Buah, Kecamatan Pantai Cermin,
Kecamatan Hiliran Gumanti, Kecamatan Lembang Jaya dan Kecamatan X Koto Diatas masing-masing 4
Buah, Kecamatan Bukit Sundi sebanayk 3 Buah, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah,
Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan IX Koto Sei Lasi dan Kecamatan Junjung Jaya masing-masing 2
Buah. Sedangkan SLTP Swasta yang paling banyak terdapat di Kecamatan Kubung sebanyak 7 Buah,
Kecamatan X Koto Singkarak sebanyak 5 Buah, Kecamatan Hiliran Gumanti dan Kecamatan X Koto
Diatas masing-masing 3 Buah, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan
Lembang Jaya, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Junjung Sirih masing-masing 2 Buah,dan
KecamatanPayung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi
masing-masing 1 Buah, sedangkan Kecamatan Tigo Lurah dan Kecamatan IX Koto Sei Lasi tidak ada.

Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa jumlah SLTA Negeri yang paling banyak terdapat di
Kabupaten Gunung Talang dan X Koto Singkarak masing-masing sebanyak 4 Buah, Kecamatan Lembah
Gumanti, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kecamatan Kubung dan Kecamatan X Koto Diatas masing-
masing 2 Buah, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Lembang Jaya,
Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan IX Koto Singkarak, Kecamatan Junjung
Sirih masing-masing 1 Buah sedangkan Kecamatan Tigo Lurah tidak ada. Sedangkan SLTA Swasta
banyak terdapat di Kecamatan Lembah Gumanti sebanayk 3 buah, Kecamatan Kubung, Kecamatan X
koto singkarak, dan Kecamatan X Koto Diatas masing-masing sebanyak 2 buah, Kecamatan Gunung
Talang, Kecamatan Bukit Sundi dan Kecamatan Junjung sirih sebanyak 1 Buah sedangkan Kecamatan
Pantai Cermin, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah,
Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan IX Koto Sei Lasi tidak ada.

8. Kondisi Fasilitas Kesehatan Kabupaten Solok tahun 2007

Tabel: Pelayanan Fasilitas Kesehatan Kabupaten Solok Tahun 2007

No Kecamatan Puskesmas Puskesmas Posyandu


pembantu

1 Pantai Cermin 1 5 37

2 Lembah Gumanti 1 8 62

3 Hiliran Gumanti 1 4 31

4 Payung Sekaki 1 3 16

5 Tigo Lurah 1 4 22

6 Lembang Jaya 1 8 45

7 Danau Kembar 1 4 27

8 Gunung Talang 3 15 69

9 Bukit Sundi 1 5 36

10 IX Koto Seilasi 1 4 27

11 Kubung 2 8 73

12 X Koto Tangah 1 10 54

13 Junjung Sirih 1 2 32

14 X Koto Diatas 2 9 51
Jumlah 18 89 582

Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah puskesmas paling banyak terdapat di
Kecamatan Gunung Talang sebanyak 3 Buah, Kecamatan Kubung dan Kecamatan Koto Diatas masing-
masing 2 Buah, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan Hiliran Gumanti,
Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan Danau
Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan IX Koto Sei Lasi, Kecamatan X Koto Singkarak dan
Kecamatan Junjung Sirih masing-masing 1 Buah. Jumlah puskesmas pembantu paling banyak terdapat di
Kecamatan Gunung Talang sebanyak 15 Buah, Kecamatan X Koto Singkarak sebanyak 10 Buah,
Kecamatan X Koto Diatas sebanyak 9 Buah, Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan Lembang Jaya,
dan Kecamatan Kubung masing-masing 8 Buah, Kecamatan Pantai Cermin dan Kecamatan Bukit Sundi
masing-masing 5 Buah, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Danau Kembar,
dan Kecamatan IX koto Sei Lasi masing-masing 4 Buah, Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 3 Buah,
sedangkan Kecamatan Junjung Sirih sebanyak 2 Buah. Jumlah Posyandu yang terbanyak di Kabupaten
Solok adalah terdapat di Kecamatan Kubung sebanayk 73 Buah, Kecamatan Gunung Talang sebanyak 69
Buah, Kecamatan Lembah Gumanti sebanyak 62 Buah, Kecamatan X Koto Singkarak sebanyak 54 Buah,
Kecamatan X Koto Diatas sebanyak 51 Buah, Kecamatan Lembang Jaya sebanyak 45 Buah, Kecamatan
Pantai Cermin sebanyak 37 Buah, Kecamatan Bukit Sundi sebanyak 36 Buah, Kecamatan Junjung Sirih
sebanyak 32 Buah, Kecamatan Hiliran Gumanti sebanyak 31 Buah, Kecamatan Danau Kembar dan
Kecamatan IX Koto Sei Lasi masing- masing 27 Buah, Kecamatan Tigo Lurah sebanyak 22 Buah dan
Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 16 Buah.

9. ANALISIS POLA RUANG

Dengan Membuat Peta Kabupaten Solok yang Mengkaji tentang Peta Sistem Jaringan (Jaringan
Jalan, Jaringan Perpipaan PDAM, dan Jaringan Listrik), Peta Sebaran Pemukiman, dan Peta kepadatan
penduduk secara Manual, bertujuan memberikan keterampilan kepada Kami, Mahasiswa Pendidikan
Geografi untuk dapat membuat peta berdasarkan Pola ruang yang kami analisis dari Analisa pola
Keruangan Kabuapaten Solok. Tujuan pembuatan peta Pola Ruang dengan skala 1:180.000 dengan sistem
manual ini, selain memberikan keterampilan kepada kami Mahasiswa Pendidikan Geografi. Juga
bertujuan untuk memenuhi tugas Pada Mata kuliah Analisa wilayah dengan aspek-aspek Pola keruangan
Di kabupaten Solok yang mengkaji tentang Sistem Jaringan (Jaringan Jalan, Jaringan Perpipaan PDAM,
dan Jaringan Listrik), Sebaran Pemukiman, dan kepadatan penduduk, yang diberikan oleh Dosen Pada
mata kuliah Analisa Wilayah.

A. Dasar Teori

Pemetaan Pola Keruangan Kabaupaten Solok ini diambil dari Album Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Solok Tahun 2008-2028. Pada Mata Kuliah Sebelumnya telah diuraiakan Tentang
konsep dasar Dari Geografi Desa/kota dan Geografi Pembangunan sebagaimana atau bagaimana
prosesnya, Secara konsepsual pengertian pengembangan Pola Ruang wilayah dapat dirumuskan sebagai
rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan
dan menyeimbangkan pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional, meningkatkan keserasian
antar kawasan, keterpaduan antar sektor pembangunan melalui proses penataan ruang dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam wadah NKRI.

B. Sistematika Laporan Peta

Dalam Pembuatan Peta pada Mata kuliah Analisa Wilayah ini bertujuan untuk menuntutkami
mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi untuk mempraktekkannya dalam pembuatan peta dengan sistem
manual berdasarkan apa yang telah dipelajari pada Mata kuliah sebelumnya, baik dalam mata kuliah
Kartogarfi, Prat. Interprestasi Udara, Prat.Geomorfologi dan Sebagainya. Dan dengan itu diharapkan
kami sebagai mahasiswa bimbingan pada mata kuliah Analisa Wilayah yang dibimbing oleh dosen
ibuDra.Hj.Kamila Latif, M.Sdan ibuAhyuni, ST, M.Siyang telah atau boleh dikatakan Luas kajian dan
pengalamannya dari kami-kami Mahasiswa/mahasiswi Geogarfi Tentang apa itu Geografi Pembangunan.
Kajian Geografi pada pembuatan peta ini adalah dalam kaitan seperti yang disebutkan tadi yaitu pada
Aspek Pola Sistim Jaringan Wilayah yang menjadi topik atau permasalah utamanya dengan skala yang
telah ditentukan.
1. Adapun Peta yang harus dibuat adalah:

a. Peta Sistem Jaringan Jalan

b. Peta Sistem Jaringan Perpipaan PDAM

c. Peta Sistem Jaringan Listrik

d. Peta Sebaran Pemukiman

e. Peta kepadatan penduduk

2. Bahan, Sumber dan Alat:

1. Album Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok Tahun 2008-2028 dari Bupati /
BAPPEDA Kabupaten Solok.

2. Laporan Jumlah Penduduk dan rata-rata kepadatan penduduk menurut kecamatan dari Kantor BPS
Kota Padang.

3. Kertas HVS

4. Pena Snowman Permanent 4 warna.

5. Penggaris

6. Pensil/Pena

7. Dan lain-lain.

LAPORAN ANALISIS EKONOMI KABUPATEN SOLOK


Meskipun hampir sebagian belahan dunia kini sedang disibukan dengan krisis global,
namun bagi negara Indonesia krisis tersebut masih belum berdampak pada perekonomian
nasional dan daerah. Kekuatan ekonomi yang mayoritas bertumpu pada permintaan dalam
negeri nampaknya masih cukup tegar dari pengaruh krisis global yang terjadi pada tahun
2007.
Penilaian ekonomi bagi pengembangan wilayah dan kawasan adalah untuk upaya
menemukenali potensi dan sektor-sektor yang dapat dipacu serta permasalahan
perekonomian, khususnya untuk penilaian kemungkinan aktivitas ekonomi yang dapat
dikembangkan pada wilayah atau kawasan tertentu.
Hal yang mendasar dalam analisis ekonomi pengembangan wilayah atau kawasan
yaitu perlunya mengenali potensi lokasi, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan, sehingga akan terjadi efisiensi tindakan. Dengan usaha yang
minimum akan diperoleh hasil yang optimum yang kesemuanya bertujuan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat, serta terjadinya investasi
dan mobilisasi dana.
Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten yang mayoritas perekonomiannya
masih mengandalkan sektor tradisional yakni sektor pertanian dan hal ini merupakan salah
satu kekuatan tersendiri dalam tatanan perekonomian daerah. Untuk melihat lebih jauh
tentang perkembangan kinerja perekonomian kabupaten Solok salah satunya dapat dilihat
dari perkembangan Produk Domestik Bruto (PDRB).
Pada dasarnya PDRB disajikan dalam dua nilai yakni PDRB atas dasar harga berlaku
dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. PDRB atas dasar harga berlaku menyajikan
nilai tambah dari seluruh produksi barang dan jasa yang dinilai dengan harga konstan yakni
harga pada tahun 2000, dengan kata lain faktor fluktuasi yang disebabkan oleh perbedaan
harga telah dieliminasi.

A. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan PDRB Kabupaten Solok berdasarkan harga
konstan 2000
Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kegiatan ekonomi suatu daerah, diantaranya untuk melihat nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh perekonomian dan perkembangan pendapatan perkapita pada satu tahun atau
periode pada suatu daerah hasil perhitungan (PDRB) yang disajikan atas dasar harga berlaku dan atas
dasar harga konstan.

Apabila kita mengamati pertumbuhan ekonomi wilayah dari tahun ke tahun berarti tingkat
pertumbuhan yang tercapai di setiap tahunnya, sehingga dapat dinilai hasil dari pertumbuhan suatu
wilayah di dalam mengendalikan kegiatan ekonomi untuk waktu jangka pendek dan usaha untuk
pengembangan perekonomian dalam jangka waktu panjang dan juga dapat dilihat perbedaan tingkat
kesuksesan suatu wilayah dengan wilayah lain.

Pembangunan ekonomi di Kabupaten Solok secara bertahap menurut pertumbuhan ekonomi


yang lebih baik yang mana pertumbuhan ini diusahakan agar merata dan berkembang untuk seluruh
sektor. Berdasarkan data yang telah di peroleh maka diperoleh kesimpulan bahwa PDRB Kabupaten
Solok semakin meningkat setiap tahunnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Solok yang juga ikut meningkat setiap tahunn ya, seperti dapat kita lihat pada table dan
diagram dibawah ini :

Tabel: Pertumbuhan PDRB Kabupaten Solok


Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah).
Jumlah PDRB Pertumbuhan
No Tahun
(Jutaan Rupiah) Ekonomi
1 2003 1435192.76
2 2004 1519416.99 5.54
3 2005 1608661.4 5.55
4 2006 1705496.5 5.68
5 2007 1811861 5.87
Jumlah 6645435.89
Sumber Data : BPS Kabupaten Solok 2008
Pertumbuhan Ekonomi :
1. Tahun 2004 = PDRB tahun 2004- PDRB tahun 2003 X 100%
PDRB tahun 2004
PE 2004 = 1519416.99-1435192.76 X 100%
1519416.99
PE 2004 = 5.54%

2. Tahun 2005 = PDRB tahun 2005- PDRB tahun 2004 X 100%


PDRB tahun 2005
PE 2004 = 1608661.4-1519416.99 X 100%
1608661.4
PE 2005 = 5.55%

3. Tahun 2006 = PDRB tahun 2006- PDRB tahun 2005 X 100%


PDRB tahun 2006
PE 2006 = 1705496.5-1608661.4 X 100%
1705496.5
PE 2006 = 5.68%

4. Tahun 2007 = PDRB tahun 2007- PDRB tahun 2006 X 100%


PDRB tahun 2006
PE 2007 = 1811861-1705496.4X 100%
1811861
PE 2007 = 5.87%

Kelas Interval PDRB

No Kelas Interval

1. 2.00%-4.9 % Rendah

2. 5.00%-5.99% Sedang

3. > 6% Tinggi

Berdasarkan data PDRB maka akan diperoleh pertumbuhan ekonomi di kabupaten Solok , yang
mana dilihat dari persentase pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.
Pertumbuhan PDRB kabupaten termasuk pertumbuhan sedang karena rata-rata berkisar antara 5% –
5.99%.

