Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kasus

Dispepsia
Heni Haryani
1208121709
Pembimbing
dr. Dasril Efendi, Sp.PD, KGEH-FINASIM

Anatomi lambung

Definisi dispepsia

Dispepsia

adalah

keluhan

atau

kumpulan

gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak


nyaman

di

epigastrium,

mual,

muntah,

kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh,


sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang
menjalar di dada. Sindrom atau keluhan ini
dapat

disebabkan

macam penyakit.

atau

didasari

berbagai

Definisi dispepsia menurut kriteria Rome III adalah salah satu atau lebih
gejala dibawah ini

Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh


setelah makan, cepat kenyang, nyeri ulu
hati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium.
Tidak ada bukti kelainan structural (termasuk di
dalamnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian
atas) yang dapat menerangkan penyebab keluhan
tersebut.
Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6
bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan.

Klasifikasi dan Etiologi

Organik
Dispepsia
Fungsional

Faktor Resiko

Konsumsi kafein berlebihan


Minum minuman beralkohol
Merokok
Konsumsi steroid dan OAINS
Berdomisili di daerah dengan
prevalensi H.pylori tinggi

Patofisiologi

Diagnosis

Dispepsia tipe seperti ulkus (gejalanya seperti


terbakar, nyeri di epigastrium terutama saat
lapar/epigastric hunger pain yang reda dengan
pemberian makanan, antasida dan obat antisekresi
asam).
Dispepsia tipe dismotilitas (dengan gejala yang
menonjol yaitu mual, kembung dan anoreksia)
Dispepsia non spesifik, tidak semua pasien dispepsia
dilakukan pemeriksaan endoskopi dan banyak pasien
yang dapat ditatalaksana dengan baik tanpa
pengobatan sehingga diagnosis secara klinis agak
terbatas kecuali bila ada alarm sign.

Ulkus peptikum ditemukan pada hampir 5-15% pasien


dengan dispepsia di Amerika Utara. Ulkus duodenum
yang kronik biasanya disebabkan oleh kuman
Helicobacter pylori (hampir 90% pasien terinfeksi) dan
ulkus gaster kronik juga umumnya disebabkan kuman
yang sama (hampir 70% kasus) atau penggunaan
OAINS, termasuk juga aspirin dosis rendah.8
Dispepsia fungsional didefinisikan dengan adanya
riwayat dispepsia paling tidak minimal 3 bulan dan tidak
ada bukti kerusakan struktrural secara nyata yang dapat
menjelaskan gejalanya.

Terapi
Non farmakologis :
Menghindari makanan yang dapat meningkatkan
asam lambung
Menghindari faktor resiko seperti alkohol,
makanan yang pedas, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, stress,dll.
Atur pola makan

Farmakologis
1

4
5
6

Proton pump inhibitor


Sitoprotektif
Golongan prokinetik

Prognosis
Dispepsia
fungsional
yang
ditegakkan
setelah
pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat,
mempunyai prognosis yang baik.

Hipokalemia
adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium
dalam darah kurang dari 3.8 mmol/L darah.

Gejala klinis : kelemahan otot biasanya tidak timbul


pada kadar kalium di atas 2,5 meq/L. Hipokalemia
yang lebih berat bisa menyebabkan kelemahan otot,
kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung
menjadi tidak normal, terutama pada penderita
penyakit jantung.

Laporan Kasus

Pasien Ny.I usia 42 tahun, masuk RSUD AA


pada tanggal 16 Agustus 2016
Anamnesis
Autoanamnesis
Keluhan utama
Muntah sejak 7 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

3 jam SMRS, pasien mengeluhkan muntah sebanyak 5 kali, berisi makanan


dan air, dengan volume satu gelas aqua. Muntah bercampur dengan darah
(-), lendir (-), mual (+). Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati (+), nyeri
tidak menjalar, nyeri seperti terbakar (-), perut terasa kembung (+), perut
terasa menyesak (+). Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas, lemas
yang dirasakan terus menerus, lemah pada kedua tungkai, nyeri otot, mudah
lelah dan terasa kram yang hilang timbul, BAK dan BAB tidak ada keluhan.

2 minggu SMRS, pasien mengeluhkan badan terasa lemas, mual (+),


muntah (-), demam (-), BAK dan BAB tidak ada keluhan. Kemudian pasien
dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad dan dipulangkan. Pasien mengaku
mendapat obat namun pasien lupa obat apa yang telah dikonsumsi .

3 bulan SMRS pasien juga mengeluhkan hal yang sama, mual (+), muntah
(+) sebanyak lebih dari 3 kali dengan volume gelas aqua, dan rawat jalan.

