PENGORGANISASIAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi adalah suatu keadaan narkosis, analgesia, relaksasi dan
hilangnya reflek (Keperawatan medikal bedah, Brunner dan Sudarth edisi
8).
Obat anestesi lokal adalah suatu ikatan kimia yang mampu menghambat
konduksi saraf perifer, apabila obat ini disuntikkan didaerah perjalanan
serabut saraf dengan dosis tertentu, tidak akan menimbulkan kerusakan
permanen
umumnya bersifat total ada juga bersifat selektif, hal ini sangat
tergantung pada dosis atau konsentrasi obat yang digunakan.Macammacam Pelayanan anastesi
1. Anastesi Regional.
Anestesi regional adalah anestesi lokal dengan menyuntikan obat
anestesi
disekitar
syaraf
sehingga
area
yang
di
syaraf
anestesi
regional
yang
dilakukan
dengan
cara
lokal
pada
SAB
dan
komplikasi
yang
dapat
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
seperti:
luka,
membuka
inokulasi,
abses
superfsial
superfcial,
neuroktomi
dan
tenotomi
Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif
lebih sulit untuk dilakukan daripada pembedahan minor,
membutuhkan
waktu,
melibatkan
risiko
terhadap
nyawa
kontaminasi bakterial.
d. Bedah konservatif
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
e. Bedah Radikal
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab
atau
sumber
dari
penyakit
tersebut
dibuang,
seperti:
merupakan
pembedahan
yang
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT RSU MITRA DELIMA
Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia semakin hari semakin
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan tahun 2000 2025 yang menunjukkan bahwa untuk
Indonesia secara umum, jumlah penduduk akan mengalami peningkatan
dari 205,1 juta di tahun 2000 menjadi 273,1 juta ditahun 2025. Demikian
juga untuk Kabupaten Malang. Dengan angka pertumbuhan penduduk
pertahun yang mencapai 1,02%, maka pertumbuhan penduduk akan
meningkat dari 2,36 juta pada tahun 2004 menjadi 2,96 juta pada tahun
2025.
Didalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
mencantumkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum harus
diwujudkan sesuai cita - cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Setiap manusia
berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan baik itu yang berasal dari
pihak pemerintah maupun pihak swasta tanpa harus memandang status
sosial seseorang. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka
penambahan pusat pelayanan kesehatan mutlak diperlukan, baik itu
yang dikelolah pemerintah ataupun swasta.
Dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dibidang pembangunan
kesehatan tersebut, maka PT.Graha Mitra Delima ingin berpartisipasi
secara nyata dengan membangun sebuah rumah sakit umum bernama
RSU Mitra Delima. RSU Mitra Delima berdiri sejak tanggal 15 November
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB III
VISI, MISI, NILAI, TUJUAN DAN MOTTO RSU MITRA
DELIMA MALANG
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan hal
utama dalam manajemen rumah sakit saat ini. RSU Mitra Delima Malang
juga berupaya melaksanakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
sesuai standar yang ditetapkan. Upaya tersebut harus sesuai dengan visi,
misi, nilai dan tujuan RSU Mitra Delima Malang.
3.1 VISI RSU MITRA DELIMA MALANG
Rumah Sakit Umum Mitra Delima memiliki visi :
Menjadikan RSU Mitra Delima sebagai rumah sakit pilihan pertama
bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Bululawang dan sekitarnya.
3.2 MISI RSU MITRA DELIMA MALANG
Rumah Sakit Umum Mitra Delima memiliki misi :
a. Mewujudkan gedung, peralatan dan penampilan staff yang baik.
b. Mewujudkan kinerja karyawan yang disiplin, jujur, loyal dan
bertanggung jawab.
c. Mewujudkan pelayanan yang cepat, tepat serta penyampaian
informasi yang jelas dan tegas.
d. Ketersediaan dokter spesialis yang lengkap.
e. Peningkatan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan bagi staff.
f. Pelayanan dengan sopan, santun, dan penuh perhatian.
3.3 NILAI DASAR RSU MITRA DELIMA MALANG
Rumah Sakit Umum Mitra Delima memiliki nilai dasar :
a. Jujur
b. Loyalitas
c. Disiplin
d. Tanggung jawab
3.4 TUJUAN RSU MITRA DELIMA MALANG
Rumah Sakit Umum Mitra Delima memiliki tujuan :
Memberikan pelayanan kesehatan dengan sopan santun penuh
perhatian cepat tepat dan terjangkau.
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB IV
STUKTUR ORGANISASI RSU MITRA DELIMA MALANG
4.1 BAGAN ORGANISASI
4.2 KETERANGAN
Direktur mempunyai tugas memimpin, menetapkan kebijakan,
membina, mengkoordinasikan dan mengawasi serta melakukan
pengendalian terhadap pelaksanaan tugas rumah sakit. Dalam
melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh 4 (empat) orang Kepala
Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
oleh
melaksanakan
Direktur
tugasnya,
untuk
kepala
masa
jabatan
Bagian
tertentu.
Pelayanan
Medis
Dalam
dan
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
Administrasi,
Bagian
Umum.
Kepala
Bagian
Pelayanan
Medis
dan
Bagian
Pelayanan
jawab
Medis
merumuskan
dan
Keperawatan
kebijakan,
mempunyai
mengembangkan,
mediis
dan
keperawatan
dan kebijakan di
bidang
dan
bawah
instalasi
di
koordinasinya
2. Perencanaan dan pengembangan Pelayanan Medis, keperawatan dan
instalasi di bawah koordinasinya
3. Pengkoordinasian pelaksanaan Pelayanan Medis, keperawatan dan
instalasi di bawah koordinasinya
4. Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pelayanan Medis, Pelayanan
diagnostik khusus, keperawatan dan instalasi di bawah koordinasinya
5. Pengkoordinasian dan sinkronisasi Pelayanan Medis dan keperawatan
dengan instalasi, komite dan staf fungsional dan/atau instansi lainnya
6. Pengawasan,
pengendalian
dan
evaluasi
Pelayanan
Medis,
keperawatan dan instalasi di bawah koordinasinya
7. Pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi karyawan di bawah
koordinasinya
8. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur
Uraian Tugas:
1. Menyusun rencana dan program kerja
2. Menyusun
rencana
kebutuhan
sumber
daya
dalam
rangka
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
menanggapi
dan
memproses
masukan-masukan
laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan
tugas
tugas bawahan.
Memberi tugas dan perintah kepada bawahan.
Mengoreksi pekerjaan yang diberikan kepada bawahannya.
Menilai DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) bawahan.
Memberikan teguran dan penilaian serta penghargaan kepada staf di
bawahnya.
Hasil Kerja:
1. Terbentuknya prosedur kerja dan sistem kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan di setiap istalasi
pelayanan yang mebutuhkan.
2. Terbentuknya perencanaan program kegiatan pelayanan medis dan
keperawatan.
3. Terbentuknya perencanaan Sumber Daya Manusia bagi pelayanan
medis dan keperawatan.
4. Terbentuknya perencanaan fasilitas, sarana dan prasarana bagi
kegiatan pelayanan medis dan keperawatan.
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
Persyaratan Jabatan:
1. Pendidikan
: Dokter Umum
2. Pengalaman Kerja : Aktif di manajerial Rumah Sakit minimal 1 tahun.
3. Kemampuan Lain
a. Intelegensia : Kemampuan untuk menangkap atau memahami
instruksi, kemampuan untuk membuat pertimbangan.
b. Komunikasi : Kemampuan untuk menggunakan komunikasi verbal
dan non verbal secara efektif.
c. Ketelitian
: Kemampuan untuk mengetahui dan memahami
sesuatu secara rinci.
d. Kepemimpinan : Mampu mendayagunakan Sumber Daya Manusia
untuk bertindak dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
e. Membuat Keputusan: Mampu menganalisa masalah, mencari solusi
dan
mengambil keputusan.
KEPALA BAGIAN PENUNJANG MEDIS
Kepala Bagian Penunjang Medis diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur untuk masa jabatan tertentu. Dalam melaksanakan tugasnya,
Kepala Bagian Penunjang Medis berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan
Medis dan Keperawatan, Bagian Keuangan dan Administrasi, dan Bagian
Umum. Kepala Bagian Penunjang Medis bertanggung jawab kepada
Direktur
Tanggung Jawab
Kepala Bagian Penunjang Medis mempunyai tanggung jawab
merumuskan kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan,
mengawasi, membina, dan mengendalikan kegiatan Penunjang Medis,
serta Instalasi di bawah koordinasinya
Fungsi
Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
nomor (1), Kepala Bagian Penunjang medis, mempunyai fungsi:
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
1. Pengkoordinasian
perumusan
strategi
dan
kebijakan
di
bidang
medis
dan
ikut dalam
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
tugas bawahannya.
Memberi tugas dan perintah kepada bawahan.
Mengoreksi pekerjaan yang diberikan kepada bawahannya.
Menilai DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan).
Memberikan teguran dan penilaian serta penghargaan kepada staf di
bawahnya.
Hasil Kerja
1. Terbentukya prosedur kerja dan sistem
pelayanan
kemampuan
pertinbangan.
untuk
membuat
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
b. Komunikasi
c. Ketelitian
Sumber
Manusia
dalam
e. Manajemen
untuk
bertindak
Daya
rangka
kebijakan,
mengembangkan,
mengkoordinasikan,
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
3. Dapat melaksanakan kegiatan koordinasi dan evaluasi dari masingmasing Sub Bagian
Uraian Tugas:
1. Membantu direktur dalam manajemen bagian administrasi dan
keuangan.
2. Bekerjasama dengan kepala bagian bidang / kepala bagian lainnya.
3. Mengkoordinasi pelaksanaan , pengelolaan , pengawasan ,
pengendalian dan evaluasi di Sub Bagian Keuangan , Administrasi ,
Kepegawaian , Pemasaran.
4. Melaksanakan perencanaan monitoring dan evaluasi terhadap sarana
dan mutu pelayanan bagian keuangan dan administrasi.
5. Melaksanakan program keselamatan pasien dan pengendalian infeksi
di Rumah Sakit.
6. Membantu menyusun laporan penyelenggaraan Rumah Sakit
khususnya dalam pelayanan bagian Keuangan dan Administrasi.
7. Melakukan analisa ketenagaan dibagian admin dan keuangan.
8. Menyusun uraian tugas semua staff dibagian Keuangan dan
Administrasi.
9. Melakukan penilaian kinerja dari staff yang berada dibagian Keuangan
dan Administrasi
10. Mengupayakan peningkatan SDM dibagian Keuangan dan
Administrasi melalui program pengembangan SDM.
11. Mengadakan pertemuan berkala dengan staff dibagian keuangan
dan administrasi.
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur.
Wewenang:
1. Memeriksa hasil kegiatan dibagian yang dipimpinnya sesuai dengan
standart yang ditetapkan.
2. Meminta data dan info staff terkait.
3. Memberikan bimbingan dan arahan kepada staff.
4. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak demi
kelancaran pelayanan administrasi Rumah Sakit.
5. Menandatangani Surat dan Dokumen yang ditetapka menjadi
wewenang kepala bagian keuangan dan administrasi.
Hasil Kerja:
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
perencanaan
Sumber
Daya
Manusia
bagi
bagian
tahun.
3. Kemampuan Lain :
a. Intelegensia
: Kemampuan untuk menangkap atau memahami
instruksi,
kemampuan
untuk
membuat
b. Komunikasi
pertinbangan.
: Kemampuan untuk menggunakan komunikasi
c. Ketelitian
Sumber
Manusia
dalam
e. Manajemen
untuk
bertindak
Daya
rangka
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
Tanggung Jawab
Kepala Bagian Umum mempunyai tanggung jawab merumuskan
kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan, mengawasi, membina,
dan mengendalikan kegiatan Umum, serta Instalasi di bawah
koordinasinya
Fungsi
Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
nomor (1), Kepala Bagian Umum, mempunyai fungsi:
1. Pengkoordinasian perumusan strategi dan kebijakan di bidang Umum
dan instalasi di bawah koordinasinya
2. Perencanaan dan pengembangan Bagian Umum dan instalasi di
bawah koordinasinya
3. Pengkoordinasian pelaksanaan Bagian Umum dan instalasi di bawah
koordinasinya
4. Pembinaan terhadap penyelenggaraan Bagian Umum dan instalasi di
bawah koordinasinya
5. Pengkoordinasian dan sinkronisasi bagian Umum dengan instalasi,
komite dan staf fungsional dan/atau instansi lainnya
6. Pengawasan, pengendalian dan evaluasi Bagian Umum dan instalasi
di bawah koordinasinya
7. Pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi karyawan di bawah
koordinasinya
8. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur
Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan program kegiatan pelayanan Sub bagian
Logistik dan Sub Bagian Rumah Tangga dan Pemeliharaan dengan
berkoordinasi dengan unit terkait.
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
ikut dalam
tugas bawahannya.
Memberi tugas dan perintah kepada bawahan.
Mengoreksi pekerjaan yang diberikan kepada bawahannya.
Menilai DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan).
Memberikan teguran dan penilaian serta penghargaan kepada staf di
bawahnya.
Hasil Kerja
1. Terbentukya prosedur kerja dan sistem
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
Tangga
dan
Pemeliharaan
di
setiap
unit
pelayanan
yang
membutuhkan.
2. Terbentuknya peremcanaan program kegiatan pelayanan Sub bagian
Logistik dan Sub Bagian Rumah Tangga dan Pemeliharaan.
3. Terbentuknya perencanaan Sumber Daya Manusia bagi pelayanan
Sub bagian Logistik dan Sub Bagian Rumah Tangga dan Pemeliharaan
4. Terbentuknya perencanaan fasilitas, sarana dan prasarana bagi
kegiatan pelayanan Sub bagian Logistik dan Sub Bagian Rumah
Tangga dan Pemeliharaan
5. Terbentuknya sistem kontrol dan evaluasi pelayanan Sub bagian
Logistik dan Sub Bagian Rumah Tangga dan Pemeliharaan
Persyaratan Jabatan
1. Pendidikan
: S1
2. Pengalaman Kerja
tahun.
3. Kemampuan Lain :
g. Intelegensia
: Kemampuan untuk menangkap atau memahami
instruksi,
kemampuan
untuk
membuat
h. Komunikasi
pertinbangan.
: Kemampuan untuk menggunakan komunikasi
i. Ketelitian
Sumber
Manusia
dalam
k. Manajemen
untuk
bertindak
Daya
rangka
masalah,
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PELAYANAN ANASTESI
DAN BEDAH
BAB VI
URAIAN JABATAN TIM PELAYANAN ANASTESI DAN
BEDAH
1
Nama
Jabatan
Uraian Tugas
Tanggung
jawab
1.
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
2.
2.
Syarat
Jabatan
Nama
Jabatan
Uraian Tugas
1.
Jawab
2.
Nama
Jabatan
Uraian Tugas
Tanggung
Jawab
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
bedah.
3. Bertanggung jawab atas proses kesembuhan
pasien pasca bedah selama di rumah sakit.
Wewenang
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Bagian
Keuangan dan
Administrasi
Bagian umum
PAB
Bagian Medis
dan
Keperawatan
Bagian Penunjang
Medis
pelaksanaan
perencanaan
dan
pemenuhan
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
pelaksanaan
perencanaan
dan
pemenuhan
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
NAMA JABATAN
TENAGA YANG
FORMAL
DIBUTUHKAN
Ketua Pelayanan
Anastesi
Sekretaris PAB
Asisten Anastesi
Ketua Pelayanan
anastesi
Pendidikan minimal S1 Kedokteran
Bedah
Tim Bedah
minimal 2 tahun
- Minimal Diploma III Kesehatan
-
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Pengembangan staf tentang Pelayanan Anastesi dan Bedah di Rumah
Sakit termasuk kegiatan orientasi bagi karyawan baru yang telah diterima
di RSU Mitra Delima Malang khususnya d Instalasi Kamar Operasi. Hal ini
merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan pemahaman
terhadap pelayanan anastesi dan bedah di rumah sakit.
WAKTU
Orientasi
MATERI
PENANGGUNG
PESERTA
Pengenalan
JAWAB
Ketua tim PAB
Anggota baru
tim PAB
PAB
Kebijakan dan
Orientasi
pedoman PAB
Pengenalan
karyawan baru
keanggotaan
RSU Mitra
Kebijakan dan
Delima
Keryawan baru
pedoman PAB
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan anastesi dan bedah
meliputi persiapan pre anastesi, cara-cara pemberian anastesi lokal,
prosedur pemberian anastesi, jenis-jenis obat anastesi lokal, keuntungan
dan kerugian anastesi lokal dan menejemen komplikasi.
9.1
sekitar tusukan
atau pasien
tulang
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
suhu
370C.
Barisitas
penting
diketahui
karena
karena
graftasi
bumi
akan
menyebabkan
cairan
Malang
Adapun cara-cara Pemberian Anastesi Lokal adalah sebagai berikut :
9.3
Infltrasi
Field Block
Nerve Block
Refregeration analgesia
Intravenous lokal analgesia
Topikal analgesi.
Central Neural Block.
Malang
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
jam; epidural 1 3
jam.
Dosis
Eliminasi
: hati, paru
Kemasan
15 menit
: Infltrasi/epidural/spinal ; 200 400 menit
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
A. Komplikasi Sirkulasi
Gangguan sirkulasi yang paling umum adalah hipotensi, hipertensi
dan aritmia.
1. Hipotensi
Hipotensi biasanya disebabkan cleh penurunan venous
return
pada
jantung,
gangguan
fungsi
ventrikel
kiri,
Hipovolemia
absolut
dapat
disebabkan
oleh
bertanggung
jawab
untuk
hipotensi
yang
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
hipotensi
menyertai
karena
trauma
dada
tamponade
atau
jantung,
bedah
biasanya
thorax,
sering
neuroendokrin
terhadap
pembedahan
atau
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
menggigil,
hipertermi,
atau
sepsis
dapat
juga
anestesi
umum.
Tanda
hipoventilasi
dan
asidosis
pertengahan
periode
post
partum.
Penyebab
suhu
tubuh
dan
mungkin
diikuti
oleh
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
konsumsi
oksigen,
produksi
C02,
dan
curah
jantung.
4. Hipoksemia
Hipokscmia ringan adalah biasa terjadi pada pasienpasien yang pulih dari anestesi tanpa diberi suplemen
oksigen selama pemulihan. Hipoksia ringan sampai sedang
(Pa02 50-60 mmHg) pada pasien pasien muda sehat sejak
awal mungkin dapat ditoleransi dengan baik, tetapi dengan
peningkatan durasi atau keparahan stimulasi simpatis awal
sering terlihat berganti dengan asidosis progresif dan
depresi sirkulasi. Terapi oksigen dengan atau tanpa tekanan
positif jalan nafas adalah dasar dari terapi. Pemberian rutin
30-60%
oksigen
hipoksemia
dengan
biasanya
cukup
hipoventilasi
untuk
sedang
mencegah
Pasien-pasien
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat tim PAB RSU Mitra Delima terdiri dari :
9.1 Rapat Rutin Tim PMKP
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu : setiap hari Jumat
Jam
: 13.00 - selesai
Tempat : Ruang Rapat RSU Mitra Delima
Peserta : Seluruh tim PMKP termasuk tim Mutu, tim KPRS dan tim
Manrisk
Materi : Pembuatan program tentang Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien
Pembahasan masalah dan pemecahannya
Evaluasi kinerja dan sosialisasi hasil kerja
9.2 Rapat Insidentil Tim PMKP
Diselenggarakan sewaktu waktu bila ada masalah atau sesuatu yang
perlu dibahas segera.
9.3 Rapat Rutin Tim PMKP
Waktu : setiap hari Sabtu
Jam
: 09.00 11.00
Tempat : Ruang Rapat RSU Mitra Delima
Peserta : Seluruh anggota Tim Akreditasi
Materi : Pembahasan masalah dan pemecahannya
Evaluasi kinerja dan sosialisasi hasil kerja ke masing
masing unit
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
BAB XI
PELAPORAN
10.1 PELAPORAN
a) Pelaporan dilaksanakan masing masing anggota tim PAB tentang
tugas dan tanggung jawab masing masing kepada ketua tim PAB
melalui sekretaris setiap rapat rutin tim PAB.
b) Ketua tim PAB memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Direktur rumah sakit setiap rapat rutin tim akreditasi rumah sakit
10.2 MONITORING DAN EVALUASI
Rapat tim PAB RSU Mitra Delima bertujuan untuk melakukan
monitoring dan evaluasi dari kegiatan PAB.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala:
1. Harian (evaluasi observasi langsung, laporan insiden)
2. Bulanan (laporan dari unit kerja ke tim PMKP)
3. Tribulan (laporan dari unit kerja ke tim PMKP, laporan dari tim PMKP
ke manajemen)
4. Tahunan (laporan dari tim PMKP ke manajemen, laporan dari
manajemen ke pemilik)
Sarana yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi adalah:
1. Laporan langsung ke Tim PMKP / Direktur (secara teratur dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
insidentil)
Rapat kerja unit.
Rapat kerja bulanan.
Rapat kerja direksi.
Rapat komite komite.
Rapat koordinasi.
Rapat manajemen RS dengan pemilik.
Monitoring dan evaluasi lain.
Tim PMKP RSU Mitra Delima melakukan pencatatan kegiatan yang
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
10.3 METODE
Upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit bisa dilaksanakan
melalui pendekatan secara tidak langsung dan langsung. Pendekatan
metode secara tidak langsung terhadap upaya peningkatan mutu
pelayanan adalah :
a. Pendidikan dan pelatihan staf terhadap keahlian yang dibutuhkan di
unit pelayanan tersebut.
b. Sertifkasi yang dibutuhkan
c. Penambahan tenaga, saranan, prasarana, dan peralatan.
d. Pembiayaan
e. Penggunaan obat-obatan secara rasional
f. Standarisasi
g. Akreditasi
h. Program-program khusus, misalnya kepuasan pasien.
Pendekatan
metode
secara
langsung
dengan
metode
PDCA.
konsep
PDCA,
pengidentifkasian
masalah
yang
akan
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
kualitas
berdasarkan
siklus
P-D-C-A
hanya
dapat
Pemecahan masalah
dan peningkatan
Standar
A
Pemecahan masalah
dan peningkatan
Standar
Gambar 1. Siklus dan Proses Peningkatan PDCA
Plan
Action
Plan
(1)
Menentukan
Tujuan dan sasaran
Check
(6)
Mengambil Do
tindakan
yang tepat
Action
(2)
Menetapkan
Metode untuk
Mencapai tujuan
Follow-up
Corrective
Action
Check
Menyelenggarakan
Pendidikan dan
latihan
(5)
Memeriksa akibat
pelaksanaan
Improvement
(4)
(3)
Melaksanakan
pekerjaan Under P-D-C-A Cycle
Gambar 2. Relationship Between Control and Improvement
Do
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
dicapai
mencapainya.
tanpa
disertai
metode
yang
tepat
untuk
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
atau
atasan
perlu
memeriksa
apakah
pekerjaan
dapat
dilihat
pekerjaan
dan
dari
akibat
setelah
itu
yang
timbul
dari
dapat
dilihat
dari
penyebabnya.
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat Action
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk
menemukan penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan,
maka penyebab timbulnya penyimpangan harus ditemukan untuk
mengambil
tindakan
yang
tepat
agar
tidak
terulang
lagi
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
kualitas
pelayanan
yang
akan
dicapai
diperlukan
berkesinambungan.
Langkah
pertama
adalah
proses