Anda di halaman 1dari 27

CASE RECORD

GIGI TIRUAN CEKAT


Prosthodonsia (Blok3)

Nama Lengkap
NPM
Jenis Kelamin
Alamat
Dosen Pembimbing

: Nur Khamilatusy S
: 112100156
: Perempuan
: Pondok Raden Patah Blok F2/26
: drg. Teguh Tri Widodo, Sp. Prosth, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Gigi tiruan cekat (GTC) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih
gigi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Keuntungan dari pembuatan GTC adalah tidak mudah terlepas
atau tertelan dikarenakan dilekatkan pada gigi asli, dirasakan sebagai gigi sendiri oleh
pasien, dapat dipasang kembali di dalam mulut tiap kali dilepas karena tidak
mempunyai pendekap yang dapat menyebabkan keausan pada permukaan email gigi,
dan dapat melindungi gigi terhadap stress karena mempunyai efek splint, serta
menguntungkan jaringan pendukungnya karena menyebarkan tekanan fungsi ke
seluruh gigi.
Secara umum tujuan pembuatan GTC adalah untuk :
1. Memperbaiki fungsi organ kunyah yang berkurang daya kunyahnya
dikarenakan
hilangnya satu atau lebih gigi asli
2. Memperbaiki estetika
3. Mencegah terjadinya perpindahan tempat gigi sekitar ruangan yang kosong
karena
hilangnya gigi.
4. Memelihara dan mempertahankan gusi.
5. Memulihkan fungsi fonetik.
Preparasi gigi penyangga merupakan tindakan yang penting dalam perawatan
gigi tiruan jembatan.Preparasi bertujuan untuk menghilangkan daerah gerong,
memberikan tempat bagi bahan retainer atau mahkota, memungkinkan pembentukan
retainer atau mahkota sesuai dengan bentuk anatomi gigi yang dipreparasi,
membangun bentuk retensi dan menghilangkan jaringan-jaringan yang lapuk oleh
karies.Prinsip preparasi gigi penyangga adalah mendapatkan bentuk akhir yang
2

menjamin retensi yang sebesar-besarnya bagi retainer.Untuk mencapai hal tersebut


dibuat dasar-dasar bentuk retensi preparasi yaitu kemiringan dinding-dinding aksial,
bentuk peparasi mengikuti bentuk anatomi gigi, dan pengambilan jaringan gigi yang
cukup untuk memberi ketebalan pada bahan retainer. Disamping dasar-dasar bentuk
retensi, ada faktor lain yang mempengaruhi retensi preparasi, seperti bentuk dan
ukuran gigi, luas bidang permukaan preparasi, dan kekasaran permukaan preparasi.
Masalah yang banyak dijumpai adalah masih ditemukannya ketidakpuasan
dari pasien; pasien merasa tidak nyaman dalam pemakaian GTC tersebut dan adanya
kerusakan pada jaringan pendukungnya. Hal ini karena kurang maksimalnya upaya
pengguna GTC untuk membantu menjaga kesehatan jaringan mulutnya setelah
pemakaian GTC. Faktor lain yang timbul dari awal prosedur perawatan GTC serta
kemungkinan dari pembuatannya yang tidak memenuhi syarat-syarat biologis.
Sementara pada pemasangan GTC yang tidak sesuai, menyebabkan timbulnya karies
atau kelainan-kelainan jaringan penyangga seperti kelainan pada ligamentum
periodontal, tulang alveolar, sementum, dan kelainan pada gingiva.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

Definisi
Sebuah jembatan adalah protesa yang seluruhnya dukungan diperoleh dari
gigi yang disemen secara permanen pada posisinya dengan maksud untuk
menahan pengganti gigi yang hilang.

II.

Persyaratan dalam Pembuatan GTC


Gigi tiruan cekat (GTC) tidak hanya mengganti gigi-gigi yang hilang
(mengisi ruangan yang kosong) tetapi juga harus menjamin terpeliharanya
semua fungsi gigi geligi dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Oleh karena itu,
GTC harus memenuhi beberapa persyaratan sebagi berikut:
1.

Persyaratan Mekanis
Gigi abutment harus mempunyai sumbu panjang yang sejajar atau
hampir sejajar satu sama lain sehingga dapat dibuat sejajar tanpa
membahayakan vitalitas pulpa. Pontik harus memiliki bentuk yang
mendekati bentuk anatomi gigi asli yang diganti dan kuat sehingga dapat
menahan daya kunyah tanpa patah atau bengkok. Adapun konektor harus
harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk tidak patah di bawah tekanan
daya kunyah.

2.

Persyaratan Fisiologis
Gigi tiruan cekat tidak boleh mengganggu kesehatan gigi-gigi
abutment dan jaringan pendukung lainnya. Preparasi pada gigi-gigi vital
tidak boleh membahayakan vitalitas pulpanya. Suatu retainer atau pontik
tidak boleh mengiritasi jaringan lunak (gusi, lidah, pipi).

3.

Persyaratan Hygiene
Pada

GTC,

tidak

boleh

terdapat

bagian-bagian

yang

dapat

menimbulkan impaksi makanan. Di antara pontik-pontik atau pontik4

retainer harus terdapat sela-sela (embrasure) yang cukup besar sehingga


dapat dibersihkan dengan mudah oleh arus ludah atau lidah (self cleansing
tetap terjaga). Di antara pontik dan gusi harus dapat dilalui seutas benang
untuk membersihkan kedua permukaan tersebut. Semua permukaan
jembatan (kecuali permukaan dalam dari retainer) harus dipoles sampai
mengkilat agar kotoran tidak mudah menempel.
4.

Persyaratan Estetik
GTC harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai gigi asli
tanpa mengabaikan kekuatan dan kebersihan dari GTC tersebut. Pontik
harus memiliki bentuk dan warna yang sesuai dengan keadaan sekitarnya
dan memiliki ciri ciri permukaan (surface detail) yang sepadan dengan gigi
tetangganya (Martanto, 1985).

III.

Indikasi dan Kontrindikasi GTC


Indikasi pembuatan gigi tiruan jembatan adalah sebagai berikut.

Kehilangan satu atau lebih gigi geligi asli


Gigitan dalam (deep bite)
Gigi penyangga memerlukan restorasi
Diastema abnormal, besarnya ruangan protesa kurang dari normal
Gigi penyangga memerlukan penanggulangan berupa stabilisasi atau splint
Terdapat diastema pasca perawatan.

Kontraindikasi untuk embuatan gigi tiruan jembatan adalah:

OH yg tdk terpelihara
Physical handicap
Indeks karies yg tinggi
Cross-bite, malposisi, progeny
Migrasi atau ekstrusi yg parah

IV.

Komponen Jembatan
A. Pontik
Pontik adalah gigi buatan pengganti dari gigi atau gigi geligi yang
hilang. Berikut adalah klasifikasi pontik, antara lain:

Berdasarkan bahan
1. Pontik logam
Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya
terdiri dari alloy, yang setara dengan alloy emas tipe III.Alloy ini
memiliki kekuatan dan kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah
menjadi patah atau berubah bentuk (deformasi) akibat tekanan
pengunyahan. Pontik logam biasanya dibuat untuk daerah-daerah
yang

kurang

mementingkan

faktor

estetis,

namun

lebih

mementingkan faktor fungsi dan kekuatan seperti pada jembatan


posterior.
2. Pontik porselen
Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam
sedangkan seluruh permukaannya dilapisi dengan porselen.Pontik
ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dimana faktor
estetis menjadi hal yang utama.Pontik porselen mudah beradaptasi
dengan gingival dan memberikan nilai estetik yang baik untuk
jangka waktu yang lama.
3. Pontik akrilik
Pontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai
bahan resin akrilik. Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik
akrilik lebih lunak dan tidak kaku sehingga membutuhkan bahan
logam untuk kerangkanya agar mampu menahan daya kunyah /
gigit.Pontik ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dan
berfungsi hanya sebagai bahan pelapis estetis saja.

4. Kombinasi Logam dan Porselen (PFM)


Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana
logam akan memberikan kekuatan sedangkan porselen pada jenis
pontik ini memberikan estetis. Porselen pada bagian labial/bukal
dapat dikombinasikan dengan logam yang bertitik lebur tinggi (lebih
tinggi dari temperature porselen). Tidak berubah warna jika
dikombinasikan dengan logam, sangat keras, kuat dan kaku dan
mempunyai pemuaian yang sama dengan porselen. Porselen
ditempatkan pada bagian labial/bukal dan daerah yang menghadap
linggir, sedangkan logam ditempatkan pada oklusal dan lingual.
Pontik ini dapat digunakan pada jembatan anterior maupun posterior.
5. Kombinasi Logam dan Akrilik
Pada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi
sebagai bahan estetika sedangkan logam yang memberi kekuatan
dan dianggap lebih dapat diterima oleh gingival sehingga permukaan
lingual/palatal dan daerah yang menghadap gusi dibuat dari logam
sedangkan daerah labial/bukal dilapisi dengan akrilik

