SEMESTER I
TAHUN AKADEMIK 2012 - 2013
BLOK 2. HUMANIORAN I
MODUL 1. ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1. KENNY RAMA WIDYA
(2012 07 0 0008)
2. REXI RENALDI LOTONG
(2012 07 0 0016)
3. JANNICO DJANUARDI
(2012 07 0 0018)
4. ANISA TALITA ISLAMEY
(2012 07 0 0032)
5. ALMIRA FAIZAH
(2012 07 0 0040)
6. RANGGA KAMBODIA SURYANA
(2012 07 0 0048)
7. CINDY INDAH PERMATASARI
(2012 07 0 0056)
8. RUTH ROZA WIJAYANTI
(2012 07 0 0063)
9. INDIRA ALITIA FATARANI
(2012 07 0 0072)
10. FARAZIZA MAULANA
(2012 07 0 0080)
11. RUDY EFFENDY
(2012 07 0 0090)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Humaniora merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
segala hal yang diciptakan atau menjadi perhatian manusia baik itu ilmu filsafat,
hukum, sejarah, bahasa, teologi, sastra, seni dan lain sebagainya. Atau makna
intrinsik nilai-nilai kemanusiaan (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Dalam
bahasa Latin, humaniora artinya manusiawi.
Menurut Martiatmodjo, BS dalam Catatan Kecil tentang Humaniora
dikatakan sebagai Ilmu Budaya Dasar yang merupakan mata kuliah wajib di
Perguruan Tinggi dan merupakan juga terjemahan dari istilah Basic Humanities
atau pendidikan humaniora. Humaniora ini menyajikan bahan pendidikan yang
mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih
manusiawi. Martiatmodjo menegaskan bahwa perlunya humaniora bagi
pendidik berarti menempatkan manusia di tengah-tengah proses pendidikan.
B. BATASAN TOPIK
1. Mengetahui arti etika & kode etik
2. Mengetahui kaidah dasar bioetik
3. Menganalisis sudut pandang dokter & pasien
4. Mengetahui UUPK no.29 tahun 2004
5. Mengetahui hak & kewajiban pasien
6. Mengetahui informed consent
7. Mengetahui pasal-pasal tindakan medis
8. Mengetahui hubungan hukum antara dokter & pasien
C. PETA KONSEP
Dokter Gigi
Informed Consent
Pasien
Tindakan Medis
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika dan Kode Etik (Refrensi Soeparto P dkk.2006. Etik dan
Hukum di Bidang Kesehatan.)
Ethic (ethic) berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat
kebiasaan,watak,perasaan,sikap yang baik yang layak. Menurut kamus umum
bahasa Indonesia ( Purwadarminta, 1953), etika adalah ilmu pengetahuan tentang
azas akhlak. sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia dari departemen
pendidikan dan kebudayaan (1988), etika adalah:
1. Ilmu tentang apa yang baik,apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Menurut kamus kedokteran ( Ramali dan Pamuncak, 1987), etika adalah
pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi. istilah etika dan etik
sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas perbedaan antara keduanya.
Dalam buku ini, yang dimaksud dengan etika adalah ilmu yang mempelajari azas
akhlak,sedangkan etik adalah seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan
akhlak seperti dalam kode etik.
Dalam pekerjaan profesi sangat dihandalkan etik profesi dalam memberikan
pelayan kepada public. Etik profesi merupakan seperangkat perilaku anggota profesi
dalam hubungan dengan orang lain. Pengamalan etika membuat kelompok menjadi
baik dalam arti moral. Ciri-ciri profesi:
1 .berlaku untuk lingukngan profesi
2. Disusun oleh organisasi profesi bersangkutan
3. mengandung kewajiban dan larangan.
4. menggubah sikap manusiawi.
Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan dokter adalah untuk menjadikan calon
dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosional.
Para pendidikan masa lalu melihat perlu tersedia berbagai pedomann agar
anggotanya dapat menjalankan profesinya dengan benar dan baik. Para pendidik di
bidang kesehatan masa lalu meliat adanya peluang yang di harapkan tidak akan
terjadi sehingga merasa perlu membuat rambu-rambu yang akan mengingat para
peserta didik yang di lepas di tengah masyarakat selalu melihat pedoman yang
membatasi mereka untuk berbuat yang tidak layak.
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
dimaksud. Pasien atau keluarga pasien harus diberi waktu yang cukup
untuk menentukan keputusannya.
Who : Yang menyampaikan informasi, bergantung pada jenis
tindakan yang akan dilakukan. Dalam Permenkes dijelaskan dalam
tindakan bedah dan tindakan invasif lainnya harus diberikan oleh
dokter yang akan melakukan tindakan.
Which : Mengenai informasi mana yang harus disampaikan dalam
Permenkes dijelaskan haruslah selengkap-lengkapnya, kecuali dokter
menilai informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan
pasien atau pasien menolak diberikan informasi.
D. Syarat Persetujuan
Inti dari persetujuan adalah persetujuan haruslah didapat sesudah pasien
mendapat informasi yang adekuat.
Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa yang berhak memberikan
persetujuan adalah pasien yang sudah dewasa (di atas 21 tahun atau
sudah menikah) dan dalam keadaan sehat mental.
Dalam banyak PTM yang ada selama ini, penandatanganan
persetujuan ini lebih sering dilakukan oleh keluarga pasien. Hal ini
mungkin berkaitan dengan kesangsian terhadap kesiapan mental pasien
sehingga beban demikian diambil alih oleh keluarga pasien atau atas
alasan lain.
Untuk pasien di bawah umur 21 tahun, dan pasien gangguan jiwa yang
menandatangani adalah orang tua/wali/keluarga terdekat atau induk
semang. Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pingsan serta
tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam
keadaan gawat darurat yang memerlukan tindakan medik negara, tidak
diperlukan persetujuan dari siapa pun (pasal 11 bab IV Permenkes
No.585).
G. Tindakan
Medis
(Refrensi
290/MENKES/PER/III/2008 tentang
Kedokteran.)
Permenkes
No
Persetujuan Tindakan
Pasal 7
(1) Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien
dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta.
(2) Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan
diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar.
(3) Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurang- kurangnya mencakup:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
2. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
3. Altematif tindakan lain, dan risikonya;
9
10
11
menjanjikan sesuatu karena objek dari hubungan ini adalah upaya dokter
berdasarkan ilmu pengetahuannya untuk menyembuhkan pasien.
Saat terjadinya pola hubungan hjorizontal antara dokter dan pasien
adalah saat dokter menyatakan kesediaannya yang dinyatakan secara
lisan atau tersirat dengan menunjukkan sikap yang menyimpulkan
kesediaan.
12
BAB III
Kesimpulan
Menerapkan prinsip bioetika dan etika kedokteran dalam menjalankan tugas. Profesi
sangat peting bagi seorang dokter. Dengan selalu mempertahankan prinsip-prinsip bioetika
dan etika kedokteran maka akan memperlancar tindakan perawatan terhadap pasien
sehingga menghasilkan apa yang diharapkan oleh pasien, tidak memperburuk keadaan
pasien.
Seorang dokter tidak dapat sembarang melakukan tindakan medis terhadapan
pasien tanpa adanya persetujuan dari pasien yang bersangkutan atau dari keluarga pasien,
karena jika terdapat kesalahan maka dokter tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan
pasal-pasal yang terdapat pada UUPK.
13