Grafik Pertumbuhan PDRB Kabupaten Solok Tahun 2003-2007

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat kita lihat bahwa jumlah PDRB Kabupaten
Solok (jutaan rupiah) terus meningkat dari tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 adalah
1235192.76, tahun 2004 adalah 1519416.99, tahun 2005 adalah 1608661.4, tahun 2006 adalah
1705496.5, dan tahun 2007 adalah 1811861. Jadi jumlah PDRB Kabupaten Solok berdasarkan harga
konstan 2000 selama tahun 2003-2007 adalah 6645435.89.

Jadi pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Solok dari tahun 2003-2007 selalu
mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2003-2004 meningkat sebanyak 5.54 %, dari tahun 2004-
2005 meningkat sebanyak 5.55%, tahun 2005-2006 meningkat sebanyak 5.68%, dan tahun 2006-2007
meningkat sebanyak 5.87%.

Tabel
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Solok Persektor Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Tahun
No Sektor-Sektor
2003 2004 2005 2006 2007
1 Pertanian 508981.07 649629.21 686991.28 726116.64 768356.07
2 Pertambangan dan
48951.74 50773.62 54693.24 58871.08 65029.79
Penggalian
3 Industri
110218.63 109394.48 117664.7 125642.37 133846.81
Pengolahaan
4 Listrik, Gas, dan
5278.19 5716.63 6148.66 6665.39 7210.03
Air Bersih
5 Bangunan 70080.73 82363.25 88350.62 95082.94 101767.27
6 Perdagangan,
Hotel, dan 144966.82 211572.54 224780.62 240071.32 256868.34
Restoran
7 Pengangkutan dan
143211.92 147293.07 157229.46 167917.31 179883.22
Komunikasi
8 Keuangan,
Persewaan, dan 30673.64 30889.74 32138.98 34049.08 36795.21
Jasa Perusahaan
9 Jasa-Jasa 172830.02 231784.45 240663.85 251079.65 262103.36
Jumlah 1235192.76 1519416.99 1608661.4 1705496.5 1811861
Sumber Data : BPS Kabupaten Solok Tahun 2008

Grafik Pertumbuhan PDRB Kabupaten Solok Persektor Berdasarkan Harga Konstan 2000
Tahun 2003-2007 :

Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor pertanian Kabupaten Solok terjadi naik
turun selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya adalah 508981.07 pada tahun 2004
jumlahnya adalah 89244.41, pada tahun 2005 jumlahnya adalah 686991.28, pada tahun 2006
jumlahnya adalah 726116.64, pada tahun 2007 jumlahnya adalah 768356.7. Jadi jumlah Sektor
pertanian Kabupaten Solok selama tahun 2003-2007 adalah 3340074.9.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor pertambangan dan penggalian
Kabupaten Solok semakin meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya
adalah 48951.74 pada tahun 2004 jumlahnya adalah 50773.62, pada tahun 2005 jumlahnya adalah
54693.24 , pada tahun 2006 jumlahnya adalah 58871.8, pada tahun 2007 jumlahnya adalah 65029.79.
Jadi jumlah Sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Solok Selama tahun 2003-2007 adalah
278320.19.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor industry pengolahan Kabupaten Solok
semakin meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya adalah 110218.63, pada
tahun 2004 jumlahnya adalah 109394.48, pada tahun 2005 jumlahnya adalah 117664.7, pada tahun
2006 jumlahnya adalah 125642.37, pada tahun 2007 jumlahnya adalah 133846.81. Jadi jumlah Sektor
industry pengolahan Kabupaten Solok Selama tahun 2003-2007 adalah 596766.99.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor listrik, gas dan air bersih Kabupaten
Solok semakin meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya adalah 5278.19,
pada tahun 2004 jumlahnya adalah 5716.63, pada tahun 2005 jumlahnya adalah 6148.66, pada tahun
2006 jumlahnya adalah 6665.39, pada tahun 2007 jumlahnya adalah 7210.3. Jadi jumlah Sektor
listrik, gas dan air bersih Kabupaten Solok Selama tahun 2003-2007 adalah 31019.17.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor bangunan Kabupaten Solok semakin
meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya adalah 70080.73, pada tahun
2004 jumlahnya adalah 82363.25, pada tahun 2005 jumlahnya adalah 88350.62, pada tahun 2006
jumlahnya adalah 95082.94, pada tahun 2007 jumlahnya adalah 101767.27. Jadi jumlah Sektor
bangunan Kabupaten Solok Selama tahun 2003-2007 adalah 437644.81.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor perdagangan , hotel dan restoran
Kabupaten Solok semakin meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya
adalah 144966.82, pada tahun 2004 jumlahnya adalah 211572.54, pada tahun 2005 jumlahnya adalah
224780.62 pada tahun 2006 jumlahnya adalah 240071.32, pada tahun 2007 jumlahnya adalah
256868.34. Jadi jumlah Sektor perdagangan , hotel dan restoran Kabupaten Solok Selama tahun 2003-
2007 adalah 1078259.64.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor pengakutan dan komunikasi Kabupaten
Solok semakin meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya adalah
143211.92 pada tahun 2004 jumlahnya adalah 147293.07, pada tahun 2005 jumlahnya adalah
157229.46, pada tahun 2006 jumlahnya adalah 167917.31, pada tahun 2007 jumlahnya adalah
179883.22. Jadi jumlah Sektor pengakutan dan komunikasi Kabupaten Solok Selama tahun 2003-
2007 adalah 795534.98.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan Kabupaten Solok semakin meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003
jumlahnya adalah 30673.64, pada tahun 2004 jumlahnya adalah 30889.74, pada tahun 2005 jumlahnya
adalah 32138.98, pada tahun 2006 jumlahnya adalah 34049.08, pada tahun 2007 jumlahnya adalah
36795.21. Jadi jumlah Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Kabupaten Solok Selama
tahun 2003-2007 adalah 164546.65.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sektor jasa-jasa Kabupaten Solok semakin
meningkat selama tahun 2003-2007 yaitu pada tahun 2003 jumlahnya adalah 172830.02, pada tahun
2004 jumlahnya adalah 231784.45, pada tahun 2005 jumlahnya adalah 240663.85, pada tahun 2006
jumlahnya adalah 251079.65, pada tahun 2007 jumlahnya adalah 262103.36. Jadi jumlah Sektor
pertanian Kabupaten Solok Selama tahun 2003-2007 adalah 1158461.33.
Jadi PDRB Kabupaten Solok selama tahun 2003-2007 didukung oleh sektor pertaniannya
yang sangat maju.

A. Sektor-sektor Penunjang PDRB Kabupaten Solok

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Solok Persektor Berdasarkan Harga konstan 2000 banyak
terdapat pada sector pertaniannya, karena Kabupaten Solok merupakan salah satu Kabupaten yang
banyak menghasilkan beras, buah-buahan, sayuran dan lainnya. Seperti dapat kita lihat dalam
penjelasan dibawah ini :
Tabel
Persentase Persektor Tahun 2007
Persentase
No Sektor-Sektor Tahun 2007
(%)
1 Pertanian 768356.7 42.41
2 Pertambangan dan Penggalian 65029.79 3.59
3 Industri Pengolahaan 133846.81 7.37
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 7210.3 0.4
5 Bangunan 101767.27 5.62
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 256868.34 14.18
7 Pengangkutan dan Komunikasi 179883.22 9.93
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa 36795.21 2.03
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 262103.36 14.47
Jumlah 1811861 100
Sumber Data : BPS Kabupaten Solok Tahun 2008

Tabel
PDRB persektor dan subsector kabupaten solok tahun 2007
No Sektor Subsektor Persentase
(%)
1. Pertanian Padi dan palawija 35,75
Perkebunan 6,22
Peternakan 0,48
Perikanan 0,61
2. Pertambangan dan penggalian Migas dan gas bumi 0,00
Non Migas 0,00
Penggalian 3,59
3. Industri Penggolahan Industry migas 0,00
Industry tanpa migas 7,37
4. Bangunan 5.62

5. Perdagangan, Hotel, Restoran Perdagangan besar/eceran 12,27


Hotel 0,00
Restoran 0,61
6. Listrik, gas dan air bersih Listrik 0,4
Gas 0,00
7. Pengangkutan dan komunikasi Angkutan 8,89
komunikasi 0,41
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Bank 0,85
Perusahaan Lembaga keuangan tanpa bank 0,50
Sewa bangunan 0,40
Jasa perusahaan 0,20
9. Jasa-jasa Pemerintah umum 12,20
Swasta 2,24
Sumber Data : BPS Kabupaten Solok Tahun 2008

Berdasarkan data persentase diatas, sektor yang paling menunjang PDRB kabupaten Solok
adalah sektor pertanian. Dimana, dalam sektor pertanian terdapat subsektornya, adapun subsector
yang paling menunjang pertanian adalah padi dan palawija dengan persentase sebesar 35,75%.

Tabel
Jumlah penduduk dan produksi padi menurut kecamatan tahun 2007
No Kecamatan Jumlah penduduk Produksi
1. Pantai Cermin 20806 14039,44
2. Lembah gumanti 48797 2976,56
3. Hiliran gumanti 16512 12115,07
4. Payung sekaki 8563 12166,79
5. Tigo lurah 8928 9468,69
6. Lembah jaya 25859 29147,97
7. Danau kembar 19679 90,50
8. Gunung talang 45025 50340,90
9. Bukit sundi 23035 46534,92
10. IX koto sungai lasi 10433 9146,47
11. Kubung 54835 42657,34
12. X koto diatas 21727 10618,34
13. X Kt. Singkarak 33630 27295,21
14 Junjung sirih 13659 9086,80
Jumlah 351515 275685,00

Dari data diatas, jumlah penduduk yang paling banyak terdapat di kecamatan kubung berjumlah
54835 orang. Sedangkan hasil produksi padi terbesar terdapat di kecamatan Gunung talang dengan
jumlah produksi 50340,90 Ton.

Diagram lingkaran Persentase Persektor Kabupaten Solok Tahun 2007 :

Berdasarkan table di atas dapat kita ketahui bahwa persentase penunjang PDRB Kabupaten
Solok Tahun 2007 yang terbesar adalah Sektor Pertanian yaitu 42.41%, kemudian Sektor Jasa-Jasa
sebesar 14.47%, Sector Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 14.18%, Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi sebesar 9.93%, Sektor Industri Pengolahan sebesar 7.39%, Sektor Bangunan sebesar
5.62%, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 3.59%, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan sebesar 2.03% dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar 0.4%.

B. PDRB Perkapita

Indikator ekonomi makro lain yang memiliki pesan strategis dalam penyusutan perencanaan
dan evaluasi hasil-hasil kegiatan pembangunan ekonomi regional adalah PDRB perkapita dan
pendapatan regional perkapita. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama. Ini berarti besarnya PDRB perkapita
sangat dipengaruhi kedua variable diatas. PDRB perkapita merupakan salah satu informasi yang
sering dijadikan patokankeberhasilan suatu daerah, karena secara tidak langsung dapat dilihat potret
rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk dalam satu daerah selama satu tahun.
Sedangkan pendapatan regional perkapita diperoleh setelah PDRB dikurangi dengan penyusutan dan
pajak tak langsung neto serta transper neto kemudian baru dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun.

