Anda di halaman 1dari 17

CASE REPORT

DISPEPSIA
Heni Haryani1, Dasril Efendi2
1

Penulis untuk korespondensi : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau,

Alamat : Jl. Paus Gang Paus II No.16 , email : heniharyani94@yahoo.co.id


2

Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau/ RSUD Arifin

Achmad Provinsi Riau


ABSTRAK
Pendahuluan : Dispepsia adalah keluhan atau kumpulan gejala yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat
kenyang, rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di
dada.
Laporan kasus : 3 jam SMRS, pasien mengeluhkan muntah sebanyak 5 kali,
berisi makanan dan air, dengan volume satu gelas aqua, mual (+). Pasien juga
mengeluhkan nyeri ulu hati (+),perut terasa kembung (+), perut terasa menyesak
(+). Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas, lemas yang dirasakan terus
menerus, lemah pada kedua tungkai, nyeri otot, mudah lelah dan terasa kram
yang hilang timbul. 2 minggu SMRS, pasien mengeluhkan badan terasa lemas,
mual (+). Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad dan
dipulangkan. Pasien mengaku mendapat obat namun pasien lupa obat apa yang
telah dikonsumsi. 3 bulan SMRS pasien juga mengeluhkan hal yang sama, mual
(+), muntah (+) sebanyak lebih dari 3 kali dengan volume gelas aqua, dan rawat
jalan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, suhu : 36,70 C,
nyeri tekan epigastrium (+). Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb : 12,9
g/dl, leukosit : 18.650/mm3, trombosit : 419.000/mm3, Hematokrit : 34,4 %,
Kalium : 1,9 mmol/L
Kesimpulan : Pasien didiagnosis dispepsia fungsional
Key word : Dispepsia

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 1

CASE REPORT
dua kelompok, yaitu penyakit batu
PENDAHULUAN

organik

(seperti

tukak

peptik,

gastritis, batu empedu) dan gangguan


Dispepsia

merupakan

fungsional.2,3

sindrom atau kumpulan gejala yang


terdiri dari rasa tidak nyaman di ulu
hati,

kembung,

mual,

muntah,

sendawa, rasa cepat kenyang, perut


rasa penuh

atau

TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi dan fisiologi lambung

begah. Semua

keluhan tersebut tidak harus selalu


ada pada tiap pasien. Ditemukan
bahwa pada satu pasien pun keluhan
dapat berganti-ganti tergantung pada
jenis keluhan maupun kualitasnya.1
Dispepsia

adalah

keadaan

Secara anatomik, lambung

klinik yang sering dijumpai dalam

memiliki lima bagian utama, yaitu

praktek sehari-hari. Pada praktek

kardiak, fundus, badan (body),

gastroenterologist hampir 60 % kasus

antrum, dan pilori. Kardia adalah

dan 30 % pada kasus praktek umum.

Dispepsia merupakan keluhan

daerah kecil yang berada pada


hubungan

gastroesofageal

umum yang dalam waktu tertentu

(gastroesophageal junction) dan

dapat

seseorang,

terletak sebagai pintu masuk ke

Berdasarkan penelitian pada populasi

lambung Fundus adalah daerah

umum didapatkan bahwa 15-30 %

berbentuk kubah yang menonjol

orang dewasa pernah mengalami ini

ke bagian kiri di atas kardia.

dalam beberapa hari. Data dari

Badan (body) adalah suatu rongga

pustaka Negara Barat didapatkan

longitudinal yang berdampingan

angka prevalensinya berkisar 7 41

dengan fundus dan merupakan

%, tetapi hanya 10 20 % yang akan

bagian terbesar dari lambung.

dialami

oleh

mencari pertolongan medis.

1,2

Secara garis besar, penyebab


sindrom dispepsia ini dibagi menjadi

Antrum adalah bagian lambung


yang

menghubungkan

badan

(body) ke pilorik dan terdiri dari

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 2

CASE REPORT
otot yang kuat. Pilorik adalah
suatu

struktur

yang

dilapisi oleh sel utama (chief

menghubungkan lambung dengan

cell) dan sel parietal. Sel

duodenum

utama

spinkter

tubular

2. Bagian yang paling dalam

dan

mengandung

pilorik.

Setiap

hari

lambung mengeluarkan sekitar 2

prekursor enzim pepsinogen.


3.
Sel parietal (oksintik)
mengeluarkan HCl dan faktor

liter getah lambung. Sel-sel yang

intrinsik.

bertanggung jawab untuk fungsi

kemampuan

lambung. Secara umum, mukosa

kelenjar

pilorik

kelenjar

mukosa

terdapat

di

kantong lambung (gastric pits),


yaitu

suatu

invaginasi

atau

kantung pada permukaan luminal


lambung. Variasi sel sekretori
yang

melapisi

beberapa

invaginasi

diantaranya

ini

adalah
5

eksokrin, endokrin, dan parakrin.


Ada tiga jenis sel tipe
eksokrin

yang

ditemukan

di

dinding kantung dan kelenjar


oksintik mukosa lambung, yaitu :5
1. Sel mukus yang melapisi
kantung

lambung,

untuk

lumen lambung dan mereka


berperan dalam membentuk

yang

melapisi bagian antrum. Sel-sel

ini

eksokrin ini dikeluarkan ke

melapisi

fundus dan badan (body), (2)


daerah

sel

sangat asam. Semua sekresi

bagian terpisah : (1) mukosa


yang

artinya

menghasilkan keadaan yang

lambung dapat dibagi menjadi dua


yaitu

Oksintik

tajam, yang mengacu kepada

sekresi, terletak di lapisan mukosa

oksintik

menyekresikan

getah lambung (gastric juice .5


Sel mukus cepat membelah dan
berfungsi sebagai sel induk bagi
semua sel baru di mukosa lambung.
Sel-sel anak yang dihasilkan dari
pembelahan sel akan bermigrasi ke
luar kantung untuk menjadi sel epitel
permukaan atau berdiferensiasi ke
bawah untuk menjadi sel utama atau
sel parietal. Melalui aktivitas ini,
seluruh mukosa lambung diganti
setiap tiga hari. Kantung-kantung
lambung pada daerah kelenjar pilorik
terutama mengeluarkan mukus dan

yang

sejumlah kecil pepsinogen, yang

menyekresikan mukus yang

berbeda dengan mukosa oksintik.

encer.

Sel-sel di daerah kelenjar pilorik ini


jenis selnya adalah sel parakrin atau

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 3

CASE REPORT
endokrin. Sel-sel tersebut adalah sel

pemeriksaan endoskopi saluran cerna

enterokromafin yang menghasilkan

bagian atas) yang dapat menerangkan

histamin, sel G yang menghasilkan

penyebab keluhan tersebut.


Keluhan ini terjadi selama 3

gastrin,

sel

somatostatin.
dikeluarkan

menghasilkan

Histamin

yang

berperan

sebagai

bulan dalam waktu 6 bulan terakhir


sebelum diagnosis ditegakkan.

stimulus untuk sekresi asetilkolin,


dan gastrin. Sel G yang dihasilkan
berperan

sebagai

stimuli

sekresi

produk

protein,

dan

sekresi

asetilkolin. Sel D berperan sebagai

3. Klasifikasi dan etiologi


Penyebab

dispepsia

dapat

diklasifikasikan menjadi dispepsia


organik dan dispepsia fungsional.

stimuli asam.5

Penyebab dispepsia organik antara


lain
2. Definisi dispepsia
Istilah dispepsia adalah keluhan
atau kumpulan gejala yang terdiri
dari nyeri atau rasa tidak nyaman di
epigastrium,

mual,

muntah,

kembung, cepat kenyang, rasa perut


penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa
panas

yang

menjalar

di

dada.

Sindrom atau keluhan ini dapat

ulkus

peptikum,

striktura esophagus jinak, keganasan


saluran cerna bagian atas, iskemia
usus

kronik,

dan

penyakit

pankreatobilier. Sedangkan dispepsia


fungsional

mengeksklusi

semua

penyebab organik.6 Etiologi dari


dispepsia dapat dilihat pada tabel 1
dan

dispepsia

fungsional

dilihat pada tabel 2 :1

disebabkan atau didasari berbagai


macam penyakit.4,5
Definisi
dispepsia

esofagitis,

menurut

kriteria Rome III adalah salah satu


atau lebih gejala dibawah ini :5
Adanya satu atau lebih keluhan
rasa penuh setelah makan, cepat
kenyang, nyeri ulu hati/epigastrik,
rasa terbakar di epigastrium.
Tidak ada bukti kelainan
structural (termasuk di dalamnya
Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 4

dapat

CASE REPORT
bervariasi dari 11-41%. Jika keluhan
terbakar di ulu hati dikeluarkan maka
angkanya

berkisar

Dispepsia
masalah

masih

4-14%.6
menimbulkan

kesehatan

karena

merupakan masalah kesehatan yang


kronik dan memerlukan pengobatan
jangka

panjang

sehingga

meningkatkan biaya perobatannya.


Walaupun gejalanya hanya singkat
dan dapat diobati sendiri oleh pasien

4. Epidemiologi
Keluhan dispepsia merupakan

tanpa berobat ke dokter.5 Dispepsia

keadaan klinis yang sering dijumpai

terjadi pada hampir 25% (dengan

dalam praktek praktis sehari-hari. Di

rentang 13%-40%) populasi tiap

Indonesia diperkirakan 30% kasus

tahun tetapi tidak semua pasien yang

pada praktek umum dan 60% pada

terkena

praktek spesialis merupakan kasus

pengobatan medis.5

dispepsia. Di Amerika, prevalensi


dispepsia

sekitar

25%,

tidak

termasuk pasien dengan keluhan


refluks. Insiden pastinya tidaklah
terdokumentasi dengan baik, tetapi
penelitian

di

Skandinavia

menunjukkan

dalam

bulan,

dispepsia berkembang pada 0,8%


pada subyek tanpa keluhan dispepsia
sebelumnya.7
saluran

Prevalensi

cerna

menurut

keluhan
suatu

pengkajian sistematik atas berbagai

dispepsia

akan

mencari

5. Patofisiologi
Patofisiologi dispepsia terutama
dispepsia fungsional dapat terjadi
karena

berbagai

mekanismenya.

