DISPEPSIA
Heni Haryani1, Dasril Efendi2
1
CASE REPORT
dua kelompok, yaitu penyakit batu
PENDAHULUAN
organik
(seperti
tukak
peptik,
merupakan
fungsional.2,3
kembung,
mual,
muntah,
atau
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi dan fisiologi lambung
begah. Semua
adalah
keadaan
gastroesofageal
dapat
seseorang,
dialami
oleh
1,2
menghubungkan
badan
CASE REPORT
otot yang kuat. Pilorik adalah
suatu
struktur
yang
duodenum
utama
spinkter
tubular
dan
mengandung
pilorik.
Setiap
hari
intrinsik.
kemampuan
kelenjar
pilorik
kelenjar
mukosa
terdapat
di
suatu
invaginasi
atau
melapisi
beberapa
invaginasi
diantaranya
ini
adalah
5
yang
ditemukan
di
lambung,
untuk
yang
ini
melapisi
sel
artinya
Oksintik
oksintik
menyekresikan
yang
encer.
CASE REPORT
endokrin. Sel-sel tersebut adalah sel
gastrin,
sel
somatostatin.
dikeluarkan
menghasilkan
Histamin
yang
berperan
sebagai
sebagai
stimuli
sekresi
produk
protein,
dan
sekresi
dispepsia
dapat
stimuli asam.5
mual,
muntah,
yang
menjalar
di
dada.
ulkus
peptikum,
kronik,
dan
penyakit
mengeksklusi
semua
dispepsia
fungsional
esofagitis,
menurut
dapat
CASE REPORT
bervariasi dari 11-41%. Jika keluhan
terbakar di ulu hati dikeluarkan maka
angkanya
berkisar
Dispepsia
masalah
masih
4-14%.6
menimbulkan
kesehatan
karena
panjang
sehingga
4. Epidemiologi
Keluhan dispepsia merupakan
terkena
pengobatan medis.5
sekitar
25%,
tidak
di
Skandinavia
menunjukkan
dalam
bulan,
Prevalensi
cerna
menurut
keluhan
suatu
dispepsia
akan
mencari
5. Patofisiologi
Patofisiologi dispepsia terutama
dispepsia fungsional dapat terjadi
karena
berbagai
mekanismenya.
penyebab
Penyebab
dan
dan
kombinasinya.
dispepsia
seperti
berdasarkan
tercantum
Pembagian
gejalanya,
diatas,
adalah
populasi
penelitian
berbasis
CASE REPORT
mempunyai
hipersekresi
asam
Beberapa
pasien
gangguan
bersihan
duodenum
dan
menunjukkan
asam
dari
meningkatnya
tidak
langsung
akomodasi
lambung
Gangguan
proksimal
untuk
makanan
memasuki
ditemukan
sebanyak
lambung
relaksasi
saat
lambung
40%
pada
menjadi
transfer
prematur
makanan
maldistribusi
penelitian
berat badan.2,3
5. Gangguan fase kontraktilitas
epidemiologis
merupakan
utamanya.2
3. Perlambatan
penyebab
pengosongan
Walaupun
kecil
beberapa
gagal
untuk
hubungan
antara
waktu
pengosongan
lambung
tersebut
cerna
berkorelasi
Gangguan
fase
signifikan.
saluran
menuju
mungkin
berkontribusi
terhadap
lambung
distensi
penurunan
berat
badan.
CASE REPORT
yang terlibat dalam hipersensitivitas
yang
dismotilitas
antro-duodenal
Penelitian
tentang
manometrik
tidak
terlalu
kognitif.
Kebanyakan
terhadap
berlemak
dan
otak
akan
memodulasi
fungsi
Diagnosis3,4
Penegakan
dispepsia,
diagnosis
diperlukan
pemeriksaan
laboratorium
pemeriksaan
pemeriksaan
fisik,
anamnesis,
pemeriksaan
sederhana
tambahan,
dan
seperti
radiologis
dan
intra
pasien
Kemudian
dan
diproses
kuat
tersebut,
masuk
dikenal yaitu :
makanan
dapat
didemonstrasikan
epigastrium
lemak
ke
dalam
duodenum.