Rumus :
PDRB Perkapita = Jumlah PDRB 2007
Jumlah Penduduk 2007

Tabel
PDRB perkapita dan pendapatan regional perkapita
kabupaten Solok 2003-2007
Uraian Tahun Nilai nominal Kenaikan
(Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4)
PDRB Perkapita 2003 5425222,32 10,70
2004 6123686,53 12,87
2005 7112275,50 16,14
2006 8317189,15 16,94
2007 9627425,88 15,75
Pendapatan Regional Perkapita 2003 5025394,15 10,21
2004 5652604,37 11,12
2005 6566983,45 16,18
2006 7724287,74 17,62
2007 9085647,88 17,62
Sumber data BPS Kabupaten Solok

Dari tabel diatas, dapat dilihat PDRB perkapita kabupaten Solok sejak tahun 2003 sampai
dengan tahun 2007 yang terus menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini dapat tejadi
disebabkan oleh cukup tingginya peningkatan yang nilai nominal PDRB dan relative rendahnya
pertumbuhan penduduk kabupaten Solok. Jika pada tahun 2006 PDRB perkapita Kbupaten Solok
mencapai 8,32 juta rupiah maka pada tahun 2007 telah mampu menembus angka 9,63 juta rupiah,
artinya terjadi peningkatan sebesar 15,75 persen.
Sementara itu, jika dilihat dari pendapatan Regional perkapita Kabupaten Solok, tahun 2006
telah mencapai 7,72 juta rupiah dan tahun 2007 naik menjadi 9,08 juta rupiah atau terjadi peningkatan
sebesar 17,62 persen.
Tingginya PDRB perkapita dan pendapatan Regional perkapita Kabupaten Solok pada dua
tahun terakhir, lebih disebabkan oleh karena tingginya tingkat inflasi baik secara nasional maupun
Kabupaten Solok.

C. Perkembangan Kelompok Sektor PDRB

Sektor perekonomian dalam penyusunan APBD dikelompokkan atas tiga kelompok sektor,
yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Pengelompokan tersebut didasarkan atas input
dan output serta asal terjadinya proses produksi untuk masing-masing produsen.
Kelompok sektor primer mencakup kegiatan yang proses produksinya merupakan proses dasar
atau mengambil langsung dari alam. sektor ini terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertmbangan dan
penggalian.
Sedangkan sektor sebagian atau seluruh dari proses produksinya (output) memanfaatkan sektor
primer dikategorikan kedalam sektor sekunder. Termasuk kedalam sektor sekunder adalah sektor
industry pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan. Sekto-sektor lain yang
belum tercakup dalam kategori diatas dikelompokkan kedalam sektor tersier yaitu sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keungan, persewaan bangunan dan jasa
perusahaan serta sektor jasa-jasa.

Tabel
Nilai tambah dan pertumbuhan kelompok sektor PDRB
Kabupaten Solok Atas dasar harga konstan 2000 tahun 2006-2007
Kelompok sektor Nilai tambah Pertumbuhan
(Jutaan rupiah) (%)
2006 2007 2006 2007
Primer 784998,44 833386,49 5,84 6,16
Sekunder 227390,69 242824,38 7,18 6,79
Tersier 693117,36 735650,13 5,85 6,14
PDRB 1705496,49 1811861,00 6,02 6,24
Sumber data BPS Kabupaten Solok
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pertumbuhan masing-masing kelompok sektor
perekonomian. Seluruh sektor tahun 2007 mengalami pertumbuhan yang cukup baik, sedikit berbeda
dengan tahun 2006 pada tahun 2007 dua kelompok sektor mengalami penurunan yaitu kelompok
sektor primer dan sekunder . pertumbuhan tertinggi dicatat oleh kelompok sektor sekunder sebesar
7,18 persen. Hal ini terutama disebabkan tingginya pertumbuhan seluruh sektor di kelompok sektor
ini yaitu sektor bangunan, sektor listrik, gas, air minum dan sektor industry. Sedangkan kelompok
sektor primer dan tersier masing-masing tumbuh sebesar 5,84 persen dan 5,85 persen.

D. Perbandingan PDRB Kabupaten Solok dengan PDRB Sumatera Barat

a. Struktur Ekonomi
Perekonomian Sumatera Barat merupakan akumulasi dari perekonomian seluruh kabupaten atau kota.
Artinya peningkatan perekonomian Sumatera Barat akan sangat tergantung kepada peningkatan
perekonomian pada masing-masing kabupaten/kota.
Bila dicermati dari struktur perekonomian, baik Sumatera Barat maupun kabupaten Solok sama-sama
ditopang oleh tiga sektor utama yang sama, yaitu sektor pertanian, perdagangan dan jasa-jasa. Ketiga
sektor ini pada tahun 2007 memberikan kontribusi masing-masing sebesar 24,67 persen, 17,34 persen
dan 15,64 persen terhadap total PDRB Sumatera Barat serta 45,31 persen, 12,88 persen dan 11,47
persen terhadap total PDRB Kabupaten Solok.
Dilihat dari perkembangan kontribusi sekto-sektor ekonomi Sumatera Barat dan kabupaten Solok
tahun 2007, terdapat dua sektor yang kontribusinya mengalami penurunan di tahun 2007 baik pada
struktur ekonomi Sumatera Barat maupun kabupaten Solok. Kedua sektor tersebut adalah sektor
listrik, gas, air bersih dan sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang lainnya mengalami peningkatan
terhadap total PDRB kabupaten Solok yaitu sektor industry dan perdagangan , hotel dan restoran.
Sedangkan empat sektor yang lain, kontribusinya mengalami penurunan pada total PDRB
Sumatera Barat tapi mengalami peningkatan pada total PDRB kabupaten Solok. Sektor-sektor tersebut
adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, bangunan serta sektor pegangkutan dan
komunikasi. Sektor pertanian pada tahun 2006 kontribusinya adalah sebesar 25,26 persen turun
menjadi 24,67 persen terhadap total PDRB Sumatera Barat, kontribusi sektor ini mengalami
peningkatan dari 45,26 persen tahun 2006 menjadi 45,31 persen pada tahun 2007. Begitu juga dengan
sektor pertambangan dan penggalian turun dari 3,45 persen menjadi 3,44 persen terhadap total PDRB
sumatera Barat, kontribusi ini mengalami peningkatan dari 3,16 tahun 2006 menjadi 3,83 persen pada
tahun 2007 terhadap total PDRB kabupaten Solok. Begitu juga dengan dua sektor yang lain yaitu
bangunan dan komunikasi masing-masing pada tahun 2006 kontribusinya 5,61 persen dan 15,13
persen menurun menjadi 5,5 persen dan 15,01 persen pada tahun 2007 terhadap total PDRB Sumatera
Barat. Kontribusi kedua sektor ini mengalami peningkatan dari 6,13 persen dan 10,45 persen pada
tahun 2006 menjadi 6,66 persen dan 10,87 persen pada tahun 2007 terhadap total PDRB kabupaten
Solok.

Tabel
Peranan Sektor Ekonomi Kabupaten Solok Terhadap PDRB Sumatera Barat sektoral dan Peranan
Masing-masing sektor dalam PDRB Sumatera Barat
No Lapangan Usaha Peranan PDRB Kab. Distribusi PDRB Sumbar
Solok sektoral terhadap Sektoral terhadap total
PDRB Sumbar sektora PDRB Sumbar
2006 2007 2006 2007
1. Pertanian 10,16 10,50 25,26 24,67
2. Pertambangan dan Penggalian 6,22 6,38 3,45 3,44
3. Industri 3,15 3,16 11,42 12,01
4. Listrik, gas dan air bersih 2,28 2,43 1,42 1,37
5. Bangunan 6,23 6,92 5,61 5,5
6. Perdagangan, hotel & restoran 4,33 4,25 16,96 17,34
7. Pegangkutan & komunikasi 4,11 4,13 15,13 15,01
8. Keuangan, persewaan & jasa 1,95 2,02 4,96 4,96
9. Jasa-jasa 4,27 4,20 15,79 15,64
Jumlah 5,63 5,72 100,00 100,00

Dari tabel diatas dapat dilihat perana PDRB kabupaten Solok sektoral terhadap PDRB sektoral
propinsi Sumatera Barat. Tahun 2007, terdapat tiga sektor ekonomi kabupaten Solok yang perannya
cukup besar terhadap PDRB Sumatera Barat. Ketiga sektor tersebut adalah sektor pertanian dengan
peranan sebesar 10,50 persen tahun 2007 naik dari 10,16 persen tahun 2006, kedua sektor
pertambangan dan penggalian dengan peranan 6,22 persen tahun 2006 meningkat menjadi 6,38 persen
tahun 2007, serta sektor bangunan dengan peranan 6,23 persen tahun 2006 naik menjadi 6,92 persen
tahun 2007.
b. Laju Pertumbuhan
Kinerja perekonomian propinsi Sumatera Barat maupun kabupaten Solok pada tahun 2007
memperlihatkan perkembangan yang makin baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini
diperlihatkan oleh makin cepatnya laju pertumbuhan PDRB baik Sumatera Barat maupun kabupaten
Solok.
Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB Sumatera Barat mencatat pertumbuhan sebesar 6,34 persen
tahun 2007 miningkat dari 6,14 persen tahun 2006, sedangkan kabupaten Solok 6,24 tahun 2007
meningkat dari 6,02 persen tahun 2006. Artinya pertumbuhan ekonomi yang dicapai kabupaten solok
untuk tahun 2007 sedikit lebih rendah dari pertumbuhan Propinsi Sumatera Barat.

Perbandingan laju pertumbuhan ekonomi Kab.Solok dengan Kab/Kota se Sumatera Barat menurut harga
konstan 2000

7 ,0 0 % 6 ,3 5 % 6 ,2 4 6%,3 8
5
5 ,6 7 % ,9 1 %
6 ,0 0 % 5 ,4 2 %
A. Hasil Produksi atau komodity unggulan yang paling menunjang PDRB
Kabupaten Solok

5 ,0 0 %4 ,4 8 %
Hasil produksi atau komoditi unggulan sektor pertanian Kabupaten Solok yang menunjang
PDRB Kabupaten Solok adalah Produksi padi sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi
kayu dan ubi jalar. Namun yang paling menunjang PDRB adalah padi sawah sebagai mana kita

4 ,0 0 %
ketahui bahwa Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten penghasil beras di Provinsi
Sumatera Barat.

3 ,0 0 % Tabel :

Hasil Produksi Pertanian Menurut Kecamatan di Kabupaten Solok

2 ,0 0 % Tahun 2007 (Ton)

Hasil Produksi
No Kecamatan Padi Kacang Kacang Ubi Ubi
Jagung Kedelai
Sawah Tanah Hijau Kayu Jalar

1 ,0 0 %
1 Pantai Cermin 14039.44 305 98.4 577.6 661
2 Lembah 2976.56 7 531.8 7227
Gumanti
3 Hiliran 12115.07 129 17.4 1146.5 1041.9
Gumanti

0 ,0 0 %
4 Payung Sekaki 12166.79 19 12.7 34.7 3.5 795.1 1250

Kep .P es i sKa b .Si j u nTa n a P d g


Aga m
5 Tigo Lurah 9468.69 112 18.4 12.6 581.1 617.9
6 Lembang Jaya 29147.97 230 28.1 14 995 12560
7 Danau Kembar 90.5 63 1229.6 2397.3
8 Gunung Talang 50340.9 68 10.8 1609.2 3198
9 Bukit Sundi 46534.92 128 6.3 43 1168.4 502.8
10 IX Koto Sungai 9146.47 29 8.8 15.5 823.4 579.3
Lasi
11 Kubung 42657.34 137 3.3 48.8 4 876.1 768
12 X Koto Diatas 10618.34 415 25.9 29.5 15.1 1921.8 757
13 X Koto 27295.21 223 8.8 4 1095.8
Singkarak
14 Junjung Sirih 9086.8 689 12.2 6.4 341.2 181.7
19691.785
Jumlah 2554 74.4 348.2 59.6 13692.6 31741.9
7
Sumber Data : BPS Kabupaten Solok Tahun 2008

Grafik Hasil Produksi Pertanian Menurut Kecamatan di Kabupaten Solok Tahun 2007 (Ton) :

Tabel : Persentase Hasil Produksi pertanian Kabupaten Solok Tahun 2007:


No Hasil Produksi Jumlah Persentase
1 Padi Sawah 275685 85.05
2 Jagung 2554 0.79
3 Kedelai 74.4 0.023
4 Kacang Tanah 348.2 0.11
5 Kacang Hijau 59.6 0.02
6 Ubi Kayu 13692.6 4.22
7 Ubi Jalar 31741.9 9.79
Jumlah 324155.7 100
Sumber Data : BPS Kabupaten Solok Tahun 2008

Grafik Persentase Hasil Produksi Kabupaten Solok Tahun 2007 :


Berdasarkan data di atas maka dapat kita lihat bahwa sektor pertanian yang sangat
menunjang perekonomian masyarakat Kabupaten Solok adalah Sektor Pertanian padi sawah
sejumlah 85.05%, kemudian ubi jalar 9.8%, ubi kayu 4.22%, jagung 0.79%, kacang tanah 0.11%,
kedelai 0.023%, dan kacang hijau 0.018%.

