Nama Lengkap
NPM
Jenis Kelamin
Alamat
Dosen Pembimbing
: Nur Khamilatusy S
: 112100156
: Perempuan
: Pondok Raden Patah Blok F2/26
: drg. Teguh Tri Widodo, Sp. Prosth, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
Gigi tiruan cekat (GTC) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih
gigi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Keuntungan dari pembuatan GTC adalah tidak mudah terlepas
atau tertelan dikarenakan dilekatkan pada gigi asli, dirasakan sebagai gigi sendiri oleh
pasien, dapat dipasang kembali di dalam mulut tiap kali dilepas karena tidak
mempunyai pendekap yang dapat menyebabkan keausan pada permukaan email gigi,
dan dapat melindungi gigi terhadap stress karena mempunyai efek splint, serta
menguntungkan jaringan pendukungnya karena menyebarkan tekanan fungsi ke
seluruh gigi.
Secara umum tujuan pembuatan GTC adalah untuk :
1. Memperbaiki fungsi organ kunyah yang berkurang daya kunyahnya
dikarenakan
hilangnya satu atau lebih gigi asli
2. Memperbaiki estetika
3. Mencegah terjadinya perpindahan tempat gigi sekitar ruangan yang kosong
karena
hilangnya gigi.
4. Memelihara dan mempertahankan gusi.
5. Memulihkan fungsi fonetik.
Preparasi gigi penyangga merupakan tindakan yang penting dalam perawatan
gigi tiruan jembatan.Preparasi bertujuan untuk menghilangkan daerah gerong,
memberikan tempat bagi bahan retainer atau mahkota, memungkinkan pembentukan
retainer atau mahkota sesuai dengan bentuk anatomi gigi yang dipreparasi,
membangun bentuk retensi dan menghilangkan jaringan-jaringan yang lapuk oleh
karies.Prinsip preparasi gigi penyangga adalah mendapatkan bentuk akhir yang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi
Sebuah jembatan adalah protesa yang seluruhnya dukungan diperoleh dari
gigi yang disemen secara permanen pada posisinya dengan maksud untuk
menahan pengganti gigi yang hilang.
II.
Persyaratan Mekanis
Gigi abutment harus mempunyai sumbu panjang yang sejajar atau
hampir sejajar satu sama lain sehingga dapat dibuat sejajar tanpa
membahayakan vitalitas pulpa. Pontik harus memiliki bentuk yang
mendekati bentuk anatomi gigi asli yang diganti dan kuat sehingga dapat
menahan daya kunyah tanpa patah atau bengkok. Adapun konektor harus
harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk tidak patah di bawah tekanan
daya kunyah.
2.
Persyaratan Fisiologis
Gigi tiruan cekat tidak boleh mengganggu kesehatan gigi-gigi
abutment dan jaringan pendukung lainnya. Preparasi pada gigi-gigi vital
tidak boleh membahayakan vitalitas pulpanya. Suatu retainer atau pontik
tidak boleh mengiritasi jaringan lunak (gusi, lidah, pipi).
3.
Persyaratan Hygiene
Pada
GTC,
tidak
boleh
terdapat
bagian-bagian
yang
dapat
Persyaratan Estetik
GTC harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai gigi asli
tanpa mengabaikan kekuatan dan kebersihan dari GTC tersebut. Pontik
harus memiliki bentuk dan warna yang sesuai dengan keadaan sekitarnya
dan memiliki ciri ciri permukaan (surface detail) yang sepadan dengan gigi
tetangganya (Martanto, 1985).
III.
OH yg tdk terpelihara
Physical handicap
Indeks karies yg tinggi
Cross-bite, malposisi, progeny
Migrasi atau ekstrusi yg parah
IV.