terutama
saat
mengirimkan
informasi
semua
pasien
dispepsia
banyak
pasien
yang
dapat
ditatalaksana
dengan
baik
tanpa
CASE REPORT
pengobatan
sehingga
diagnosis
diberikan
hampir
dalam
5-15%
pasien
dengan
terus-menerus,
waktu
lebih
sifatnya
lama,
juga
dan
ulkus
gaster
kronik
juga
rendah.8
dosis
fungsional
didefinisikan
Dispepsia
dengan
2 Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja
obat ini tidak spesifik. Obat yang
agak selektif yaitu pirenzepin
bekerja
sebagai
anti
reseptor
3 Antagonis reseptor H2
7. Pengobatan
Pengobatan
dispepsia
mengenal
Golongan
digunakan
obat
ini
untuk
banyak
mengobati
Antasid
golongan
antagonis
ranitidin
dan
famotidin.
(OH)2
dan
Mg
trisilikat.
CASE REPORT
Sesuai dengan namanya, golongan
Obat-obat
yang
termasuk
meningkatkan
asam
lambung
5 Sitoprotektif
Prostaglandin
sintetik
Menghindari
seperti
seperti
faktor
alkohol,
resiko
makanan
(PGE2).
berlebihan,
Selain
bersifat
juga
menekan
sitoprotektif,
Sukralfat
rokok,
stress,dll.
nikotin
Pencegahan
berfungsi
meningkatkan
sekresi
prostaglandin
endogen,
memperbaiki
meningkatkan
selanjutnya
mikrosirkulasi,
produksi
yang
mukus
dan
yang
teratur,
sebaiknya
tidak
mengkomsumsi
makanan
yang
obat
karena
sesuatu
penyakit,
fungsi lambung.3,4
yaitu
dan
Prognosis
sisaprid,
metoklopramid.
setelah
pemeriksaan
CASE REPORT
klinis dan penunjang yang akurat,
Hipokalemia5
Hipokalemia (kadar kalium
hilang
melalui
saluran
Hipokalemia
jarang
akibat
penggunaan
obat
dalam
jumlah
yang
berlebihan.
- Gejala klinis
Hipokalemia ringan biasanya tidak
menyebabkan gejala sama sekali.
Hipokalemia
yang
lebih
berat
kelemahan
otot,
LAPORAN KASUS
Keluhan utama
jam
SMRS,
pasien
Anamnesis
Autoanamnesis
CASE REPORT
dengan volume satu gelas aqua.
Muntah
bercampur
Riwayat
dengan
sebelumnya (+)
Riwayat tekanan darah tinggi
(-)
Riwayat
manis (-)
Riwayat sakit jantung (-)
hati
(+),
nyeri
tidak
juga
mengeluhkan
seperti pasien.
badan
terasa
Achmad
dan
kencing
penyakit
Riwayat
kebiasaan
penyakit
mengeluhkan
dikonsumsi .
3 bulan SMRS pasien juga
Kebiasaan
makan
- Kesadaran
Komposmentis
- Keadaan umum
: Baik
CASE REPORT
- Tekanan Darah
120/80
Palpasi
mmHg
:88x/menit,
: 20 x/menit
- Suhu
: 36,7 oC
- BB
: 55 kg
- TB
: 160
- IMT
:21,48
- Jantung :
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis
teraba
(normoweight)
anemis
SIK III
Batas jantung
:
pada
linea
: Line parasternalis
(-),
(-).
Mulut : Tidak ada keluar
: iktus kordis
vokal
- Nadi
kanan
Lineasternalis
dekstra
Batas jantung
kiri
: Linea midclavicula
sinistra SIK V.
Auskultasi: Suara
jantung
cmH2O
Abdomen
Inspeksi
: Perut datar,
Inspeksi : Normochest,
kolateral
caput
(-),
CASE REPORT
Palpasi
: Supel, nyeri
(+),
(-),
splenomegali (-)
Perkusi :
Timpani,
tekan
epigastrium
hepatomegali
Ekstremitas
Akral hangat
CRT <2 detik
Edema (-)
Tes kekuatan otot : 5 | 5
4|4
mual
(+).
Achmad
Kemudian
dan
pasien
dipulangkan.