penyebab
Penyebab

dan
dan

mekanismenya dapat terjadi sendiri


atau

kombinasinya.

dispepsia
seperti

berdasarkan
tercantum

Pembagian
gejalanya,

diatas,

adalah

untuk panduan manajemen awal


terutama untuk dispepsia yang tidak
terinvestigasi. Patofisiologinya yang

populasi

dapat dibahas disini adalah :


1. Sekresi asam lambung dan

(systematic review of population-

keasaman duodenum Hanya sedikit

based study) menyimpulkan angka

pasien dispepsia fungsional yang

penelitian

berbasis

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 5

CASE REPORT
mempunyai

hipersekresi

asam

lambung dengan gejala dispepsia.

lambung dari ringan sampai sedang.

Sebaliknya penelitian yang besar

Beberapa

pasien

menunjukkan adanya perlambatan

gangguan

bersihan

duodenum

dan

menunjukkan
asam

dari

waktu pengosongan lambung dengan

meningkatnya

perasaan perut penuh setelah makan,

sensitivitas terhadap asam.6 Pasien


yang lain menunjukkan buruknya
relaksasi fundus terhadap makanan.
Tetapi paparan asam yang banyak di
duodenum

tidak

langsung

berhubungan dengan gejala pada


pasien dengan dispepsia fungsional.2
2. Infeksi Helicobacter pylori

mual dan muntah.4


4.
Gangguan

akomodasi

lambung

Gangguan

proksimal

untuk

makanan

memasuki

ditemukan

sebanyak

lambung

relaksasi

saat

lambung
40%

pada

pasien fungsional dispepsia yang


akan

menjadi

transfer

prematur

Prevalensi dan tingkat keparahan

makanan

gejala dispepsia serta hubungannya

distal.Gangguan dari akomodasi dan

dengan patofisiologi gastrik mungkin

maldistribusi

diperankan oleh H pylori. Walaupun

dengan cepat kenyang dan penurunan

penelitian

berat badan.2,3
5. Gangguan fase kontraktilitas

epidemiologis

menyimpulkan bahwa belum ada


alasan yang meyakinkan terdapat
hubungan antara infeksi H pylori dan
dispepsia fungsional. Tidak seperti
pada ulkus peptikum, dimana H
pylori

merupakan

utamanya.2
3. Perlambatan

penyebab
pengosongan

fungsional mempunyai perlambatan


waktu pengosongan lambung yang
penelitian
menunjukkan
perlambatan

Walaupun
kecil

beberapa

gagal

untuk

hubungan

antara

waktu

pengosongan

lambung

tersebut

cerna

berkorelasi

Gangguan

fase

kontraksi lambung proksimal terjadi


setelah makan dan dirasakan oleh
pasien sebagai dispepsia fungsional.
Hubungannya memang belum jelas
tetapi

lambung 25-40% pasien dispepsia

signifikan.

saluran

menuju

mungkin

berkontribusi

terhadap gejala pada sekelompok


kecil pasien.4
6. Hipersensitivitas
Hiperalgesia

terhadap

lambung
distensi

lambung berkorelasi dengan nyeri


abdomen post prandial, bersendawa
dan

penurunan

berat

badan.

Walaupun disfungsi level neurologis

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 6

CASE REPORT
yang terlibat dalam hipersensitivitas

yang

lambung masih belum jelas.4


7. Disritmia mioelektrikal dan

dimodifikasi oleh fungsi afektif dan

dismotilitas

antro-duodenal

Penelitian

tentang

manometrik

menunjukkan bahwa hipomotilitas


antrum terdapat pada sebagian besar
pasien dispepsia fungsional tetapi
hubungannya

tidak

terlalu

kognitif.

sangat umum ditemukan pada pasien


berkorelasi

dengan perlambatan pengosongan


lambung tetapi tidak berkorelasi
dengan gejala dispepsianya.3
8. Intoleransi lipid
duodenal

Kebanyakan
terhadap

berlemak

dan

otak

via jalur parasimpatik dan simpatik


yang

akan

memodulasi

fungsi

akomodasi, sekresi, motilitas dan


imunologis.4
6.

