"Soalnya seperti, bagaimana tanggapan Anda tentang memberikan sesuatu barang kepada wali
kelas/guru? Dengan pertanyaan ini kita ingin berdiskusi dengan mereka yang intinya mengajarkan bahwa
gratifikasi merupakan bagian dari perbuatan koruptif," jelasnya.
Yuyuk yakin dengan permainan semai ini pendidikan antikorupsi dapat tersemai dalam diri anak-anak
sejak dini. Karena, lanjutnya, dunia anak adalah dunia bermain, maka pendekatan nilai-nilai antikorupsi,
dengan melalui permainan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Agen Saya
Perempuan Anti Korupsi Kota Bandung. Selain bermain Semai, anak-anak juga mendengarkan dongeng
keteladanan dan budi pekerti dari komunitas Bandung Mendongeng.
Yuyuk melanjutkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya pada Agustus lalu.
KPK melalui agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Bandung, telah melakukan sosialisasi dan
pendidikan antikorupsi kepada para guru sekolah dasar se-Gugus Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat.
Sosialisasi dan pendidikan nilai antikorupsi yang dilakukan dengan skala besar seperti ini, bukanlah kali
pertama. Sebelumnya, sebanyak 1.400 anak dari 62 sekolah dasar di Makassar, Sulawesi Selatan juga
mendapatkan pendidikan nilai integritas dengan cara serupa. Kegiatan tersebut diselenggarakan di
Lapangan Emmy Saelan, Jalan Jenderal Hestaning, Makassar pada Agustus lalu. Kegiatan ini juga telah
tercatat pada rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Bagi KPK, pencatatan rekor ini sejatinya merupakan sebuah pertanda bahwa generasi antikorupsi harus
dibentuk dan dipersiapkan sedini mungkin, kata Yuyuk.
Games SEMAI merupakan salah satu dari empat alat bantu berupa permainan edukatif untuk
menyosialisasikan nilai-nilai integritas dan antikorupsi pada program SPAK. Kemudian, upaya untuk
menyosialisasikan integritas dan nilai antikorupsi, diperluas kepada segmen anak-anak dan remaja.