Anda di halaman 1dari 24

Fisika Umum

Ba
b HUKUM GERAK

Pokok Bahasan

Gaya
Hukum Pertama Newton
Massa
Hukum Ke Dua Newton
Berat
Gaya Tegangan Tali
Hukum Ke Tiga Newton
Gerak Benda Pada Bidang Datar
Gerak Benda Pada Bidang Miring

Standar Kompetensi
Mempelajari Hukum Gerak dan penyebabnya

Kompetensi Dasar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mempelajari
Mempelajari
Mempelajari
Mempelajari
Mempelajari
Mempelajari
Mempelajari
Mempelajari
Mempelajari

Gaya
Hukum Pertama Newton
Massa
Hukum Ke Dua Newton
Berat
Gaya Tegangan Tali
Hukum Ke Tiga Newton
Gerak Benda Pada Bidang Datar
Gerak Benda Pada Bidang Miring

Indikator
1. Memahami Gaya
2. Memahami Hukum Pertama Newton

Fisika Umum
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami

Massa
Hukum Ke Dua Newton
Berat
Gaya Tegangan Tali
Hukum Ke Tiga Newton
Gerak Benda Pada Bidang Datar
Gerak Benda Pada Bidang Miring

Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan dapat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami

Gaya
Hukum Pertama Newton
Massa
Hukum Ke Dua Newton
Berat
Gaya Tegangan Tali
Hukum Ke Tiga Newton
Gerak Benda Pada Bidang Datar
Gerak Benda Pada Bidang Miring

Fisika Umum

Materi Perkuliahan
Hukum tentang gerak dan
penyebabnya

sudah

mulai

dikaji sejak zaman Aristoteles


(384-322

SM).

menganggap
gaya,

baik

Aristoteles

bahwa
berupa

suatu
tarikan

maupun dorongan diperlukan


untuk menjaga suatu benda

Aristoteles
(384-322 SM)

bergerak.
Pandangan ini meskipun agaknya logis dan sesuai
dengan apa yang diamati secara awam, namun pada
saatnya nanti (ketika kita mempelajari hukum pertama
Newton ) kita akan melihat adanya kesalahan fatal pada
pandangan

Aristoteles

tersebut.

Pada

generasi

berikutnya lahir ilmuan seperti Copernicus, Brahe dan


Keppler yang banyak menawarkan model analisis gerak
benda-benda

langit.

Galileo

bahkan

telah

memperkenalkan suatu besaran yang ia namai sebagai


kuantitas gerak. Besaran inilah yang kini dikenal sebagai
momentum. Pada tahun meninggalnya Galileo lahirlah
Isaac Newton yang kemudian menjadi orang pertama
yang berhasil berikan penjelasan secara mendasar
tentang hukum-hukum gerak melalui ketiga hukumnya
yang terkenal.

Fisika Umum
Hukum

Newton

meskipun

tampak

sangat

sempurna,

juga

mendapati

kini

kita

bahwa

Sir Isaac Newton (16421727) Merumuskan Hukum


Gerak Newton

hukum-hukum

tersebut

tidak

berlaku

universal,

namun

membutuhkan

masih

modifikasi

untuk benda pada kecepatan


sangat

tinggi

(mendekati

kecepatan cahaya)
dan untuk benda dengan ukuran yang sangat kecil
(atom).

5. Gaya
1
Gaya adalah besaran vektor, karena itu mempunyai
besaran dan arah serta memenuhi aturan-aturan operasi
vektor. Satuan untuk gaya adalah newton, dan disingkat
dengan N. Besar dan arah gaya bergantung kepada
macam system dan lingkungan yang sedang ditinjau dan
diungkapkan

lewat

hukum

gaya.

Hukum

gaya

ini

mempunyai bentuk yang khas bagi sebuah system dan


lingkungannya,

system

yang

berbeda

dan/atau

lingkungan yang berbeda mempunyai hukum gaya yang


berbeda.

Contoh-contoh

pasangan

system

lingkungan beserta hukum gaya yang berbeda:

dan

Fisika Umum

a. Pasangan dua benda titik system, pasangan satelitbumi : Gaya Gravitasi.


b. Benda didekat permukaan bumi : Gaya Berat.
c. Benda diikat dengan tali : Tegangan Tali.
d. Benda bersentuhan dengan lantai : Gaya Kontak,
Gaya Normal, Gaya Gesekan.
e. Benda diikat pada pegas : Gaya Hooke.
f. Benda terbenam dalam fluida : Gaya

Apung

Archimedes.
g. Benda bermuatan q bergerak dengan medan listrik E
dan medan magnet B : Gaya Lorentz.

5.
2

Hukum Pertama Newton

Pada

hukum

pertama

ini,

Newton

menjelaskan

keadaan benda jika tidak dipengaruhi gaya. Menurut


Newton benda dapat mempertahankan keadaan jika
tidak

dipengaruhi

gaya.

Mempertahankan

keadaan

berarti benda yang diam akan tetap diam dan benda


bergerak dengan kecepatan tetap akan tetap bergerak
dengan kecepatan tetap. Mempertahankan keadaan ini
disebut dengan inersia atau lembam. Oleh karena itu
hukum pertama Newton ini dinamakan juga hukum
inersia atau hukum kelembaman. Mungkinkah di dunia
ini ada benda yang tidak dipengaruhi gaya? Di luar
angkasa mungkin ada tetapi di bumi ini tidak mungkin.
Contohnya saja setiap benda pasti dipengaruhi oleh
gaya gravitasi atau berat. Dari keadaan inilah hukum

Fisika Umum

pertama Newton dapat diartikan juga untuk benda yang


dipengaruhi
hukum

gaya

pertama

tetapi
Newton

resultannya
dapat

nol.

Sehingga

dirumuskan

seperti

berikut.
F = 0

(5.1)

Hukum pertama Newton ini sebenarnya merupakan


dasar dari konsep keseimbangan, sebab jika resultan
gaya yang bekerja pada benda nol maka benda tersebut
dikatakan

dalam

keadaan

seimbang.

Apabila

menggunakan penguraian gaya-gaya, maka benda yang


seimbang harus memenuhi syarat-syarat berikut:
Fx = 0

(5.2)

Fy = 0

(5.3)

Dimana Fx menyatakan jumlah gaya yang bekerja


pada suatu benda dalam arah sumbu x dan F y
menyatakan jumlah gaya yang bekerja pada suatu
benda dalam arah sumbu y.

5.
3

Massa

Massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu


benda (kemampuan mempertahankan keadaan suatu
gerak). Makin besar massa suatu benda, makin sulit
mengubah keadaan gerak benda tersebut. Semakin

Fisika Umum

besar massa benda, semakin sulit menggerakannya dari


keadaan diam, atau menghentikannya ketika sedang
bergerak

atau

merubah

gerakannya

keluar

dari

lintasannya yang lurus. Kita dapat mengatakan bahwa


semakin besar massa benda, semakin besar hambatan
benda tersebut untuk dipercepat. Satuan dari massa
berdasarkan SI adalah kilogram (kg). atau sama dengan
1,057 liter air karena memiliki massa hampir persis
sebesar 1 kg.

5.
4

Hukum Ke Dua Newton

Hukum pertama Newton menyatakan bahwa jika


tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda,
maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang
bergerak, akan bergerak lurus beraturan (kecepatan
konstan). Selanjutnya, apa yang terjadi jika sebuah gaya
total

diberikan

pada

benda

tersebut?

