BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. RUANG LINGKUP
D. SASARAN
BAB II
KEBIJAKAN KEARSIPAN
A. PENGERTIAN
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,
disebutkan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga
pendidikan, perusahaan , organisasi politik , organisasi masyarakat , dan perorangan
dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara.
Dalam pengertian tersebut merupakan definisi arsip yang sangat luas. Dalam kaitan
dengan pelaksanaan tugas di daerah perlu menyamakan persepsi dan pengertian
tentang arsip sehingga setiap pengelolaan arsip dapat dilaksanakan secara menyeluruh.
Pengertian Kearsipan berdasarkan Undang-undang RI Nomor 43 tentang Kearsipan
adalah hal-hal yang berkaitan dengan arsip.
B. JENIS-JENIS ARSIP
Secara garis besar, berdasarkan retensinya, arsip dapat dibedakan menjadi arsip
dinamis dan arsip statis.
1. Arsip Dinamis
Arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan
selama jangka waktu tertentu.
Arsip dinamis memiiki ciri-ciri sebagai berikut:
a. arsip yang masih aktual dan berlaku secara langsung, serta diperlukan dan dipergunakan
dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari.
b. arsip yang senantiasamasih berubah nilai dan artinya menurut fungsinya, dan
c. pada dasarnya arsip dinamis bersifat tertutup, sehingga pengelolaan dan perlakuannya harus
mengikuti ketentuan tentang kerahasiaan surat-surat.
Menurut fungsi dan kegunaannya arsip dinamis meliputi arsip aktif, arsip inaktif, dan
arsip vital.
a. Arsip Aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/ atau terus
menerus
b. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun
c. Arsip Vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi
kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak
tergantikan apabila rusak atau hilang.
Berdasarkan kategorinya arsip dinamis dibedakan menjadi:
4
a. Arsip Terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan,
dan keselamatannya.
b. Arsip Umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip terjaga
2. Arsip Statis
Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai
guna kesejarahan , telah habis masa retensinya dan berketerangan dipermanenkan
yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip
Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan/atau Lembaga Kearsipan.
Arsip statis ini tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan
kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi
negara. Dalam kaitan ini, penyelenggara kearsipan wajib melakukan kegiatan pengumpulan,
penyimpanan, perawatan, penyelamatan, penggunaan dan pembinaan atas pelaksanaan serah
arsip dalam satu kesatuan sistem kearsipan.
C. FUNGSI ARSIP
1. Membantu pengambilan keputusan
2. Menunjang perencanaan
3. Mendukung pengawasan
4. Sebagai Alat pembuktian
5. Sebahagai bahan penelititan
6. Sebagai Bukti sejarah.
5
1. Nilai guna primer adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan bagi penciptaan
arsip itu sendiri, meliputi:
a. Nilai guna Administrasi
Nilai administrasi dapat diartikan sebagai kebijaksanaan dan prosedur yang
mensyaratkan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berlaku pada
suatu organisasi pencipta arsip-arsip yang mempunyai nilai kegunaan
administrasi antara lain meliputi :
o Arsip yang berkenaan dengan asal-usul suatu organisasi yang mencakup
pula pelaksanaan.
o Arsip-arsip yang berkenaan dengan organisasi, struktur, instruksi, struktur
personalia, daftar pegawai, dan pedoman kerja lainnya.
o Arsip yang berkaitan dengan fungsi dan pencapaiannya termasuk arsip-
arsip tentang keputusan suatu kebijaksanaan, perubahan kebijaksanaan,
pelaksanaan kebijaksanaan, program kerja dan lainnya.
b. Nilai guna Keuangan
Arsip bernilai guna keuangan apabila arsip tersebut berisikan segala sesuatu
transaksi dan pertanggung jawaban keuangan.
c. Nilai guna Hukum
Nilai kegunaan hukum mengandung pengertian bahwa arsip tersebut
memberikan informasi-informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pembuktian dibidang hukum atau arsip yang mengandung hak-hak dan
kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi pegawai instansi
pemerintahan maupun swasta yang menyangkut kontrak, sewa-menyewa dan
masih banyak lainnya.
d. Nilai guna Ilmiah dan Teknologi
Arsip yang mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai hasil dari penelitian
terapan.
2. Nilai guna Sekunder adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan bagi
kepentingan perusahaan atau kepentingan umum diluar perusahaan pencipta arsip
dan berguna sebagai bahan bukti dan pertanggung jawaban, meliputi :
a. Nilai guna kebuktian
6
Arsip yang mengandung fakta dan keterangan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang bagaimana suatu instansi diciptakan, dikembangkan,
diatasi, fungsi dan tugasnya serta hasil atau akibat dari tugas kegiatannya.
b. Nilai guna Informasional
Arsip yang bernilai guna informasional ialah arsip yang mengandung berbagai
informasi untuk kepentingan penelitian dan sejarah.
7. Asas Keprofesionalan
Penyelenggaraan kearsipan harus dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang
profesional yang memiliki kometensi di bidang kearsipan.
8. Asas Keresponsifan
Penyelenggaraan kearsipan harus tanggap atas permasalahan kearsipan maupun
masalah lain yang berkait dengan kearsipan.
9. Asas Keantisipatifan
Penyelenggaraan kearsipan harus didasari pada antisipasi atau kesadaran terhadap
berbagai perubahan dan kemungkinan perkembangan dalam hal teknologi informasi,
budaya dan ketatanegaraan, pentingnya arsip bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
10. Asas Kepartisipatifan
Penyelenggaraan kearsipan harus memberikan ruang untuk peran serta dan
partisipasi masyarakat di bidang kearsipan.
11. Asas Akuntabilitas
Penyelenggaraan kearsipan harus memperhatikan arsip sebagai bahan akuntabilitas
dan harus bisa merefleksikan kegiatan dan peristiwa yang direkam.
12. Asas Kemanfaatan
Penyelenggaraan kearsipan harus dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
13. Asas Aksesibilitas
Penyelenggaraaan kearsipan harus dapat memberikan kemudahan, ketersediaan
dan keterjangkauan bagi masyarakat untk memanfaatkan arsip.
14. Asas Kepentingan Umum
Penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan
umum dan tanpa diskriminasi
9
BAB III
ORGANISASI DAN SUMBER DAYA KEARSIPAN
3) Mobile File.
d. Prasarana dan sarana Alih Media Arsip
1) Scanner dan/atau foto copy;
2) Mikro Film;
3) Video Movie Camera.
3. Pendanaan
Pendanaan penyelenggaraan kearsipan digunakan untuk :
a. merumuskan dan menetapkan kebijakan kearsipan;
b. pembinaan dan pengelolaan kearsipan;
c. penelitian dan pengembangan;
d. pengembangan Sumber Daya Manusia;
e. penyediaan jaminan kesehatan;
f. tunjangan profesi; dan
g. penyediaan sarana dan prasarana.
12
BAB IV
PENGELOLAAN ARSIP
b. Penggunaan arsip,
1) Penggunaan arsip diperuntukan bagi kepentingan pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
13
c. Pemeliharaan arsip
1) Pemeliharaan arsip dinamis dilakukan untuk menjaga keautentikan,
keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip.
2) Pemeliharaan arsip dinamis meliputi :
a) pemeliharaan arsip aktif;
b) pemeliharaan arsip inaktif;
c) pemeliharaan arsip vital
3) Pemeliharaan arsip aktif menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah.
4) Pemeliharaan arsip inaktif menjadi tanggung jawab kepala unit kearsipan II.
5) Pemeliharaan arsip dinamis dilakukan melalui kegiatan :
a) pemberkasan;
Pemberkasan adalah penempatan naskah ke dalam suatu himpunan
yang tersusun secara sistematis dan logis sesuai dengan konteks
kegiatannya sehingga menjadi satu berkas karena memiliki hubungan
informasi, kesamaan jenis atau kesamaan masalah dari suatu unit kerja
Pemberkasanarsip dilakukan setelah arsip diregistrasi dan
didistribusikan.
Pemberkasan arsip aktif pada unit pengolah menghasilkan tersusunnya
daftar arsip aktif. Yang terdiri atas:
(1) daftar berkas
(2) daftar isi berkas
b) penataan
Penataan arsip inaktif pada unit kearsipan berdasarakan asas asal-usul
dan asas aturan asli serta dilaksanakan melalui kegiatan :
(1) pengaturan fisik arsip;
(2) pengolahan informasi arsip;
(3) penyusunan daftar arsip inaktif yang memuat:
- pencipta arsip;
- unit pengolah;
- nomor arsip;
- kode klasifikasi;
- uraian informasi arsip;
- kurun waktu;
- jumlah;
- keterangan
c) penyimpanan
(1) Penyimpanan arsip aktif menjadi tangung jawab pimpinan unit
pengolah.
(2) Penyimpanan arsip inaktif menjadi tangung jawab kepala unit
kearsipan II.
(3) Penyimpanan arsip aktif dan inaktif dilaksanakan untuk menjamin
keamanan fisik dan informasi arsip selama jangka waktu
penyimpanan arsip berdasarkan JRA.
d. Penyusutan arsip.
2) Penyusutan arsip dilakukan oleh pencipta arsip melalui Unit kearsipan dan
unit pengolah berdasarkan JRA.
b) pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak memiliki nilai
guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
undangan;
Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang
000 umum
100 pemerintahan
200 politik
300 keamanan dan ketertiban
400 kesejahteraan
500 perekonomian
600 pekerjaan umum dan ketenagakerjaan
700 pengawasan
800 kepegawaian
900 Keuangan
4. Pemberkasan Arsip
Pemberkasan adalah penempatan naskah ke dalam suatu himpunan yang
tersusun secara sistematis dan logis sesuai dengan konteks kegiatannya
sehingga menjadi satu berkas karena memiliki hubungan informasi, kesamaan
jenis atau kesamaan masalah dari suatu unit kerja
Berkas adalah himpunan dokumen yang disusun baik atas dasar kesamaan
urusan, kesamaan masalah dan kesamaan jenis.
Penataan berkas yaitu kegiatan menata dokumen dalam bentuk berkas dan
mengatur berkas dalam tatanan yang sistimatis
a. Tujuan pemberkasan:
1) Ketepatan dan kecepatan dalam penemuan kembali
2) Mengantisipasi adanya dokumen yang hilang
3) Efisiensi dalam penggunaan ruangan dan peralatan
4) Mempermudah dalam pelaksanaan manajemen penyusutan dokumen
b. Desentralisasi (Terpencar)
Sistem penyimpanan arsip secara desentralisasi adalah penyimpanan arsip
yang tercipta pada Unit kerja , dengan demikian masing masing Unit Kerja
memiliki fungsi sebagai central file
c. Gabungan
Gabungan antara Azas Sentralisasi dan Azas Desentralisasi. Sentralisasi
dalam kebijakan dan desentralisasi dalam pengolahan arsip.
BAB V
PENUTUP
RANGKUMAN
Secara umum, arsip dapat didefinisikan secara luas. arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat
dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Di samping itu,yang dimaksud kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip. Arsip terdiri dari arsip statis dan arsip dinamis. Arsip dinamis meliputi arsip
vital,arsip aktif, dan arsip inaktif. Sementara itu, secara kategori arsip dinamis dibedakan arsip terjaga dan
arsip umum( arsip selain arsip terjaga). Berdasarkan medianya arsip tekstual, kartografi, audio
visual, foto.
Tujuan penyelenggaraan kearsipan adalah: (a) menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan
oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional; (b)
menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah. (c) menjamin
terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; (d) menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat
melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya; (e) mendinamiskan
penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu sistem yang komprehensif dan terpadu; (f) menjamin
keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; (g) menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial, politik,
budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitasdan jati diri bangsa; (h) meningkatkan kualitas
pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.Dalam rangka
mewujudkan tujuan penyelenggaraan kearsipan seperti telah dipaparkan sebelumnya, terdapat sejumlah
asas yang harus dipedomani oleh parapengelola dan penyelenggara kearsipan, yaitu: (a) asas kepastian
hukum; (b) asas keautentikan dan keterpercayaan; (c) asas keutuhan; (d) asas asal usul ( principle
of provenance); (e) asas aturan asli ( principle of original order ); (f) asas keamanan
dankeselamatan; (g) asas keprofesionalan; (h) asas keresponsifan; (i) asas keantisipatifan; (j) asas
kepartisipatifan; (k) asas akuntabilitas; (l) asas kemanfaatan; (m) asas aksesibilitas;(n) asas kepentingan
umum.
25
Pengeloaan arsip meliputi pengelolaan arsip dinamis dan pengelolaan arsip statis. Pengelolaan arsip
dinamis meliputi (a) arsip aktif, (b) arsip inaktif (c) arsip vital. Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan mulai
tahap (a). penciptaan arsip, (b) penggunaa arsip, (c) pemeliharaan arsip (d) penyusutan arsip.
Untuk pengelolaan arsip dinamis diperlukan instrumen: (a) tata nakah dinas, (b) klasifikasi arsip, (c) jadwal
retensi arsip, (d) klasifikasi keamanan dan akses arsip. Pengelolaan arip dinamis perlu memperhatikan
asas pengelolaan arsp dan metode pemberkasan dan penyimpanan arsip.
Pengelolaan arsip statis meliputi (a) akuisisi arsip statis, (b) pengolahan arsip statis, (c) preservasi arsip (d)
akses rarsip statis.
26
27
DAFTAR ISI
D. Sasaran ................................................................................................................... 2
A. Pengertian . ............................................................................................................. 3