Diagnosis3,4
Penegakan

dispepsia,

diagnosis

diperlukan

pemeriksaan
laboratorium
pemeriksaan
pemeriksaan

fisik,

anamnesis,
pemeriksaan

sederhana
tambahan,

dan
seperti

radiologis

dan

intra

endoskopi. Pada anamnesis, ada tiga

pasien

kelompok besar pola dispepsia yang

dispepsia fungsional mengeluhkan


intoleransi

Kemudian

dan

mengembalikan informasi tersebut

abnormal dari mioelektrikal lambung


meskipun

diproses

kuat

dengan gejala spesifiknya. Aktivitas

tersebut,

masuk

dikenal yaitu :

makanan

Dispepsia tipe seperti ulkus

dapat

(gejalanya seperti terbakar, nyeri di

didemonstrasikan

epigastrium

hipersensitivitasnya terhadap distensi

lapar/epigastric hunger pain yang

lambung yang diinduksi oleh infus

reda dengan pemberian makanan,

lemak

antasida dan obat antisekresi asam).

ke

dalam

duodenum.

terutama

saat

Gejalanya pada umumnya adalah

Dispepsia tipe dismotilitas

mual dan perut kembung.2,3


9. Aksis otak saluran cerna

(dengan gejala yang menonjol yaitu


mual, kembung dan anoreksia)

Komponen afferen dari sistem syaraf


otonomik

mengirimkan

informasi

dari reseptor sistem syaraf saluran


cerna ke otak via jalur vagus dan
spinal. Di dalam otak, informasi

Dispepsia non spesifik,


tidak

semua

pasien

dispepsia

dilakukan pemeriksaan endoskopi


dan

banyak

pasien

yang

dapat

ditatalaksana

dengan

baik

tanpa

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 7

CASE REPORT
pengobatan

sehingga

diagnosis

Pemakaian obat ini sebaiknya jangan

secara klinis agak terbatas kecuali

diberikan

bila ada alarm sign.

hanya simtomatis, untuk mengurangi

Ulkus peptikum ditemukan pada

rasa nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai

hampir

dalam

5-15%

pasien

dengan

terus-menerus,

waktu

lebih

sifatnya

lama,

juga

dispepsia di Amerika Utara. Ulkus

berkhasiat sebagai adsorben sehingga

duodenum yang kronik biasanya

bersifat nontoksik, namun dalam

disebabkan oleh kuman Helicobacter

dosis besar akan menyebabkan diare

pylori (hampir 90% pasien terinfeksi)

karena terbentuk senyawa MgCl2.

dan

ulkus

gaster

kronik

juga

umumnya disebabkan kuman yang


sama (hampir 70% kasus) atau
penggunaan OAINS, termasuk juga
aspirin

rendah.8

dosis

fungsional

didefinisikan

Dispepsia
dengan

adanya riwayat dispepsia paling tidak


minimal 3 bulan dan tidak ada bukti
kerusakan struktrural secara nyata
yang dapat menjelaskan gejalanya.

2 Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja
obat ini tidak spesifik. Obat yang
agak selektif yaitu pirenzepin
bekerja

sebagai

anti

reseptor

muskarinik yang dapat menekan


sekresi asam lambung sekitar 2843%. Pirenzepin juga memiliki
efek sitoprotektif.

Kategori diagnostik ini mencakup


hampir 60% pasien dispepsia.5

3 Antagonis reseptor H2

7. Pengobatan
Pengobatan

dispepsia

mengenal

beberapa golongan obat, yaitu :2,3

Golongan
digunakan

obat

ini

untuk

banyak
mengobati

dispepsia organik atau esensial


1

Antasid

seperti tukak peptik. Obat yang


termasuk

Golongan obat ini mudah didapat


dan murah. Antasid akan menetralisir
sekresi asam lambung. Campuran

golongan

antagonis

reseptor H2 antara lain simetidin,


roksatidin,

ranitidin

dan

famotidin.

yang biasanya terdapat dalam antasid


antara lain Na bikarbonat, AL (OH)3,
Mg

(OH)2

dan

Mg

4 Penghambat pompa asam (proton

trisilikat.

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 8

pump inhibitor = PPI)

CASE REPORT
Sesuai dengan namanya, golongan

mengobati dispepsia fungsional dan

obat ini mengatur sekresi asam

refluks esofagitis dengan mencegah

lambung pada stadium akhir dari

refluks dan memperbaiki bersihan

proses sekresi asam lambung.

asam lambung (acid clearance).

Obat-obat

Penatalaksanaan non farmakologis

yang

termasuk

golongan PPI adalah omeperazol,


lansoprazol dan pantoprazol.

Menghindari makanan yang


dapat

meningkatkan

asam

lambung

5 Sitoprotektif

Prostaglandin

sintetik

Menghindari
seperti

seperti

faktor

alkohol,

resiko

makanan

misoprostol (PGE) dan enprestil

yang pedas, obat-obatan yang

(PGE2).

berlebihan,

Selain

bersifat

juga

menekan

sitoprotektif,

Sukralfat

rokok,

stress,dll.

sekresi asam lambung oleh sel


parietal.

nikotin

Atur pola makan

Pencegahan

berfungsi

meningkatkan

sekresi

prostaglandin

endogen,

memperbaiki

Pola makan yang normal dan

meningkatkan

teratur, pilih makanan yang seimbang

selanjutnya
mikrosirkulasi,
produksi

yang

mukus

dan

dengan kebutuhan dan jadwal makan

meningkatkan sekresi bikarbonat

yang

teratur,

sebaiknya

tidak

mukosa, serta membentuk lapisan

mengkomsumsi

makanan

yang

protektif (sebagai site protective),

berkadar asam tinggi, cabai, alkohol,

yang senyawa dengan protein

dan pantang rokok, bila harus makan

sekitar lesi mukosa saluran cerna

obat

bagian atas (SCBA).

misalnya sakit kepala, gunakan obat

karena

sesuatu

penyakit,

secara wajar dan tidak mengganggu


6 Golongan prokinetik

fungsi lambung.3,4

Obat yang termasuk golongan


prokinetik,
domperidon

yaitu
dan

Prognosis

sisaprid,

metoklopramid.

Dispepsia fungsional yang


ditegakkan

Golongan ini cukup efektif untuk


Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 9

setelah

pemeriksaan

CASE REPORT
klinis dan penunjang yang akurat,

dalam makanan sehari-hari. Kalium

mempunyai prognosis yang baik.1

bisa hilang lewat air kemih karena

Hipokalemia5
Hipokalemia (kadar kalium

yang rendah dalam darah) adalah


suatu keadaan dimana konsentrasi
kalium dalam darah kurang dari 3.8
mmol/L darah. Ginjal yang normal
dapat menahan kalium dengan baik.
Jika konsentrasi kalium darah terlalu
rendah, biasanya disebabkan oleh
ginjal yang tidak berfungsi secara
normal atau terlalu banyak kalium
yang

hilang

melalui

saluran

pencernaan (karena diare, muntah,


penggunaan obat pencahar dalam
waktu yang lama atau polip usus
besar).

Hipokalemia

jarang

beberapa alasan. Yang paling sering


adalah

akibat

penggunaan

obat

diuretik tertentu yang menyebabkan


ginjal membuang natrium, air dan
kalium

dalam

jumlah

yang

berlebihan.
- Gejala klinis
Hipokalemia ringan biasanya tidak
menyebabkan gejala sama sekali.
Hipokalemia

yang

lebih

berat

(kurang dari 3 mEq/L darah) bisa


menyebabkan

kelemahan

otot,

kejang otot dan bahkan kelumpuhan.


Irama jantung menjadi tidak normal,
terutama pada penderita penyakit
jantung.

disebabkan oleh asupan yang kurang


karena kalium banyak ditemukan

LAPORAN KASUS

Keluhan utama

Pasien Ny.I usia 42 tahun, masuk

Muntah sejak 7 jam SMRS

RSUD AA pada tanggal 16 Agustus


2016

Riwayat penyakit sekarang

jam

SMRS,

pasien

Anamnesis

mengeluhkan muntah sebanyak

Autoanamnesis

5 kali, berisi makanan dan air,

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 10

CASE REPORT
dengan volume satu gelas aqua.
Muntah

bercampur

Riwayat

dengan

penyakit yang sama dengan

darah (-), lendir (-), mual (+).

sebelumnya (+)
Riwayat tekanan darah tinggi

(-)
Riwayat

manis (-)
Riwayat sakit jantung (-)

Pasien juga mengeluhkan nyeri


ulu

hati

(+),

nyeri

tidak

menjalar, nyeri seperti terbakar


(-), perut terasa kembung (+),
perut terasa menyesak (+).
Pasien

juga

mengeluhkan

badan terasa lemas, lemas yang

Tidak ada keluarga yang


menderita

pada kedua tungkai, nyeri otot,

seperti pasien.

BAB tidak ada keluhan.


2 minggu SMRS, pasien
mengeluhkan

badan

terasa

lemas, mual (+), muntah (-),


demam (-), BAK dan BAB
tidak ada keluhan. Kemudian
pasien dibawa ke IGD RSUD
Arifin

Achmad

dan

kencing

Riwayat penyakit keluarga

yang hilang timbul, BAK dan

penyakit

Riwayat tekanan darah


tinggi (-)

Riwayat penyakit kencing


manis (-)

Riwayat sakit jantung (-)

Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi

Pasien adalah sesorang


ibu rumah tangga.

dipulangkan. Pasien mengaku

Kebiasaan merokok (-)

mendapat obat namun pasien

Riwayat

kebiasaan

minum alkohol (-)

lupa obat apa yang telah

penyakit

dirasakan terus menerus, lemah


mudah lelah dan terasa kram

mengeluhkan

dikonsumsi .
3 bulan SMRS pasien juga

mengeluhkan hal yang sama,

Kebiasaan

makan

makanan pedas (+)

mual (+), muntah (+) sebanyak

Kebiasaan minum jamujamuan (-)

lebih dari 3 kali dengan volume

Pemeriksaan fisik umum

gelas aqua, dan rawat jalan.

- Kesadaran

Riwayat penyakit dahulu

Komposmentis
- Keadaan umum

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 11

: Baik

CASE REPORT
- Tekanan Darah

120/80

Palpasi

mmHg
:88x/menit,

pengisian penuh, kuat angkat


- Napas

: 20 x/menit

- Suhu

: 36,7 oC

- BB

: 55 kg

- TB

: 160

- IMT

:21,48

seluruh lapangan paru.


Auskultasi : vesikuler,

- Jantung :

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis
teraba

Kepala dan leher


Mata : konjungtiva

dan kiri, kesan normal.


Perkusi : sonor pada

wheezing (-), ronkhi (-).

(normoweight)

anemis

(-/-), sklera ikterik (-/-), pupil

reflek cahaya (+/+).


Telinga : deformitas

keluar cairan (-), keluar darah

cairan, tidak ada keluar darah.


Leher : pembesaran kelenjar

SIK III
Batas jantung
:

(-), gangguan pendengaran

pada

linea

: Line parasternalis

(-),

(-).
Mulut : Tidak ada keluar

: iktus kordis

midclavicula sinistra SIK V


Perkusi
:
Batas atas jantung

bulat, isokor, diameter 2 mm,

vokal

fremitus simetris kanan

- Nadi

kanan

Lineasternalis

dekstra
Batas jantung

kiri

: Linea midclavicula

sinistra SIK V.
Auskultasi: Suara

jantung

getah bening (-), JVP 5-2

normal M 1> M2, A1<A2,

cmH2O

P1<P2, murmur(-) gallop(-)

Pemeriksaan thorak paru


- Paru :

Abdomen

Inspeksi

: Perut datar,

Inspeksi : Normochest,

simetris, distensi (-),vena

pergerakan dinding dada

kolateral

simetris kanan dan kiri,


retraksi (-).

caput

medusa (-), skar (-)


Auskultasi : Bising usus
8x/ menit

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 12

(-),

CASE REPORT

Palpasi

: Supel, nyeri
(+),

dan terasa kram yang hilang

(-),

timbul. 2 minggu SMRS, pasien

splenomegali (-)
Perkusi :
Timpani,

mengeluhkan badan terasa lemas,

shifting dullnes (-)

dibawa ke IGD RSUD Arifin

tekan

epigastrium

hepatomegali

Ekstremitas

tungkai, nyeri otot, mudah lelah

Akral hangat
CRT <2 detik
Edema (-)
Tes kekuatan otot : 5 | 5
4|4

mual

(+).

Achmad

Kemudian
dan

pasien

dipulangkan.

Kemudian pasien dibawa ke IGD


RSUD

Arifin

Achmad

dan

dipulangkan. 3 bulan SMRS


pasien juga mengeluhkan hal
yang sama, mual (+), muntah (+)

Pemeriksaan penunjang

sebanyak lebih dari 3 kali dengan

Pemeriksaan darah rutin

volume gelas aqua, dan rawat

Hb : 12,9 gr/dl
Hematokrit : 34,4 %
Leukosit : 18.650/uL
Trombosit : 419.000 /uL
Eritrosit : 4,21 x 106/uL

jalan. Pada pemeriksaan fisik


didapatkan

komposmentis, suhu : 36,70 C,


nyeri tekan epigastrium (+). Dari

Pemeriksaan elektrolit

pemeriksaan

Natrium :141 mmol/L


Kalium : 1,9 mmol/L
Kalsium : 8,6 mmol/L
RESUME:
3 jam SMRS, pasien mengeluhkan

didapatkan

muntah sebanyak 5 kali, berisi


makanan dan air, dengan volume
satu gelas aqua, mual (+). Pasien

kesadaran

laboratorium
Hb

12,9

leukosit : 18.650/mm3, trombosit


: 419.000/mm3, Hematokrit :
34,4 %, Kalium : 1,9 mmol/L
DIAGNOSIS BANDING

Dispepsia organik
Hipokalsemia

juga mengeluhkan nyeri ulu hati


(+),perut terasa kembung (+),
perut terasa menyesak (+). Pasien
juga mengeluhkan badan terasa

DAFTAR MASALAH

Dispepsia

Hipokalemia

lemas, lemas yang dirasakan


terus menerus, lemah pada kedua

g/dl,

DIAGNOSIS KERJA
Dispepsia fungsional

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 13

CASE REPORT

Prosogan 1 amp/12 jam

RENCANA PEMERIKSAAN
2. Hipokalemi

Cek GDS.
Pemriksaan

(ureum, kreatinin).
Elektrolit setelah terapi.

faal

ginjal

Pengkajian

Pasien

datang dengan keluhan badan


terasa lemas, lemas yang
dirasakan

PENATALAKSANAAN

terus

menerus,

lemah pada kedua tungkai,

1. Dispepsia

nyeri otot, mudah lelah dan

Pengkajian : pasien datang


dengan keluhan 3 jam SMRS,
pasien mengeluhkan muntah
sebanyak

kali,

berisi

terasa

kram

timbul.

