Anda di halaman 1dari 39

PENGAMBILAN VAKSIN DAN PELARUT

VAKSIN IMUNISASI KEKABUPATEN KOTA


No. Dokumen : 445/001/SOP-LAB/KM.A/2017
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 11 Januari 2017
S Ditetapkan Oleh
Halaman : 1/3 PimpinanPuskesmas
Karang Mulya
Puskesmas O
Karang
Mulya P STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007

1. Pengertian Petugas Imunisasi dalam melakukan pengambilan vaksin dan pelarut


vaksin program imunisasi ke gudang vaksin sesuai prosedur
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah Sebagai dalam
pengambilan vaksin dn pelarut imunisasi kekabupaten
3. Kebijakan .
4. Referensi
5. Langkah- 1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
2. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa stok
langkah 3. Hubungi petugas kabupaten kota tentang rencana pengambilan
vaksin
4. Siapkan colbox atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan coolpack
( kotak dingin cair)agar suhu terjaga antara 2-8 derajat C
5. Siapkan alat transportasi yang memadai
6. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas kabupaten dan
kemudian cocokan vaksin yang diserahkan dengan permintaan
7. Periksa kondisi VVM dan masa kadaluarsa vaksin
8. Tukarkan coolpack yang dibawa dari puskesmas dengan coolpack
yang telah dikondisikan dikabupaten
9. Susun coolpack kedalam colboxatau vaksin carrier
10. Masukan vaksin kedalam colbox atau vaksin carrier yang telah terisi
coolpack
11. Vaksin yang sensitf beku diletakan pada bagian tengah cobox dan
vaksin yang sensitif panas menempel pada dinding colbox
12. Letakan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah
diantara kotak vaksin dan VCCM didekat kotak vaksin BCG
13. Tutup rapat bagian atas colbox atau vaksin carrier
14. Selama perjalanan ke puskesmas , lindungi vaksin dari paparan sinar
matahari langsung
15. Sesampainya di puskesmas , buka cobox atau vaksin carier dan
periksakembali kondisi VVM dan alat pemantau suhu beku
16. Isi fofmulir vaccine Arrival Report(VAR)
17. Masukan vaksin kedalam lemari es

1
Catat vaksin tersebut dalam buku stok vaksin sebagai penerimaan ( jumlah
,jenis ,no bacch,masa kadaluarsa,kondisi VVM)

1. Unit
Terkait
2. Dokumen
Terkait
3. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PEMBERIAN IMUNISASI BCG

No. Dokumen : 445/001/SOP-LAB/KM.A/2017


S No. Revisi :
Tanggal Terbit : 19 Januari 2017

2
Halaman : 1/3
O
Puskesmas
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Karang Mulya P
1.Pengertia Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung

n Myccrobacterium bovis hidup yang dilemahkan ( Bacllus Callmetle Guerin),


strain paris
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untukpemberian
Imunisasi BCG agar anak mempunyai daya tahan terhadap
penyakit tuberkululosis
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Sebelum disuntikan Vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu

langkah .Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril ( ADS


2. Disuntikkan secara intrakutan didaerah lengan kanan atas ( insertio
musculus deltoideus ) dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
3. Sebelum vaksin dipergunakan , periksa dahulu masa kadaluarsa.
4. Letakan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dan lepas baju
bayi dari lengan dan bahu
5. Ibu sebaiknya memegang bayi dekat dengan tubuhnya menyangga
kepala bayi dan memegang lengan dekat dengan tubuh.
6. Pegang alat suntik dengan tangan kanan anda dengan lubang pada ujung
jarum menghadap ke depan
7. Buatlah permukaan kulit menjadi datar dengan menggunakan ibu jari kiri
dan jari telunjuk anda.
8. Letakan alat suntik dan jarum dengan posisi hampir datar dengan kulit
bayi.
9. Masukan ujung jarum tepat dibawah permukaan kulit tetapi di dalam kulit
yang tebal cukup masukan bevel (lubang diujung jarum )
10. Jaga agar posisi jarum tetap datar disepanjang kulit sehingga jarum
masuk kedalam lapisan atas kulit saja . jaga agar lubang diujung jarum
menghadap ke depan.
11. Jangan menekan jarum terlalu dalam dan jangan menurunkan jarum
Jangan menekan jarum terlalu dalam dan jangan menurunkan jarum
karena jarum masuk dibawah kulit , sehingga yang terjadi suntikan
didalam otot( subcutaneous)bukan suntikan intrakutan.
12. karena jarum masuk dibawah kulit , sehingga yang terjadi suntikan
didalam otot( subcutaneous)bukan suntikan intrakutan.
13. Untuk memegang jarum dengan posisi yang tepat , letakan ibu jari kiri
anda pada ujungbawah alat suntik dekat jarum , tetapi jangan menyentuh
jarum.

3
14. Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
anda .tekan penyedot dengan ibu jari tangan anda.
15. Suntikan 0,05 ml vaksin dan lepaskan .
16. Vaksin yang telah dilarutkan tidak segera digunakan maka disimpan pada
suhu 2 s d 8 C selama maksimal 3 jam

4. Unit
Terkait
5. Dokumen
Terkait
6. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN DPT-HB-Hib

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Terbit : 19 Januari 2017
S Ditetapkan Oleh
Halaman : 1/3 PimpinanPuskesmas
Karang Mulya
Puskesmas O
Karang Mulya
P STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertia Vaksin DTP-HB-Hib berupa suspensi homogen yang mengandung


n toksoid tetanos dan difteri murni bakteri pertusis inaktif antigen
permukaan hepatetis B (HbsAG)murni yang tidak infeksius dan
komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul
polisakarida Haemophilus influensa tipe b tidak infeksius yang
4
dikunjugasikan kepada protein toksoid tetanus GbsAgdiproduksi melalui
teknologi DNA rekombinan pada sel ragi
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untukpemberian
Imunisasi DPTHB-Hib agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit Depteri Pertusis dan Tetanus
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Bersihkan kulit dengan kapas dan air matang .
2. Tunggu hingga kering.
langkah 3. Kemudian suntikan vaksin dilokasi dan cara yang sesuai ketentuan.
4. Suntikan diberikan pada paha anterolateral secara intramuskular dengan dosis 0,5 cc.
5. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk .
6. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 derajat terhadap permukaan kulit ( lakukan
aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah).
7. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk kedalam otot.
8. Suntikan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
9. Setelah vaksin masuk ,jarum dikeluarkan .
10. Pada tempat bekas lokasi suntikan ,kemudian ditekan dengan kapas baru yang kering .
jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan .
11. Jeka ada perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga darah berhinti.
7. Unit
Terkait
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

5
PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN POLIO
bOPV

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit Karang Mulya
Puskesmas
Karang Mulya O Halaman : 1/3

STANDAR OPERASIONAL
P dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
PROSEDUR
1.Pengertian Vaksin biovalent oral polio vaccine ( bOPV ) yang mengandung virus
polio tipe 1 dan 3 Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomilit
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi POLIO bOPV agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit POLIO
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Petugas mencuci tangan
2. Sebelum vaksin dipergunakan ,periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
langkah
VVM.
3. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
4. Diberikan secara oral (melalui mulut)1 dosis adalah 2(dua) tetes sebanyak 4
kali (dosis) pemberian ,dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
5. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil
6. Pasang pipet diatas botol vaksine

6
7. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
8. Buka mulu t anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes
9. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi
10. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesan
11. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi steril
12. Rapikan Alat
13. Petugas mencui tangan
10. Unit Terkait
11. Dokumen
Terkait
12. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

7
PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN
CAMPAK

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Ditetapkan Oleh
Tanggal
S : 19 Januari 2017
PimpinanPuskesmas
Terbit Karang Mulya
Puskesmas
Karang Mulya O Halaman : 1/3

STANDAR OPERASIONAL
P dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
PROSEDUR
1.Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi Campak agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit Campak
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan

langkah pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut
2. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada lengan kiri atas
,pada usia 9-11 bulan . dan ulangan ( booster) pada usia 6-7 tahun ( kelas 1
SD) setelah cath-up campaign campak pada anak Sekolah Dasar Kelas 1-6.
3. Sebelum vaksin dipergunakan ,periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM
4. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum 6 jam.
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017

8
No. Revisi :
Tanggal
: 19 Januari 2017
Terbit
Puskesmas S Halaman : 1/3
Ditetapkan Oleh
Karang Mulya PimpinanPuskesmas
O Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi Campak agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit Campak
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- .

langkah
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN Td

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :

9
Tanggal
S : 19 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/3
Puskesmas O
Karang Mulya Ditetapkan Oleh
PimpinanPuskesmas
P Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap Tetanus.dan


depteri
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi Td agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit Tetanus dan depteri
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

langkah suspensi menjadi homogen


2. Bersihkan kulit dengan kapas dan air matang
3. Tunggu hingga kering
4. Kemudian suntikan vaksin dilokasi dancara yang sesuai ketentuan
5. Suntikan diberikan pada paha anterolateral secara intramuskular dengan dosis
0,5 cc
6. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk
7. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 derajat terhadap permukaan
kulit ( lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus
pembuluh darah).
8. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 derajat terhadap permukaan
kulit ( lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus
pembuluh darah).
9. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk kedalam
otot.
10. Suntikan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
11. Setelah vaksin masuk ,jarum dikeluarkan .Pada tempat bekas lokasi
suntikan ,kemudian ditekan dengan kapas baru yang kering . jangan
memijat-mijat daerah bekas suntikan
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait

10
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN DT

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


S No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
: 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
O Terbit
Karang Mulya
Puskesmas Halaman : 1/3

11
Karang Mulya
P STANDAR OPERASIONAL
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap Difteri dan tetanus


2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi Dt agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit Depteri tetanus
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

langkah suspensi menjadi homogen


2. Bersihkan kulit dengan kapas dan air matang
3. Tunggu hingga kering
4. Kemudian suntikan vaksin dilokasi dancara yang sesuai ketentuan
5. Suntikan diberikan pada paha anterolateral secara intramuskular dengan dosis
0,5 cc
6. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk
7. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 derajat terhadap permukaan kulit
( lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus
pembuluh darah).
8. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 derajat terhadap permukaan kulit
( lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus
pembuluh darah).
9. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk kedalam
otot.
10. Suntikan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
11. Setelah vaksin masuk ,jarum dikeluarkan .
Pada tempat bekas lokasi suntikan ,kemudian ditekan dengan kapas baru yang
kering . jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan .
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

12
BIAS CAMPAK SD,MI KELAS 1

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) Campak adalah kegiatan imunisasi
yang diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 1
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS
campak SD<MI Kelas 1
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL

13
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Pendataan sasaran Bias Campak pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1
2. Pengambilan Vaksin Ke Dinas Kesehatan sesuai permintaan sasaran
langkah 3. Membuat koordinasi dengan bidan desa dan perawat sebagai pelaksana
imunisasi
4. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi campak
5. Membuat koordinasi dengan SD MI tentang pelaksanaan Bias Campak
dengan surat pemberitahuan dan jadwal pelaksanaan
6. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistik sesuai jadwal
7. Perawat dan bidan melaksanakan imunisasi Bias campak sesuai surat
tugas dari Pimpinan
8. Petugas melakukan skerining sasaran yang sehat dan sakit
9. Melakukan imunisasi bias campak sesuai SOP imunisasi subkutan
10. Melakukan observasi KIPI sesuai SOP penanganan KIPI
11. Koordinasi dengan SD MI bagi sasaran yang tidak mengikuti imunisasi
karena sakit, tidak masuk
12. Melakukan pencatatan dan pelaporan

6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

14
BIAS Dt SD,MI KELAS 1

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) Dt adalah kegiatan imunisasi yang
diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 1
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS Dt
SD,MI Kelas 1
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Pendataan sasaran Bias pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1
2. Pengambilan Vaksin Ke Dinas Kesehatan sesuai permintaan sasaran
langkah 3. Membuat koordinasi dengan bidan desa dan perawat sebagai pelaksana
imunisasi
4. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi Dt
5. Membuat koordinasi dengan SD MI tentang pelaksanaan Bias Dt dengan
surat pemberitahuan dan jadwal pelaksanaan
6. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistik sesuai jadwal
7. Perawat dan bidan melaksanakan imunisasi Bias Dt sesuai surat tugas dari
Pimpinan
8. Petugas melakukan skerining sasaran yang sehat dan sakit
9. Melakukan imunisasi bias Dt sesuai SOP imunisasi intramuskular

15
10. Melakukan observasi KIPI sesuai SOP penanganan KIPI
11. Koordinasi dengan SD MI bagi sasaran yang tidak mengikuti imunisasi
karena sakit, tidak masuk
12. Melakukan pencatatan dan pelaporan

6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

16
BIAS Td SD,MI KELAS 2 DAN 3

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) Td adalah kegiatan imunisasi yang
diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 2 dan 3
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS Td
SD,MI Kelas 2 dan 3
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Pendataan sasaran Bias pada Anak Sekolah Dasar Kelas 2 dan 3
2. Pengambilan Vaksin Ke Dinas Kesehatan sesuai permintaan sasaran
langkah 3. Membuat koordinasi dengan bidan desa dan perawat sebagai pelaksana
imunisasi
4. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi Td
5. Membuat koordinasi dengan SD MI tentang pelaksanaan Bias Td dengan
surat pemberitahuan dan jadwal pelaksanaan
6. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistik sesuai jadwal
7. Perawat dan bidan melaksanakan imunisasi Bias Td sesuai surat tugas
dari Pimpinan
8. Petugas melakukan skerining sasaran yang sehat dan sakit
9. Melakukan imunisasi bias Td sesuai SOP imunisasi intramuskular
10. Melakukan observasi KIPI sesuai SOP penanganan KIPI
11. Koordinasi dengan SD MI bagi sasaran yang tidak mengikuti imunisasi
karena sakit, tidak masuk
12. Melakukan pencatatan dan pelaporan

6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman

17
Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan

Pelayanan Bulan Imunisasi Anak


Sekolah
( BIAS )
No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017
S No. Revisi :
Ditetapkan Oleh
Tanggal
PimpinanPuskesmas
: 19 Januari 2017
Karang Mulya
Puskesmas O Terbit
Halaman : 1/2

18
Karang Mulya
P STANDAR OPERASIONAL
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
PROSEDUR
1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) adalah kegiatan imunisasi yang
diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 1, 2 dan 3
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS
SD,MI Kelas 1.2 dan 3
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Kepala Puskesmas memberi wewenang kepada petugas koordinator imunisasi

langkah 2. Koordinator imunisasi melakukan kerjasama lintas program dengan koordinator


UKS dan SD,MI untuk menentukan sasran Bias Dtuntuk kelas 1 dan Td untuk
kelas 2, 3

3. Koordinator imunisasi melakukan sosialisasi pelaksanaan Bias Dt dan Td dengan


kepala puskesmas dokter dan perawat

4. Koordinator imunisasi membuat jadwal pelaksanaan Bias dan merencanakan


kebutuhan logistik

5. Kepala puskesmas menugaskan perawat yang tertulis dijadwal Bias SD sebagai


pelaksana Imunisasi

6. Koordinator imunisasi membuat surat pemberitahuan ke SD , MI tentang


pelaksanaan Bias Dt dan Td

7. Koordinator imunisasi mengambil vaksin dan logistik ke Dinas kesehatan

8. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistiksesuai jadwal

9. Perawat melaksanakan imunisasi Bias Td atau Dt sesuai Surat tugas dari pimpinan

10.Petugas melakukan skerining sasaran yang sehat dan yang sakit

11.Melakukan imunisasi Bias Td sesuai SOP imunisasi IM

12.Melakukan observasi terjadinya KIPI sesuai SOP penangan KIPI

13.Koordinasi dengan SD,MI bagi sasran yang tidak mendapat imunisasi karena sakit
atau absen

Melakukan pencatatn dan pelaporan

6.UnitTerkait
7.Dokumen

19
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN


HEPATITIS HB0
No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017
No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah


diinaktivasikan dan bersipat non-infecious berasal dari HbsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi menggunakan teknologi DNA rekombinan.

20
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Pemberian Imunisasi Vaksin HBO
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

langkah suspensi menjadi homogen


2. Sebelum vaksin dipergunakan periksa dahulu masa kadaluarsa dan
label VVM
3. Bersihkan kulit dengan kapas dan air matang
4. Tunggu hingga kering
5. Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, pemberian
suntikan secara intramusculer ,sebaiknya pada anterolateral paha.
6. Pemberian sebayak 3 dosis
Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari dosis berikutnya dengan interval
minimal 4 minggu
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

21
PEMBERIAN PELAYANAN IMUNISASI

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit ,sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan .
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Pemberian Pelayanan Imunisasi
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1) Vaksin Carrier

22
langkah 2) Cool Pack/Kotak dingin cair

3) Vaksin, pelarut dan penetes

4) Alat suntik (ADS)

5) Safety Box

6) Pemotong ampul pelarut

7) Kapas

8) Bahan Penyuluhan (poster, leaflet)

9) Alat tulis

10) Pencatatan imunisasi (Buku KIA, KMS, Kartu TT)

11) Buku register (kohort) bayi dan ibu

12) Kartu imunisasi/ Buku KIA/KMS

13) Tempat sampah

14) Sabun dan air pencuci tangan

15) Anafilaktik kit

16) Pinset, dll

Memilih vaksin dan pelarut dari lemari es


1) Tentukan, berapa jumlah vaksin yang dibutuhkan
2) Buka lemari es, dan periksa suhu lemari es.
Apakah suhunya berada pada kisaran 2 s.d 8C
3) Pilih vaksin berdasarkan:
- Kondisi VVM (Vaccine Vial Monitor)
- Tanggal kadaluarsa
- Tanggal diterima
Memeriksa, apakah vaksin masih boleh digunakan
1) Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan digunakan
(Jenis vaksin dan pelarut, serta produsennya, harus sama)
2) Periksa kondisi VVM
- Kondisi A : vaksin dapat digunakan
- Kondisi B : vaksin SEGERA digunakan

23
- Kondisi C : Vaksin jangan digunakan
- Kondisi D : Vaksin jangan digunakan
) Pemantau suhu panas denganVV

