KEBIJAKAN HPK Revisi
KEBIJAKAN HPK Revisi
Menimbang
:
a.Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang
di jamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya;
b.Bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya;
c. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan
pelayanan rumah sakit serta pengaturan hak dan kewajiban
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan;
d.Bahwa untuk melaksanakan ketentuan BAB VIII Pasal 29, Pasal
30, Pasal 31, Pasal 32 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomer 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
e.Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b, c, d, perlu menetapkan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Harapan Keluarga tentang Hak Pasien dan
Keluarga yang Mendukung dan Melindungi Hak Pasien dan
Keluarga di Rumah Sakit Harapan Keluarga.
Mengingat
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu
Kedua
: Mataram
Direktur
Lampiran
Kebijakan umum
7) Hak untuk diperlakukan atau dilaani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian,
apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, menjelaskan bahwa setiap pasien mempunyai hak antara lain :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit;
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi;
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi;
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
10)
Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan;
11)
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12)
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13)
Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14)
Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
15)
Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
16)
Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
c. Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Pasal 52 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, disebutkan bahwa pasien mempunyai hak antara
lain :
1) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;
2) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
15)
Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional;
16)
Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
17)
Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital
by laws);
18)
Melindungi dan memberikan bantuan hokum bagi semua petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas;
19)
Memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.
Kebijakan khusus :
I.
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses
pelayanan;
a) Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui;
a) Pembuatan keputusan tentang pelayanan;
b) Bertanya tentang pelayanan;
c) Menerima/menolak prosedur diagnostik dan pengobatan.
akan
hasil
akan
hasil
II.2. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan
tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak
melanjutkan pengobatan;
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilainilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien;
a. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien;
b. Staf memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.
V.
Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka dengan cara dan bahasa yang
dapat mereka pahami;
a. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberika
kepada setiap pasien;
b. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa
diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat;
c. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan keoada pasien
tentang ak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak
efektif dan tidak sesuai.
VI.
yang