Arifin
Achmad
dan
Pemeriksaan penunjang
Hb : 12,9 gr/dl
Hematokrit : 34,4 %
Leukosit : 18.650/uL
Trombosit : 419.000 /uL
Eritrosit : 4,21 x 106/uL
Pemeriksaan elektrolit
pemeriksaan
didapatkan
kesadaran
laboratorium
Hb
12,9
Dispepsia organik
Hipokalsemia
DAFTAR MASALAH
Dispepsia
Hipokalemia
g/dl,
DIAGNOSIS KERJA
Dispepsia fungsional
CASE REPORT
RENCANA PEMERIKSAAN
2. Hipokalemi
Cek GDS.
Pemriksaan
(ureum, kreatinin).
Elektrolit setelah terapi.
faal
ginjal
Pengkajian
Pasien
PENATALAKSANAAN
terus
menerus,
1. Dispepsia
kali,
berisi
terasa
kram
timbul.
Pada
yang
hilang
pemeriksaan
satu
gelas
aqua.
pemeriksaan:
setelah terapi.
Pengobatan : KCL 50 meq
Pasien
juga
mengeluhkan
menjalar,
mengkonsumsi
terbakar
nyeri
(-),
seperti
perut
terasa
(+).
Rencana
pemeriksaan :
Rencana
Cek GDS
Pemeriksaan
tinggi kalium
Follow up tanggal 17 Agustus
2016
S :
pasien
mengeluhkan
makanan
Kesadaran
komposmentis
Keadaan : tampak sakit
ringan
TD : 120/80 mmhg
CASE REPORT
Nadi : 76 x/menit, regular,
A : Dispepsia Fungsional +
kuat
angkat
Suhu : 36,4 oC
RR : 20x/menit
PF :
Abdomen :
hipokalemia
P : pasien dipulangkan.
Nyeri
PEMBAHASAN
3
jam
SMRS,
pasien
otot 5 | 5
4|4
A : Dispepsia Fungsional +
hipokalemia
P : KCL 50 meq dalam 100
cc NaCl/12 jam.
Follow up tanggal 18 Agustus
juga
2016
S :
mengeluhkan
komposmentis
Keadaan : tampak sakit
ringan
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 84 x/menit, regular,
pasien
kuat
angkat
Suhu : 36,8 oC
RR : 18 x/menit
PF : Abdomen : Nyeri
badan
terasa
SMRS
pasien
juga
fisik
kekuatan otot 5 | 5
5|5
tekan
didapatkan
kesadaran
pemeriksaan
Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 15
(+).
Dari
laboratorium
CASE REPORT
didapatkan Hb : 12,9 g/dl, leukosit :
18.650/mm3,
trombosit
Berdasarkan
hasil
anamnesis,
Mg
(OH)2
dan
Mg
trisilikat.
penunjang,
diberikan
adalah
diagnosis
pasien
dispepsia
Berdasarkan
fungsional
ini
terus-menerus,
sifatnya
fungsional.
dispepsia
teori
didefinisikan
dengan
dalam
waktu
lebih
lama,
juga
digunakan
serta
dispepsia
hubungannya
patofisiologi
gastrik
dengan
mungkin
untuk
organik
mengobati
atau
esensial
termasuk
penelitian
epidemiologis
pylori
penyebab
dispepsia
yaitu
ml/hari,
merupakan
utamanya.
Pengobatan
Antasid
20-150
golongan
antagonis
CASE REPORT
pilihan obat yang digunakan adalah
golongan
prokinetik
domperidon
yang
yaitu
yaitu
suatu
keadaan
merupakan
Penatalaksanaan
farmakologis
non
yatitu
menghindari
ditatalaksana
dengan
Dalam,
Nurdjanah.
Dispepsia
B,
Alvi
I,
Buku
Ajar
Dalam,
5th
Departemen
Dalam
Ilmu
ed.
Ilmu
Jilid
I,
Edisi
5.
Jakarta : InternaPublishing.
5. Guyton, A. C. & Hall, J.E.,
2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta : EGC.
6. Hadi,
S.,
2002.
Gastroenterologi. Bandung :
P.T. Alumni.
7. Mudjaddid,
E.,
2006.
Fakultas
Ptofisiologi, Konsep-konsep
klinis
penyakit.
2001.
D.,
2009.
Dyspepsia
Investigated