Memeriksa, apakah vaksin masih boleh digunakan


1) Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin yang sudah melewati masa pakai
2) Periksa suhu lemari es.
Periksa kondisi alat pemantau.
3) Jika terjadi penyimpangan (suhu dibawa 2C) dicurigai terjadi pembekuan pada vaksin Freeze Sensitive. Untuk
pembuktiannya, dilakukan uji kocok (shake test)

Penanganan Vaksin Rusak, Kadaluarsa dan Vaksin Sisa


Pisahkan vaksin

Buat berita acara penghapusan

Lakukan pemusnahan

Pemeliharaan vaksin dan rantai vaksin selama pelaksanaan imunisasi


1) Hindari vaksin carier dan vaksin tidak terpapar sinar matahari
2) Vaksin carier harus tertutup rapat
3) Jika sasaran sudah datang, siapkan vaksin
4) Vaksin dengan pelarut, harus ditulis waktu (jam) dilarutkan
pada label vaksin
5) Vaksin lainnya, ditulis tanggal vaksin di buka (khusus pelayanan di puskesmas atau sarana lain yang memiliki tempat
penyimpanan vaksin).
6) Selama pelayanan, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaksin carier, dan tertutup rapat.
Pemeliharaan vaksin dan rantai vaksin selama pelaksanaan imunisasi
7) Dilarang membuka vaksin baru, sebelum vaksin yang dibuka terpakai habis atau telah melewati jam pemakaian
8) Pada masa jeda pelayanan (menunggu kedatangan sasaran berikutnya) vaksin diletakkan di lubang busa yang terdapat
pada vaksin carier.
9) Jika vaksin yang dilarutkan sudah habis, maka pelarutan vaksin berikutnya dilakukan setelah sasaran datang
10) Setiap vaksin carier dilengkapi dengan 4 buah cool pack

Menyiapkan Tempat Pelayanan Imunisasi


Pelayanan imunisasi di dalam fasilitas kesehatan (komponen statis):
mudah diakses

tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;

24
cukup luas, terang, tenang, dll

Pelayanan Imunisasi di Lapangan (outreach)


Mudah dijangkau oleh sasaran

Jika di dalam ruangan maka harus cukup terang dan cukup ventilasi.

Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, pilihlah tempat yang teduh
Petugas kesehatan merencanakan tata letak ruang kerja imunisasi:
disediakan satu meja terpisah untuk imunisasi dan satu meja lagi untuk memeriksa kesehatan
jika ini terjadi bersamaan dengan vaksinasi

Setiap vaksinator harus memiliki kit KIPI (Adrenalin, alat suntik 1cc, Infus set, abbocath/wing
needle, tensimeter, Nacl/RL)

Buang jarum bekas tanpa menutupnya ke dalam safety box

Pelayanan imunisasi diberikan satu persatu

Petugas kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan pelayanan imunisasi

Dalam mengatur tempat imunisasi, pastikan bahwa:


pintu masuk terpisah dari pintu keluar

Tempat menunggu, harus bersih dan nyaman

mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan

melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan terpadu lengkap yang


mencakup 5 program (Gizi, KB, Diare, KIA, dan Imunisasi)

jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi diatur sehingga tidak penuh
sesak;

Segala sesuatu yang diperlukan (safety box, kit KIPI, dll) berada dalam
jangkauan atau dekat dengan meja imunisasi anda.

. Penyuluhan, berisi tentang:


1) Manfaat imunisasi,
2) Konseling
3) Keluhan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya
4) Jadual pelayanan imunisasi berikutnya

Konseling (Lingkup konseling)


membantu klien agar dapat membuat suatu keputusan tentang imunisasi yang akan
diterima

mencakup komunikasi dua arah di antara klien dan konselor

mengandung muatan informasi yang obyektif, pemahaman isi informasi tersebut di


implementasikan oleh klien terhadap sesuai kebutuhan dan kondisinya

Skrining dan Pemeriksaan Sasaran

25
.1. Skrining

Bagaimana keadaan anda dan anak anda hari ini ?

Apakah anak anda alergi terhadap makanan atau obat tertentu ?

Apakah ada masalah pada anak anda setelah imunisasi terdahulu ?

Apakah anak pernah mendapat pengobatan steroid dalam waktu lama ?

Apakah ada orang-orang serumah yang bermasalah dengan sistem kekebalan ?

Apakah anak anda pernah menerima produk darah dalam tahun terakhir ?

Apakah anda hamil, atau berencana hamil ?

.2. Pemeriksaan sasaran


Tentukan usia dan status imunisasi terdahuluBagaimana keadaan anda dan anak anda hari ini ?