Newton

berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu


gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin
menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya
total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan
gerak benda, gaya tersebut akan memperkecil laju
benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah
dengan arah gerak benda, maka arah kecepatannya
akan berubah (dan mungkin besarnya juga). Karena
perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan,

Fisika Umum
berarti

dapat

dikatakan

bahwa

gaya

total

dapat

menyebabkan percepatan. Bagaimana hubungan antara


percepatan dan gaya?.
Pengalaman sehari-hari dapat menjawab pertanyaan
ini. Ketika kita mendorong kereta belanja, maka gaya
total yang terjadi merupakan gaya yang kita berikan
dikurangi gaya gesek antara kereta tersebut dengan
lantai. Jika kita mendorong dengan gaya konstan selama
selang

waktu

tertentu,

kereta

belanja

mengalami

percepatan dari keadaan diam sampai laju tertentu,


misalnya 4 km/jam.
Jika kita mendorong dengan gaya dua kali lipat
semula, maka kereta belanja mencapai 4 km/jam dalam
waktu setengah kali sebelumnya. Ini menunjukkan
percepatan kereta belanja dua kali lebih besar. Jadi,
percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya
total yang diberikan. Selain bergantung pada gaya,
percepatan benda juga bergantung pada massa. Jika kita
mendorong

kereta

belanja

yang

penuh

dengan

belanjaan, kita akan menemukan bahwa kereta yang


penuh memiliki percepatan yang lebih lambat. Dapat
disimpulkan bahwa makin besar massa maka akan
makin kecil percepatannya, meskipun gayanya sama.
Jadi, percepatan sebuah benda berbanding terbalik
dengan massanya.

Fisika Umum

Hubungan ini selanjutnya dikenal sebagai Hukum ke


dua Newton, yang bunyinya sebagai berikut: Percepatan
sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja

padanya

dan

berbanding

terbalik

dengan

massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya


total yang bekerja padanya. Hukum II Newton tersebut
dirumuskan secara matematis dalam persamaan:
a=

Fx
m

(5.4)

F x=m. a

(5.5)

Dengan:
a

= percepatan (m/s2)

m = massa benda (kg)


F = resultan gaya (N)
Satuan gaya menurut SI adalah newton (N). Dengan
demikian, satu newton adalah gaya yang diperlukan
untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s 2 kepada
massa 1 kg. Dari definisi tersebut, berarti 1 N = 1
kg.m/s2. Satu Newton adalah sekitar 0,2248 lb, atau
kurang lebih

1
4

lb.

Dalam satuan cgs, satuan massa adalah gram (g).


Satuan gaya adalah dyne, yang didefinisikan sebagai

Fisika Umum

10

besar gaya yang diperlukan untuk memberi percepatan


sebesar 1 cm/s2 kepada massa 1 g. Dengan demikian, 1
dyne = 1 g.cm/s2. Hal ini berarti 1 dyne = 10-5 N.

5. Berat
5
Berat adalah gaya, gaya gravitasi yang bekerja pada
sebuah benda. Untuk melihat perbedaannya, misalnya
kita membawa sebuah benda ke bulan. Ketika berada di
bulan, berat benda tersebut hanya seperenam dari
beratnya di bumi karena gaya gravitasi di bulan enam
kali lebih kecil dibandingkan dengan gaya gravitasi di
bumi.
Tetapi

massa

benda

tersebut tetap sama. Benda


tersebut

tetap

memiliki

jumlah zat yang sama dan


inersia atau kelembamannya
juga

sama.

Yang

berbeda

adalah beratnya atau gaya


gravitasi yang bekerja pada

Gambar 5.1 Gaya Pada


Sebuah Benda Dalam
Keadaan Diam

batu tersebut.
Secara matematis, berat dapat dituliskan sebagai
berikut:
w=m.g

(5.6)

Fisika Umum

11

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang


nilainya pada permukaan bumi sekitar 9,8 m/s2.
Adapun perbedaan yang lain antara massa dengan
berat adalah dari satuannya, massa memiliki satuan
kilogram sedangkan berat memiliki satuan newton (kg
m/s2).

Massa

termasuk

kedalam

besaran

skalar,

sedangkan berat adalah besaran vektor, di mana arah


berat sama dengan arah gravitasi, yakni menuju ke
pusat bumi atau tegak lurus kebawah permukaan bumi.
Massa

benda

dapat

diukur

dengan

neraca

Ohaus

sedangkan berat diukur dengan neraca pegas.

5. Gaya Tegangan Tali


6
Dua buah balok A dan B
dihubungkan dengan seutas
tali

terletak

pada

tegang yang dinyatakan


dengan T.

bidang

mendatar yang licin seperti


pada gambar 5.2 . Pada salah
satu balok (misalnya balok B)
dikerjakan gaya F mendatar
hingga

keduanya

sepanjang

bidang

bergerak
tersebut

Gambar 5.2 Balok Berada


Pada Bidang Licin,

dan
tali
dalam
keadaan
Dikerjakan Gaya
Apabila massa balok A dan B masing-masing adalah
mA dan mB, serta keduanya hanya bergerak pada arah

Fisika Umum

12

komponen sumbu x saja dan percepatan keduanya sama


yaitu a, maka resultan gaya yang bekerja pada balok A
(komponen sumbu x) adalah:
Fx

(A)

= T = mA . a

(5.7)

Sementara itu, resultan gaya yang bekerja pada


balok B (komponen sumbu x) adalah:
Fx

(B)

Dengan

= F T = mB . a
menjumlahkan

(5.8)
persamaan

(5.7)

dan

persamaan (5.8) didapatkan:


F T + T = mA . a + mB . a

(5.9)

F = (mA + mB) a
a=

(5.10)

F
(m A+ m B)

(5.11)

Dengan:
a

= Percepatan sistem (m/s2)

= Gaya yang bekerja (N)

mA = Massa benda A (kg)


mB = Massa benda B (kg)

5.
7

Hukum Ke Tiga Newton

Hukum

ke

dua

Newton

menjelaskan

secara

kuantitatif bagaimana gaya-gaya memengaruhi suatu

Fisika Umum

13

gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gayagaya itu datang?

Berdasarkan pengamatan membuktikan bahwa gaya


yang diberikan pada sebuah benda selalu diberikan oleh
benda lain.
Sebagai

contoh,

tangan

seseorang mendorong meja.

diberikan

pada

meja

diberikan oleh tangan.

Contoh tersebut menunjukkan


bahwa gaya diberikan pada
sebuah

benda,

dan

gaya

tersebut diberikan oleh benda


lain,

misalnya

gaya

yang
Gambar 5.3 Seseorang
Mendorong Meja

Memang benar tangan memberikan gaya pada meja,


tampak seperti pada Gambar 1.3. Tetapi meja tersebut
jelas memberikan gaya kembali kepada tangan. Dengan
demikian, Newton berpendapat bahwa kedua benda
tersebut harus dipandang sama. Tangan memberikan
gaya pada meja, dan meja memberikan gaya balik
kepada tangan.
Hal ini merupakan inti dari Hukum ke tiga Newton,
yaitu: Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda
kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang

Fisika Umum

14

sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda


pertama.
Hukum ke tiga Newton ini kadang dinyatakan sebagai
hukum aksi-reaksi, untuk setiap aksi ada reaksi yang
sama

dan

berlawanan

kesalahpahaman,

sangat

arah.

Untuk

penting

untuk

menghindari
mengingat

bahwa gaya aksi dan gaya reaksi bekerja pada


benda yang berbeda.
Kebenaran Hukum ke tiga Newton dapat ditunjukkan
dengan pada Gambar 5.3. Perhatikan tangan ketika
mendorong

ujung

meja.

Bentuk

tangan

menjadi

berubah, bukti nyata bahwa sebuah gaya bekerja


padanya. Kita bisa melihat sisi meja menekan tangan
kalian. Bahkan kita bisa merasakan bahwa meja tersebut
memberikan gaya pada tangan kalian; rasanya sakit!
Makin kuat kita mendorong meja itu, makin kuat pula
meja tersebut mendorong balik. Dua gaya tersebut
merupakan gaya aksi-reaksi apabila kedua gaya tersebut
memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Sama besar
b. Berlawanan arah
c. Terjadi pada dua benda yang saling berinteraksi
Dari ketiga sifat di atas dapat dirumuskan seperti di
bawah.

Aksi

=-F

Reaksi

(5.12)

Fisika Umum

15

5. Gerak Benda Pada Bidang Datar


8
Pada sebuah balok yang
terletak

pada

bidang

mendatar yang licin, bekerja


gaya F mendatar hingga balok
bergerak

sepanjang

bidang

tersebut, seperti pada gambar


1.4.

Komponen

gaya-gaya

Gambar 5.4 Balok Terletak


Pada Bidang Datar Yang
Licin, Dikerjakan Gaya

pada sumbu y adalah:


Fy = N w

(5.13)

Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu


y, berarti ay = 0, sehingga:
Fy = 0

(5.14)

Nw=0

(5.15)

N=w=m.g

(5.16)

Dengan:
N = Gaya normal (N)
w = Berat benda (N)
m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Sementara itu, komponen gaya pada sumbu x
adalah:
Fx = F

(5.17)

Fisika Umum

16

Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x,


berarti

besarnya

percepatan benda

dapat dihitung

sebagai berikut:
Fx = m . a

(5.18)

F=m.a

(5.19)

F
a= m

(5.20)

Dengan:
a = Percepatan benda (m/s2)
F = Gaya yang bekerja (N)
m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

5. Gerak Benda Pada Bidang Miring


9
Sebuah
bermassa

balok
m

yang
bergerak

menuruni bidang miring yang


licin.

Dalam

hal

ini

kita

anggap untuk sumbu x ialah


bidang

miring,

sedangkan

sumbu y adalah tegak lurus


pada

bidang

miring.

Komponen gaya berat w pada


sumbu y adalah:

Gambar 5.5 Balok Terletak


Pada Bidang Miring Yang
Licin, Dikerjakan Gaya

wy = w . cos = m . g . cos

(5.21)

Resultan gaya-gaya pada komponen sumbu y adalah:


Fy = N wy = N m . g . cos

(5.22)

Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu


y, berarti ay = 0, sehingga:
Fy = 0

(5.23)

N m . g . cos = 0
N = m . g . cos

(5.24)
(5.25)

Dengan:
N = Gaya normal pada benda (N)
m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= Sudut kemiringan bidang
Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada
sumbu x adalah:
wx = w . sin = m . g . sin

(5.26)

Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah:


Fx = m . g . sin

(5.27)

Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x,


berarti

besarnya

percepatan benda

dapat dihitung

sebagai berikut:
Fx = m . a
m . g . sin = m . a

(5.28)
(5.29)

a = g . sin

(5.30)

Dengan:
a = Percepatan benda (m/s2)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= Sudut kemiringan bidang
5.1
0

Contoh Soal

1. Sebuah

benda

dengan

massa

10

kg

memiliki

percepatan 5 m/s2. Berapakah gaya yang dihasilkan


benda tersebut ?
Jawab :
Dik : m = 10 kg
a = 5 m/s2
Dit : F = ?
Penyelesaian :
F= m . a = (10 kg ) (5 m/s2 ) = 50 N
2. Gaya sebesar 80 N diberikan oleh sebuah benda yang
tidak diketahui massanya dengan percepatan 20
m/s2 . Berapakah massa benda tersebut ?
Jawab :
Dik : F = 80 N
a = 20 m/s2
Dit : m = ?
Penyelesaian :
m= F/a = 80 N / 20 m/s2 = 4 kg

3. Sebuah gaya sebesar 3000 N bekerja pada mobil


dengan massa 1500 kg. (a) berapakah percepatan
mobil tersebut ? (b) berapakah kecepatannya setelah
5 menit kemudian ?
Jawab :
Dik : F = 3000 N
m = 1500 kg
Dit : a & v = ?
Penyelesaian :
a = F/m= 3000 N / 1500 kg = 2 m/s2
v = at = (2m/s2) (5 s) = 10 m/s
4. Sebuah truk kosong dengan massa 2000 kg memiliki
percepatan maksimum 1

m/s 2. Berapa percepatan

maksimum ketika membawa muatan sebanyak 1000


kg ?
Jawab :
Dik : m1 = 2000 kg
a1 = 1 m/s2
m2 = 1000 + 2000 kg
Dit : a2 = ?
Penyelesaian :
F= m1 . a1 = (2000 kg ) (1 m/s2 ) = 2000 N
a2 = F/m2 = 2000 N / 3000 kg = 2/3 m/s2
5. Sebuah mobil yang bermassa 1000 kg bergerak
dengan kecepatan 10 m/s menjadi 20 m/s dalam
waktu 5 menit. Berapakah gaya yang dihasilkan ?