Pada

yang

hilang

pemeriksaan

penunjang didapatkan Kalium


: 1,9 mmol/L.

makanan dan air, dengan


volume

satu

gelas

aqua.

pemeriksaan:

Muntah bercampur dengan

pemeriksaan elektrolit ulang

darah (-), lendir (-), mual (+).

setelah terapi.
Pengobatan : KCL 50 meq

Pasien

juga

mengeluhkan

nyeri ulu hati (+), nyeri tidak

dalam 100 cc NaCl/12 jam


Edukasi
:

menjalar,

mengkonsumsi

terbakar

nyeri
(-),

seperti

perut

terasa

kembung (+), perut terasa


menyesak

(+).

Rencana

pemeriksaan :

Rencana

Cek GDS
Pemeriksaan

tinggi kalium
Follow up tanggal 17 Agustus
2016
S :

pasien

mengeluhkan

lemas, pegal pada paha, mual


faal

ginjal (ureum, kreatinin).


Pengobatan :
Non farmakologis:
Bed rest
IVFD RL 30 tpm
Farmakologis:
Domperidon tab 10 mg 3 x
1

makanan

(+), muntah (-) nafsu makan


membaik, nyeri epigastrium
(-). BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
O
:

Kesadaran

komposmentis
Keadaan : tampak sakit
ringan
TD : 120/80 mmhg

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 14

CASE REPORT
Nadi : 76 x/menit, regular,

A : Dispepsia Fungsional +

kuat
angkat
Suhu : 36,4 oC
RR : 20x/menit
PF :
Abdomen :

hipokalemia
P : pasien dipulangkan.

Nyeri

PEMBAHASAN
3

jam

SMRS,

pasien

tekan epigastrium (-)


Ekstremitas : tes kekuatan

mengeluhkan muntah sebanyak 5

otot 5 | 5

kali, berisi makanan dan air, dengan

4|4
A : Dispepsia Fungsional +

volume satu gelas aqua, mual (+).


Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu

hipokalemia
P : KCL 50 meq dalam 100

hati (+),perut terasa kembung (+),

cc NaCl/12 jam.
Follow up tanggal 18 Agustus

juga

2016
S :

mengeluhkan

menerus, lemah pada kedua tungkai,

lemas (-), mual (-), muntah

nyeri otot, mudah lelah dan terasa

(-) nafsu makan membaik,

kram yang hilang timbul. 2 minggu

nyeri epigastrium (-). BAB

SMRS, pasien mengeluhkan badan

dan BAK tidak ada keluhan.


O
:
Kesadaran
:

terasa lemas, mual (+). Kemudian

komposmentis
Keadaan : tampak sakit

Achmad dan dipulangkan. Pasien

ringan
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 84 x/menit, regular,

pasien lupa apa nama obatnya. 3

pasien

kuat
angkat
Suhu : 36,8 oC
RR : 18 x/menit
PF : Abdomen : Nyeri

perut terasa menyesak (+). Pasien


mengeluhkan

badan

terasa

lemas, lemas yang dirasakan terus

pasien dibawa ke IGD RSUD Arifin


mengaku mendapatkan obat, namun
bulan

SMRS

pasien

juga

mengeluhkan hal yang sama, mual


(+), muntah (+) sebanyak lebih dari 3
kali dengan volume gelas aqua,
dan rawat jalan.Pada pemeriksaan

tekan epigastrium (-)


Ekstremitas : tes

fisik

kekuatan otot 5 | 5
5|5

tekan

didapatkan

kesadaran

komposmentis, suhu : 36.70 C, nyeri


epigastrium

pemeriksaan
Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 15

(+).

Dari

laboratorium

CASE REPORT
didapatkan Hb : 12,9 g/dl, leukosit :

murah. Antasid akan menetralisir

18.650/mm3,

sekresi asam lambung. Campuran

419.000/mm3, Hematokrit : 34,4 %,

yang biasanya terdapat dalam antasid

Kalium : 1,91 mmol/L

antara lain Na bikarbonat, AL (OH)3,

trombosit

Berdasarkan

hasil

anamnesis,

Mg

(OH)2

dan

Mg

trisilikat.

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

Pemakaian obat ini sebaiknya jangan

penunjang,

diberikan

adalah

diagnosis

pasien

dispepsia

Berdasarkan
fungsional

ini

terus-menerus,

sifatnya

fungsional.

hanya simtomatis, untuk mengurangi

dispepsia

rasa nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai

teori
didefinisikan

dengan

dalam

waktu

lebih

lama,

juga

adanya riwayat dispepsia paling tidak

berkhasiat sebagai adsorben sehingga

minimal 3 bulan dan tidak ada bukti

bersifat nontoksik, namun dalam

kerusakan struktrural secara nyata

dosis besar akan menyebabkan diare

yang dapat menjelaskan gejalanya.

karena terbentuk senyawa MgCl2.