Mengidentifikasi usia bayi

Mengidentifikasi vaksin-vaksin mana yang telah diterima oleh bayi

Menentukan jenis vaksin yang harus diberikan

Kontra indikasi terhadap imunisasi

Mengimunisasi bayi sakit

3. Pemeriksaan sasaran WUS


- Jika memiliki kartu TT, berikan dosis sesuai dengan jadual pemberian

Jika tidak memiliki kartu TT, tanyakan apakah pernah mendapatkan imunisasi TT di masa lalu:

Jika TIDAK: berikan dosis pertama TT dan anjurkan kembali sesuai dengan jadual pemberian
TT

Jika YA: berapa banyak dosis yang telah diterima sebelumnya dan berikan dosis berikutnya
secara berurutan.

Jika ia tidak bisa mengingat/ tidak tahu, sebaiknya berikan dosis kedua dan anjurkan untuk
datang lagi untuk menerima dosis berikutnya.

3.2.4. Pengisian buku register

Berguna sebagai alat monitoring

Memberikan vaksin yang tepat secara aman


Beberapa ketentuan dalam melarutkan vaksin:
1) Cuci tangan anda
2) Perhatikan kondisi VVM, dan masa kadaluarsa
3) Goyang vial vaksin, agar semua bubuk berada di dasar vial
4) Pastikan suhu vaksin dan pelarut, sama

26
5) Amati botol pelarut, dan pastikan tidak retak
6) Baca label pelarut, pastikan jenis dan produsennya sama dengan vaksin
7) Jika terjadi luka pada saat membuka botol atau melarutkan, buang botol tersebut
Sedot cairan pelarut dengan menggunakan semprit pencampur
9) Gunakan semprit pencampur sekali pakai
10) Melarutkan vaksin
- Sedot cairan pelarut, lalu suntikkan pelan2 ke dalam vial
vaksin dengan menggunakan ADS. Ulangi beberapa kali
- Buang ADS pencampung ke dalam safety box
11) Selama pelayanan, vaksin yang sudah dilarutkan ditempatkan di atas bantalan busa vaksin carier
BCG
Ambil gergaji ampul yang telah tersedia dalam paket vaksin dan goreskan dengan keras pada sekeliling
ampul.
Pegang bagian atas ampul dengan sebungkus plastic/kain yang bersih.
Kemudian patahkan pada bagian yang telah digoreskan (digergaji).
Jika terjadi kesalahan saat mematahkan ampul, musnahkan ampul yang kemungkinan isinya telah
terkontaminasi, lindungi bagian yang akan dipatahkan sebelum membuka ampul yang baru.
Menarik Caitan ke syringe
- Gunakan ADS yang baru untuk mengencerkan.

- Masukkan jarum ke dalam ampul, tarik piston untuk menyedot semua pengencer

Melarutkan vaksin
Tarik pelan-pelan pelarut masuk ke dalam semprit dan suntikkan ke dalam botol atau ampul vaksin.
Lalu dikocok sehingga campuran menjadi homogen. Masukkan semprit dan jarum pencampur ke dalam
safety box setelah digunakan.
- Semprit dan jarum yang sudah digunakan masukkan ke dalam safety box

Penanganan vaksin yang sudah dilarutkan


Ingat :
Pelarut tidak boleh saling ditukar

Gunakan pelarut dari pabrik yang sama dengan vaksin.

Pelarut harus didinginkan sebelum dicampur dengan vaksin, minimal 12 jam dalam lemari
es

Jangan mencampur vaksin dengan pelarut sebelum anda siap mengimunisasi.

Anda harus membuang vaksin yang telah dicampur dengan pelarut setelah tiga jam
(untuk vaksin BCG) atau setelah 6 jam (untuk vaksin Campak) atau pada akhir
pelayanan imunisasi
Menyimpan vaksin yang telah dicampur dengan pelarut di atas bantalan busa
yang ada di dalam thermos (vaccine carrier).
Menggunakan alat suntik ADS (Autodisable Syringe)
Adalah alat suntik yang setelah satu kali digunakan secara otomatis menjadi rusak dan tidak dapat
digunakan lagi
Tata cara penggunaan ADS

27
Bersihkan daerah penyuntikan dengan kapas basah

Pegang tabung (barrel) semprit antara ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Jangan
menyentuh jarum. Alat penyedot (plunger) bisa bergerak maju mundur hanya sekali

Suntikkan jarum pelan-pelan.

Gunakan ibu jari untuk menekan alat penyedot tanpa memutar-mutar semprit.

Tarik jarum dengan cepat dan hati-hati (lebih sakit jika menarik dengan pelan).

Jangan menggosok daerah dimana suntikan diberikan.

Cara dan lokasi pemberian

Vaksin BCG DPT-


DPT- Cam Polio HB
HB-Hib
HB-Hib pak Uniject

Tempat Lenga Paha Leng Mulut Paha


suntika n tengah an sebelah
n kanan bagian Kiri kanan
atas luar Atas bagian
luar tengah
luar

Cara Intrak Intramus Sub Ditete Intramus


Penyunt utan kular Kuta skan kular
ikan n

Dosis 0.05 0.5 cc 0.5 2 tetes 0.5 cc


cc cc

Kegiatan Akhir Pelayanan Imunisasi


1. Pada Tempat Pelayanan statis

ADS bekas, dibuang kedalam kotak pengaman tanpa menutup kembali

Kotak pengaman jangan diisi terlalu penuh (3/4 bagian)

Kotak pengaman harus ditutup dan disimpan di tempat yang aman sampai dimusnahkan

Mengembalikan sisa vaksin ke dalam lemari es (kecuali vaksin yang dilarutkan)

Vial/ ampul bekas serta sampah lainnya, masukkan ke kardus lain.

Memberikan data hasil Imunisasi kepada Korim

2. Pada Tempat Pelayanan Lapangan

Membereskan Vaccine Carrier

Tempat Pelayanan tetap dalam keadaan bersih dan rapi

Semua vaksin yang sudah dibuka, harus dibuang

Vaksin yang belum dibuka, dikembalikan ke dalam lemari es

Memberikan data hasil Imunisasi kepada Korim

28
. Tindak Lanjut Drop Out
Sistem untuk Menindak Lanjuti drop out:
Dua sistem untuk menindaklanjuti drop out yang bisa digunakan dengan mudah:
Menggunakan buku register imunisasi

Kartu peringatan (reminder card)

6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

29
Perawatan rantai vaksin

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian . .adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam


pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk
menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Perawatan rantai Vaksin
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- Perawatan Lemari Es
HARIAN
langkah 1. Periksa dan catat suhu lemari es 2 kali sehari, Pagi dan Sore
2. Hindarkan seringnya buka - tutup pada lemari es
3. Setiap membuka pintu lemari es jangan lebih dari 5 menit
4. Periksa keadaan VVM, Freeze tag,
5. Bila suhu lemari es sudah stabil antara + 2 O C s/d + 8 O
C posisi
thermostat tidak perlu diubah-ubah

30
MINGGUAN
1. Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghidari karat (korosif)
2. Periksa steker listrik pada stop kontak, upayakan jangan kendor.
BULANAN
1. Bersihkan bagian luar dan dalam lemari es.
2. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatanya dengan selembar
kertas bila perlu beri bedak atau talek.
3. Periksa engsel pintu Lemari es, bila perlu beri pelumas.
4. Pencairan bunga es
5. Jangan menggunakan benda tajam untuk mencongkel bunga es di
evaporator

6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

31
Pekan Imunisasi Nasional ( PIN )

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Pin adalah pemberian imunisasi tambahan kepada bayi dan balita tanpa
memandang status imunisasi sebelumnya
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional ( PIN )
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Puskesmas menyusun rencana kerja yang lebih rinci , tempat dan
waktu
langkah
2. Menyusun jadwal pelaksanaan

3. Menyiapkan data sasran ,atau jumlah sasran

4. Kebutuhan logistik dan ADS ,Cold chain

5. Sosialisasi kepada masyarakat

6. Dua hari menjelang pin kader kembali mengingatkan sasran dan


orang tua ,pengasuh untuk datang ke pos pelayanan imunisasi

7. Distribusi vaksin dan logistik dibawa ke tempat pelayanan


imunisasi pada hari pelayanan .vaksin dan pelarut dibawa dengan
memasukan ke dalam vaksin carrier yang menggunakan empat
cool pack

8. Tehnik pemberian vaksin sesuai dengan SOP

32
9. Pengelola limbah medis mencakup limbah jarum suntik dan sisa
pelaksanaan imunisasi ( vaksin dan tutup ampul pelarut dan
kapas)

10.Penanggulangan KIPI sesuai SOP

11.Pencatatan dan pelaporan kegiatan pin dilakukan terpisah dari


kegiatan rutin melalui rekapitulasi laporan mingguan ,pelaporan
dilakukan berjenjang dan bertahap ,pencatatan dan pelaporan
pada kegiatan ini adalah hasil cakupan dan pemakaian logistik
menggunakan formulir tersendiri

6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

33
SURVEILEN KIPI

No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017


No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Proses identifikasi laporan dan penanggulangan semua reaksi


simpang/KIPI
Surveilans KIPI: sarana yg efektif utk monitoring keamanan vaksin &
berkontribusi terhadap kredibilitas program imunisasi
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk Surveilen
KIPI
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Penerima vaksin yang mengalami gejala klinis pasca
2. imunisasi pengobatan dan perawatan selama proses investigasi
langkah berlangsung Mekanisme BPJS
3. Hasil investigasi berkaitan dengan vaksin pengobatan dan
perawatan berlanjut.
4. Biaya investigasi, pengobatan dan perawatan dibebankan kepada
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota.
5. SK Menkes no JP/Menkes/092/II/2012 tanggal 22 Februari 2012 perihal
Pembiayaan kasus KIPI
6. Dlm Penentuan Kausalitas oleh KOMNAS atau KOMDA PP KIPI yg
mampu , hsl kausalitas akan disampaikan ke menkes
7. Biaya investigasi, pengobatan & perawatan KIPI dibebankan pd
Pemerintah, PEMDA Prov & Kab/kota

PERAN RUMAH SAKIT

1. Rujukan jika terdapat KIPI serius


2. Menegakan diagnosis pada KIPI yang dirawat di RS (KIPI Bukan
Merupakan Diagnosis)

34
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PENANGANAN KIPI

35
No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017
No. Revisi :
Tanggal
: 19 Januari 2017
S Terbit
Puskesmas Halaman : 1/2 Ditetapkan Oleh
PimpinanPuskesmas
Karang Mulya O Karang Mulya

STANDAR OPERASIONAL
P
PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) adalah semua kejadian sakit dan
kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. Pada
kejadian tertentu pengamatan KIPI dapat mencapai 42 hari atau sampai 6
bulan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Penanganan KIPI
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Identitas : nama anak, tanggal dan tahun lahir (umur), jenis kelamin nama

langkah orang tua dan alamat harus jelas.


2. Jenis vaksin yang diberikan, dosis nomor batch, siapa yang memberikan.
Vaksin sisa disimpan dan diperlakukan seperti vaksin yang masih utuh
(perhatikan cold chain)
3. Nama dokter yang bertanggung jawab
4. Riwayat KIPI pada imunisasi terdahulu
5. Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis (bila ada). Pengobatan yang
diberikan dan perjalanan penyakit, (sembuh, dirawat atau meninggal), sertakan
hasil laboratorium yang pernah dilakukan. Tulis juga apabila terdapat penyakit
lain yang menyertai
6. Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)
7. Saat timbulnya gejala KIPI sehingga diketahui, berapa lama interval waktu
antara pemberian imunisasi dengan terjadinya KIPI, lama gejala KIPI.
8. Apakah terdapat gejala-gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh
9. Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI (kronologis)
10. Adakah tuntutan dari keluarga
TATA LAKSANA KASUS KIPI
1. Kompres Hangat
2. nyeri mengganggu dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali
6.UnitTerkait
7.Dokumen

36
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

PENYIMPANAN VAKSIN DAN PELARUT


IMUNISASI TINGKAT PUSKESMAS
No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017
No. Revisi :
Tanggal Ditetapkan Oleh
S : 19 Januari 2017 PimpinanPuskesmas
Terbit
Karang Mulya
Puskesmas O Halaman : 1/2
Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007

1.Pengertian Adalah suatu prosedur (tata cara) peralatan yang digunakan


dalam penyimpanan vaksin dari Kabupaten p sampai pada
sasarannya yaitu Ibu dan anak.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Penyimpanan Vaksin dan Pelarut imunisasi tingkat
Puskesmas
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Pastikan lemarii es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan
a. Lemari es pada posisi datar
langkah b. Terlindung dari sinar matahari langsung

37
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm
f. Jarak antara lemari es yang satu dengan yang lain 15-20 cm
g. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitiftasnya
a) Sensitif panas ( BCG,Campak dan Polio) dekat evaporator
b) Sensitif beku ( hepatitis B,DPT-HIB,TT,Dt,dan Td) jauh dari
evaporator
6 Pelalut disimpan pada suhu ruangan terlindung dari sinar matahari
langsung
7 Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan di
bagian atas
8 Beri jarak antara dus vaksin 1-2 cm untuksirkulasi udara
9 Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara Vaksin
10 Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang
sensitif beku
11 Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG
12 Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore termasuk hari
libur kemudian catat pada grafik suhu
13 Membuat laporan pemakaian obat dalam 1 bulan sisa stok obat dan
permintaan obat untuk bulan berikutnya
14 Obat yang telah memasuki kadaluarsa ( ED) harus dikembalikan
kegudang obat Puskesmas Bareng dicatat di kartu stok .
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

38
39

Anda mungkin juga menyukai