Riwayat penyakit
dahulu

Riwayat penyakit
keluarga

Riwayat kebiasaan

Riwayat mengeluhkan
penyakit yang sama
dengan sebelumnya
(+)
Riwayat tekanan
darah tinggi (-)
Riwayat penyakit
kencing manis (-)
Riwayat sakit jantung
(-)

Tidak ada keluarga


yang menderita
penyakit seperti
pasien.
Riwayat tekanan
darah tinggi (-)
Riwayat penyakit
kencing manis (-)
Riwayat sakit jantung
(-)

Pasien adalah
sesorang ibu rumah
tangga.
Kebiasaan merokok (-)
Riwayat kebiasaan
minum alkohol (-)
Kebiasaan makan
makanan pedas (+)
Kebiasaan minum
jamu-jamuan (-)

Pemeriksaan fisik umum


- Kesadaran : Komposmentis
- Keadaan umum : Baik
- Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
- Nadi : 88x/menit, pengisian penuh, kuat
angkat
- Napas : 20 x/menit
- Suhu : 36,7 oC
- BB : 55 kg
- TB : 160
- IMT
:21,48 (normoweight)

Kepala dan leher


Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat, isokor, diameter 2 mm, reflek
cahaya (+/
+).
Telinga : deformitas (-), keluar cairan (-), keluar darah
(-), gangguan pendengaran (-).
Mulut
: Tidak ada keluar cairan, tidak ada keluar
darah.
Leher
:pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP
5-2 cmH2O

Pemeriksaan thorak paru


- Paru :
Inspeksi: Normochest, pergerakan dinding
dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-).
Palpasi : vokal fremitus simetris kanan dan
kiri, kesan normal.
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru.
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-).

Jantung :
Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis teraba pada linea
midclavicula sinistra SIK V
Perkusi :
Batas atas jantung : Line parasternalis SIK
III
Batas jantung kanan : Lineasternalis dekstra
Batas jantung kiri : Linea midclavicula
sinistra SIK V.
Auskultasi: Suara jantung normal M 1> M2,
A1<A2, P1<P2, murmur(-) gallop(-)

Abdomen
Inspeksi: Perut datar, simetris, distensi
(-),vena kolateral (-), caput medusa (-), skar (-)
Auskultasi : Bising usus 8x/ menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullnes (-)

Ekstremitas
Akral hangat
CRT <2 detik
Edema (-)
Tes kekuatan otot : 5 | 5
4|4

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin
Hb : 12,9 gr/dl
Hematokrit : 34,4 %
Leukosit : 18.650/uL
Trombosit : 419.000 /uL
Eritrosit : 4,21 x 106/uL
Pemeriksaan elektrolit
Natrium :141 mEq/L
Kalium : 1,9 mEq/L
Kalsium : 8, 6 mEq/L

RESUME:
jam SMRS, pasien mengeluhkan muntah sebanyak 5 kali, berisi
makanan dan air, dengan volume satu gelas aqua, mual (+). Pasien juga
mengeluhkan nyeri ulu hati (+),perut terasa kembung (+), perut terasa
menyesak (+). Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas, lemas
yang dirasakan terus menerus, lemah pada kedua tungkai, nyeri otot,
mudah lelah dan terasa kram yang hilang timbul. 2 minggu SMRS,
pasien mengeluhkan badan terasa lemas, mual (+). Kemudian pasien
dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad dan dipulangkan. Kemudian pasien
dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad dan dipulangkan. 3 bulan SMRS
pasien juga mengeluhkan hal yang sama, mual (+), muntah (+) sebanyak
lebih dari 3 kali dengan volume gelas aqua, dan rawat jalan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, suhu : 36,7 0 C,
nyeri tekan epigastrium (+). Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb : 12,9 g/dl, leukosit : 18.650/mm3, trombosit : 419.000/mm3,
Hematokrit : 34,4 %, Kalium : 1,9 mmol/L

DIAGNOSIS BANDING
Dispepsia organik
Hipokalsemia
DAFTAR MASALAH
Dispepsia
Hipokalemia
DIAGNOSIS KERJA
Dispepsia fungsional
RENCANA PEMERIKSAAN
EKG

Cek GDS
Pemeriksaan fal ginjal (ureum, kreatinin).
Elektrolit setelah terapi

PENATALAKSANAAN
Dispepsia
Pengkajian : pasien datang dengan keluhan 3 jam SMRS, pasien
mengeluhkan muntah sebanyak 5 kali, berisi makanan dan air, dengan
volume satu gelas aqua. Muntah bercampur dengan darah (-), lendir (-),
mual (+). Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati (+), nyeri tidak
menjalar, nyeri seperti terbakar (-), perut terasa kembung (+), perut
terasa menyesak (+). Rencana pemeriksaan :
Cek GDS
Pemeriksaan faal ginjal (ureum, kreatinin)
Pengobatan :
Non farmakologis:
Bed rest
IVFD RL 30 tpm
Farmakologis:
Domperidon tab 10mg 3 x 1
Prosogan 1 amp/12 jam

Hipokalemi
Pengkajian
: Pasien datang dengan keluhan
badan terasa lemas, lemas yang dirasakan
terus menerus, lemah pada kedua tungkai,
nyeri otot, mudah lelah dan terasa kram yang
hilang timbul. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan Kalium : 1,9 mmol/L.
Rencana pemeriksaan: pemeriksaan elektrolit
ulang, EKG
Pengobatan : KCL 50 mg dalam 100 cc
NaCl/12 jam
Edukasi
: mengkonsumsi makanan tinggi
kalium

Follow up tanggal 17 Agustus 2016

S : pasien mengeluhkan lemas, pegal pada paha, mual (+), muntah (-) nafsu
makan membaik, nyeri epigastrium (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan.

O : Kesadaran : komposmentis

Keadaan : tampak sakit ringan

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 76 x/menit, regular, kuat


angkat

Suhu : 36,4 oC

RR : 20x/menit

PF :

Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (-)

Ekstremitas : tes kekuatan otot 5 | 5

4|4

A : Dispepsia Fungsional + hipokalemia

P : KCL 50 mg dalam 100 cc NACL/12 jam.

Follow up tanggal 18 Agustus 2016

S : pasien mengeluhkan lemas (-), mual (-), muntah (-) nafsu makan
membaik, nyeri epigastrium (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan.

O : Kesadaran : komposmentis

Keadaan : tampak sakit ringan

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 84 x/menit, regular, kuat

angkat

Suhu : 36,8 oC

RR : 18 x/menit

PF : Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (-)


Ekstremitas : tes kekuatan otot 5 | 5

5|5

A : Dispepsia Fungsional + hipokalemia

P : pasien dipulangkan.

Diskusi

Diagnosis dispepsia + hipokalemi pada pasien


ini ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Mual
Nyeri tekan
Anoreksia
epigastrium (+)
Nyeri ulu hati
Muntah
Perut terasa
kembung
Perut terasa
menyesak
Badan terasa lemas
Lemah pada kedua
tungkai
Mudah lelah

Pemeriksaan
penunjang
Penurunan Kalium :
1,9 mmol/L

Kesimpulan
Menurut kriteria Rome III dispepsia adalah salah
satu atau lebih gejala dibawah ini adalah rasa
penuh setelah makan (yang diistilahkan
postprandial distress syndrome), Rasa cepat
kenyang (yang berarti ketidakmampuan untuk
menghabiskan ukuran makan normal atau rasa
penuh setelah makan), Rasa nyeri epigastrik
atau
seperti
rasa
terbakar
(diistilahkan
epigastric pain syndrome).

Daftar pustaka

Siti Nurdjanah. Dispepsia fungsional. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi


I, Simadibrata MK, Setiati S (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5th
ed. Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Indonesia. 2009.
Price, Sylvia A, Wilson L. Ptofisiologi, Konsep-konsep klinis penyakit.
2001. Penerbit buku Kedokteran, EGC : Jakarta
Mansjoer, A. Kapita Selekta kedokteran . Edisi II, Jilid II. Jakarta : 2009
Djojoningrat, D., 2009. Dispepsia Fungsional dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 5. Jakarta : InternaPublishing.
Guyton, A. C. & Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta : EGC.
Hadi, S., 2002. Gastroenterologi. Bandung : P.T. Alumni.
Mudjaddid, E., 2006. Dispepsia Fungsional dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Syam. F, 2005. Uninvestigated Dyspepsia Versus Investigated
Dyspepsia. The Journal of Internal Medicine, Jakarta.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat
    Referat
    Dokumen12 halaman
    Referat
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CA Mammae Heni
    CA Mammae Heni
    Dokumen18 halaman
    CA Mammae Heni
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CKD Heni Ridho
    CKD Heni Ridho
    Dokumen22 halaman
    CKD Heni Ridho
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen12 halaman
    Referat
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CKD Merak Heni Kiki
    CKD Merak Heni Kiki
    Dokumen23 halaman
    CKD Merak Heni Kiki
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Surat Voli
    Surat Voli
    Dokumen4 halaman
    Surat Voli
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Case Heni
    Case Heni
    Dokumen15 halaman
    Case Heni
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan SMA
    Penyuluhan SMA
    Dokumen10 halaman
    Penyuluhan SMA
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Dispepsia Case
    Dispepsia Case
    Dokumen10 halaman
    Dispepsia Case
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan
    Penyuluhan
    Dokumen10 halaman
    Penyuluhan
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen13 halaman
    Efusi Pleura
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen12 halaman
    Refer at
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • DHF
    DHF
    Dokumen18 halaman
    DHF
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Case Fix
    Case Fix
    Dokumen17 halaman
    Case Fix
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • CKD Heni Ridho
    CKD Heni Ridho
    Dokumen22 halaman
    CKD Heni Ridho
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Dispepsia Case
    Dispepsia Case
    Dokumen11 halaman
    Dispepsia Case
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen31 halaman
    Case
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Word Case Heni
    Word Case Heni
    Dokumen29 halaman
    Word Case Heni
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Dokumen18 halaman
    Demam Dengue
    Heni Haryani
    Belum ada peringkat