Anda di halaman 1dari 11

RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA

Jl. Ahmad Yani No. 9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara


Barat
Telp. +62(0370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (0370) 607 7017

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA


NOMOR : ./ SK-AKR/ DIR/ VIII/ 2016
TENTANG
KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA YANG MENDUKUNG DAN
MELINDUNGI HAK PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA

Menimbang

:
a.Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang
di jamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya;
b.Bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya;
c. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan
pelayanan rumah sakit serta pengaturan hak dan kewajiban
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan;
d.Bahwa untuk melaksanakan ketentuan BAB VIII Pasal 29, Pasal
30, Pasal 31, Pasal 32 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomer 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
e.Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b, c, d, perlu menetapkan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Harapan Keluarga tentang Hak Pasien dan
Keluarga yang Mendukung dan Melindungi Hak Pasien dan
Keluarga di Rumah Sakit Harapan Keluarga.

Mengingat

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, tentang
Kesehatan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/
2008 tentang Rekam Medis
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien

MEMUTUSKAN
Menetapkan

:Hak Pasien dan Keluarga yang Mendukung dan Melindungi Hak


Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Harapan Keluarga;

Kesatu

: Hak pasien dan keluarga yang mendukung dan melindungi hak


pasien dan keluarga di Rumah Sakit Harapan Keluarga sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Kedua

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian


hari terdapat kekeliruan, akan ditinjau kembali untuk diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
Tanggal

: Mataram

Rumah Sakit Harapan Keluarga


Mataram

Direktur

Lampiran
Kebijakan umum

1. Hak dan kewajiban pasien sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, di cantumkan bahwa ;
a. Setiap orang berhak atas kesehatan;
b. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya dibidang kesehatan;
c. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau;
d. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya;
e. Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan;
f. Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab;
g. Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya
dari tenaga kesehatan.
2. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan
kepada setiap pasien
3. Pernyataan tentang hak pasien dan keluarga juga ditempel atau bisa diperoleh
dari staf rumah sakit tiap saat
4. Tersedia prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak dan tanggung
jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai
5. Dapat tersedia dalam berbagai cara komunikasi ; lisan, materi tertulis, video,
demonstrasi/peragaan dan lain-lain.
6. Staf mengidentifikasi bahasa yang dipilih pasien.
a. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, setiap konsumen mempunyai hak antara lain :
1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan atau jasa;
2) Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan
atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan;
3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan atau jasa;
4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau jasa
yang digunakan;
5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

7) Hak untuk diperlakukan atau dilaani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian,
apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, menjelaskan bahwa setiap pasien mempunyai hak antara lain :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit;
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi;
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi;
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
10)
Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan;
11)
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12)
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13)
Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14)
Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
15)
Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
16)
Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
c. Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Pasal 52 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, disebutkan bahwa pasien mempunyai hak antara
lain :
1) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;
2) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

3) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;


4) Menolak tindakan medis;
5) Mendapatkan isi rekam medis.
d. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Pasal 53 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, dicantumkan bahwa kewajiban pasien
kepada rumah sakit antara lain :
1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
2) Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.
3) Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan.
4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
5) Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuat.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 44 Pasal 29 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, setiap Rumah Sakit mmpunyai kewajiban antara lain :
1) Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat;
2) Member pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit;
3) Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
4) Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana,
sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
5) Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin;
6) Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
7) Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
8) Menyelenggarakan rekam medis;
9) Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parker, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
anak-anak, lanjut usia;
10)
Melaksanakan sistem rujukan;
11)
Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi
dan etika serta peraturan perundang-undangan;
12)
Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
13)
Melaksanakan etika Rumah Sakit;
14)
Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana;

15)
Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional;
16)
Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
17)
Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital
by laws);
18)
Melindungi dan memberikan bantuan hokum bagi semua petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas;
19)
Memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.
Kebijakan khusus :
I.

Rumah Sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung


hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan;
I.1. Rumah Sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan hak
pasien dan keluarga;
a. Rumah Sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai dengan
undang-undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan
komunitas yang dilayaninya;
b. Rumah Sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi hak
dari keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan
informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh
disampaikan kepada keluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu;
c. Staf Rumah Sakit memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan hak pasien dan dapat menjelaskan tanggung jawab mereka
dalam melindungi hak pasien;
d. Rumah sakit mengarahkan dan mendukung hak pasien dan keluarga
dalam pelayanan rumah sakit;
e. Rumah sakit memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan
menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien.
I.

2. Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan


pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohaniwan atau sejenisnya
berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien;
a. Staf mempraktekan proses tersebut dan memberikan pelayanan yang
menghormati nilai dan kepercayaan pasien;
b. Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon permintaan yang
bersifat rutin atau kompleks yang berkenaan dengan agama atau
dukungan spiritual;
c. Rumah sakit merespon permintaan untuk keperluan dukungan agama
dan spiritual pasien.

I.3. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan menghormati kebutuhan


privasi pasien;
a. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan
dan pengobatan;
b. Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap wawancara klinis,
pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan transportasi;
I.4. Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari
pencurian atau kehilangan;
a. Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit
dalam melindungi barang milik pribadi;
b. Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih
tanggung jawab atau apabila pasien tidak dapat melaksanakan
tanggung jawab.
I.5. Pasien dilindungi dari kekerasan fisik;
a. Bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang kurang / tidak mampu
melindungi dirinya sendiri menjadi perhatian dalam proses ini;
b. lndividu yang tidak memiliki identitas diperiksa;
c. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko;
d. Penggunaan identitas pengunjung Rumah Sakit;
e. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor.
I.6. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di identifikasi
rumah sakit untuk dilindungi;
Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.
I.7. lnformasi tentang pasien adalah rahasia;
a. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk
membuka rahasia kedokteran, sesuai ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan;
b. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan
merupakan rahasia kedokteran;
c. Rumah sakit berupaya untuk menghormati kerahasiaan informasi
kesehatan pasien.
II.

Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses
pelayanan;
a) Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui;
a) Pembuatan keputusan tentang pelayanan;
b) Bertanya tentang pelayanan;
c) Menerima/menolak prosedur diagnostik dan pengobatan.

b) Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keterlibatan pasien dan


keluarga dalam semua aspek pelayanan dengan;
a) Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur
yang terkait;
b) Kebijakan dan prosedur mengenai hak pasien untuk mencari second
opinion /pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal
pelayanan, baik di dalam maupun diluar Rumah Sakit;
c) Semua staf dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur dalam
peran mereka mendukung hak pasien dan keluarganya untuk
berpartisipasi dalam proses pelayanan.
II.1. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa
yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan
diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan
bagaiman mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila
mereka memintanya;
Hak pasien dalam pelayanan dan penjelasan yang harus diberikan oleh
Dokter Penanggung Jawab Pasien ;
a. Penjelasan agar pasien dan keluarganya memahami dan mengetahui
kapan akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti;
b. Penjelasan agar pasien dan keluarganya memahami dan mengetahui
kapaan
akan
dijelaskan
tentang
rencana
pelayanan
dan
pengobatannya;
c. Penjelasan agar pasien dan keluarganya memahami dan mengetahui
proses mendapatkan persetujuan;
d. Penjelasan agar pasien dan keluarganya memahami dan mengetahui
haknya untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanan.
II.1.1. Ruamah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang
bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapakan dan siapa yang
akan diberitahukan;
a) Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka
diberitahu dan siapa yang akan memberitahu mereka tentang
dari pelayanan dan pengobatan;
b) Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka
diberitahu dan siapa yang akan memberitahu mereka tentang
yang tidak diantisipasi dari pelayanan dan pengobatan.

akan
hasil
akan
hasil

II.2. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan
tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak
melanjutkan pengobatan;

a.Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak


mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan;
b.Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
konsekuensi dari keputusa mereka;
c. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut;
d.Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
II.3. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan
resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup
dasar;
a.Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak
pelayanan resusitasi dan mebatalkan atau mundur dari pengobatan
bantuan hidup dasar;
b.Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya masyarakat,
persyaratan hukum dan peraturan.
II.4. Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang sesuai
manajemen nyeri yang tepat;
a. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara
asesmen manajemen nyeri yang sesuai;
b. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada
hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan
pengelolaan nyeri secara akurat.
II.5. Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan yang
menghargai dan penuh kasih saying pada akhir kehidupannya;
a. Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang menghadapi kematian
mempunyai kebutuhan yang unik;
b. Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapi
kematian, memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam proses
asuhan.
III.

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya


mengenai proses menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan
perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk
berpartisipasi dalam proses ini;
a. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau
perbedaan pendapat;

b. Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang timbul dalam proses


pelayanan ditelaah rumah sakit, bila perlu pasien dan keluarga ikut serta
dalam proses penyelesaian;
c. Kebijakan dan prosedur mendukung konsitensi pelayanan.
IV.

Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilainilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien;
a. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien;
b. Staf memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.

V.

Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka dengan cara dan bahasa yang
dapat mereka pahami;
a. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberika
kepada setiap pasien;
b. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa
diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat;
c. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan keoada pasien
tentang ak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak
efektif dan tidak sesuai.

VI.

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu


proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih,
dalam bahasa yang dipahami pasien;
a. Rumah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent dala
kebijakan dan prosedur;
b. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur
tersebut;
c. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan
prosedur.
VI.1. Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai tentang
penyakit, saran penggobatan, dan para pemberi pelayanan, sehingga
mereka dapat membuat keputusan tentang pelayanan.;
a. Pasien diberikan penjelasan dan rencana pengobatannya;
b. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang lain yng
bertanggung jawab melayani mereka;
VI.2. Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan
budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat meberikan persetujuan;
a. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk informed consent
diberikan oleh orang lain;

yang

b. Prosedur tersebut sesuai dengan undang-undang, budaya dan adat


istiadat;
c. Orang lain selai pasien yang memberikan persetujuan dicatat dalam
rekam medis pasien.
VI.3. Persetujuan umum untuk pengobatan, bila di dapat pada waktu pasien
masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien
rawat jalan, harus jelas dalam cakupan dan batas-batasnya;
a. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari
persetujuan umum, apabila cara ini dipakai oleh rumah sakit;
b. Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum, bila
dipakai, di dokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
VI.4.Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah
atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang beresiko tinggi;
a. Saat permintaan informed consent tertulis ;
1. Sebelum operasi atau prosedur invasive;
2. Sebelum anastesi dan sedasi (sedasi sedang dan sedasi dalam);
3. Sebelum penggunaan darah atau produk darah;
4. Sebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang beresiko tinggi
b. Identitas petugas yang memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarganya dicatat dan ditanda tangani dalam rekam medis pasien;
c. Persetujuan di dokumentasikan di rekam medis pasien disertai tanda
tangan atau catatan dari persetujuan lisan.
VI.4.1. Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan dan
prosedur yang memerlukan informed consent yang khusus;
a. Rumah sakit telah menyusun daftar tindakan dan pengobatan yang
memerlukan persetujuan terpisah;
b. Daftar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional
lain yang memberikan pengobatan dan melakukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai