1
Catat vaksin tersebut dalam buku stok vaksin sebagai penerimaan ( jumlah
,jenis ,no bacch,masa kadaluarsa,kondisi VVM)
1. Unit
Terkait
2. Dokumen
Terkait
3. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
2
Halaman : 1/3
O
Puskesmas
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Karang Mulya P
1.Pengertia Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung
3
14. Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
anda .tekan penyedot dengan ibu jari tangan anda.
15. Suntikan 0,05 ml vaksin dan lepaskan .
16. Vaksin yang telah dilarutkan tidak segera digunakan maka disimpan pada
suhu 2 s d 8 C selama maksimal 3 jam
4. Unit
Terkait
5. Dokumen
Terkait
6. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
5
PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN POLIO
bOPV
STANDAR OPERASIONAL
P dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
PROSEDUR
1.Pengertian Vaksin biovalent oral polio vaccine ( bOPV ) yang mengandung virus
polio tipe 1 dan 3 Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomilit
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi POLIO bOPV agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit POLIO
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Petugas mencuci tangan
2. Sebelum vaksin dipergunakan ,periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
langkah
VVM.
3. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
4. Diberikan secara oral (melalui mulut)1 dosis adalah 2(dua) tetes sebanyak 4
kali (dosis) pemberian ,dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
5. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil
6. Pasang pipet diatas botol vaksine
6
7. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
8. Buka mulu t anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes
9. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi
10. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesan
11. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi steril
12. Rapikan Alat
13. Petugas mencui tangan
10. Unit Terkait
11. Dokumen
Terkait
12. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
7
PEMBERIAN IMUNISASI VAKSIN
CAMPAK
STANDAR OPERASIONAL
P dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
PROSEDUR
1.Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi Campak agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit Campak
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan
langkah pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut
2. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada lengan kiri atas
,pada usia 9-11 bulan . dan ulangan ( booster) pada usia 6-7 tahun ( kelas 1
SD) setelah cath-up campaign campak pada anak Sekolah Dasar Kelas 1-6.
3. Sebelum vaksin dipergunakan ,periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM
4. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum 6 jam.
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
8
No. Revisi :
Tanggal
: 19 Januari 2017
Terbit
Puskesmas S Halaman : 1/3
Ditetapkan Oleh
Karang Mulya PimpinanPuskesmas
O Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
1.Pengertian
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
pemberian Vaksinasi Campak agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit Campak
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- .
langkah
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
9
Tanggal
S : 19 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/3
Puskesmas O
Karang Mulya Ditetapkan Oleh
PimpinanPuskesmas
P Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
10
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
11
Karang Mulya
P STANDAR OPERASIONAL
dr. MARYANI
PROSEDUR NIP. 19780222201001 2 007
12
BIAS CAMPAK SD,MI KELAS 1
1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) Campak adalah kegiatan imunisasi
yang diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 1
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS
campak SD<MI Kelas 1
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
13
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Pendataan sasaran Bias Campak pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1
2. Pengambilan Vaksin Ke Dinas Kesehatan sesuai permintaan sasaran
langkah 3. Membuat koordinasi dengan bidan desa dan perawat sebagai pelaksana
imunisasi
4. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi campak
5. Membuat koordinasi dengan SD MI tentang pelaksanaan Bias Campak
dengan surat pemberitahuan dan jadwal pelaksanaan
6. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistik sesuai jadwal
7. Perawat dan bidan melaksanakan imunisasi Bias campak sesuai surat
tugas dari Pimpinan
8. Petugas melakukan skerining sasaran yang sehat dan sakit
9. Melakukan imunisasi bias campak sesuai SOP imunisasi subkutan
10. Melakukan observasi KIPI sesuai SOP penanganan KIPI
11. Koordinasi dengan SD MI bagi sasaran yang tidak mengikuti imunisasi
karena sakit, tidak masuk
12. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
14
BIAS Dt SD,MI KELAS 1
1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) Dt adalah kegiatan imunisasi yang
diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 1
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS Dt
SD,MI Kelas 1
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Pendataan sasaran Bias pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1
2. Pengambilan Vaksin Ke Dinas Kesehatan sesuai permintaan sasaran
langkah 3. Membuat koordinasi dengan bidan desa dan perawat sebagai pelaksana
imunisasi
4. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi Dt
5. Membuat koordinasi dengan SD MI tentang pelaksanaan Bias Dt dengan
surat pemberitahuan dan jadwal pelaksanaan
6. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistik sesuai jadwal
7. Perawat dan bidan melaksanakan imunisasi Bias Dt sesuai surat tugas dari
Pimpinan
8. Petugas melakukan skerining sasaran yang sehat dan sakit
9. Melakukan imunisasi bias Dt sesuai SOP imunisasi intramuskular
15
10. Melakukan observasi KIPI sesuai SOP penanganan KIPI
11. Koordinasi dengan SD MI bagi sasaran yang tidak mengikuti imunisasi
karena sakit, tidak masuk
12. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
16
BIAS Td SD,MI KELAS 2 DAN 3
1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) Td adalah kegiatan imunisasi yang
diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 2 dan 3
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS Td
SD,MI Kelas 2 dan 3
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Pendataan sasaran Bias pada Anak Sekolah Dasar Kelas 2 dan 3
2. Pengambilan Vaksin Ke Dinas Kesehatan sesuai permintaan sasaran
langkah 3. Membuat koordinasi dengan bidan desa dan perawat sebagai pelaksana
imunisasi
4. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi Td
5. Membuat koordinasi dengan SD MI tentang pelaksanaan Bias Td dengan
surat pemberitahuan dan jadwal pelaksanaan
6. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistik sesuai jadwal
7. Perawat dan bidan melaksanakan imunisasi Bias Td sesuai surat tugas
dari Pimpinan
8. Petugas melakukan skerining sasaran yang sehat dan sakit
9. Melakukan imunisasi bias Td sesuai SOP imunisasi intramuskular
10. Melakukan observasi KIPI sesuai SOP penanganan KIPI
11. Koordinasi dengan SD MI bagi sasaran yang tidak mengikuti imunisasi
karena sakit, tidak masuk
12. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
17
Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
18
Karang Mulya
P STANDAR OPERASIONAL
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
PROSEDUR
1.Pengertian Bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) adalah kegiatan imunisasi yang
diberikan kepada anak Sekolah Dasar Kelas 1, 2 dan 3
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk BIAS
SD,MI Kelas 1.2 dan 3
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman 24
5.Langkah- 1. Kepala Puskesmas memberi wewenang kepada petugas koordinator imunisasi
9. Perawat melaksanakan imunisasi Bias Td atau Dt sesuai Surat tugas dari pimpinan
13.Koordinasi dengan SD,MI bagi sasran yang tidak mendapat imunisasi karena sakit
atau absen
6.UnitTerkait
7.Dokumen
19
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
20
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Pemberian Imunisasi Vaksin HBO
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
21
PEMBERIAN PELAYANAN IMUNISASI
1.Pengertian Suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit ,sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan .
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Pemberian Pelayanan Imunisasi
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1) Vaksin Carrier
22
langkah 2) Cool Pack/Kotak dingin cair
5) Safety Box
7) Kapas
9) Alat tulis
23
- Kondisi C : Vaksin jangan digunakan
- Kondisi D : Vaksin jangan digunakan
) Pemantau suhu panas denganVV
Lakukan pemusnahan
24
cukup luas, terang, tenang, dll
Jika di dalam ruangan maka harus cukup terang dan cukup ventilasi.
Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, pilihlah tempat yang teduh
Petugas kesehatan merencanakan tata letak ruang kerja imunisasi:
disediakan satu meja terpisah untuk imunisasi dan satu meja lagi untuk memeriksa kesehatan
jika ini terjadi bersamaan dengan vaksinasi
Setiap vaksinator harus memiliki kit KIPI (Adrenalin, alat suntik 1cc, Infus set, abbocath/wing
needle, tensimeter, Nacl/RL)
Petugas kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan pelayanan imunisasi
jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi diatur sehingga tidak penuh
sesak;
Segala sesuatu yang diperlukan (safety box, kit KIPI, dll) berada dalam
jangkauan atau dekat dengan meja imunisasi anda.
25
.1. Skrining
Apakah anak anda pernah menerima produk darah dalam tahun terakhir ?
Jika tidak memiliki kartu TT, tanyakan apakah pernah mendapatkan imunisasi TT di masa lalu:
Jika TIDAK: berikan dosis pertama TT dan anjurkan kembali sesuai dengan jadual pemberian
TT
Jika YA: berapa banyak dosis yang telah diterima sebelumnya dan berikan dosis berikutnya
secara berurutan.
Jika ia tidak bisa mengingat/ tidak tahu, sebaiknya berikan dosis kedua dan anjurkan untuk
datang lagi untuk menerima dosis berikutnya.
26
5) Amati botol pelarut, dan pastikan tidak retak
6) Baca label pelarut, pastikan jenis dan produsennya sama dengan vaksin
7) Jika terjadi luka pada saat membuka botol atau melarutkan, buang botol tersebut
Sedot cairan pelarut dengan menggunakan semprit pencampur
9) Gunakan semprit pencampur sekali pakai
10) Melarutkan vaksin
- Sedot cairan pelarut, lalu suntikkan pelan2 ke dalam vial
vaksin dengan menggunakan ADS. Ulangi beberapa kali
- Buang ADS pencampung ke dalam safety box
11) Selama pelayanan, vaksin yang sudah dilarutkan ditempatkan di atas bantalan busa vaksin carier
BCG
Ambil gergaji ampul yang telah tersedia dalam paket vaksin dan goreskan dengan keras pada sekeliling
ampul.
Pegang bagian atas ampul dengan sebungkus plastic/kain yang bersih.
Kemudian patahkan pada bagian yang telah digoreskan (digergaji).
Jika terjadi kesalahan saat mematahkan ampul, musnahkan ampul yang kemungkinan isinya telah
terkontaminasi, lindungi bagian yang akan dipatahkan sebelum membuka ampul yang baru.
Menarik Caitan ke syringe
- Gunakan ADS yang baru untuk mengencerkan.
- Masukkan jarum ke dalam ampul, tarik piston untuk menyedot semua pengencer
Melarutkan vaksin
Tarik pelan-pelan pelarut masuk ke dalam semprit dan suntikkan ke dalam botol atau ampul vaksin.
Lalu dikocok sehingga campuran menjadi homogen. Masukkan semprit dan jarum pencampur ke dalam
safety box setelah digunakan.
- Semprit dan jarum yang sudah digunakan masukkan ke dalam safety box
Pelarut harus didinginkan sebelum dicampur dengan vaksin, minimal 12 jam dalam lemari
es
Anda harus membuang vaksin yang telah dicampur dengan pelarut setelah tiga jam
(untuk vaksin BCG) atau setelah 6 jam (untuk vaksin Campak) atau pada akhir
pelayanan imunisasi
Menyimpan vaksin yang telah dicampur dengan pelarut di atas bantalan busa
yang ada di dalam thermos (vaccine carrier).
Menggunakan alat suntik ADS (Autodisable Syringe)
Adalah alat suntik yang setelah satu kali digunakan secara otomatis menjadi rusak dan tidak dapat
digunakan lagi
Tata cara penggunaan ADS
27
Bersihkan daerah penyuntikan dengan kapas basah
Pegang tabung (barrel) semprit antara ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Jangan
menyentuh jarum. Alat penyedot (plunger) bisa bergerak maju mundur hanya sekali
Gunakan ibu jari untuk menekan alat penyedot tanpa memutar-mutar semprit.
Tarik jarum dengan cepat dan hati-hati (lebih sakit jika menarik dengan pelan).
Kotak pengaman harus ditutup dan disimpan di tempat yang aman sampai dimusnahkan
28
. Tindak Lanjut Drop Out
Sistem untuk Menindak Lanjuti drop out:
Dua sistem untuk menindaklanjuti drop out yang bisa digunakan dengan mudah:
Menggunakan buku register imunisasi
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
29
Perawatan rantai vaksin
30
MINGGUAN
1. Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghidari karat (korosif)
2. Periksa steker listrik pada stop kontak, upayakan jangan kendor.
BULANAN
1. Bersihkan bagian luar dan dalam lemari es.
2. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatanya dengan selembar
kertas bila perlu beri bedak atau talek.
3. Periksa engsel pintu Lemari es, bila perlu beri pelumas.
4. Pencairan bunga es
5. Jangan menggunakan benda tajam untuk mencongkel bunga es di
evaporator
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
31
Pekan Imunisasi Nasional ( PIN )
1.Pengertian Pin adalah pemberian imunisasi tambahan kepada bayi dan balita tanpa
memandang status imunisasi sebelumnya
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional ( PIN )
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Puskesmas menyusun rencana kerja yang lebih rinci , tempat dan
waktu
langkah
2. Menyusun jadwal pelaksanaan
32
9. Pengelola limbah medis mencakup limbah jarum suntik dan sisa
pelaksanaan imunisasi ( vaksin dan tutup ampul pelarut dan
kapas)
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
33
SURVEILEN KIPI
34
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENANGANAN KIPI
35
No. Dokumen : 445/001/SOP-/KM./2017
No. Revisi :
Tanggal
: 19 Januari 2017
S Terbit
Puskesmas Halaman : 1/2 Ditetapkan Oleh
PimpinanPuskesmas
Karang Mulya O Karang Mulya
STANDAR OPERASIONAL
P
PROSEDUR
dr. MARYANI
NIP. 19780222201001 2 007
1.Pengertian KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) adalah semua kejadian sakit dan
kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. Pada
kejadian tertentu pengamatan KIPI dapat mencapai 42 hari atau sampai 6
bulan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
Penanganan KIPI
3.Kebijakan .
4.Referensi Modul Pelatihan imunisasi Bagi petugas PuskesmasDitjen PP dan PL
kemenkes RI halaman
5.Langkah- 1. Identitas : nama anak, tanggal dan tahun lahir (umur), jenis kelamin nama
36
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
37
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm
f. Jarak antara lemari es yang satu dengan yang lain 15-20 cm
g. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitiftasnya
a) Sensitif panas ( BCG,Campak dan Polio) dekat evaporator
b) Sensitif beku ( hepatitis B,DPT-HIB,TT,Dt,dan Td) jauh dari
evaporator
6 Pelalut disimpan pada suhu ruangan terlindung dari sinar matahari
langsung
7 Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan di
bagian atas
8 Beri jarak antara dus vaksin 1-2 cm untuksirkulasi udara
9 Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara Vaksin
10 Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang
sensitif beku
11 Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG
12 Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore termasuk hari
libur kemudian catat pada grafik suhu
13 Membuat laporan pemakaian obat dalam 1 bulan sisa stok obat dan
permintaan obat untuk bulan berikutnya
14 Obat yang telah memasuki kadaluarsa ( ED) harus dikembalikan
kegudang obat Puskesmas Bareng dicatat di kartu stok .
6.UnitTerkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
38
39