Anda di halaman 1dari 11

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN


PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN
DI RSUD KEBUMEN
I Putu Wiryawan1, Atik Badiah2, Sri Rahayu3

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan Program S1 Keperawatan
Universitas Respati Yogyakarta

Disusun Oleh:

I PUTU WIRYAWAN
08130375

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2012

A. PENDAHULUAN
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi
pelayanan kesehatan. Saat ini adanya suatu keinginan untuk merubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke
sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah
terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan pada issue di masyarakat.3
Seiring dengan peningkatan kualitas asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu
model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan efisien. Standar praktek keperawatan adalah norma
atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang dirumuskan
dan digunakan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan keperawatan serta tolak ukur dalam penampilan
kerja seorang perawat.4
Pelaksanaan keperwatan suatu rumah sakit tak akan berjalan dengan baik apabila perawat yang melaksanakan
proses keperawatan tersebut berjalan atau bertentangan dengan standar praktek keperawatan dan segala
ketentuan yang ada dalam lingkungan rumah sakit sebagai organisasi.
Dalam pelaksanaan model keperawatan profesional dikenal dengan penggunaan metode keperawatan
primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah
ronde keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan
yang terjadi pada klien dan kebutuhan klien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer (PP),
perawat associate (PA), kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan klien secara langsung
sebagai fokus kegiatan.3
Dalam studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kebumen
adalah salah satu rumah sakit yang telah melakukan asuhan keperawatan yang dikembangkan dengan mengacu
pada pedoman standar praktek pelaksanaan asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) dengan melaksanakan sistem ronde keperawatan pada tahun 2011.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kasie keperawatan di RSUD Kebumen
didapatkan bahwa pelaksanaan ronde keperawatan di RS tersebut sudah dijadwalkan untuk semua bangsal
umum yang ada di sana tetapi pelaksanaannya masih belum optimal. Jumlah bangsal yang telah melakukan
ronde keperawatan secara rutin di RSUD Kebumen adalah 5 bangsal yaitu Melati, Cempaka , Dahlia,
ICU/ICCU dan Terate.
Di RSUD Kebumen masih ada 9 bangsal yang merasa belum siap untuk melakukan ronde
keperawatan dan pelaksanaannya masih belum efektif yaitu bangsal Kenanga, IGD, Peristi, Anggrek,
Bogenvil, Poliklinik, IBS, HD, dan VK. Di setiap bangsal terdapat 2 sampai 3 orang perawat dengan
pendidikan S Kep, Ns dan sisanya D3 maupun SPK. Untuk pembagian tugas perawat di masing-masing
bangsal itu disusun menurut Kepala Ruangan dan Clinical Instructure (CI) di ruangan tersebut.

Berdasarkan wawancara pada 10 orang perawat, 5 dari 10 perawat mengatakan pelaksanaan ronde
keperawatan di bangsalnya belum berjalan dengan efektif dan untuk jadwal pelaksanaannya belum pasti ada
setiap minggu. Dari observasi yang dilakukan peneliti masalah tersebut disebabkan karena perawat tersebut
belum mengerti tentang bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan itu mulai dari pra ronde, pelaksanaan ronde
dan pasca ronde, manfaat dari ronde keperawatan serta sikap perawat yang masih menganggap ronde
keperawatan itu sebagai suatu hal yang dapat menambah pekerjaan mereka serta sosialisasi mengenai ronde
keperawatan masih belum efektif sehingga dalam pelaksanaan ronde keperawatan di bangsal tersebut belum
menjadi kebiasaan yang dilakukan secara rutin. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut diatas maka peneliti
tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan
Ronde Keperawatan di RSUD Kebumen.

B. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian noneksperimen dengan menggunakan pendekatan
cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode
waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian.1

2. Populasi dan Sampel Penelitian


a.

Populasi
Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. 5
Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat di bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan
di RSUD Kebumen, Jawa Tengah. Jumlahnya adalah 64 orang perawat.

b.

Sampel
Sampel adalah Objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. 2 Pengambilan sampel yang
akan dilakukan dengan metode Simple Random Sampling adalah teknik acak sederhana dilakukan
seperti undian, yaitu semua individu berpeluang untuk diambil. 5 Dalam penelitian ini jumlah sampel
yang digunakan adalah sebanyak 55 perawat.

3. Definisi Operasional Variabel


a.

Definisi operasional variabel bebas


Pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan adalah segala informasi yang dapat dipahami dan
dimiliki oleh perawat mengenai ronde keperawatan yang diukur melalui jawaban perawat mengenai
pertanyaan dalam kuesioner yang telah diberikan. Pada penelitian ini menggunakan skala ordinal.

b.

Definisi operasional variabel terikat


Pelaksanaan ronde keperawatan adalah suatu tindakan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan. Cara pengambilan data mengunakan lembar observasi dengan memberikan
checklist berdasarkan kriteria. Pada penelitian ini menggunakan skala ordinal

4. Jenis Data
a.

Data Primer
Penelitian ini juga menggunakan data primer, yaitu data mengenai pengetahuan perawat yang didapat
dari wawancara dalam bentuk kuesioner dan pelaksanaan metode ronde keperawatan ini dikumpulkan
langsung dari sampel menggunakan pedoman observasi berupa check list.

b.

Data Sekunder
Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yaitu berupa data mengenai jumlah bangsal yang
sudah melaksanakan ronde keperawatan dan data-data lain yang didapat di RSUD Kebumen.

5. Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji validitas dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi yaitu dengan menggunakan pendapat
ahli (expert judgement). Pada penelitian ini diuji oleh dua ahli yaitu ahli manajemen keperawatan.
Setelah dilakukan uji validitas isi jumlah soal dalam kuesioner bertambah menjadi 17 soal dan sudah
dinyatakan valid setelah dilakukan revisi terhadap soal kuesioner.
Pada penelitian ini, untuk menguji reabilitas kuesioner dengan menggunakan pendapat ahli (expert
judgement). Pada penelitian ini diuji oleh dua ahli yaitu ahli manajemen keperawatan.

6. Pengolahan dan Analisa Data


a.

Tehnik Pengolahan Data


Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Editing
Peneliti melakukan pemeriksaan jawaban atau pengisian kuesioner yang telah dijawab atau diisi
oleh responden dan memeriksa kembali kelengkapan hasil observasi tentang pelaksanaan ronde
keperawatan tersebut.
2) Coding
Peneliti memberikan kode pada data yang telah terkumpul berupa huruf atau angka
3) Scoring
Peneliti memberikan nilai pada setiap pernyataan yang diajukan kepada responden. Untuk
jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban yang salah diberi nilai 0
4) Tabulating
Peneliti memasukkan semua data hasil kuesioner dan observasi tentang pelaksanaan ronde
keperawatan ke dalam tabel dan melaksanakan pengolahan data menggunakan komputer.

b.

Analisis Data
1) Analisa Univariat
Analisis dilakukan terhadap masing-masing variabel hasil penelitian, penyajian dalam bentuk
tabel dan prosentase dari setiap variabel.

2) Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk menerangkan hubungan antar variabel.
Analisa pada penelitian ini menggunakan program komputer untuk mengetahui hubungan antara
kedua variabel yaitu hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat tentang
pelaksanaan ronde keperawatan di RSUD Kebumen.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1.

Karakteristik Responden di RSUD Kebumen


Jumlah subyek penelitian ini adalah 55 responden yaitu para perawat di bangsal yang telah
melakukan ronde keperawatan di RSUD Kebumen yang menjadi sampel penelitian. Karakteristik
responden menurut jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan
dan Lama Bekerja di RSUD Kebumen
No
1

Karakteristik
Jenis kelamin
a. Pria
b. Wanita
Total
Pendidikan
a. D3
b. S1
c. S2
Total
Lama Bekerja
a. < 5 tahun
b. 5 - 10 tahun
c. 11 - 15 tahun
d. 16 - 20 tahun
e. > 20 tahun

Total
Sumber : Data primer diolah, 2012

15
40
55

27,3
72,7
100,0

44
10
1
55

80,0
18,2
1,8
100,0

26
17
7
3
2

47,3
30,9
12,7
5,5
3,6

55

100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat di RSUD Kebumen adalah
wanita yaitu sebanyak 40 orang (72,7%). Dengan mayoritas ini menunjukkan banyaknya perawat di
RSUD Kebumen didominasi oleh wanita. Perawat di RSUD Kebumen mayoritas tingkat pendidikan yang
dimiliki adalah D3 Keperawatan yaitu sebanyak 44 orang (80,0%), Dan kemudian jika dilihat dari lama
bekerjanya, mayoritas perawat baru bekerja tidak lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 26 orang (47,3%).

2.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan di


RSUD Kebumen
Tingkat pengetahuan ini merupakan segala informasi yang dapat dipahami dan dimiliki oleh
perawat. Adapun hasil pengukuran tingkat pengetahuan para perawat di RSUD Kebumen adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Ronde Keperawatan di Bangsal Melati,
Dahlia, Cempaka, dan Teratai di RSUD Kebumen
Pengetahuan
Rendah
Sedang
f
%
f
%
Melati
0
0,0
2
3,6
Dahlia
0
0,0
10
18,2
Cempaka
5
9,1
7
12,7
Teratai
3
5,5
14
25,5
8
14,5
33
60,0
Total
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Bangsal

Tinggi
f
%
11
20,0
0
0,0
3
5,5
0
0,0
14
25,5

Total
f
13
10
15
17
55

%
23,6
18,2
27,3
30,9
100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang ronde
keperawatan dengan kategori sedang adalah sebanyak 33 responden (60,0%), tingkat pengetahuan rendah
yaitu sebanyak 8 responden (14,5%), dan tingkat pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 14 responden
(25,5%). Hal ini menunjukkan bahwa perawat di bangsal keperawatan di RSUD Kebumen mayoritas
pengetahuan tentang ronde keperawatan dengan kategori sedang.

3.

Distribusi frekuensi pelaksanaan ronde keperawatan di RSUD Kebumen


Pelaksanaan ronde keperawatan adalah suatu tindakan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Adapun hasil pengukuran pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3

Distribusi Pelaksanaan Ronde Keperawatan di Bangsal Melati, Dahlia, Cempaka, dan


Teratai di RSUD Kebumen
Pelaksanaan ronde keperawatan
Sangat
Tidak
Baik
Sangat baik
Total
Bangsal
tidak
baik
baik
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
Melati
0
0,0
0
0,0
0
0,0
13
23,6
13
23,6
Dahlia
0
0,0
0
0,0
10
18,2
0
0,0
10
18,2
Cempaka
0
0,0
0
0,0
15
27,3
0
0,0
15
27,3
Teratai
0
0,0
0
0,0
17
30,9
0
0,0
17
30,9
0
0,0
0
0,0
42
76,4
13
23,6
55
100,0
Total
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pelaksanaan ronde keperawatan dengan kategori baik

yaitu dari bangsal Dahlia, Cempaka dan Teratai sebanyak 42 responden (76,4%), pelaksanaan ronde
keperawatan dalam kategori sangat baik yaitu dari bangsal Melati sebanyak 13 responden (23,6%), dan
tidak ada pelaksanaan ronde keperawatan dalam kategori sangat tidak baik dan tidak baik.

Hal ini menunjukkan bahwa perawat telah melakukan ronde keperawatan di RSUD Kebumen
dilakukan dengan kategori baik, kondisi demikian sangat membantu pelayanan kesehatan yang ada di
RSUD Kebumen.

4.

Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan dengan pelaksanaan

ronde keperawatan
Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan dengan pelaksanaan ronde
keperawatan dapat ditunjukkan pada tabel pengujian statistik dibawah ini :
Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Pelaksanaan
Ronde Keperawatan di RSUD Kebumen
Tingkat
Pengetahuan

Pelaksanaan Ronde Keperawatan


Sangat
Tidak
Baik
Sangat baik
tidak
baik
baik
f
%
f
%
f
%
f
%
Rendah
0
0,0
0
0,0
8
14,5
0
0,0
Sedang
0
0,0
0
0,0
31
56,4
2
3,6
Tinggi
0
0,0
0
0,0
3
5,5
11
20
0
0,0
0
0,0
42
76,4
13
23,6
Total
Sumber : Data primer diolah, 2012.

Total

f
8
33
14
55

%
14,5
60
25,5
100

p-value

0,649

0.000

Berdasarkan Tabel 4.4 maka dapat dijelaskan dari pengujian diatas diperoleh nilai p-value pada
hubungan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,000. Dikarenakan nilai p-value 0,000 lebih kecil dari
nilai signifikan 0,05 atau (0,000 < 0,05), maka dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan

dengan pelaksanaan ronde keperawatan, sehingga

hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan pelaksanaan
ronde keperawatan di RSUD Kebumen terbukti dan diterima.
Berdasarkan hasil uji Korelasi Kendall Tau ini, dapat ditunjukkan besarnya hubungan antara
tingkat pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan dengan pelaksanaan ronde keperawatan. Besarnya
hubungan ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi, berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh nilai korelasi (r)
sebesar 0,649.
Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan dengan pelaksanaan
ronde keperawatan adalah cukup tinggi.

PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah semua perawat di bangsal yang telah melakukan ronde
keperawatan di RSUD Kebumen, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil analisis data diatas, diperoleh
sebagian besar perawat di bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan di RSUD Kebumen
adalah wanita dengan pendidikan D3 Keperawatan, hal ini menjelaskan bahwa perawat di RSUD
Kebumen sudah memiliki pendidikan yang tinggi sehingga mendukung mereka dalam pemberian

pelayanan perawatan pada pasien. Lama kerja yang dimiliki perawat masih dibawah lima tahun,
sehingga perawat memerlukan banyak pengalaman kerja di RSUD Kebumen. Hal ini sejalan dengan
penelitian Afriandi (2010), yang menyatakan bahwa pendidikan dan lama bekerja seorang perawat
dapat mempengaruhi pengetahuan perawat tentang pelaksanaan ronde keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa.

2. Pengetahuan Perawat Tentang Ronde Keperawatan di RSUD Kebumen


Pengetahuan merupakan hal-hal yang kita ketahui tentang kebenaran yang ada disekitar kita
tanpa harus menguji kebenarannya, didapat melalui pengamatan yang mendalam.6 Seperti yang
diungkapkan oleh (Saryono, 2011) bahwa ilmu pengetahuan berkembang secara terus menerus,
sebagai akibat rasa keingintahuan manusia terhadap suatu hal dan hasrat untuk meningkatkan harkat
hidupnya. Sebagai perawat dituntut memiliki pengetahuan yang baik, pengetahuan ini selain diperoleh
dari pendidikan sekolah juga dapat dilakukan dengan berbagai cara dalam menempuhnya.
Menurut (Notoadmojo, 2010) dalam memperoleh pengetahuan ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu : 1) Cara tradisional atau non ilmiah ( tanpa melalui penelitian ilmiah), cara
tradisional ini antara lain : cara coba salah (trial and error), pengalaman pribadi, melalui jalan
pikiran, dan lain-lain; dan 2) Cara ilmah dalam memperoleh pengetahuan, cara ini merupakan cara
baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research
methodology).
Berdasarkan hasil analisa tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar perawat sebanyak 33 orang
(60%) di bangsal rawat inap RSUD Kebumen yang telah melakukan ronde keperawatan memiliki
pengetahuan tentang ronde keperawatan dengan kategori sedang, perawat dengan kategori tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 14 orang (25,5%), dan perawat dengan kategori tingkat pengetahuan
rendah sebanyak 8 orang (14,5%). Untuk itu, perlunya dukungan dari rumah sakit dalam hal
pengetahuan pelaksanaan ronde keperawatan guna meningkatkan pengetahuan para perawat.

3. Pelaksanaan Ronde Keperawatan di RSUD Kebumen


Ronde Keperawatan ( Nursing Rounds ) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer dan/atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan.3
Berdasarkan hasil analisa tabel 4.3 menunjukkan pelaksanaan ronde keperawatan di bangsal rawat
inap RSUD Kebumen dengan kategori baik yaitu dari bangsal Dahlia, Cempaka dan Teratai sebanyak
42 responden (76,4%), dan pelaksanaan ronde keperawatan dalam kategori sangat baik yaitu dari
bangsal Melati sebanyak 13 responden (23,6%) sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
perawat di bangsal rawat inap RSUD Kebumen telah melaksanakan ronde keperawatan dengan
kategori baik, sehingga sangat mendukung para perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.

Pada pelaksanaan ronde keperawatan ini telah sejalan dengan penelitian Nugroho (2008), hasil penelitian
menyatakan sebagian besar penerapan metode tim primer berada pada tingkat yang baik.

4. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Ronde


Keperawatan di RSUD Kebumen
Berdasarkan pengujian statistik dengan uji Korelasi Kendall Tau, diperoleh nilai p-value 0,000
(< 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan dan cukup kuat antara tingkat pengetahuan
perawat tentang ronde keperawatan dengan pelaksanaan ronde keperawatan Secara keseluruhan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perawat di bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan di
RSUD Kebumen pelaksanaan ronde keperawatannya rata-rata dalam kategori baik, kondisi demikian
dapat membantu rumah sakit dalam pelayanan kesehatan pada pasien.
Oleh karena itu dukungan pengetahuan dalam meningkakan pelayanan perawatan sangat
diperlukan dalam mendukung keprofesionalan keperawatan, seperti yang diungkapkan (Sitorus, 2006)
bahwa arah perkembangan keprofesian keperawatan ini telah menuntut adanya penataan sistem
pemberian pelayanan keperawatan agar dapat mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan
pendidikan keperawatan, Salah satu bentuk penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan adalah
melalui pengembangan model praktik keperawatan keperawatan profesional (MPKP). Model ini
sangat menekankan pada kualitas kerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme
keperawatan. Hasil penelitian ini telah sejalan dengan penelitian Fatiah (2002) yang menyatakan
bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan, persepsi dan sikap perawat terhadap MPKP dengan
kinerja perawat.

Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian


Keterbatasan penelitian ini adalah dalam pengumpulan data yang dikumpulkan dengan cara penyebaran
kuesioner, yang mana penggunaan memiliki tingkat ke subyektivitas dari responden penelitian dalam
memberikan jawaban atau data yang digunakan sebagai informasi penelitian. Kemudian penelitian ini hanya
terbatas pada perawat di bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan atau responden di RSUD Kebumen.
serta jarak ke RSUD Kebumen yang jauh sehingga mempersulit dalam penelitian ini. Kelemahan penelitian ini
adalah dalam penggunaan rancangan penelitian observasional sehingga peneliti hanya melakukan pengamatan
tanpa diberikan perlakuan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a.

Tingkat pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan di bangsal yang telah melakukan ronde
keperawatan di RSUD Kebumen dalam kategori sedang.

b.

Pelaksanaan ronde keperawatan para perawat di bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan di
RSUD Kebumen dalam kategori baik.

c.

Terdapat hubungan yang signifikan dan cukup tinggi antara tingkat pengetahuan perawat tentang
ronde keperawatan dengan pelaksanaan ronde keperawatan di RSUD Kebumen dengan besar nilai
korelasi sebesar 0,649.

2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1.

Bagi Direktur RSUD Kebumen


Bagi pihak rumah sakit disarankan untuk memberikan pengarahan dalam perawatan, sebaiknya
pihak rumah sakit juga memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan ronde keperawatan, dikarenakan
dalam penelitian ini para perawat kondisinya memiliki pengetahuan yang sedang dan beberapa dari mereka
pengetahuannya tentang pelaksanaan ronde keperawatan masih rendah. Diharapkan dengan memiliki
pengetahuan yang tinggi tentang pelaksanaan ronde keperawatan akan berdampak pada baiknya
pelaksanaan ronde keperawatan para perawat di bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan tersebut.

2.

Bagi Profesi Keperawatan khususnya Manajemen Keperawatan


Diharapkan bisa menjadi tambahan dalam pengembangan metode ronde keperawatan di masa
yang akan datang

3.

Bagi Perawat di Bangsal Rawat Inap RSUD Kebumen


Bagi perawat disarankan untuk dapat meningkatkan pelaksanaan ronde keperawatan menjadi lebih
baik. Hal ini dilakukan agar para perawat dapat bekerja dengan baik, sehingga dapat membantu rumah
sakit dalam memberikan pelayanan yang baik kepada para konsumen (pasien) dan dapat terciptanya
peningkatan kepuasan pada klien atas pelayanan yang diberikan di RS.

4.

Bagi Peneliti lain


Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa diharapkan dapat
mengidentifikasi faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi pelaksanaan ronde keperawatan secara
menyeluruh.

5.

Bagi Mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta


Mahasiswa diharapkan lebih banyak menyediakan literatur yang mendukung kegiatan penelitian
dan mengadakan penelitian tentang faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi pelaksanaan ronde
keperawatan secara menyeluruh sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang ronde
keperawatan.

E. DAFTAR PUSTAKA
1.

Budiarto. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya.

2.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

3.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba medika.

4.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Medika.

5.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia.

6.

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai