Anda di halaman 1dari 7

Peran Manajer mengelola Konflik

dalam Organisasi
Pengertian Konflik Organisasi
Gareth R. Jones mendefinisikan konflik
organisasi sebagai “perbenturan yang muncul
kala perilaku mencapai tujuan tertentu yang
ditunjukan suatu kelompok dirintangi atau
digagalkan oleh tujuan kelompok lain.” Karena
tujuan, pilihan, dan kepentingan kelompok-
kelompok pemangku kepentingan (stake holder)
di dalam organisasi berbeda maka konflik adalah
sesuatu yang tidak terelakkan di setiap
organisasi.
Dampak adanya Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif
tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
• Akibat negative
– Menghambat komunikasi
– Mengganggu kohesi (keeratan hubungan)
– Mengganggu kerjasama atau “team work”
– Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan
produksi
– Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan
– Individu atau personil menga-lami tekanan (stress),
mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan,
mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme
Akibat Positif dari konflik
– Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis
– Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
– Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan
perbaikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program,
bahkan tujuan organisasi.
– Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif
– Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan
pendidikan
Jenis-jenis Konflik
(Menurut Baden Eunson)
• Konflik vertical, yaitu konflik yang terjadi antara atasan dan bawahan.
Antara pemimpin dengan yang di pimpinnya
• Konflik Horisontal, yaitu konflik yang terjadi di antara orang-orang yang
bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh
bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok,
tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
• Konflik di antara staf lini, yaitu konflik yang terjadi di antara orang-orang
yang memiliki tugas berbeda. Misalnya antara divisi perbelanjaan dan
divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam
sesuai permintaan pasar. Sementara divisi perbelanjaan hanya mampu
menyediakan produk yang jumlahnya terbatas.
• Konflik peran, yaitu berupa kesalahpahaman tentang apa yang
seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antar karyawan
karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, dan sistem koordinasi yang
tidak jelas

Anda mungkin juga menyukai