Anda di halaman 1dari 5

KONVERTOR THOMAS/KONVERTOR

BASA

Proses Thomas (basa)


Konvertor Thomas juga di sebut konvertor basa dan proses nya adalah
proses basa,sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk

mengolah besi kasar yg bersifat basa.muatan konvertor Thomas adalah


besi kasar putih yg mengandung banyak fosfor.
Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor Bessemer,hanya
saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arang nya
terbakar.pengaliran udara tidak terus menerus dilakukan karena besi nya
sendiri akan terbakar.pencegahan pembakaran dilakukan dengan
menggangap selesai proses nya walaupun kandungan fosfor nya masih
tetap tinggi.
Guna mengikat fosfor yg terbentuk pada proses ini maka diberi bahan
tambahan batu kapur agar menjadi terak.terak yang bersifat basa ini
dapat dimanfaatkan menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama
pupuk fosfat.hasil yang keluar dari konvertor disebut baja Thomas yang
biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel.

Proses pembuatan baja pada konvertor Thomas


Pertama kali, bahan tambahan di masukkan ke dalam konvertor,
kemudian besi kasar putih. Udara di hembuskan selama 24 menit.
Hasilnya, sebagian kecil zat arang terbakar, sedangkan fosfor tidak
terbakar. Bila suhu diatas 1300oC dan waktu diatas 10 menit, zat arang
akan hilang. Pada waktu inilah fosfor terbakar dan menimbulkan panas
sangat tinggi. Proses dalam dapur iniantara 12-15 menit. Kotoran

pembakarannya 3 kali lebih banyak dari pada konvertor Bessemer. Bila


kotoran ini di giling halus akan menghasilkan pupuk buatan
(mengandung asam fosfat 17-20%). Hasil akhir dari konvertor ini berupa
baja yang berkadar 0,05-0,6% C, yang banyak dipergunakan untuk bajabaja profil,plat-plat kapal,plat-plat ketel, dan lain-lain.

Konstruksi konvertor Thomas


Bentuk dan cara kerja konvertor Thomas sama dengan konvertor
Bessemer, hanya pelapisnya terbuat dari dinding batu tahan apidengan
bahan dolomite, yaitu, semacam batu yang terdiri dari campuaran
kalsium karbonat(CaCO3)dan magnesium karbonat(MgCO3). Sisa oksida
basa tidak dapat lagi menghisap oksida arang dan lepas dari udara,sisa
pijarnya dicampur dan dikempakkan dalam cetakan besi tuang.batu
alas/dasarnya dibentuk dari masa yang sama dalam acuan-acuan besi.
Sebelum dapur dipakai, bagian dalamnya dipanaskan dahulu dengan api
kokas untuk membuang bagian gas tersebut. Perlu diingat bahwa dalam
konvertor ini tidak dapat dipakai besi kasar yang kaya silisium seperti
pada proses Bessemer. Ini disebabkan karena ada kemungkinan lapisan
basa akan cepat rusak oleh oksida silisium. Karena itu, dipakai besi
kasar putih(0,3-0,8%Si), sehingga kalor dari silisium tidak ada. Sebagai
penggantinya diberi 1,7-2% fosfor sebagai bahan pembakar yang
dibantu oleh mangan sekitar 1-2%

Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api


bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 +
MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara
1,7 2 %, Mn 1 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si
terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi
cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
Keuntungan :

Besi kasar yang kurang bersih dapat dikerjakan.

Fosfor dapat dihilangkan, tapi bila ada hanya sebagian fosfor yang
dalam prakteknya tidak menimbulkan gangguan.

Menghasilkan produk tambahan berupa pupuk.

Prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan proses Bessemer.

Kerugian :

Baja mengandung lebih banyak oksigen

Besi yang hilang lebih banyak dibandingkan proses Bessemer (11


13 %).

Anda mungkin juga menyukai