Berdasarkan hubungan dengan Jaringan Lunak


1. Pontik Sanitary

Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama sekali


dengan linggir alveolus sehingga terdapat ruangan/jarak antara dasar
pontik dengan linggir alveolus (1-3 mm), dan permukaan dasar
pontik cembung dalam segala aspek. Tujuan pembuatan dasar pontik
ini

adalah

agar

sisa-sisa

makanan

dapat

dengan

mudah

dibersihkan.Adanya bentuk pontik yang demikian mengakibatkan

kekurangan dalam hal estetis sehingga hanya diindikasikan untuk


pontik posterior rahang bawah.
2. Pontik Ridge Lap

Bagian labial/bukal dari dasar pontik berkontak dengan linggir


alveolus sedangkan bagian palatal menjauhi linggir ataupun sedikit
menyentuh mukosa dari linggir.Hal ini mengakibatkan estetis pada
bagian labial/bukal lebih baik, dan mudah dibersihkan pada bagian
palatal.Walaupun demikian menurut beberapa hasil penelitian, sisa
makanan masih mudah masuk ke bawah dasar pontik dan sulit untuk
dibersihkan.Pontik

jenis

ini

biasanya

diindikasikan

untuk

jembatananterior dan posterior.


3. Pontik Conical Root

Pontik conical root biasanya diindikasikan untuk jembatan


imediat yang dibuatkan atas permintaan pasien yang sangat
mengutamakan estetis dalam kegiatan sehari-hari. Pontik ini dibuat
dengan cara bagian dasar pontik masuk ke dalam soket gigi yang
baru dicabut kira-kira 2 mm. pontik ini dipasang segera setelah
dilakukannya

pencabutan

dan

pada

pembuatan

ini

tidak

menggunakan restorasi provisional.


4. Pontik Saddle
8

Pontik saddle terlihat seperti gigi asli. Karena bagian pontik


seluruhnya berkontak dengan alveolar ridge. Dari segi estetis baik
tetapi pontik saddle memiliki kelemahan banyak makanan yang
susah dibersihkan pada bagian yang menyentuh ridge.
B. Konektor
Konektor adalah bagian yang mencekatkan pontik ke retainer.Konektor
dapat berupa sambungan yang disolder, struktur cor (alumina derajat tinggi,
jika terbuat dari porselen seluruhnya), sebuah stress dovetail, atau stress
breaker, sebuah retainer presisi atau lengan spring yang panjang.
C. Abutment
Gigi abutment atau gigi pemegang retainer.Abutment dapat bervariasi
dalam kemampuannya untuk menahan jembatan dan tergantung pada faktor
faktor seperti daerah periodontal, panjang serta jumlah akar.
Sesuai dgn jumlah, letak dan fungsinya dikenal istilah:

Single abutment hanya mempergunakan satu gigi penyangga


Double abutment bila memakai dua gigi penyangga
Multiple abutment bila memakai lebih dari dua gigi penyangga
Terminal abutment
Intermediate/pier abutment
Splinted abutment
Double splinted

D. Retainer

Retainer adalah restorasi dimana pontik dicekatkan. Dapat pula


diartikan sebagai restorasi yang disemenkan pada gigi abutment yang telah
di preparasi.Retainer dapat dibuat intrakoronal atau ekstrakoronal.
Fungsi Retainer :

Memegang/menahan (to retain) supaya gigi tiruan tetap stabil

ditempatnya.
Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigi penyangga.
Macam-macam retainer:
1. Extra Coronal Retainer
Yaitu retainer yang meliputi bagian luar mahkota gigi, dapat berupa:
1) Full Veneer Crown Retainer
Indikasi:
- Tekanan kunyah normal/besar
- Gigi-gigi penyangga yang pendek
- Intermediate abutment pasca perawatan periodontal
- Untuk gigi tiruan jembatan yang pendek maupun panjang
Keuntungan
- Indikasi luas
- Memberikan retensi dan resistensi yang terbaik
- Memberikan efek splinting yang terbaik
Kerugian:
- Jaringan gigi yang dipreparasi lebih banyak
- Estetis kurang optimal (terutama bila terbuat dari all metal)

2) Partial Veneer Crown Retainer


Indikasi :
10

- Gigi tiruan jembatan yang pendek


- Tekanan kunyah ringan/normal
- Bentuk dan besar gigi penyangga harus normal
- Salah satu gigi penyangga miring

3) Partial Veneer Crown Retainer


Keuntungan
- Pengambilan jaringan gigi lebih sedikit
- Estetis lebih baik daripada FVC retainer
Kerugian
- Indikasi terbatas
- Kesejajaran preparasi antar gigi penyangga sulit
- Kemampuan dalam hal retensi dan resistensi kurang
- Pembuatannya sulit (dalam hal ketepatan).
2. Intra Coronal Retainer
Yaitu retainer yang meliputi bagian dalam mahkota gigi penyangga.
Bentuk:
1) Onlay
2) Inlay MO/DO/MOD
Indikasi:
- Gigi tiruan jembatan yang pendek
- Tekanan kunyah ringan atau normal
- Gigi penyangga dengan karies kelas II yang besar
- Gigi penyangga mempunyai bentuk/besar yang normal
11

Keuntungan:
- Jaringan gigi yang diasah sedikit
- Preparasi lebih mudah
- Estetis cukup baik
Kerugian:
- Indikasi terbatas
- Kemampuan dalam hal retensi resistensi kurang
- Mudah lepas/patah
3) Dowel retainer
Adalah retainer yang meliputi saluran akar gigi, dengan sedikit atau
tanpajaringan mahkota gigi dengan syarat tidak sebagai retainer
yang berdiri sendiri.
Indikasi:
- Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan syaraf
- Gigi tiruan pendek
- Tekanan kunyah ringan
- Gigi penyangga perlu perbaikan posisi/inklinasi
Keuntungan:
- Estetis baik
- Posisi dapat disesuaikan
Kerugian:
- Sering terjadi fraktur akar

12

3. Syarat syarat gigi abutment


a. Gigi abutment adalah gigi yang sehat dan vital. Dan apabila gigi
tersebut dirawat endodontic, gigi tersebut sudah tidak terdapat
keluhan dan secara radiograf obturasi hermetis dan tidak terdapat
gambaran patologi.
b. Jaringan periodontal pada gigi abutment harus sehat dan tidak
terdapat inflamasi
c. Tidak terdapat mobilitas pada gigi abutment.
d. Rasio mahkota : akar yang paling optimal untuk gigi abutment
adalah 2:3. Dan rasio yang minimum adalah 1 : 1.
e. Konfigurasi akar yang paling baik adalah pada bagian bukallingual
lebih tebal dibandingkan mesialdistal. Pada gigi posterior yang
akarnya lebih dari satu memiliki pendukung yang lebih baik sebagai
f.

gigi abutment.
Area permukaan (membrane periodontal) akar abutment minimal
harus sama dengan membrane periodontal gigi yang akan diganti.

4. Preparasi gigi abutment


a. Prinsip prinsip preparasi
- Preservation of tooth structure
- Retention and resistance
- Structural durability
- Marginal intergrity
- Preservation of the periodontium
b. Tahapan preparasi
- Reduksi permukaan oklusal (functional cusp : 2 mm dan non
-

functional cusp : 1,5 mm)


Reduksi bagian fasial / bukal
Reduksi bagian lingual
Reduksi bagian proksimal
Retraksi gingival
Pembuatan finished line
Pembuatan seating groove di bagian lingual
Finishing preparation dengan membulatkan seluruh permukaan
yang telah dipreparasi.

13

Macam finish line :


1. Shoulderless / knife edge / tanpa pundak
Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC
dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi cukup kuat.
Biasanya pada preparasi mahkota 3/4, mahkota penuh, mahkota berjendela dengan
retainer terbuat dari bahan logam campur.
2. Shoulder / berpundak
Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai retainernya (full cast crown), karena disini ada kesukaran di dalam mewujudkan pertemuan
yang akurat

antara

tepi

retainer dengan tepi pundak gigi

pegangan

untuk

mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi macam ini
dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi
retainer tersebut mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket)
14

3. Chamfer finish line


Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi
berkurang,

sehingga

mencegah

terjadinya kerusakan

semen sebagai bahan

perekat yang ada diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis
mahkota penuh (full veneer cast crown).
4. Partial shoulder / berpundak sebagian
Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian

akan

menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang lama sekali pada daerah
palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal /
labial yang akan ditempati oleh resin akrilik / porselain sebagai facing. Kasus yang
sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal
crown with porcelain / acrylic resin veneer.

15

BAB III
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
1. Nama
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Alamat
4. Pekerjaan

: Futika Lutfiani
: Semarang, 24 Januari 1992
: Pondok Raden Patah Blok F2 No. 22
: Mahasiswa

B. Pemeriksaan Subjektif
1. Keluhan utama
Pasien mengeluhkan gigi belakang kanan atas tinggal sisa akar.
2. Motivasi
Pasien datang karena motivasi dari operator dengan harapan dibuatkan
gigi tiruan yang cekat, sehingga nyaman untuk difungsikan dan
mengembalikan segi estetik seperti memiliki gigi asli.
3. Riwayat Penyakit Gigi
Gigi yang sisa akar awalnya patah berlubang sejak 5 tahun yang lalu,
dan oleh pasien diobati dengan obat untuk menghilangkan rasa sakit. Gigi
yang tinggal sisa akar saat ini tidak sakit, dari gambaran radiologis tidak
ada radiolusen.
4. Pengalaman Gigi Tiruan
Pasien belum pernah memakai gigi tiruan
5. Riwayat Penyakit Sistemik
a. Pernah rawat inap di rumah sakit : tidak
b. Penyakit diabetes mellitus : d.t.a.k
c. Penyakit darah tinggi : d.t.a.k
d. Penyakit gastroinstentinal : d.t.a.k
e. Penyakit jantung : d.t.a.k
f. Penyakit limfe : d.t,a,k
g. Penyakit liver : d.t.a.k
h. Penyakit ginjal : d.t.a.k
i. Penyakit kulit : d.t.a.k
j. Penyakit infeksi menular : d.t.a.k
k. Penyakit paru paru ; d.t.a.k
l. Riwayat perdarahan : normal, bila luka cepat sembuh dan perdarahan
tidak terlalu banyak
16

m. Allergi : d.t.a.k
n. Epilepsy : d.t.a.k
6. Riwayat Penyakit Ssitemik Keluarga
a. Penyakit Diabetes : d.t.a.k
b. Penyakit infeksi yang menular : d.t.a.k
c. Lain lain : C. Pemeriksaan Objektive
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien saat datang baik
Tekanan darah

: 110 / 90 mm/hg

Nadi

: 80X/menit

Berat badan

: 56

Respiration rate : 20X/menit

Temperatur

: tdl

Tinggi badan

: 182

2. Ekstra Oral
a. Wajah
Tampak Depan

Tampak Samping

17

Bentuk wajah simetris. Profil wajah cembung.


b. TMJ
Normal, pergerakan membuka dan menutup mulut sama antara kanan dan kiri.
c. Bibir
Posisi bibir dalam keadaan istirahat : normal
d. Otot otot wajah
Normal
e. Limponodi
Normal , tidak ada pembengkakan

3. Intra Oral
Tidak terdapat kelainan jaringan lunak

18

Odontogram

Keterangan :
21 radix
26 radix
36 karies superfisial kelas 1
37 karies superfisial kelas 1
38 unerupted
46 karies superfisial kelas 1
47 karies superfisial kelas 1
48 karies superfisial kelas 1

19

4. Study model
Tampak Oklusal
Rahang Atas

Tampak depan (Oklusi )

Tampak Samping
Kanan

Kiri

5. Analisa Foto Rontgen Panoramik

20

Terdapat radiks gigi 14 yang dengan kondisi tulang alveolar yang


masih tinggi dan tidak terdapat gambaran radiolusen pada jaringan
periodontal gigi 13 dan 15. Terdapat kehilangan gigi 36 dan 46 dengan
kondisi tulang alveolar yang masih tinggi.

BAB IV
PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN

21

Kunjungan I
1. Anamnesa pasien, pemeriksaan intraoral, pemeriksaan ekstraoral,
pemeriksaan rontgen.
2. Pencetakan rahang atas dan rahang bawah dengan menggunakan
sendok cetak buatan pabrik dan bahan cetak alginat.
3. Pengecoran hasil cetakan dengan gips stone untuk pembuatan study
model.
4. Pencetakan untuk membuat mahkota sementara dengan bahan cetak
putty pada sisi gigi 13 dan 15
5. Dilakukan simulasi preparasi pada model gigi sesuai dengan prinsip
prinsip preparasi.
6. Pembuatan mahkota sementara dengan cara meletakkan resin
komposit pada cetakan putty awal sebelum di preparasi, kemudian
diletakkan pada gigi yang telah dipreparasi pada model.
Kunjungan II
1. Anesthesi infiltrasi pada gigi disekitar abutment dan meretraksi
gingival.
2. Melakukan preparasi gigi abutment sesuai dengan langkah langkah
preparasi :
a. Pengurangan permukaan insisal
Tujuan : bagian insisal dikurangi 2 mm untuk menyediakan
translusensi yang adekuat dimana pada gigi posterior hanya 1,5
mm karena faktor estetik tidak terlalu diperhatikan.
Depth orientation grooves (D.O.G) 2 mm dibuat pada ujung
incisal dengan flat end tappered bur sejajar dengan inklinasi
insisal
Bagian diantara D.OG dikurangi dengan ketebalan yang sama
Pembebasan daerah insisal kemudian check oklusi sentrik dan
eksentrik
b. Pengurangan permukaan labial
Dikurangi dalam 2 bidang, bidang insisal dan bidang gingival.
Keuntungan pengurangan 2 bidang :

22

Mengikuti permukaan anatomi (mempertahankan retensi dan


resistensi)
Menghindari terkenanya pulpa
Untuk memberikan ruang yang cukup untuk metal dan
porcelain sehingga dapat mengindari estetik yang buruk dan
over contour
Bidang Insisal :
3 D.O.G dibuat sedalam 1,5 mm sejajar dengan inklinasi pada
bagian ini, kemudian bagian diantara D.O.G di hilangkan
dengan flat end tappered bur
Bidang gingival :
3 D.O.G dibuat sedalam 1,5 mm sejajar dengan axis gigi
(tengah, mesial, distal)
Kemudian bagian antara D.O.G dikurangi mengikuti contour
gigi dengan menggunakan flat end tappered bur untuk
membuat shhoulder finish line.

c. Pengurangan permukaan palatal / lingual


Daerah cingulum :
D.O.G sedalam 0,7 mm di letakan di tengah
Dengan mengunakan small wheel bur (mengikuti inklinasi
gigi)
Daerah palatal/lingual :
D.O.G sedalam 0,5 mm dibuat sejajar dengan axis gigi
Round end tappered bur digunakan untuk mengurangi daerah
ini dengan sudut yang sama(untuk membuat camfer finish
line)
d. Pengurangan Proximal
Sama dengan preparasi pada full metal
menghaluskan sudut- sudut tajam
finishing line pada PFM
Shoulder / radial shoulder : gingivo-facial dan proximal
Chamfer / knife edge : palatal/lingual

23

3. Pencetakan dengan teknik double impression dengan bahan cetak


putty dan light body pada rahang atas dan rahang bawah.
4. Pengecoran hasil cetakan untuk pembuatan model kerja
pemasangan pada artikulator.
5. Sementasi mahkota sementara dengan menggunakan fregenol
Pengerjaan laboratorium
-

Pembuatan model malam (bridge) dengan menggunakan inlay wax


Pembuatan bridge sementara dengan resin akrilik
Pembuatan coping

Kunjungan III
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Retraksi gingival
Try in coping pada gigi yang telah di preparasi
Pembuatan malam pada coping
Pengecekan trauma oklusi
Laboratorium bridge PFM
Sementasi bridge sementara dengan fregenol

Kunjungan IV
1. Retraksi gingival
2. Try in GTC dengan menggunakan semen sementara
3. Pro kontrol 2 minggu kemudian
Kunjungan V
1.
2.
3.
4.
5.

Anamnesis, pemeriksaan intraoral dan pemeriksaan ekstra oral


Anesthesi infiltrasi gigi abutment dan retraksi gingival.
Sementasi GTC dengan GIC tipe I
Cek trauma oklusi
Pro kontrol 1 minggu

24

25

PROGNOSA
Prognosa pembuatan GTC pada pasien ini adalah baik, karena:
1. Gigi

abutment kuat untuk mendukung GTC

2. Jaringan pendukung sehat


3. Kesehatan umum dan kebersihan mulut baik
4. Pasien komunikatif dan kooperatif

26

Laporan pada kasus di atas telah didiskusikan dan disetujui oleh dosen
pembimbing.

Semarang,

Februari 2015

Mengetahui ,

(drg. Teguh Tri Widodo, Sp. Prosth., M.Kes )

27

Anda mungkin juga menyukai