B. Kegiatan Perekonomian Yang Menyangkut Lahan Tahun 2007

Kegiatan perekonomian yang menyangkut lahan di Kabupaten Solok tahun 2007 terdiri
dari Pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Dimana
pertanian tanaman pangan yang merupakan subsektor yang apling menunjang kegiatan ekonomi
yang paling menyangkut lahan.

Tabel : Kegiatan Perekonomian Yang Terkait Dengan Lahan

KOMODITI
NO 2007
PERTANIAN
1 Tanaman Holtikultura 599707.7
2 Perkebunan 107968.1
3 Peternakan 37898.4
4 Kehutanan 11293.27
5 Perikanan 11489.25
Jumlah 768356.7
Sumber data : BPS Kabupaten Solok Tahun 2008

Diagram Batang Kegiatan Perekonomian yang Terkait dengan Lahan Tahun 2007 :

Berdasakan tabel dan diagram diatas maka dapat kita ketahui bahwa subsektor yang
paling banyak di Kabupaten Solok adalah subsektor tanaman pangan sebanyak 599.707.7,
kemudian subsektor perkebunan sebanyak 107.968,1, sub sektor peternakan sebanyak 37.898,4,
sub sektor perikanan sebanyak 11.489,25, dan sub sektor kehutanan sebayak 11.293,27.

C. Agribisnis yang Ada di Kabupaten Solok Tahun 2007

Agribisnis Kabupaten Solok adalah kegiatan bisnis yang menyangkut bidang pertanian
yang ada di Kabupaten Solok. Dilihat dari padi sawah, luas tanamnya adalah 51.828 Ha yang
menghasilkan gabah sebanyak 14.039,44 Ton. Sedangkan untuk sayur-sayuran dan buah-buahan
dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tabel : Produksi Sayuran Kabupaten Solok Tahun 2007
N Luas
o Jenis tanaman tanam Produksi
1 Bawang merah 1916 1866
2 Bawang putih 122 116
3 Bawang daun 220 201
4 Kentang 1482 1465
5 Kubis 2134 2023
6 Petsai dan sawi 12 10
7 Kacang panjang 98 85
8 Cabe 860 936
9 Tomat 716 685
10 Terung 91 77
11 Buncis 267 245
12 Ketimun 61 54
13 Kangkung 42 44
14 Bayam 51 47
15 Wortel 120 126
16 Cabe rawit 86 81

Sumber data : Dinas Pertanian

Berdasarkan table di atas dapat kita lihat bahwa Kabupaten Solok merupakan salah satu
Kabupaten penghasil sayuran di Provinsi Sumatera Barat. Kubis merupakan tanaman agribisnis
yang banyak di produksi di Kabupaten Solok berdasarkan data di atas yaitu dengan luas tanam
2.134 Ha dapat memproduksi 66.581,4 Ton, kemudian kentang dengan luas tanam 1482 Ha dapat
memproduksi sebanayk 26.099,8 Ton, Bawang Merah dengan luas tanam 1.916 Ha dapat
memproduksi 16.618.1 Ton, tomat dengan luas tanam 716 Ha dapat memproduksi sebanyak
13.622,6 Ton, cabe dengan luas tanam 860 Ha dapat memproduksi sebanyak 5.855 Ton, wortel
dengan luas tanam 120 dapat memproduksi sebanyak 2.547 Ton, buncis dengan luas tanam 267 Ha
dapat memproduksi sebanyak 2.077,7 Ton, bawang daun dengan luas tanam 220 Ha dapat
memproduksi sebanyak 1.626,5 Ton, terung dengan luas tanam 91 Ha dapat memproduksi
sebanyak 906,7 Ton, bawang putih dengan luas tanam 122 ha dapat memproduksi sebanyak 724,9
Ton, kacang panjang dengan luas tanam 98 Ha dapt memproduksi sebanyak 409,3 Ton, cabe rawit
denan luas tanam 86 ha dapat memproduksi sebanyak 394,1 To, kangkung dengan luas tanam 42
Ha dapat memproduksi 264,1 Ton, bayam dengan luas tanam 51 Ha dapat memproduksi sebanyak
228,4 Ton, petsai dan sawi dengan luas tanam 12 Ton dapat memproduksi sebanyak 168 Ton, dan
ketimun dengan luas tanam 61 Ha dapat memproduksi sebanyak 152,6 Ton
Tabel : Produksi buah-buahan Kabupaten Solok Tahun 2007

No Jenis komoditi Jumlah tanam Produksi (ton)


1 Alpokat 225952 11413.9
2 Duku 0 0
3 Durian 135371 4728.7
4 Jambu biji 8255 71.2
5 Jeruk 309077 1828.2
6 Mangga 11121 69.2
7 Manggis 29333 297.7
8 Nangka 11747 237.7
9 Nenas 3681 1.4
10 Pepaya 16819 124.4
11 Pisang 242474 3641.9
12 Rambutan 103580 849.9
13 Sawo 10625 399.6
14 Markisa 1525562 91035.1
15 Sirsak 823 9.8
16 Sukun 3211 35.4
Sumber data : Dinas Pertanian Kabuaten Solok
Berdasarkan data di atas dapat kita ketahui bahwa Kabupaten Solok merupakan Kabupaten
penghasil buah markisah yaitu dengan jumlah tanam 1.525.562 dapat memproduksi 91.035,1 Ton,
alpokat dengan jumlah tanam 225.952 dapat memproduksi sebanayk 11.413,9 Ton, Durian dengan
jumlah tanam 135.371 dapat memproduksi sebanyak 4.728,7 Ton, Pisang dengan jumlah tanam
242.474 dapat memproduksi sebanyak 3.641,9, jeruk dengan jumlah tanam 309.077 dapat
memproduksi sebanyak 1.818,2 Ton, rambutan dengan jumlah tanam 103.580 dapat memproduksi
sebanyak 849,9 Ton, sawo dengan jumlah tanam 10.625 dapat memproduksi sebnyak 399,6 Ton,
manggis dengan jumlah tanam 29.333 dapat memproduksi sebanyak 297,7 Ton, nangka dengan
jumlah tanam 11.747 dapat memproduksi sebanyak 237,7 Ton, papaya dengan jumlah tanam
16.819 dapat memproduksi sebanyak124,4 Ton, jambu biji dengan jumlah tanam 8.255 dapat
memproduksi sebanyak 71,2 Ton, mangga dengan jumlah tanam 11.121 dapat memproduksi
sebanyak 69,2 Ton, sukun dengan jumlah tanam sebanyak 3.211 dapat memproduksi sebanyak 35,4
Ton, sirsak dengan jumlah tanam 832 pata memproduksi sebanyak 9,8 Ton, nenas dengan jumlah
tanam 3.681 dapat memproduksi sebanayk 1,4 Ton dan duku tidak ada datanya.

D. Keterkaitan Industri Kabupaten Solok Tahun2007

Jenis industry yang ada di Kabupaten Solok adalah Industri sandang, pangan, kerajinan, industry
kimia, bahan bangunan, industry logam, mesin, perbengkelan
Tabel : Keterkaitan Industri Kabupaten Solok Tahun 2007

No Jenis Industri Tahun 2007 Persentase


1 Industri Sandang 1444 18.37
2 Industri Pangan 1693 21.53
3 Industri Kerajinan 2468 31.39
4 Industri Kimia.Bahan Bangunan 1714 21.80
5 Industri Logam, Mesin, dan 543 6.91
Perbengkelan
Jumlah 7862 100
Sumber data : Dinas Koperindag Kabupaten Solok Tahun 2007

Berdasarkan table di atas maka terdapat keterkaitan industry yang ada di Kabupaten Solok
dimana industry yang satu dengan yang lain saling mendukung. Keterkaitan Industri tersebut juga harus
di dukung oleh ketersediaan bahan baku yang tersedia di Kabupaten Solok. Dimana industry kerajinan
merupakan industry yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu 2.468, Industry kimia dan bahan
bangunan Industri PanAan sebanyak 1.693, Industri Sandang sebanyak 1.444, dan Industri Logam, Mesin
dan Perbengkelan sebanyak 543.

Tabel

Banyaknya perusahaan industri kecil/ kerajinan yang terdaftar

Pada dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan

No Kecamatan Banyaknya Tenaga Kerja

1. Pantai Cermin 8 48

2. Lembah Gumanti 20 96

3. Hiliran Gumanti 6 33

4. Payung sekaki 9 59

5. Tigo Lurah - -

6. Lembang Jaya 23 101

7. Danau Kembar 4 14

8. Gunung talang 46 233


9. Bukit Sundi 25 107

10. IX koto sungai lasi 7 50

11. Kubung 141 797

12. X koto singkarak 51 271

13. Junjung sirih 10 61

14. X koto diatas 21 114

Jumlah 371 1984

Sumber data dinas koperindag Kabupaten Solok

Berdasarkan tabel diatas, Banyaknya perusahaan industri kecil/ kerajinan yang terdaftar Pada dinas
koperasi, perindustrian dan perdagangan banyak terdapat di kecamatan Kubung banyaknya 141 dengan
tenaga kerja 797.

E. Kesimpulan Dari Analisis Ekonomi Kabupaten Solok

Dari data yang diperoleh di BPS kabupaten Solok, maka dapat kita simpulkan bahwa berdasarkan
data PDRB Persektor Kabupaten Solok tahun 2007 selalu mengalami peningkatan, sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di kabupaten Solok.

2.4 ANALISIS SOSIAL KEPENDUDUKAN

A. JUMLAH PENDUDUK

Tabel . Jumlah Penduduk Kabupaten Solok 2004-2008

Perempua
Tahun Laki-laki n Jumlah

2008 172373 183333 355706

2007 173.419 178.095 351514

2006 171.335 175.953 347288

2005 169.190 173.750 342940

2004 163.683 169.505 333188


173063
Jumlah 850000 880636 6

Keterangan :

1. Tahun 2004
% Jumlah penduduk = 163.683 + 169.505 x 100 %
1730636

= 333188 x 100 %
1730636

= 19,25 %

2. Tahun 2005
% Jumlah penduduk = 169.190+ 173.750 x 100 %
1730636

= 342940 x 100 %
1730636

= 19,8 %

3. Tahun 2006

% Jumlah penduduk = 171.335 + 175.953 x 100 %


1730636

= 347288 x 100 %
1730636
= 20,1 %

4. Tahun 2007

% Jumlah penduduk = 173.419 + 178.095 x 100 %


1730636

= 351514 x 100 %
1730636

= 20,31 %

5. Tahun 2008

% Jumlah penduduk = 172373 + 183333 x 100 %


1730636

= 355706 x 100 %
1730636

= 20,55 %

Berdasarkan grafik di atas, kita dapat diketahui jumlah penduduk di Kabupaten Solok meningkat
dari tahun ke tahun,. Jumlah penduduk perempuan lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya masyarakat di kabupaten Solok mampu
melaksanakan penghidupannya yang minimum dari sumber-sumber alam yang ada di sekitarnya.
Berkembangnya penduduk hanya dimungkinkan kalau terjadi pula perimbangan dalam penghidupannya.
Faktor yang lain adalah disebabkan oleh angka kecepatan kelahiran dan kecepatan kematian. Pada
dasarnya jumlah penduduk tidak akan bertambah jika angka kelahiran tidak melampaui angka kematian.

Penurunan dalam kecepatan angka pertumbuhan, kemungkinan dikarenakan manusia secara


sukarela membatasi kesuburan kelahirannya. Jika kecepatan angka kelahiran tidak diturunkan,
pertumbuhan penduduk mungkin akan melebihi perkembangan benda-benda keperluan hidupnya.

Untuk lebih jelasnya, pertumbuhan penduduk yang terjadi pada kabupaten Solok akan kita lihat
perkecamatannya masing-masing seperti tabel dan grafik dibawah ini:

Jumlah Penduduk laki-laki dan perempuan menurut kecamatan di kabupaten Solok


No Kecamatan Laki-laki Perempuan Luas Kepadatan

( Km2 )

1 Pantai Cermin 7.558 8.168 366,00 57,52

2 Lembah Gumanti 33.112 31.329 459,72 107,41

3 Hiliran Gumanti 8.030 9.831 263,28 63,46

4 Payung Sekaki 3.835 3.715 364,50 23,77

5 Tigo Lurah 3.595 4.195 602,50 14,99

6 Lembang Jaya 11.738 13.290 99,90 261,93

7 Danau Kembar 8.157 8.990 70,10 284,08

8 Gunung Talang 25.056 25.535 385,00 118,41

9 Bukit Sundi 8.753 8.153 109,00 213,85

10 IX Koto Sungai Lasi 3.478 2.998 171,00 61,74

11 Kubung 26.890 31.286 192,00 289,01

12 X Koto Diatas 4.923 6.004 257,00 85,55

13 X Koto Singkarak 8.968 20.517 259,50 115,16

14 Junjung Sirih 6.628 9.326 102,50 134,85

Jumlah 160.721 183.337 3.702,00 1.831,73

Berdasarkan bagan diatas dapat kita simpulkan bahwa kecamatan yang tergolong terluas adalah
kecamatan Tigo Lurah, kemudian kecamatan Lembah Gumanti, sedangkan yang terkecil adalah
kecamatan Danau Kembar. Sehingga berdampak kepada penyebaran penduduk di kabupaten Solok.

