Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung
unsur-unsur yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang
(karbon) yang terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya. Unsurunsur ini harus serendah mungkin dengan berbagai cara.
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi
kasar digunakan dengan cara sebagai berikut :
1. Proses Konvertor :
a)
Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
b)
Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
c)
d)
e)
Proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
f)
Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.
b)
Proses converter
b)
Proses martin
c)
dengan
besi
yang
mengandung
mangan.
Udara
masih
disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi
horizontal atau vertikal Konvertor.
Kapasitas sebuah konverter 8-30 ton besi cair dengan muatan yang biasa berada di sekitar
15 ton. Dibagian atas konverter merupakan pembukaan, biasanya miring ke sisi relatif terhadap
tubuh kapal, dimana besi diperkenalkan dan produk jadi dihapus. Bagian bawah ini berlubang
dengan sejumlah saluran yang disebut tuyres melalui udara dipaksa menjadi konverter.
Konverter ini diputar pada trunnions sehingga dapat diputar untuk menerima tuduhan, berbalik
tegak selama konversi dan kemudian diputar lagi untuk menuangkan baja cair di akhir.
c) Secara umum proses kerja konverter adalah:
Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 1500oC.
fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan tambahan batu
kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses
yang keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang biasa
digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel.
Proses Thomas disebut juga Basic Bessemer Process yaitu proses
Bessemer dalam keadaan basa. Proses ini memakai Converter yang di
bagian dalamnya dilapisi bahan tahan api (refractory) bersifat basa seperti
dolomite (Mg CO3 CaCO3).
Pertama-tama converter diisi dengan batu kapur, kemudian besi
mentah (pig iron) cair yang mengandung unsur phosfor (P) : 1,6 - 2% ; dan
sedikit Si dan S (0,6% Si, 0,07 % S).
Pada periode I (Slag forming period = Silicon blow) yaitu pada saat
penghembusan, unsur Fe, Si, Mn akan teroksider dan terbentuklah terak
basa (basic slag). Dengan adanya batu kapur, akan terjadi kenaikan
temperatur, tetapi unsur phosfor (P) yang terkandung dalam besi mentah
belum dapat dipisahkan dari Fe.
Pada periode ke II (The brilliant flame blow = Carbon blow) yang
ditandai dengan adanya penurunan temperatur, dimana Carbon (C) akan
terbakar, berarti kadar C menurun. Jika kadar C tinggal 0,1 - 0,2%, maka
temperatur akan turun menjadi 1400 - 1420C.
Setelah temperatur turun menjadi 1400C, mulailah periode ke III
(Reddish Smoke Periode) yaitu terjadinya oksidasi dari Fe secara intensif dan
terbentuklah terak dengan reaksi :
Phospor
[CaO4+P2O5]
yang
diikuti
kenaikan
temperatur
yang