Jawab :
Dik : m = 1000 kg
V1 = 10 m/s
V2 = 20 m/s
t =5 s
Dit : F = ?
Penyelesaian :
F= m a
a=

V 2V 1 2010 m/s
=
=2 m/s2
t
5s

F = m a = (1000 kg) ( 2 m/s2) = 2000 N.


6. Sebuah bola tenis dengan massa 60 g mengenai
sebuah raket dengan kecepatan 15 m/s, bola tersebut
bersinggungan dengan raket selama 0,005 sekon, dan
kemudian

bola

mengalami

pemantulan

dengan

kecepatan 20 m/s. Tentukan gaya rata-rata yang


digunakan raket terhadap bola !.
Jawab :
Dik : m = 60 g = 0.06 kg
V1 = 15 m/s
V2 = - 20 m/s (berbalik arah)
t

0,005 s

Dit : F = ?
Penyelesaian :
F= m a

a=

V 2V 1 2015 m/s 35 m/s


=
=
=7000 m/s2
t
0,005 s
0,005 s

F = m a = (0.06 kg) ( 7000 m/s2) = 420 N.


7. Sebuah mobil yang bermassa 1000 kg mengrem
dengan gaya

3000 N. (a) berapa waktu yang

dibutuhkan mobil untuk berhenti dari kecepatan 30


m/s ?. (b) Berapa jarak yang dapat ditempuh mobil
selama waktu tersebut ?
Jawab :
Dik : m = 1000 kg
F

= 3000 N

Vo = 30 m/s
V = 0 m/s
Dit : a. t = .?
b. S =?
Penyelesaian :
a. a =

F 3000 kg
=
=3 m/s2
m 1000 kg

(- 3 m/s2

perlambatan)
v = vo + at
0 m/s = 30 m/s + (0 m/s = 30 m/s t=

3 m/s2 .t

30 m/s
=10 sekon
3 m/ s 2

b. S = V0t + a t2

3 m/s2 ) ( t )

S = 30 m/s . 10 s + (-3 m/s2) (10 s)2


S = 300 m 150 m = 150 meter
8. (a). Berapa berat suatu benda yang memiliki massa 5
kg ? (b). Berapa percepatan benda ketika gaya dorong
yang bekerja pada benda tersebut 100 N ?
Jawab :
Dik : m = 5 kg
F = 100 N
Dit : (a). w = ?
(b). a =?
Penyelesaian :
a. w = m . g = (5 kg) (9.8 m/s) = 49 N
b. F = m a,
a=

F 100 N
=
=20
m 5 kg

m/s2

9. Sebuah gaya 1 N bekerja pada (a) benda yang


bermassa 1 kg, dan (b) benda yang memiliki berat 1
N. Tentukan percepatan masing-masing benda secara
berurutan.
Jawab :
Dik : F = 1 N
m = 1 kg
w=1N
Dit : (a). a = ?
(b). a =?
Penyelesaian :

a.

F 1N
a= =
=1 m/s2
m 1 kg

b.

F 1N
a= =
=
m w /g

1N
=9.8
N
m/s2
1
m/s
9.8

Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Hukum Newton I, II, III tentang Gerak dan
Penerapannya_Physics World. Html. Diakses
tanggal 20 september 2015.
Beiser, A. 2004. Applied Physics. MC Graw Hill. United
Stated American.
Bahtiar. 2010. Fisika Dasar 1. Yogyakarta. Kurnia Kalam
Semesta.
Serway and Jewetts. 2010. Physics For Scientists And
Engineers.

Amerika

Cengage Learing.
.Fisika X untuk SMA/MA.

Serikat.

Brooks/Cole

Anda mungkin juga menyukai