Penyebaran penduduk pada kabupaten Solok yang paling padat terdapat di Kecamatan Kubung,
dan yang terjarang adalah kecamatan Tigo Lurah. Secara garis besar, penyebaran penduduk Kabupaten
Solok tergolong tersebar tidak merata. Hal ini tampak jelas pada bagan diatas, dimana tidak terjadi
perbedaan yang mencolok terhadap penyebaran penduduk.
Jumlah penduduk terbanyak berada pada Lembah Gumanti 40,09 %, lalu Kubung 36,20%,
Gunung Talang 31,48%, X Koto Singkarak 18,35 %, Lembang Jaya 15,57 %, Danau Kembar 11,11 %,
Bukit Sundi 10,52 % , Hiliran Gumanti 9,93 %, Junjung Sirih 9,78%, Pantai Cermin 6,80%, IX Koto
Diatas 4,85 %, Tigo Lurah 4,70%, Payung Sekaki, IX Koto Sungai Lasi 4,03%.

A. KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN

Berikut ini data penduduk kabupaten Solok berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin tahun
2008. Dari data ini dapat kita buat piramida penduduk dan grafik komposisi penduduk.

Tingkat Umur Laki-Laki Perempuan Sex Ratio

(L/P x 100%)

0–4 3.537 3.404 104

5–9 3.306 3335 99

10 – 14 3.369 3319 102

15 – 19 3577 3972 90

20 – 24 2431 2541 96

25 – 29 2284 2542 90

30 – 34 2040 2162 94

35 – 39 2141 2258 95

40 – 44 1878 1855 101

45 – 49 1535 1331 115

50 – 54 813 832 98

55 – 59 650 690 94
60 – 64 550 634 87

65 – 69 356 474 75

70 – 74 278 363 77

75 + 243 462 53

Jumlah 28988 30174 96

Berdasarkan piramida diatas seperti yang sudah kita gambarkan dapat kita simpulkan bahwa
perbandingan penduduk laki laki dan perempuan relatif seimbang walaupun penduduk perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan penduduk yang laki laki tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Penduduk tumbuh cepat karena terjadi penurunan tingkat kematian bayi tetapi tingkat kelahiran masih
tinggi hal ini wajar saja karena hal itu juga terjadi pada penduduk indonesia yang mana ciri dari negara
berkembang itu tingkat kelahiran yang tinggi sehingga jumlah usia produktif besar daripada penduduk
yang berusia tidak produktif.

B. ANGKA KELAHIRAN

Untuk mengetahui analisis kependudukan Kabupaten Solok maka kita bisa lihat dari tabel dan grafik
di bawah ini:

Tabel. Jumlah Kelahiran Bayi di Kabupaten Solok 2004-2008


Tahun Jumlah

2004 6678

2005 6409

2006 6857

2007 6666

2008 6467

Berdasarkan table dan diagram di atas angka kelahiran bayi tertinggi pada tahun 2006, yaitu 6857
orang, terus tahun 2004 adalah 6678 orang, lalu tahun 2007 6666 orang, tahun 2008 6467 orang, dan pada
tahun 2005 sebesar 6409 orang

Angka lahir hidup menurut Puskesmas pada tahun 2008

No Puskesmas Lahir Hidup Peringkat

1 Pantai Cermin 268 10

2 Lembah Gumanti 1075 2

3 Hiliran Gumanti 378 8

4 Payung Sekaki 112 13

5 Tigo Lurah 59 14

6 Lembang Jaya 534 5

7 Danau Kembar 379 7

8 Gunung Talang 883 3

9 Bukit Sundi 382 6

10 IX Koto Sungai Lasi 158 12

11 Kubung 1155 1
12 X Koto Singkarak 559 4

13 Junjung Sirih 220 11

14 X Koto Diatas 305 9

Jumlah 6467

Dari data diatas kita dapat menggolongkan setiap kelahiran dalam setahun dengan menggunakan
rumus angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) sebagai berikut (Tri Haryanto(2004: 49)

CBR = B/P x 1000

Keterangan:

CBR : Angka Kelahiran Kasar

B : Jumlah Kelahiran Selama Setahun

P : Jumlah Penduduk.

Perlu kita ketahui bahwa angka kelahiran kasar dinegara berkembang tidak sama dengan angka
kelahiran kasar di negara maju, angka kelahiran kasar dinegara berkembang lebih besar dibandingkan
dengan angka kelahiran kasar dinegara maju untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

Angka Kelahiran Negara Berkembang Negara Maju


Kasar ( CBR )

Rendah < 30 per 1000 penduduk < 20 per 1000


penduduk

Sedang 30 – 40 per 1000 20 – 30 per 1000


penduduk penduduk

Tinggi > 40 per 1000 penduduk > 30 per 1000


penduduk

Sumber: Tri Haryanto (2004: 49)


Jadi:

CBR Tahun 2004 : B/P x 1000

: 6678/333188 x 1000 = 20 orang

CBR Tahun 2005 : B/P x 1000

: 6409/342940 x 1000 = 18,6 = 19 orang

CBR Tahun 2006 : B/P x 1000

: 6857/347588x 1000 = 19,7 = 20 orang

CBR Tahun 2007 : B/P x 1000

: 6666/351514x 1000 = 18,9 = 19 orang

CBR Tahun 2008 : BP x 1000

: 6467/ 355706 x 1000 = 109,3 = 18 orang

Pada Tahun 2004 setiap 1000 penduduk terjadi penambahan sebesar 20 orang, pada tahun 2005
setiap 1000 orang terjadi penambahan sebesar 19 orang, pada tahun 2006 setiap 1000 orang penduduk
terjadi penambahan sebesar 20 orang, pada tahun 2007 setiap 1000 orang penduduk terjadi penambahan
sebesar 19 orang, dan pada tahun 2008 setiap 1000 orang penduduk terjadi penambahan sebesar 18 orang,
dan ini berarti bahwa tingkat kelahiran di Kabupaten Solok konstan/tetap setiap tahunnya.

C. KEMATIAN BAYI

Berikut adalah tabel grafik angka kematian bayi Kabupaten Solok dari tahun 2004 sampai tahun
2008.

Tabel. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Solok 2004-2008

Tahun Jumlah

2004 82

2005 56
2006 38

2007 77

2008 245

Berdasarkan diagram di atas angka kematian bayi terbesar berada pada tahun 2008 sekitar 245
orang, lalu 2004 82 orang, tahun 2007 77 orang, tahun 2005 56 orang, dan terajhir pada tahun 2006.

Angka kematian bayi menurut Puskesmas pada tahun 2008

No Puskesmas Lahir Mati Peringkat

1 Pantai Cermin 15 8

2 Lembah Gumanti 32 3

3 Hiliran Gumanti 18 5

4 Payung Sekaki 2 14

5 Tigo Lurah 12 10

6 Lembang Jaya 17 6

7 Danau Kembar 25 4

8 Gunung Talang 38 1

9 Bukit Sundi 16 7

10 IX Koto Sungai Lasi 8 12

11 Kubung 33 2

12 X Koto Singkarak 10 11

13 Junjung Sirih 13 9

14 X Koto Diatas 6 13

Jumlah 245
Dari data diatas kita dapat menggolongkan setiap kematian dalam setahun dengan menggunakan
rumus angka kematian kasar Crude Death Rate (CDR ) yang menunjukan jumlah orang yang mati dalam
setiap seribu penduduk disuatu wilayah.

Crude Death Rate (CDR) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

CDR = D/P x 1000

Keterangan:

CDR : Angka Kematian Kasar

D : Jumlah Kematian bayi Selama Setahun

P : Jumlah Penduduk/bayi lahir.

Jadi:

CDR Tahun 2004 : D/P x 1000

: 82/6678 x 1000 = 12, 2 = 12 Orang

CDR Tahun 2005 : D/P x 1000

: 56/6409x 1000 = =8,73 = 9 orang

CDR Tahun 2006 : D/P x 1000

: 38/6857 x 1000 = 5,54 = 6 orang

CDR Tahun 2007 : D/P x 1000

: 77/6666 x 1000 = 11,5 = 11 orang

CDR Tahun 2008 : D/P x 1000

: 245/ 6467 x 1000 = 37,88 = 38 orang


Pada tahun 2004 setiap 1000 kelahiran terjadi kematian sebesar 12 orang, pada tahun 2005 setiap
1000 kelahiran terjadi kematian sebesar 9 orang, pada tahun 2006 setiap 1000 kelahiran terjadi kematian
sebesar 6 orang, pada tahun 2007 setiap 1000 kelahiran terjadi kematian sebesar 11 orang juga, dan pada
tahun 2008 setiap 1000 kelahiran terjadi kematian sebesar 38 orang. Ini berarti jumlah angka kematian di
kabupaten Solok tidak tetap.

D. JUMLAH IBU MELAHIRKAN

No. Kecamatan Hidup Meninggal

1 Pantai Cermin 268 0

2 Lembah Gumanti 1075 1

3 Hiliran Gumanti 378 0

4 Payung Sekaki 112 1

5 Tigo Lurah 59 0

6 Lembang Jaya 534 0

7 Danau Kembar 379 0

8 Gunung Talang 883 2

9 Bukit Sundi 382 1

10 IX Koto Sungai Lasi 158 1

11 Kubung 1155 1

12 X Koto Singkarak 559 1

13 Junjung Sirih 220 1

14 X Koto Diatas 305 1

Jumlah 6467 10

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat ibu melahirkan tertinggi terdapat di kecamatan
Kubung, lalu lembah gumanti, gunung talang, x koto singkarak, lembang jaya, bukit sundi, danau kembar,
hiliran gumanti, x koto diatas, pantai cermin, junjung sirih, IX koto sungai lasi, paying sekaki, dan data
yang terendah berada pada kecamatan Tigo Lurah.
E. ANGKA MELEK HURUF KABUPATEN SOLOK TAHUN 2004-2007

Tahun 2004 2005 2006 2007

Jumlah 96,69 97,10 97,10 97,10

Dari data di atas angka Melek Huruf Kabupaten Solok tahun 2006-2007 tidak mengalami
peningkatan. Ini cukup baik walaupun tidak ada peningkatan. Semua ini mungkin terjadi karena masih
kurangnya motivasi dari Pemda Solok. Mereka mungkin beranggapan behwa angka 97,10 % sudah cukup
tinggi, padahal masih ada 2,90 % penduduk Kabupaten Solok yang masih belum melek huruf. Ini perlu
disikapi secepatnya karena tidak menutup kemungkinan angka melek huruf penduduk Kabupaten Solok
pada tahun berikutnya akan berkurang. Untuk membuat suatu daerah maju terutama sekali perlu
pembangunan masyarakatnya terlebih dahulu, terutama dalam bidang pendidikan. Kalau perlu masyarakat
Kabupaten Solok 100 % melek huruf agar Kabupaten Solok menjadi daerah yang maju.

Diagram di atas menunjukkan bahwa angka melek huruf terbanyak pada tahun 2005, 2006, dan
2007, yang mana angka melek hurufnya tetap pada ketiga tahun di atas yaitu : 97,10 dan pada tahun 2004
yaitu sekitar 96, 69.

F. TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI KAB. SOLOK

Banyaknya Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Dan Jenis Kelamin
Kabupaten Solok 2008

Jenis kegiatan Laki-laki Perempuan TOTAL

Angkatan kerja
1. Bekerja 89295 65343 154638
2. Mencari pekerjaan
4865 4334 9199

Bukan angkatan kerja

1. Sekolah 19386 22175 42101


2. Mengurus rumah tangga
8235 85772 94007
3. Lainnya
20148 18009 38157

JUMLAH 2008 141929 196173 338102

2007 135775 143746 279521

2006 134142 142017 276159

2005 132462 140239 272701

2004 128150 136813 264963

Pada tahun 2008 tercatat 338102 orang penduduk kab.solok yang diatas 10 tahun ke atas menurut
jenis kegiatan dan jenis kelamin. Dimana 58,02 persennya adalah perempuan. banyaknya penduduk
berumur 10 tahun ke atas menurut jenis kegiatan dan jenis kelamin,pada angkatan kerja laki-laki lebih
banyak dari pada perempuan baik yang bekerja maupun yang mencari pekerjaan. Sedangkan pada bukan
angkatan kerja laki-laki cenderung lebih sedikit dibandingkan perempuan ditinjau dari sekolah dan
mengurus rumah tangga. Hal ini dikarenakan laki-laki lebih banyak yang bekerja pada angkatan kerja
dibandingkan perempuan yang lebih banyak mengurus rumah tangga. Sehingga partisipasi penduduk
yang berumur 10 tahun ke atas dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini juga dapat kita lihat pada
total semuanya dari tahun ke tahun semakin meningkat. sehingga menunjukkan kalau angka partisipasi
masyarakat semakin hari semakin membaik,membuktikan pemerintah semakin baik dalam memberikan
kesempatan atau lowongan pekerjaan pada masyarakatnya.
Keterangan :

a. Bekerja : 154638 x 100% = 45,74 %


174265
b. Mencari pekerjaan : 9199 x 100% = 2,72 %
174265

c. Sekolah : 42101 x 100% = 24,16 %


174265
d. Mengurus Rumah Tangga : 94007 x 100% = 53,95 %
174265
e. Lainnya : 38157 x 100% = 11,29 %
174265

Berdasarkan tabel diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada tingkat partisipasi angkatan
kerja di Kabupaten Solok yang lebih besar jumlahnya adalah bekerja, yaitu 45,74%, lalu mengurus rumah
tangga 27,80%, sekolah 12,45%, lainnya 11,29%, dan yang terakhir adalah mencari pekerjaan yaitu
sekitar 2,72 %.

A. SISA PENDAFTARAN TENAGA KERJA PADA KANTOR SOSNAKER KAB. SOLOK

Pendidikan yang Laki-laki Perempuan Total


ditamatkan

Tidak tamat SD - - -

SD 12 2 14

SLTP 40 23 63

SLTA 1595 2859 4454


D1 dan D2
1 2 3
Sarjana muda D3
Sarjana 162 409 571

214 433 647

Jumlah 2008 2024 3728 5752

2007 1880 3543 5423

2006 1998 3089 5087

2005 2150 3242 5392

2004 2668 3143 5811

Pada tahun 2008 tercatat sebanyak 5752 orang yang terdaftar sebagai pencari kerja pada dinas
sosial dan tenaga kerja kabupaten solok. Dari jumlah yang terdaftar tersebut sebagian besar diantaranya
adalah perempuan yaitu sebanyak 65,33persen. Sedangkan kalau dikelompokkan menurut tingkat
pendidikan yang ditamatkan jumlah terbesar ada di kelompok SLTA yaitu 77,43 persen dan dari tamatan
SD sebanyak 0,24 persen.

Dari diagram dan table di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sisa pendaftaran tenaga kerja pada
kantor social dan tenaga kerja Kabupaten Solok adalah : Lowongan yang paling banyak adalah pada
tamatan SMA 4454, Sarjana 647 , Sarjana Muda D3 571, SLTP 63. tamatan SD 14, D1 dan D2 3, dan
tidak tamat SD.

B. JENIS PEKERJAAN KAB. SOLOK

Banyaknya Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Mempunyai pekerjaan Menurut


Lapangan Pekerjan Utama

Lapangan usaha Laki- Perempuan jumlah


laki

a. pertanian,kehutanan,perburuan,perikanan, 54393 42546 96939


1351 226 1577
b. pertambangan dan penggalian
1435 985 2420

c. industry 563 194 757

5659 226 5885


d. listrik,gas dan air
9630 11973 21603
e. konstruksi
4962 113 5075

f. perdagangan,rumah makan dan hotel 565 226 791

g. komunikasi dan transportasi 9302 7113 16415

1435 1741 3176


h. keuangan

i. jasa-jasa

j. lainnya

Jumlah 2008 89295 65343 154638

2007 91514 39355 130849

2006 90414 38862 129276

2005 89282 38375 127657

2004 86376 37437 123813

Keterangan :

a. pertanian,kehutanan,perburuan,perikanan : 96939 x 100 % = 62,69%


154638
b. pertambangan dan penggalian : 1577 x 100 % = 1 %
154638
c. industry : 2420 x 100 % = 1,56 %
154638
d. listrik,gas dan air : 757 x 100 % = 0,49 %
154638
e. konstruksi : 3176 x 100 % = 3,81 %
154638
f. perdagangan,rumah makan dan hotel : 5074 x 100 % = 13,97 %
154638
g. komunikasi dan transportasi : 16415 x 100 % = 3,28 %
154638

h. keuangan : 16415 x 100 % = 0,51 %


154638

Banyaknya jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang mempunyai pekerjaan menurut
lapangan pekerjaan utama baik laki-laki maupun perempuan lebih banyak bekerja dibidang
pertanian,kehutanan,perburuan,perikanan dibandingkan dengan bidang lainnya seperti perdagangan,
rumah makan, dan hotel. Dari jumlahnya pun dapat kita lihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah
partisipasi laki-laki maupun perempuan yang di atas 10 tahun yang pekerjaan menurut lapangan pekerjaan
utama semakin meningkat di mana pada tahun 2004 jumlahnya 123813,secara berurut-urut tahun
2005,127657,129267,130849, 154638. Dan dimana pada tahun 2008 tercatat 62,69 persen bekerja
dibidang pertanian, prikanan, kehutanan, perburuan.Dan menunjukkan bahwa penduduk paling sedikit
bekerja di bidang listrik,air dan gas. Yaitu sebanyak 0,49 persen.tapi juga Membuktikan bahwa
pemerintah kabupaten solok dari tahun ke tahun telah memperluas lapangan pekerjaan utama sebagai
tempat mencari nafkah penduduk.

A. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Indeks pembangunan manusia atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks komposit
yang mencakup bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu : usia hidup
(longetivity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent living).

1.Formula Penghitungan
IPM = 1/3 ( Indeks X (1) + Indeks X (2) + Indek X (3))

Dimana: Indeks X (1) + Indeks X (2) + Indek X (3) adalah usia hidup, tingkat pendidikan, dan
tingkat kehidupan yang layak.
Sedangkan untuk mencari setiap komponen IPM, adalah:
Indeks X(i) = X(i) – X (i) min
X(i) maks – X(i) min
Keterangan:
X(i) = Indikator ke I (i= 1, 2,3)
X(i) maks = Nilai maksimum X(i) min
X(i) min = Nilai Minimum X(i) min

Nilai IPM Kabupaten Solok

Survey Sosial Ekonomi Daerah Tahun 2004 yang dijadikan dasar dalam penghitungan IPM ini
hanya dilakukan oleh Kabupaten Solok. Survey yang sama tidak dilaksanakan oleh kabupaten/ kota lain
tidak memiliki angka IPM unutk tahun 2004. Dengan sendirinya IPM kabupaen Solok tahun 2004 tidak
dapat dilihat keterbandingannya dengan daerah lain.

Nilai IPM dan peringkat IPM di Kabupaten Solok tahun 2004


Kecamatan Nilai Peringkat

Pantai Cermin 65, 65 11

Lembah Gumanti 68,23 7

Hiliran Gumanti 64,48 12

Payung Sekaki 63,13 13

Tigo Lurah 61,46 14

Lembah Jaya 67,32 9

Danau Kembar 66,21 10

Gunung Talang 69,52 4

Bukit Sudi 69,48 5

IX Koto Sungai Lasi 67,90 8


Kubung 73,24 1

X Koto Diatas 72,86 2

X Koto Singkarak 71,91 3

Junjung Sirih 68,36 6

Rata- rata 68,72 -

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa nilai IPM terbesar terdapat di Kecamatan Kubung
73,24, X Koto Diatas72,86, X Koto Singkarak 71,91, Guung Talang 69,52, Bukit Sundi 69,48, Junjung
Sirih 68,36, Lembah Gumanti 68,23, IX Koto Sungai Lasi 67,90, Lembah Jaya 67,32, Danau Kembar
66,21, Pantai Cermin 65,65, Hiliran Gumanti 64,48, Payung Sekaki 63,13, dan terakhir Tigo Lurah 61,46.

B. GIZI BURUK

TAHUN JUMLAH BALITA GIZI BURUK

2005 35474 2,7 %

2006 36253 2,7 %

2007 35665 4,01%

2008 36115 2,6 %

2009 36644 3,5 %

Dari Diagram batang diatas sudah jelas bahwa wabah gizi buruk pada balita pada tahun 2005
sebesar 35474, lalu meningkat drastis pada tahun 2006 yaitu 36253, lalu pada tahun2007 turun menjadi
35665, pada tahun 2008 kembali naik menjadi 36115, dan pada tahun 2009 mencapai puncak menjadi
36644.
Jadi wabah gizi buruk tahun 2005 adalah 2,70%, tahun 2006 2,70%, pada tahun 2007 4,01 %,
tahun 2008 2,60%, dan pada tahun 2009 3,50%.

C. LOKASI YANG TIDAK TERJANGKAU PELAYANAN KESEHATAN YANG SERING


TERJADI WABAH DAN GIZI BURUK

Pada lokasi yang tidak terjangkau oleh akses kesehatan yang sering terjadi wabah dan gizi buruk di
Kabupaten Solok tidak kami temukan , setelah kami meminta datanya ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Solok. Orang Dinas Kesehatan Kabupaten Solok mengatakan bahwa lokasi yang tidak terjangkau oleh
akses kesehatan sudah tidak ada lagi di seluruh wilayah Kabupaten Solok. Pada tahun 2005-2009 tidak
ada yang mengalami wabah, tapi hanya ada peningkatan kasus yang tidak menimbulkan wabah. Untuk
pada laporan ini tidak kami lampirkan datanya.

KEJADIAN LUAR BIASA

Seperti lokasi yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan yang sering terjadi wabah dan gizi buruk
di atas yang mana tidak ada lagi yang tidak terjangkau, maka pada kejadian luar biasa ini juga tidak ada.
Setelah kami meminta datanay kepada dinas Kesehatan, dan BPS, mereka mengatakan bahwa kejadian
luar biasa di Kabupaten Solok tidaka ada.

BAB III Hasil Analisis


1.Hasil Laporan

a. Peta Sistem Jaringan Jalan

Dalam Pembuatan Peta Sistem Jaringan Jalan Kabupaten Solok, yang menjadi acuannya atau
contohnya adalah dari Album Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok Tahun 2008-2028,
lembar sistem jaringan jalan skala 1:180.000. Dalam pembuatan peta ini dapat diturunkan menjadi peta
sistem Jaringan Listrik, Jaringan PDAM dan Jaringan Irigasi.

-Langkah Kerja:

Tentukan terlebih dahulu daerah /objek mana yang diteliti/analisa.

Setelah menentukan daerah/objek yang diambil untuk dianalisa, kemudian buat dari mana daerah
yangjadi awal kita menganalisa, seperti daerah Surian kecamatan Pantai Cermin di selatan, Kota
Padang /Arosuka di sebelah barat, Sungai Lasi kecamatan X Koto di atas disebelah Timur, dan Tanjung
BalitKecamatan X Koto Singkarak disebelah Utara.

Salin Kenampakan seperti Titik Sebagai Kota Kecamatan, Batas Kabupaten/Kecamatan, Danau,
JalanKereta Api, Jalan Lingkar Arosuka, Jalan Negara/Propinsi/Lokal, Sungai dan Lain-lain.

Masukkan Simbol dan cantumkan kedalam keterangan atau legenda.-Hasil: Adapun hasil yang didapat
dari pemetaan Pembuatan Peta Sistem Jaringan Jalan Kabupaten Solok adalah Jaringan Jalan yang
menggambarakan Jaringan akses Transportasi dan Perhubungan Kabupaten Solok dengan daerah
lainnya. Ditambah lagi terdapatnya Tatanan Hubungan sitem jaringan Jalan antar Pola Ruang Wilayah
Meliputi Propinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, Kelurahan, dan Desa.yang bervariasi.

b. Peta Sistem Jaringan Perpipaan PDAM

Dalam pembuatan peta sistem jaringan perpipaan pdam kabupaten solok, yang menjadi acuannya
atau contohnya adalah dari album peta rencana tata ruang wilayah kabupaten solok tahun 2008-2028,
lembar sistem jaringan jalan skala 1:100.000. dalam pembuatan peta ini dapat diturunkan menjadi peta
jaringan irigasi, pengairan untuk areal persawahan pada lahan atau Daerah aliran sungai yang terdapat di
kabupaten solok Melalui Titik/keterangan yang diarsir pada lembaran peta yang menandakan daerah
aliran Perpipaan PDAM Pada Desa atau Kecamatan.
-Langkah Kerja:

Tentukan terlebih dahulu daerah /objek mana yang diteliti/analisa.