Kategori diagnostik ini mencakup

Selain itu, obat yang digunakan pada

hampir 60% pasien dispepsia. Infeksi

umumnya adalah antagonis reseptor

Helicobacter pylori Prevalensi dan

H2. Golongan obat ini banyak

tingkat keparahan gejala dispepsia

digunakan

serta

dispepsia

hubungannya

patofisiologi

gastrik

dengan
mungkin

untuk
organik

mengobati
atau

esensial

seperti tukak peptik. Obat yang

diperankan oleh H pylori. Walaupun

termasuk

penelitian

epidemiologis

reseptor H2 antara lain simetidin,

menyimpulkan bahwa belum ada

roksatidin, ranitidin dan famotidin.

alasan yang meyakinkan terdapat

Penghambat pompa asam (proton

hubungan antara infeksi H pylori dan

pump inhibitor = PPI) adalah jenis

dispepsia fungsional. Tidak seperti

obat yang juga banyak digunakan,

pada ulkus peptikum, dimana H

golongan obat ini mengatur sekresi

pylori

penyebab

asam lambung pada stadium akhir

dispepsia

dari proses sekresi asam lambung.

mengenal beberapa golongan obat,

Obat-obat yang termasuk golongan

yaitu

ml/hari,

PPI adalah omeperazol, lansoprazol

golongan obat ini mudah didapat dan

dan pantoprazol. Pada pasien ini

merupakan

utamanya.

Pengobatan

Antasid

20-150

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 16

golongan

antagonis

CASE REPORT
pilihan obat yang digunakan adalah
golongan

prokinetik

domperidon

yang

yaitu

Pada pasien juga mengalami


hipokalemi

yaitu

suatu

keadaan

merupakan

dimana konsentrasi kalium dalam

antagonis reseptor D 2 yang tidak

darah kurang dari 3.8 mmol/L darah.

melewati sawar otak.

Pada pasien didapatkan kadar kalium

Penatalaksanaan
farmakologis

non

yatitu

menghindari

dalam darah yaitu 1,9 mmol/L.


Sehingga

ditatalaksana

dengan

makanan yang dapat meningkatkan

pemberian RL 30 tpm dan KCL 50

asam lambung, menghindari faktor

meq dalam 100 cc NaCl/12 jam.

resiko seperti alkohol, makanan yang


pedas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Siti

Dalam,

Nurdjanah.

Dispepsia

fungsional. In: Sudoyo AW,


Setiyohadi

B,

Alvi

I,

Simadibrata MK, Setiati S


(eds).
Penyakit
Jakarta;
Penyakit

Buku

Ajar

Dalam,

5th

Departemen
Dalam

Ilmu
ed.
Ilmu

Jilid

I,

Edisi

5.

Jakarta : InternaPublishing.
5. Guyton, A. C. & Hall, J.E.,
2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta : EGC.
6. Hadi,
S.,
2002.
Gastroenterologi. Bandung :
P.T. Alumni.
7. Mudjaddid,

E.,

2006.

Fakultas

Dispepsia Fungsional dalam

Kedokteran Indonesia. 2009.


2. Price, Sylvia A, Wilson L.

Buku Ajar Ilmu Penyakit

Ptofisiologi, Konsep-konsep
klinis

penyakit.

2001.

Penerbit buku Kedokteran,


EGC : Jakarta
3. Mansjoer, A. Kapita Selekta
kedokteran . Edisi II, Jilid II.
Jakarta : 2009
4. Djojoningrat,

D.,

2009.

Dispepsia Fungsional dalam


Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Jilid II, Edisi 4.


Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
8. Syam.
F,
2005.
Uninvestigated
Versus

Dyspepsia
Investigated

Dyspepsia. The Journal of


Internal Medicine, Jakarta.

Ilmu Penyakit Dalam FKUR, Agustus 2016Page 17

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat
    Referat
    Dokumen12 halaman
    Referat
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CA Mammae Heni
    CA Mammae Heni
    Dokumen18 halaman
    CA Mammae Heni
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CKD Heni Ridho
    CKD Heni Ridho
    Dokumen22 halaman
    CKD Heni Ridho
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen12 halaman
    Referat
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CKD Merak Heni Kiki
    CKD Merak Heni Kiki
    Dokumen23 halaman
    CKD Merak Heni Kiki
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Surat Voli
    Surat Voli
    Dokumen4 halaman
    Surat Voli
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Case Heni
    Case Heni
    Dokumen15 halaman
    Case Heni
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan SMA
    Penyuluhan SMA
    Dokumen10 halaman
    Penyuluhan SMA
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Dispepsia Case
    Dispepsia Case
    Dokumen10 halaman
    Dispepsia Case
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan
    Penyuluhan
    Dokumen10 halaman
    Penyuluhan
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen13 halaman
    Efusi Pleura
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen12 halaman
    Refer at
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • DHF
    DHF
    Dokumen18 halaman
    DHF
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Dispepsia Case
    Dispepsia Case
    Dokumen11 halaman
    Dispepsia Case
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CKD Heni Ridho
    CKD Heni Ridho
    Dokumen22 halaman
    CKD Heni Ridho
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen35 halaman
    PPT
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen31 halaman
    Case
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Word Case Heni
    Word Case Heni
    Dokumen29 halaman
    Word Case Heni
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat