Anda di halaman 1dari 18

Arsip Nasional Republik Indonesia

LEMBAR PERSETUJUAN

Substansi Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Konvensional telah saya


setujui.

Disetujui di Jakarta
pada tanggal

Februari 2010

Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,

TULKHAH MANSYUR

Arsip Nasional Republik Indonesia

PROSEDUR TETAP

NOMOR 22 TAHUN 2010

TENTANG
PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
Arsip merupakan khasanah budaya yang perlu dilestarikan terutama terhadap
informasi yang terkandung didalamnya sehingga dapat didayagunakan untuk berbagai
kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat. Di dalam arsip akan tercermin dinamika
kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara
nyata, lengkap, dan benar. Agar informasi tersebut tidak rusak atau hilang karena berbagai
faktor perusak maka harus diupayakan pelestarian medianya. Salah satu media yang
digunakan untuk arsip adalah kertas yang juga dipakai sebagai bahan untuk arsip peta.
Salah satu proses pelaksanaan dan penyelamatan nilai budaya yang perlu
mendapatkan perhatian khusus adalah kegiatan perawatan, perbaikan dan pengawetan arsip
atau disebut restorasi yang menjadi salah satu bagian dari tugas pokok Arsip Nasional
Republik Indonesia pada Subdirektorat Restorasi Arsip. Restorasi arsip sangat diperlukan
untuk menjaga agar fisik arsip yang rusak dapat diperbaiki minimal mendekati kondisi fisik
semula, sehingga fisik arsip tetap utuh, kuat, dan informasinya dapat dimanfaatkan oleh
setiap pengguna arsip, baik untuk bahan dalam mendukung pelaksanaan fungsi manajemen
maupun untuk kegiatan penelitian dalam berbagai ilmu pengetahuan.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud Penyusunan Prosedur Tetap Perbaikan Arsip Konvensional ini adalah
untuk memberikan petunjuk dan acuan dalam melaksanakan salah satu metode perbaikan
arsip kertas yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip terutama arsip
kertas.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-2-

Tujuannya adalah untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara
dimana fisik arsip tetap utuh, kuat dan informasinya dapat dimanfaatkan oleh setiap
pengguna arsip, baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun
kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.

C. Ruang Lingkup
Materi Prosedur Tetap Perbaikan Arsip Konvensional ini meliputi Prosedur
Perbaikan

Arsip

Konvensional,

Langkah-langkah

Perbaikan

Arsip

Konvensional

Menggunakan Metode Leafcasting, Langkah-langkah Perbaikan Arsip Konvensional


Menggunakan Metode Enkapsulasi Manual, dan Langkah-langkah Perbaikan Arsip
Konvensional Menggunakan Metode Manual System.
D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5071);
2. Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143);
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedure (SOP) Administrasi
Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008
tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
5. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2009.
6. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap Di Lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia.
E. Pengertian
Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan:
1.

Leafcasting adalah proses perbaikan arsip kertas dengan cara menambal atau mengisi
bagian yang hilang atau berlubang pada arsip dengan bubur kertas (pulp).

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-32.

Mesin Leafcasting adalah seperangkat perkakas yang digerakkan oleh motor


penggerak, yang dapat difungsikan untuk menambal bagian-bagian arsip kertas yang
hilang atau berlubang dengan pulp, sehingga arsip kertas tersebut menjadi satu bagian
lembaran kertas yang utuh.

3.

Deasidifikasi adalah cara untuk menetralkan asam pada kertas yang sedang merusak
kertas dan member bahan penahan (buffer) untuk melindungi kertas dari pengaruh
asam yang berasal dari luar.

4.

Pelaksana teknis adalah orang yang mengetahui dan melaksanakan proses perbaikan
arsip yang terdiri dari seorang operator mesin leafcasting dan ada 2 (dua) orang asisten
yang membantu dalam pelaksanaan proses.

5.

Pulp adalah campuran bahan selulosa, seperti kayu, kertas, serta kain bekas yang
dilumatkan dan dimasukkan ke dalam air untuk membuat kertas.

6.

Arsip konvensional adalah jenis arsip konvensional berbahan dasar kertas.

7.

Sizing adalah proses pemberian lapisan pada naskah arsip dengan bahan perekat yang
bertujuan untuk menguatkan naskah arsip setelah ditambal dengan pulp.

8.

Enkapsulasi adalah proses melapisi arsip dengan menggunakan plastic polyester


dengan bahan perekat double tape.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-4-

BAB II
PROSEDUR PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL

Prosedur perbaikan arsip konvensional melalui tahapan sebagai berikut:


1. Kepala Subdirektorat Restorasi Arsip melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan
kegiatan perbaikan arsip konvensional dengan Kepala Subdirektorat Penyimpanan Arsip
Konvensional.
2. Kasubdit Restorasi Arsip menerima daftar arsip untuk pelaksanaan kegiatan perbaikan arsip
konvensional.
3. Kasubdit Restorasi Arsip menginstruksikan Kasi Restorasi Arsip Konvensional untuk
melaksanaan perbaikan arsip konvensional.
4. Kasi Restorasi Arsip Konvensional menerima daftar arsip konvensional dari Kasubdit
Restorasi Arsip.
5. Kasi Restorasi Arsip Konvensional menganalisis bahan-bahan dan data arsip konvensional
yang akan diperbaiki dan menginstruksikan Staf dan Arsiparis untuk memperbaiki arsip
konvensional sesuai dengan kondisi fisik arsip.
6. Kasi Restorasi Arsip Konvensional menerima arsip yang akan diperbaiki dan
menginstruksikan staf dan Arsiparis untuk merestorasi arsip sesuai dengan kondisi fisik arsip.
7. Staf Seksi Restorasi Arsip Konvensional dan Arsiparis mencatat pada formulir penerimaan
arsip. Formulir penerimaan arsip ditandatangani oleh petugas penerima dan pengirim arsip
yang menggambarkan kondisi arsip ketika diterima.
8. Staf Seksi Restorasi Arsip Konvensional dan Arsiparis melakukan penomoran arsip dan
pembersihan arsip konvensional. Arsip yang tidak mempunyai nomor halaman, diberi nomor
dengan menggunakan pensil agar arsip sesuai dengan urutan halamannya. Penomoran
dilakukan untuk memudahkan penyusunan kembali setelah proses perbaikan arsip selesai.
Penomoran dilakukan pada lembaran tissue secukupnya yang kemudian ditempelkan pada
kertas, dengan tujuan agar tidak mengotori (menambah atau mengurangi) informasi arsip.
9. Staf Seksi Restorasi Arsip Konvensional dan Arsiparis mencatat arsip konvensional yang
akan diperbaiki.
10. Staf Seksi Restorasi Arsip Konvensional dan Arsiparis memilih metode perbaikan arsip
konvensional yang akan diperbaiki sesuai dengan kondisi fisik arsip.
11. Staf Seksi Restorasi Arsip Konvensional dan Arsiparis melakukan proses perbaikan arsip
konvensional menggunakan:
a.

Metode Leafcasting (Lampiran2);

b.

Metode Enkapsulasi Manual (Lampiran 3); atau

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-5-

c.

Metode Manual System (Lampiran 4).

12. Staf Seksi Restorasi Arsip Konvensional dan Arsiparis membuat laporan hasil perbaikan
yang dituangkan dalam formulir hasil perbaikan arsip konvensional (Lampiran 5).
13. Staf Seksi Restorasi Arsip Konvensional menyerahkan laporan kepada Kasi Restorasi Arsip
Konvensional.
14. Kasi Restorasi Arsip Konvensional melaporkan hasil kegiatan perbaikan arsip konvensional
kepada Kasubdit Restorasi arsip.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-6-

BAB III
PENUTUP

Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Konvensional ini dapat menjadi pedoman
dalam melaksanakan perbaikan arsip konvensional yang sangat menunjang kelancaran kegiatan
preservasi arsip untuk untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara dimana
fisik arsip tetap utuh, kuat dan informasinya dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip, baik
sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai
ilmu pengetahuan.
Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Konvensional ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan. Apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

Februari 2010

DIREKTUR PRESERVASI,

KOEWATO

Arsip Nasional Republik Indonesia

LAMPIRAN
PROSEDUR TETAP
NOMOR 22 TAHUN 2010

TENTANG
PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-1-

DAFTAR LAMPIRAN
PROSEDUR TETAP TENTANG PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL

LAMPIRAN 1

DIAGRAM ALIR PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL

LAMPIRAN 2

LANGKAH-LANGKAH

PERBAIKAN

ARSIP

KONVENSIONAL

ARSIP

KONVENSIONAL

MENGGUNAKAN METODE LEAFCASTING


LAMPIRAN 3

LANGKAH-LANGKAH

PERBAIKAN

MENGGUNAKAN METODE ENKAPSULASI MANUAL


LAMPIRAN 4

LANGKAH-LANGKAH

PERBAIKAN

ARSIP

KONVENSIONAL

MENGGUNAKAN METODE MANUAL SYSTEM


LAMPIRAN 5

CONTOH FORMULIR HASIL PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-2Lampiran 1
Prosedur Tetap
Nomor :
Tahun 2010
Tanggal :
Februari 2010

DIAGRAM ALIR
PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL

No

Tahap Kegiatan

Melakukan koordinasi kerja


tentang pelaksanaan
kegiatan perbaikan arsip
konvensional
Menerima daftar arsip untuk
pelaksanaan kegiatan
perbaikan arsip
konvensional
Menginstruksikan Kasi
Restorasi untuk pelaksanaan
perbaikan arsip
konvensional
Menerima daftar arsip
konvensional dari Kasubdit
Restorasi Arsip
Menganalisis bahan-bahan
dan data arsip konvensional
yang akan diperbaiki

Kasi Restorasi Arsip


Konvensional menerima
arsip yang akan diperbaiki
dan menginstruksikan staf
dan Arsiparis untuk
merestorasi arsip sesuai
dengan kondisi fisik arsip.
Staf Seksi Restorasi Arsip
Konvensional dan
Arsiparis mencatat pada
formulir penerimaan arsip
Staf Seksi Restorasi Arsip
Konvensional dan
Arsiparis melakukan
penomoran arsip dan
pembersihan arsip
konvensional
Staf Seksi Restorasi Arsip
Konvensional dan
Arsiparis mencatat arsip
konvensional yang akan
diperbaiki

Staf
Seksi
Restorasi
Arsip
Konvensional

Unit Penyelesaian
Kasi
Restorasi
Kasubdit
Arsiparis
Arsip
Restorasi
Konvensional
Arsip

Kasubdit
Penyimpanan
Arsip
Konvensional

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-3-

Unit Penyelesaian
No

10

11

12

13

15

Tahap Kegiatan

Staf
Restorasi
Arsip Media
Baru

Arsiparis

Kasi
Restorasi
Arsip Media
Baru

Kasubdit
Restorasi
Arsip

Staf Seksi Restorasi Arsip


Konvensional dan
Arsiparis memilih metode
perbaikan arsip
konvensional yang akan
diperbaiki sesuai dengan
kondisi fisik arsip
Staf Seksi Restorasi Arsip
Konvensional dan
Arsiparis melakukan
proses perbaikan arsip
konvensional
menggunakan:
a. Metode Leafcasting;
b. Metode Enkapsulasi
Manual; atau
c. Metode Manual System
Staf Seksi Restorasi Arsip
Konvensional dan
Arsiparis membuat laporan
hasil perbaikan yang
dituangkan dalam formulir
hasil perbaikan arsip
konvensional
Staf Seksi Restorasi Arsip
Konvensional
menyerahkan laporan
kepada Kasi Restorasi
Arsip Konvensional
Kasi Restorasi Arsip
konvensional melaporkan
hasil kegiatan perbaikan
arsip konvensional kepada
Kasubdit Restorasi arsip

Norma waktu : 5 hari kerja

DIREKTUR PRESERVASI,

KOEWATO

Kasubdit
Penyimpanan
Arsip
Konvensional

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-4Lampiran 2
Prosedur Tetap
Nomor :
Tahun 2010
Tanggal :
Februari 2010

LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL


MENGGUNAKAN METODE LEAFCASTING

Langkah-langkah perbaikan arsip konvensional menggunakan metode leafcasting adalah


sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Kondisi Arsip.
Kondisi arsip diperiksa, tinta luntur atau tidak. Jika terdapat lipatan atau kondisi naskah tidak
rata, maka harus diratakan atau dipres.
2. Pembatikan.
Arsip yang tintanya hilang atau luntur jika terkena air, harus ditutup dengan bahan penutup
dipolaroid. Untuk menghilangkannya dapat digunakan aseton dengan cara seperti membatik
dengan lilin atau bahan penutup lainnya yang mempunyai lapisan minyak.
3. Deasidifikasi.
Setiap arsip yang akan diperbaiki harus dihilangkan keasamannya dengan menggunakan
larutan yang bersifat basa. Deasidifikasi dapat dilakukan dengan metode basah yaitu dengan
merendamnya dalam larutan CaCO3 (Kalsium karbonat) 0,1 % atau metode spray dengan
menggunakan larutan Phytat.
4. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan
a. Siapkan bubur kertas atau pulp dengan kosentrasi yang sesuai dengan penggunaan.
b. Periksa semua pompa-pompa (tersumbat atau tidak).
c. Siapkan posisi meja kerja, peralatan dan bahan penunjang leafcasting.
d. Periksa kompresor, apakah bekerja dengan baik atau tidak.
e. Persiapkan kedua vacuum cleaner.
f. Siapkan arsip yang akan dileafcasting (pastikan arsip sudah bebas asam dengan uji PH)
dengan cara setiap arsip dialasi dengan non woven sheet.
5. Melakukan Proses Leafcasting
a. Susunlah arsip (berukuran A4 sampai double folio) yang akan diproses, dengan dibantu
operator lainnya agar posisi kertas dapat sesuai dengan jalannya mesin. Bagian luar
lembaran kertas yang tidak perlu ditambal, ditutup dengan menggunakan pita sheet
sehingga membentuk bingkai sesuai dengan ukuran kertas.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-5-

b. Periksa ketebalan hasil leafcasting, tebal dan tipisnya bubur kertas atau pulp diatur oleh
kenop fiber control dan cepat lambatnya jalan net roll diatur oleh kenop velocity (pulp
5,5 dan velocity 3,0 - 4,0). Kecepatan rol dapat disesuaikan dengan kondisi naskah,
untuk naskah yang memerlukan penanganan yang ekstra hati-hati kecepatan rol dapat
dikurangi hingga 1,0. Ketebalan bubur kertas disesuaikan dengan ketebalan arsip yang di
leafcasting.
6. Proses Sizing
Setelah naskah keluar dari mesin leafcasting, tahapan selanjutnya adalah proses sizing.
Proses ini dimaksudkan untuk menguatkan kertas arsip dengan memberi lapisan lem tipis
secara merata diatas arsip dengan menggunakan kuas halus dengan arah kuas dari bagian sisi
arsip menuju bagian tengah arsip. Apabila kondisi arsip sangat rusak maka sebelum diberi
lapisan lem, arsip dapat dilapisi dengan kozo atau japanesse tissue dengan arah kuas keluar
bidang kertas (penggunaan kozo atau japanesse tissue disesuaikan dengan warna dasar arsip)
7. Pengeringan dan pengepresan
Naskah arsip yang telah melalui proses sizing, dikering-anginkan selama 2-3 minggu, atau
hingga arsip benar-benar kering. Pengeringan dapat dipersingkat dengan penggunaan kipas
angin sebagai pengering. Setelah pengeringan, arsip disusun diatas papan (board) bebas
asam. Tiap satu papan (board) diletakkan satu lembar arsip. Arsip yang telah tersusun, dipres
dengan menggunakan mesin pres selama 24 jam atau hingga dirasakan cukup dengan
tekanan sebesar 3 Mpa.
8. Pemotongan kertas berlebih
Pemotongan bagian kertas berlebih pada pinggiran arsip dilakukan pada jarak kira-kira 5 mm
dari naskah aslinya. Namun perlu diperhatikan sehingga tidak memotong yang aslinya.
9. Pengecekan akhir
Pengecekan akhir merupakan penyusunan lembaran arsip sesuai dengan nomor halaman yang
ditandai pada proses awal pengerjaan leafcasting.
10. Pembuatan map penyimpan dokumen
Arsip yang tidak dijilid dibuatkan map penyimpan dokumen bebas asam (portepel) untuk
membungkus arsip.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-6Lampiran 3
Prosedur Tetap
Nomor :
Tahun 2010
Tanggal :
Februari 2010

LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL


MENGGUNAKAN METODE ENKAPSULASI MANUAL

Langkah-langkah perbaikan arsip konvensional menggunakan metode enkapsulasi


manual adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan
Peralatan yang perlu dipersiapkan yaitu: gunting/gunting kuku/hook cutter, penggaris besi,
cutter/kacip, kuas halus/sikat halus, alas kaca/karet magic cutter, pemberat, roll/wiper, kain
lap halus/katun, karet penghapus.
Bahan-bahan yang diperlukan yaitu: arsip kertas, astralon/plastik mylar/polyester dengan
tebal 0,1 s/d 0,14 mm, perekat strip double sided/double tape biasanya digunakan 3M scotch
Brand No 415.
2. Bersihkan setiap lembar arsip kertas dari debu dan kotoran yang menempel dengan
menggunakan sikat halus/kuas, dengan cara menghapus atau menyapu kotoran dari arah
tengah arsip menuju bagian tepi dan dilakukan searah untuk menjaga arsip tidak sobek atau
mengkerut. Debu atau kotoran yang melekat kuat pada arsip dihapus dengan menggunakan
karet penghapus, kemudian ampas penghapus tersebut disapukan dengan menggunakan kuas
seperti diatas.
3. Enkapsulasi Manual
a. Siapkan dua lembar plastik polyester dengan ukuran kira-kira 2,5 cm lebih panjang dan
lebih lebar dari arsip.
b. Tempatkan plastik polyester di atas kaca atau karet magic cutter dan bersihkan dengan
kain lap.

Gambar 1. Memasang Plastik Polyester

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-7-

c. Tempatkan arsip yang akan dienkapsulasi di atas plastik polyester dan letakkan pemberat
pada bagian tengah arsip.

Gambar 2. Menempatkan arsip

d. Berilah perekat double tape kira-kira 3 mm dari bagian pinggir arsip dan beri celah kecil
pada setiap sudutnya. Perekat double tape tidak boleh menempel pada arsip karena dapat
merusak arsip.

Gambar 3. Memasang Double Tape

e. Tempatkan plastik polyester penutup di atas arsip dan letakkan pemberat pada bagian
tengah arsip tersebut.
f. Lepaskan lapisan kertas pada double tape di bagian A dan B (lihat gambar 4).

Gambar 4.

Membuka Double Tape

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-8-

g. Gunakan roll atau wiper dan tekan secara diagonal untuk mengeluarkan udara dari dalam
dan untuk merekatkan double tape pada plastik polyester (lihat gambar 5).

Gambar 5.

Merekatkan Double Tape

h. Lepaskan sisa kertas dari double tape pada bagian sisi C dan D dan gunakan rol untuk
merekatkan double tape pada keempat sisi.
i.

Potong plastik yang berlebih, kira-kira 1-3 mm dari pinggir bagian luar double tape.
Pemotongan dapat dilakukan dengan kacip (gambar 6) atau dengan menggunakan cutter
dan penggaris besi.

Gambar 6.

j.

Memotong Plastik Berlebih

Potong bagian sudut enkapsulasi dengan menggunakan hook cutter atau gunting kuku
sehingga bentuknya agak bundar.

k. Hasil enkapsulasi ditunjukan pada gambar berikut.

Arsip

Gambar 7. Hasil Enkapsulasi

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

-9Lampiran 4
Prosedur Tetap
Nomor :
Tahun 2010
Tanggal :
Februari 2010

LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL


MENGGUNAKAN METODE MANUAL SYSTEM

Langkah-langkah perbaikan arsip konvensional menggunakan metode manual system


adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan
Peralatan yang perlu dipersiapkan yaitu: gunting/gunting kuku/hook cutter, penggaris besi,
cutter/kacip, kuas halus/sikat halus, alas kaca/karet magic cutter.
Bahan-bahan yang diperlukan yaitu: arsip kertas, kozzo (tissue paper), lem starch, methyl
cellulose.
2. Pemeriksaan kondisi fisik arsip konvensional yang akan diperbaiki.
3. Pembersihan debu, noda dan kotoran lainnya.
4. Menghilangkan asam dengan proses deasidifikasi.
5. Memperbaiki arsip konvensional secara manual.
6. Melapisi permukaan arsip dengan kozzo (tissu paper) dengan menggunakan lem starch dan
disizing dengan Methyl cellulose.
7. Mengeringkan arsip konvensional selama 24 jam dengan alat bantu non woven sheet.
8. Melepaskan arsip dari non woven sheet.
9. Pengepresan (meluruskan arsip dengan mesin pres).
10. Pemotongan arsip dengan menggunakan cutter/mesin potong.
11. Koreksi akhir dan pemeriksaan hasil (kontrol kualitas).
12. Penyusunan kembali sesuai dengan nomor urutannya.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 10 Lampiran 5
Prosedur Tetap
Nomor :
Tahun 2010
Tanggal :
Februari 2010

CONTOH FORMULIR
HASIL PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL
FORMULIR PERBAIKAN ARSIP KONVENSIONAL
SUBDIREKTORAT RESTORASI ARSIP
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Hasil Perbaikan Arsip Konvensional


Asal / Lokasi

..

Jumlah

..

No.

No. Arsip

Judul

Skala

Ukuran

Warna

Edisi/Tahun

Jakarta, .
Mengetahui
Penanggung jawab

(..............................)

Petugas Perbaikan

(..............................)

Ket.

Anda mungkin juga menyukai