Komponen Jembatan
A. Pontik
Pontik adalah gigi buatan pengganti dari gigi atau gigi geligi yang
hilang. Berikut adalah klasifikasi pontik, antara lain:
Berdasarkan bahan
1. Pontik logam
Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya
terdiri dari alloy, yang setara dengan alloy emas tipe III.Alloy ini
memiliki kekuatan dan kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah
menjadi patah atau berubah bentuk (deformasi) akibat tekanan
pengunyahan. Pontik logam biasanya dibuat untuk daerah-daerah
yang
kurang
mementingkan
faktor
estetis,
namun
lebih
adalah
agar
sisa-sisa
makanan
dapat
dengan
mudah
jenis
ini
biasanya
diindikasikan
untuk
pencabutan
dan
pada
pembuatan
ini
tidak
D. Retainer
ditempatnya.
Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigi penyangga.
Macam-macam retainer:
1. Extra Coronal Retainer
Yaitu retainer yang meliputi bagian luar mahkota gigi, dapat berupa:
1) Full Veneer Crown Retainer
Indikasi:
- Tekanan kunyah normal/besar
- Gigi-gigi penyangga yang pendek
- Intermediate abutment pasca perawatan periodontal
- Untuk gigi tiruan jembatan yang pendek maupun panjang
Keuntungan
- Indikasi luas
- Memberikan retensi dan resistensi yang terbaik
- Memberikan efek splinting yang terbaik
Kerugian:
- Jaringan gigi yang dipreparasi lebih banyak
- Estetis kurang optimal (terutama bila terbuat dari all metal)
Keuntungan:
- Jaringan gigi yang diasah sedikit
- Preparasi lebih mudah
- Estetis cukup baik
Kerugian:
- Indikasi terbatas
- Kemampuan dalam hal retensi resistensi kurang
- Mudah lepas/patah
3) Dowel retainer
Adalah retainer yang meliputi saluran akar gigi, dengan sedikit atau
tanpajaringan mahkota gigi dengan syarat tidak sebagai retainer
yang berdiri sendiri.
Indikasi:
- Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan syaraf
- Gigi tiruan pendek
- Tekanan kunyah ringan
- Gigi penyangga perlu perbaikan posisi/inklinasi
Keuntungan:
- Estetis baik
- Posisi dapat disesuaikan
Kerugian:
- Sering terjadi fraktur akar
12
gigi abutment.
Area permukaan (membrane periodontal) akar abutment minimal
harus sama dengan membrane periodontal gigi yang akan diganti.
13
antara
tepi
pegangan
untuk
mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi macam ini
dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi
retainer tersebut mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket)
14
sehingga
mencegah
terjadinya kerusakan
perekat yang ada diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis
mahkota penuh (full veneer cast crown).
4. Partial shoulder / berpundak sebagian
Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian
akan
menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang lama sekali pada daerah
palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal /
labial yang akan ditempati oleh resin akrilik / porselain sebagai facing. Kasus yang
sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal
crown with porcelain / acrylic resin veneer.
15
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Nama
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Alamat
4. Pekerjaan
: Futika Lutfiani
: Semarang, 24 Januari 1992
: Pondok Raden Patah Blok F2 No. 22
: Mahasiswa
B. Pemeriksaan Subjektif
1. Keluhan utama
Pasien mengeluhkan gigi belakang kanan atas tinggal sisa akar.
2. Motivasi
Pasien datang karena motivasi dari operator dengan harapan dibuatkan
gigi tiruan yang cekat, sehingga nyaman untuk difungsikan dan
mengembalikan segi estetik seperti memiliki gigi asli.
3. Riwayat Penyakit Gigi
Gigi yang sisa akar awalnya patah berlubang sejak 5 tahun yang lalu,
dan oleh pasien diobati dengan obat untuk menghilangkan rasa sakit. Gigi
yang tinggal sisa akar saat ini tidak sakit, dari gambaran radiologis tidak
ada radiolusen.
4. Pengalaman Gigi Tiruan
Pasien belum pernah memakai gigi tiruan
5. Riwayat Penyakit Sistemik
a. Pernah rawat inap di rumah sakit : tidak
b. Penyakit diabetes mellitus : d.t.a.k
c. Penyakit darah tinggi : d.t.a.k
d. Penyakit gastroinstentinal : d.t.a.k
e. Penyakit jantung : d.t.a.k
f. Penyakit limfe : d.t,a,k
g. Penyakit liver : d.t.a.k
h. Penyakit ginjal : d.t.a.k
i. Penyakit kulit : d.t.a.k
j. Penyakit infeksi menular : d.t.a.k
k. Penyakit paru paru ; d.t.a.k
l. Riwayat perdarahan : normal, bila luka cepat sembuh dan perdarahan
tidak terlalu banyak
16
m. Allergi : d.t.a.k
n. Epilepsy : d.t.a.k
6. Riwayat Penyakit Ssitemik Keluarga
a. Penyakit Diabetes : d.t.a.k
b. Penyakit infeksi yang menular : d.t.a.k
c. Lain lain : C. Pemeriksaan Objektive
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien saat datang baik
Tekanan darah
: 110 / 90 mm/hg
Nadi
: 80X/menit
Berat badan
: 56
Temperatur
: tdl
Tinggi badan
: 182
2. Ekstra Oral
a. Wajah
Tampak Depan
Tampak Samping
17
3. Intra Oral
Tidak terdapat kelainan jaringan lunak
18
Odontogram
Keterangan :
21 radix
26 radix
36 karies superfisial kelas 1
37 karies superfisial kelas 1
38 unerupted
46 karies superfisial kelas 1
47 karies superfisial kelas 1
48 karies superfisial kelas 1
19
4. Study model
Tampak Oklusal
Rahang Atas
Tampak Samping
Kanan
Kiri
20
BAB IV
PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN
21
Kunjungan I
1. Anamnesa pasien, pemeriksaan intraoral, pemeriksaan ekstraoral,
pemeriksaan rontgen.
2. Pencetakan rahang atas dan rahang bawah dengan menggunakan
sendok cetak buatan pabrik dan bahan cetak alginat.
3. Pengecoran hasil cetakan dengan gips stone untuk pembuatan study
model.
4. Pencetakan untuk membuat mahkota sementara dengan bahan cetak
putty pada sisi gigi 13 dan 15
5. Dilakukan simulasi preparasi pada model gigi sesuai dengan prinsip
prinsip preparasi.
6. Pembuatan mahkota sementara dengan cara meletakkan resin
komposit pada cetakan putty awal sebelum di preparasi, kemudian
diletakkan pada gigi yang telah dipreparasi pada model.
Kunjungan II
1. Anesthesi infiltrasi pada gigi disekitar abutment dan meretraksi
gingival.
2. Melakukan preparasi gigi abutment sesuai dengan langkah langkah
preparasi :
a. Pengurangan permukaan insisal
Tujuan : bagian insisal dikurangi 2 mm untuk menyediakan
translusensi yang adekuat dimana pada gigi posterior hanya 1,5
mm karena faktor estetik tidak terlalu diperhatikan.
Depth orientation grooves (D.O.G) 2 mm dibuat pada ujung
incisal dengan flat end tappered bur sejajar dengan inklinasi
insisal
Bagian diantara D.OG dikurangi dengan ketebalan yang sama
Pembebasan daerah insisal kemudian check oklusi sentrik dan
eksentrik
b. Pengurangan permukaan labial
Dikurangi dalam 2 bidang, bidang insisal dan bidang gingival.
Keuntungan pengurangan 2 bidang :
22
23
Kunjungan III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Retraksi gingival
Try in coping pada gigi yang telah di preparasi
Pembuatan malam pada coping
Pengecekan trauma oklusi
Laboratorium bridge PFM
Sementasi bridge sementara dengan fregenol
Kunjungan IV
1. Retraksi gingival
2. Try in GTC dengan menggunakan semen sementara
3. Pro kontrol 2 minggu kemudian
Kunjungan V
1.
2.
3.
4.
5.
24
25
PROGNOSA
Prognosa pembuatan GTC pada pasien ini adalah baik, karena:
1. Gigi
26
Laporan pada kasus di atas telah didiskusikan dan disetujui oleh dosen
pembimbing.
Semarang,
Februari 2015
Mengetahui ,
27