Setelah menentukan daerah/objek yang diambil untuk dianalisa, kemudian buat mana daerah yang kita
analisa, seperti daerah atau sekeliling daerah danau atas danau bawah, Alahan Panjang/Simpang
Tanjuang nan IV, kecamatan Lembah Gumanti/Lembah Jaya dan daerah disekitar Danau Singkarak
Seperti Kecamatan Tigo Luhak Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Singkarak. Dan Kecamatan X Koto
diatas Tanjuang Balit yang dimana menjadi titik utama Aliran dari Sistem Perpipaan PDAM Kabupaten
Solok.

Salin Kenampakan seperti Titik Sebagai Kota Kecamatan, Batas Kabupaten/Kecamatan, Danau, Sungai
dan daerah yang diasril pada Peta Lembaran Peta Sistem Jaringan Perpipaan PDAM yang menjadi
objek pada Daerah yang dianalisa.

Masukkan Simbol dan cantumkan kedalam keterangan atau legenda.

-Hasil:

Adapun hasil yang didapat dari pemetaan Pembuatan Peta Sistem Jaringan Perpipaan PDAM
Kabupaten Solok adalah Jaringan Perpipaan yang menggambarakan Permasalahan pengelolaan DAS
(Daerah Aliran Sungai) pada Perpipaan PDAM dapat dilakukan melalui suatu pengkajian komponen
komponen DAS dan penelusuran hubungan antar komponen yang saling berkaitan, sehingga tindakan
pengelolaan dan pengendalian yang dilakukan tidak hanya bersifat parsial dan sektoral, tetapi sudah
terarah pada penyebab utama kerusakan dan akibat yang ditimbulkan, serta dilakukan secara terpadu.
Salah satu persoalan pengelolaan DAS pada Perpipaan PDAM Kabupaten Solok adalah dalam konteks
wilayah adalah letak hulu sungai yang biasanya berada pada suatu kabupaten tertentu dan melewati
beberapa kabupaten serta daerah hilirnya berada di kabupaten lainnya Seperti disebelah utara Kabupaten
Solok pada Daerah disekitar Danau Singkarak Seperti Kecamatan Tigo Luhak Junjung Sirih, X Koto
Singkarak, Singkarak. Dan Kecamatan X Koto diatas Tanjuang Balit yang dekat dengan Kabupaten
Tanah Datar.

c. Peta Sistem Jaringan Listrik

Dalam pembuatan peta sistem jaringan Listrik kabupaten solok, yang menjadi acuannya atau
contohnya adalah dari album peta rencana tata ruang wilayah kabupaten Solok tahun 2008-2028, lembar
sistem jaringan jalan skala 1:100.000. dalam pembuatan peta ini dapat diturunkan menjadi peta
Penerangan jalan dan Peta Hirarki Pusat Pelayanan. yang terdapat di kabupaten solok Melalui
Titik/Garis/keterangan yang diarsir pada lembaran peta yang menandakan daerah sistem jaringan Listrik
kabupaten solok Pada Desa, Kecamatan dan kabupaten disekitar Wilayah Kabupaten Solok.

-Langkah Kerja:

Tentukan terlebih dahulu daerah /objek mana yang diteliti/analisa.

Setelah menentukan daerah/objek yang diambil untuk dianalisa, kemudian buat garis mana daerah yang
kita analisa, seperti daerah-daerah yang diberi Titik-titik seperti daerah-daerah yang berada di sekitar
Daerah Singkarak yang menjadi Pusatnya. Kecamatan Kubung Selayo, Kecamatan Bukit Sundi Muara
Panas, Kecamatan Gunung Talang,Kecamatan Lembah Gumanti, dan Kota Solok yang menjadi Objek
utama Analisa yang utama jelas terlihat kenampakannya menjadi daerah jaringan Listrik yang terluas di
Kabupaten Solok

Sa;lin Kenampakan seperti Titik Sebagai Kota Kecamatan, garis pada Batas Kabupaten/Kecamatan,
Jalan Kereta Api, Jalan Lingkar Arosuka, Jalan Negara/Propinsi/Lokal, Sungai dan Yang Utama Titik
dan arah garis yang menghubungkan Pusat Jaringan Listrik, Jaringan Listrik, Danau, dan Lain-lain.

Masukkan Simbol dan cantumkan kedalam keterangan atau legenda.

-Hasil:

Adapun hasil yang didapat dari pemetaan Pembuatan Peta Sistem Jaringan Listrik Kabupaten Solok
adalah Jaringan Listrik yang menggambarakan Permasalahan Penerangan pada Jaringan Listrik, dapat
dilakukan melalui suatu pengkajian komponen komponen Pelistrikan Negara (PLN) dan penelusuran
hubungan antar komponen yang saling berkaitan, sehingga tindakan penerangan dan pengendalian yang
dilakukan tidak hanya bersifat parsial dan sektoral, tetapi sudah terarah pada penyebab utama Penerangan
Aliran Listrik dan akibat yang ditimbulkan, serta dilakukan secara terpadu. Salah satu persoalan pada
Sistem Jaringan Listrik di Kabupaten Solok adalah dalam konteks wilayah adalah letak hulu sungai, jalan,
dan daerah yang memiliki topografi yang tinggi yang biasanya berada pada suatu kabupaten tertentu dan
melewati beberapa kabupaten serta daerah hilirnya berada di kabupaten lainnya Seperti disebelah utara
bagian selatan Kabupaten Solok pada Daerah Paninggahan Kecamatan Tigo Luhak Junjung Sirih, X Koto
Singkarak, Dan Kecamatan Hiliran Gumanti Talang Babungo arah ke Tumur yang boleh dikatakan masih
kurang/minim akses Transportasi dan penerangan (listrik).
d. Peta Sebaran Pemukiman

Dalam pembuatan peta Sebaran Pemukiman kabupaten solok, yang menjadi acuannya atau
contohnya adalah dari album peta rencana tata ruang wilayah kabupaten Solok tahun 2008-2028, lembar
sistem jaringan jalan skala 1:100.000. dalam pembuatan peta ini dapat diturunkan menjadi peta
Kepadatan Penduduk, Peta Pariwisata, Peta Wilayah Pengembangan dan Peta Hirarki Pusat Pelayanan.
yang terdapat di kabupaten solok Melalui Titik/Garis/keterangan yang diarsir pada lembaran peta yang
menandakan daerah Sebaran Pemukiman kabupaten solok Pada Desa, Kecamatan, Kota dan kabupaten
disekitar Wilayah Kabupaten Solok.

-Langkah Kerja:

Tentukan terlebih dahulu daerah/objek mana yang diteliti/analisa atau yang memiliki Kepadatan
Penduduk dan Pusat Pelayanan.

Setelah menentukan daerah/objek yang diambil untuk dianalisa, kemudian buat garis mana daerah yang
kita analisa, seperti daerah-daerah yang diberi Titik-titik seperti daerah-daerah yang berada di sekitar
Daerah Kota Solok Kecamatan Lubuk Sikarah, Kecamatan Tanjung Harapan yang menjadi Pusatnya.
Kecamatan Kubung Selayo, Kecamatan Bukit Sundi Muara Panas, Kecamatan Gunung Talang,
Kecamatan Lembah Gumanti, dan yang menjadi Objek utama Analisa yang utama jelas terlihat
kenampakannya seperti jaringan Jalan lokal maupun Nasional, Pusat Administrasi Pemerintahan,
Kegiatan Pertanian, Perekonomian, dan Wilayah Pengembangan.

Salin Kenampakan seperti Titik Sebagai Kota Kecamatan, Permukiman dan lain-lain, garis pada Batas
Kabupaten/Kecamatan, Jalan Kereta Api, Jalan Lingkar Arosuka, Jalan Negara/Propinsi/Lokal, Sungai
dan Yang Utama Titik-titik yang menghubungkan Pusat utama permukiman dan pelayanan.

Masukkan Simbol dan cantumkan kedalam keterangan atau legenda.

-Hasil:

Adapun hasil yang didapat dari Peta Sebaran Pemukiman Kabupaten Solok adalah sebaran permukiman
penduduk yan terpadat atau yang memiliki luas areal yang luas yang juga memiliki jumlah penduduk
yang banyak yang mendiami Areal tersebut yang menggambarakan juga hubungan Perekonomian,
Pelayanan Administrasi, sosial dan Kesehatan.
e. Peta kepadatan penduduk

Dalam pembuatan peta kepadatan penduduk kabupaten solok, teknik/data Yang kami peroleh adalah
Sampel Luas daerah, Jumlah Penduduk dan Rata-rata Kepadatan penduduk Kabupeten Solok dari BPS
Kota Padang tahun 2007.

-Langkah Kerja:

Data hasil pengumpulan data baik secara langsung maupun tidak langsung disusun berdasarkan acuan
yang telah ditentukan kemudian diolah dan dianalisa menjadi bagian-bagian penting yang disusun
kedalam uraian dalam bentuk Diagram Majemuk (Pratikum Kartografi ;Dra.Ernawati,M.SI .1999) yang
terdapat pada tiap Titik kecamatan diKabupaten Solok.

Data hasil wawancara baik secara lisan maupun tertulis dicatat dan disusun secara berurutan, serta
dilakukan analisa untuk menguatkan data hasil penelitian yaitu membandingkan antara praktek yang
terjadi dalam obyek penelitian dan teori-teori dari berbagai literature.

Dari data hasil analisis dari berbagai sumber kemudian dari itu kami ditarik sebuah kesimpulan.

C. GABUNGAN ANALISIS WILAYAH KABUPATEN SOLOK MELALUI POLA TITIK, GARIS


DAN LUASAN

1. Pola Titik

Dalam pembuatan pola titik kab.Solok, yang menjadi acuannya atau contohnya adalah dari
Album Tata Ruang wilayah Kab.Solok Th 2008-2028 dan Peta Adminiustrasi Kab. Solok Keluaran PLN,
Peta Sistem Pembagian wilayah pembangunan dengan skala 1:180.000. Dalam pembuatan Peta ini dapat
diturunkan menjadi Peta Pola Titik sitim jaringan transportasi, Persebaran Penduduk dan persebaran
Wilayah.

Langkah Kerja:

Tentukan terlebih dahulu daerah / objek yang diteliti atau di Analisis.

Setelah menentukan daerah yang diambil untuk dianalisis, kemudian dari mana daerah yang menjadi
awal kita menganalisa, seperti daerah surian Kec.Pantai Cermin, Hilir Gumanti diselatan, sungai lasi
kec. X Koto diatas daerah timur, dan tanjung balit dikec. X Koto Singkarak disebelah utara. Dimana
didaerah tersebut menjadi satu-satunya wilayah pembangunan dan Alahan panjang dikec. Lembah
Gumanti (H_III) Menjuadi titik utama wilayah Pembangunan Wliayah Hirarki pusat pelayanan kota
kab.Solok untuk Wilayah Pembangunan tiga.

Pada Pembagian wilayah kedua, Daerah selingkar Arosuka kec.Talang disebelah Barat, Kecamatan
Lembang Jaya diselatan dan Kec. IX Koto Sei.Lasi, Payung Sekaki dan Bukit Sundi dibagian Barat
(H_II) menjadi satu-satunya wilayah pembangunan pada hiraki pusat pelayanan kota Kab. Solok, Untuk
Wilayah Pembangunan Dua.

Pada pembagian Wilayah Pertama diutara bagian Kab. Solok, Kecamatan Junjung Sirih dibagian Barat,
X Koto Singkarak dibagian Selatan dan X koto diatas dibagian Utara menjadi satu-satunya Wilayah
pembangunan yang pertama, yang dimana singkarak (H_I) Kec. X koto Singkarak menjadi titik utama
wilayah pembangunan pada wilayah pembangunan Hirarki pusat pelayanan kota Kab. Solok, Untuk
wilayah pembangunan pertama.

2. Pola Garis

Dalam pembuatan pola Garis kab.Solok, yang menjadi acuannya atau contohnya adalah dari Album
Tata Ruang wilayah Kab.Solok Th 2008-2028 dan Peta Adminiustrasi Kab. Solok Keluaran PLN, Peta
Sistem Pembagian wilayah pembangunan dengan skala 1:180.000. Dalam pembuatan Peta ini dapat
diturunkan menjadi Peta Sistim jaringan jalan, Peta Sistim Jaringan Listrik dan peta Sistim Jaringan
Irigasi. Langkah Kerja

Tentukan terlebih dahulu daerah / objek yang diteliti atau di Analisis.

Setelah menentukan daerah yang diambil untuk dianalisis, kemudian dari mana daerah yang menjadi
awal kita menganalisa, Seperti daerah bagian Kab. Solok yaitu daerah kota Pasang menuju Kota Solok.
Pola Garis yang nampak yaitu Jalan Negara yang menghubungkan Kab. Solok dengan Kab. Solok
Selatan sampai Jambi, Sebelah Timur menghubungkan Kota Solok dengan Kota Sawahlunto.

Jalan lintas Propinsi dan Kabupaten yang menjadi jalan utamanya yaitu didaerah Arosuka, Lubuk
Selasih Kec. Talang sampai daerah simapang Tanjuang Nan IV Menjadi jalan utama Kab. Solok untuk
lintas Transfortasi dibagian Selatan. Sedangkan Selayo sampai Sungai Lasi menjadi lintas utama
dibagian timur Kab. Solok dan Tanjuang Balit Sampai Paninggahan menjadi Lintas Tranfortasi
selingkar Danau Singkarak yang Menghubungkan Kab. Solok dengan Kab. Tanah Datar.
3. Pola Luasan

Dalam pembuatan pola luasan kab.Solok, yang menjadi acuannya atau contohnya adalah dari
Album Tata Ruang wilayah Kab.Solok Th 2008-2028 dan Peta Administrasi Kab. Solok Keluaran PLN,
Peta Sistem Pembagian wilayah pembangunan dengan skala 1:180.000. Dalam pembuatan Peta ini dapat
diturunkan menjadi Peta Sebaran Permukiman, Peta Kepadatan Penduduk, dan Peta Hirarki Pusat
Pelayanan yang terdapat diKab. Solok, yang melalui Pola Titik, Garis, dan luasan yang diarsir pada
lembaran peta yang menandakan daerah sistem jalan, Irigasi, dan Permukiman pada Desa, Kecamatan dan
Kabupaten disekitar Wilayah diKabupaten Solok. Langkah Kerja

Setelah menentukan daerah atau objek yang diambil atau dianalisis , kemudian lembar Peta Kab. Solok
dibagi atas tiga bagian persis seperti apa yang disajikan pada pola titik. Disini Wilayah luasan yang
diambil adalah wilayah pembagian pembangunan sama seperti pola titik, kami lebih menitik beratkan
pada luasan sepertiWPP Amencakup kecamatan X Koto luhak, X Koto Singkarak dan Sijunjung
Sirih,WPP BMencakup Kec. Talang, Kec. Kubung, Kec, Bukit sundi, Kec.Lembang Jaya, Kec. Payung
Sekaki dan IX Koto Sei,Lasi. Sedangkan untuk wilayahWPP C Mencakup Kec. Lembah Gumanti, Kec.
Danau Kembar, Kec.Hiliran Gumanti, Kec. Pantai Cermin dan Kec. Tigo Luhak.

Sedangkan untuk luasan lainnya kami mengarsir Danau-Danau yang ada dikabupaten Solok, Seperti
Danau Singkarak WPP A, dan Danau Atas_Bawah, Talang di WPP C.

Masukkan Simbol dab cantumkan kedalam kseterangan atau legenda pada Peta.

2.3 ANALISIS EKONOMI KABUPATEN SOLOK

Meskipun hampir sebagian belahan dunia kini sedang disibukan dengan krisis global, namun
bagi negara Indonesia krisis tersebut masih belum berdampak pada perekonomian nasional dan
daerah. Kekuatan ekonomi yang mayoritas bertumpu pada permintaan dalam negeri nampaknya
masih cukup tegar dari pengaruh krisis global yang terjadi pada tahun 2007.
Penilaian ekonomi bagi pengembangan wilayah dan kawasan adalah untuk upaya
menemukenali potensi dan sektor-sektor yang dapat dipacu serta permasalahan perekonomian,
khususnya untuk penilaian kemungkinan aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada wilayah
atau kawasan tertentu.
Hal yang mendasar dalam analisis ekonomi pengembangan wilayah atau kawasan yaitu
perlunya mengenali potensi lokasi, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya buatan, sehingga akan terjadi efisiensi tindakan. Dengan usaha yang minimum akan diperoleh
hasil yang optimum yang kesemuanya bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran bagi seluruh masyarakat, serta terjadinya investasi dan mobilisasi dana.
Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten yang mayoritas perekonomiannya masih
mengandalkan sektor tradisional yakni sektor pertanian dan hal ini merupakan salah satu kekuatan
tersendiri dalam tatanan perekonomian daerah. Untuk melihat lebih jauh tentang perkembangan
kinerja perekonomian kabupaten Solok salah satunya dapat dilihat dari perkembangan Produk
Domestik Bruto (PDRB).
Pada dasarnya PDRB disajikan dalam dua nilai yakni PDRB atas dasar harga berlaku dan
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. PDRB atas dasar harga berlaku menyajikan nilai tambah
dari seluruh produksi barang dan jasa yang dinilai dengan harga konstan yakni harga pada tahun
2000, dengan kata lain faktor fluktuasi yang disebabkan oleh perbedaan harga telah dieliminasi.

FISIK BINAAN

Analisis Kondisi Fisik Kesimpulan


Rawan Bencana Kabupaten solok rawan terhadap bencana
dikarenakan curah hujan yang
tinggi,tanahnya latosol andosol dan tingkat
kemiringan lerengnya sangat curam Wilayah
sehingga sulit dikembangkan dari berbagai Berkembang
aspek pembangunan
Kesesuain Lahan Jenis tanah dan kemiringan lereng yang
sangat curam menyebabkan lahan wilayah
kabupaten solok terbatas dalam bidang
pembangunan tetapi wilayah solok bagus Wilayah
untuk daerah pertanian dan perkebunan. Berkembang
DAS DAS di kabupaten solok masih dalam
keadaan baik,dikarenakan masih
banyaknya hutan yang terdapat di sekitar
DAS sehingga bisa menahan kalau
terjadinya banjir namun dari segi fungsi
Wilayah
pengelolahan DAS kabupaten solok masih
Berkembang
belum bagus dikarenakan masih lemahnya
instansi terkait dalam melakukan
pengelolaan.
Kesimpulan

Berdasarkan analisis fisik kabupaten solok mempunyai potensi dalam bidang pertanian dan
perkebunan.Sehingga wilayahnya membutuhkan pembangunan dari berbagai sektor selain
bidang pertanian.Jadi wilayah solok kami namakan dengan wilayah yang masih berkembang
yang butuh perbaikan diberbagai faktor fisik.

Analisis kependudukan Kab solok

Kabupaten Solok pada umumnya mempunyai tingkat kemiringan lereng yang


curam sehingga tergolong dalam kawasan Penyangga, cocok juga digunakan
sebagai tanaman tahunan. Daerah Kabupaten Solok merupakan daerah rawan
longsor, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata tingkat kemiringan lereng yang
masuk kategori Curam. Namun, daerah Kabupaten Solok juga termasuk daerah
pertanian yang baik.

BAB IV

KATEGORI DAN GENERALISASI WILAYAH KABUPATEN SOLOK

1. KATEGORI WILAYAH KABUPATEN SOLOK

A. Kategori Fisik Binaan Wilayah Kabupaten Solok


Jenis tanah yang mendominasi kabupaten Solok adalah andosol dan regosol dengan persentase 35%,
tanah ini subur dan cocok untuk pertanian. Struktur geologi pada daerah ini adalah batuan vulkanik dan
intrusi, daerah ini dilalui patahan semangko. Dari keadaan geologi tersebut, dapat dilihat pada peta
kemiringan lereng pada Kabupaten Solok lerengnya tergolong curam. Pada beberapa daerah sering trjadi
bencana longsor, sehingga hal ini bisa menghambat pembangunan.

Kesesuaian lahan pada daerah ini adalah kawasan penyangga sehingga banyak terdapat kawasan hutan
lindung. Sementara, untuk penggunaan lahannya adalah untuk pertanian. Pergeseran funsi lahan sebanyak
0,7 % pada kawasan hutan dijadikan kawasan pemukiman dan sebanyak 2,6% kawasan hutan dijadikan
kawasan pertanian. Ini berarti tidak terjadi penyimpangan lahan yang cukaup berarti.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa wilayah Kabupaten Solok merupakan daerah yang
subur dan sesuai untuk lahan pertanian, namun karena daerah Kabupaten Solok ini sebagian besar
merupakan kawasan penyangga dan pada daerah lainnya cukup berpotensi terjadi bencana. Maka, wilayah
Kabupaten Solok sebaiknya lebih diperuntukkan sebagai hutan lindung. Jika pertanian ingin
dikembangkan pada wilayah Kabupaten Solok ini hendaknya pertanian dikembangkan pada daerah yang
relatif datar atau landai.

B. Kategori Ekonomi Wilayah Kabupaten Solok

Pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Solok dilihat dari sektor pergerakan ekonomi dibandingkan
wilayah Sumbar sudah mulai maju dan perekonomiannya masih tradisional, karena sektor basis yang
mendukung pergerakan perekonomian wilayah Kabupaten Solok adalah sektor pertanian. Sarana dan
prasarana di Kabupaten Solok cukup karena wilayah Kabupaten Solok memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan memiliki sektor berbasis pertanian. Jadi Kabupaten Solok belum terjadi transpormasi ke sektor
lain.

C. Kategori Sarana dan Prasarana Kabupaten Solok

Wilayah Kabupaten Solok di aspek kependudukan terlihatg bahwa penduduk tmbuh dengan
cepat, dengan dominan oleh kaum perempuan dan partisipasi kerja yang tidak stabil dan angka putus
sekolahnya pun sangat besar. Serta besarnya resiko kematian dikarenakan tingkat kesejahteraan
masyarakat tiap tahunnya menurun dengan jumlah penduduk laki-laki 173.4192 dan perempuan
178.095 dengan pertumbuhan penduduk 0,6 %, tingkat partisispassi angkatan kerja 27,95 % , angka
putus sekolah 54 %, jumlah yang melek huruf 97,1 % (tahun 2007 ), tingkat kelahiran 66,6 % dan
kematian 77 %.
D. Kategori Pola Keruangan Kabupaten Solok

Sistem Jaringan Jalan Kabupaten Solok adalah Jaringan Jalan yang menggambarakan Jaringan akses
Transportasi dan Perhubungan Kabupaten Solok dengan daerah lainnya. Ditambah lagi terdapatnya
Tatanan Hubungan sitem jaringan Jalan antar Pola Ruang Wilayah Meliputi Propinsi, Kabupaten, Kota,
Kecamatan, Kelurahan, dan Desa.yang bervariasi.

Salah satu persoalan pada Sistem Jaringan Listrik di Kabupaten Solok adalah dalam konteks wilayah
adalah letak hulu sungai, jalan, dan daerah yang memiliki topografi yang tinggi yang biasanya berada
pada suatu kabupaten tertentu dan melewati beberapa kabupaten serta daerah hilirnya berada di kabupaten
lainnya Seperti disebelah utara bagian selatan Kabupaten Solok pada Daerah Paninggahan Kecamatan
Tigo Luhak Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Dan Kecamatan Hiliran Gumanti Talang Babungo arah ke
Tumur yang boleh dikatakan masih kurang/minim akses Transportasi dan penerangan (listrik). Peta
sebaran permukiman penduduk yan terpadat atau yang memiliki luas areal yang luas yang juga memiliki
jumlah penduduk yang banyak yang mendiami Areal tersebut yang menggambarakan juga hubungan
Perekonomian, Pelayanan Administrasi, sosial dan Kesehatan.

1. GENERALISASI WILAYAH KABUPATEN SOLOK

Kesimpulan bahwa wilayah Kabupaten Solok merupakan daerah yang subur dan cocok
untuk pertanian, namun karena daerah Kabupaten Solok ini sebagian besar memiliki lereng yang
curam, maka wilayah Kabupaten Solok sebaiknya lebih diperuntukan sebagai hutan lindung. Jika
pertanian ingin dikembangkan pada wilayah Kabuapaten Solok ini, hendaknya pertanian hanya
dikembangkan pada daerah Kabuapaten Solok yang tidak terlalu curam. Sedangkan pengembangan
untuk pertanian dan pembangunan di daerah yang sebagian curam ini memerlukan pengetahuan dan
teknologi yang tinggi untuk mengembangkannya.

Dilihat dari perekonomian Kabupaten Solok masih tergolong tradisional yang bergerak
pada sektor pertanian. Sarana dan prasarana di Kabupaten Solok masih kurang memadai, maka dari itu
pemerintah Kabupaten Solok berusaha untuk mencukupi sarana dan prasarana Kabupaten Solok
tersebut.

Dan penduduk Kabupaten Solok tumbuh dengan cepat namun tingkat kesejahteraannya
masih kurang dan beresiko, sehingga tingkat kemiskinan semakin meningkat.

Untuk itu dari generalisasi diatas kami penulis menyarankan kepada pemerintah Kabupaten
Solok untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan cara mencari alternatif lain
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat selain dari pertanian. Dan tingkatkan pengetahuan
masyarakatnya tentang rawan bencana di Kabupaten Solok agar masyarakat lebih mengetahui wilayah
mana yang tidak bisa dibangun dan digunakan untuk potensi perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai