Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM KOROSI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016

MODUL : Anodisasi Alumunium

PEMBIMBING : Ir. Yunus Tonapa Sarungu, MT.

Praktikum : 06 Januari 2016


Penyerahan : 13 Januari 2016
(Laporan)

Oleh :

Kelompok : II (Dua)

Nama : 1. Annisa Novita Nurisma 131424005

2. Caesaria Rizky Kinanti 131424007

3. Diah Nurul Sayekti 131424008

Kelas : 3 TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anodisasi adalah suatu proses pembentukan lapisan tipis (film) oksida pada
permukaan benda kerja dengan metode elektrolisis. Proses anodisasi merupakan kebalikan
dari proses elektro plating, karena prosesnya terjadi di anoda, sedangkan proses
electroplating terjadi di katoda. Oleh karena itu, proses anodisasi yang terbentuk dapat
melindungi proses korosi pada logam alumuniun. Produk proses anodisasi mempunyai
peranan yang penting dalam industry manufaktur, seperti industry pesawat terbang, industry
mesin, dan masih banyak bagi industry yang memanfaatkan hasil proses anodisasi.
Berdasarkan hal inilah, maka praktikum anodisasi untuk logam aluminium menjadi penting.

1.2. Tujuan Percobaan


Menjelaskan prinsip proses anodisasi
Membuat diagram tahap proses anodisasi
Menjelaskan gejala yang terjadi selama proses anodisasi baik di anoda maupun di katoda
Menyimpulkan hasil proses anodisasi Al berdasarkan percobaan yag telah dilakukan

BAB II
LANDASAN TEORI
Anodisasi adalah proses pembentukan lapisan tipis (film) oksidasi pada permukaan benda
kerja dengan metode elektrolisis. Lapisan ini memberikan perlindungan terhadap logam
aluminium dari reaksi korosi. Proses anodisasi ini merupakan benda kerja (aluminium sebagai
benda kerja) ditempatkan sebagai anoda dan elektro lain (katoda) adalah logam Al, Pb atau
elektroda inert. Produk proses anodisasi ini mempunyai peranan yang penting dalam industry
manufaktur, seperti industry pesawat terbang, industry mesin, dan masih banyak bagi industry
yang memanfaatkan hasil proses anodisasi.
Mekanisme pembentukan lapisan oksida di permukaan benda kerja belum diketahui
dengan pasti, tetapi reaksi oksidasi alumunium adalah sebagai berikut :
4Al + 3O2 Al2O3
Kemungkinana tahapan proses anodisasi untuk pembuatan oksida adalah sebagai berikut:
Tahap reaksi oksidasi elektrolitik yang mengubah logam aluminium menjadi ion
Tahap reaksi ion dengan oksigen yang dibawah dalam bentuk ino (OH - atau O2)
pada antar muka sehingga membentuk aluminium oksida yang menempel pada
permukaan anoda.
Tahapan terakhir merupakan periatiwa pelarutan kembali sebagai oksida tersebut
oleh asam sehingga membentuk lapisan akhir yang terlapisi
Secara skematis tahapan proses di ata dapat dijabarkan sebagai berikut :
Al Al 3+ Al2O3 Lapisan Al2O3 akhir
Reaksi skematis tahapan proses di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :
H2SO4 2H+ + SO42-
Pada katoda (Pb, Al, Anoda tak larut ) :
2H+ + 2e H2 Eo = 0,0 Volt
2H2O + 2e + O2 4OH- Eo = 0,4 Volt
Pada anoda Al
2H2O O2 + 4e + 4H+
Al Al3+ + 3e Eo = 1.66 Volt
Reaksi penentuan oksida :
2Al3+ + 3OH- Al2O3 + 3H+ Go = -33,985 kkal
Reaksi total
2Al + O2 + H2O Al2O3 + H2 Go = -320,080 kkal
Ho = -260,536 kkal
Proses anodisasi aluminium digunakan elektrolit yang melarutkan oksida logam,
maka akan terbentuk suatu lapisan oksida yang hamper tidak berpori dan sangat tipis. Lapisan
oksida semacam ini disebut lapisan penghalang arus. Apabila lapisan penghalang ini terbentuk,
maka lapisan ini akan semakin menebal dan mengakibatkan aliran arus listrik terbentuk, tetapi
bila lapisan oksida banyak porinya, ketebalan hanya beberapa perpuluhan micrometer, yaitu
dapat mencapai 0,17 mm.
Kerapatan porositas bervariasi bergantung pada kondisi anodisasi, tetapi terbesar
mempunyai jarak 6 80. 109 pori/cm2, diameter pori sekitar 100-300 Ao. Komposisi film
terutama adalah Al2O3, meskipun setelah sealing dalam air mendidih komposisinya menjadi 70%
Al2O3, 17% H2O dan 13% sisa anodisasi seperti sulfat atau kromat. Untuk proteksi, ketebalan
film dibutuhkan 5-25 um.
Larutan elektrolit untuk proses anodisasi dapat menggunakan larutan berikut ini :
Larutan kromat (banyak dipakai untuk menganodisai alat pesawat terbang dan
lapisan oksidanya lebih tahan korosi dibandingkan dengan proses asam sulfat).
Larutan kromat sulfat : CrO3 (50,25 100,50 gpl), NaCl (0,20 gpl), asam sulfat
(0,50 gpl). Kondisi operasi : T (35o C), rapat arus (0,1 0,54 A/dm2), t (30 menit),
V (40 volt)
Larutan asam kromat : CrO3 (100 gpl). Kondisi operasi : T (35 o C), rapat arus (0,1
1,8 A/dm2), t (30 menit), V (40 volt), agitasi (udara)
Larutan asam sulfat : asam sulfat (15-18%). Kondisi operasi : T (20-28 o C), rapat
arus (1,2 1,4 A/dm2), t (10-30 menit), V (14-24 volt), agitasi (udara). Produk
oksidanya lebih transparan dank keras.
Asam Fosfat : asam orthopospat (108,7 gpl), kondisi proses : T (20-28 o C), rapat
arus (1,2 1,5 A/dm2), t (10-40 menit).

Pengerasan lapisan oksida


Lapisan oksida yang terbentuk di permukaan logam aluminium dapat dilakukan
pengerasan dengan metoda berikut ini.
Pengerasan lapisan oksida pada aluminium yang telah mengalami proses anodisasi
dilakukan air panas. Aluminium oksida akan bereaksi dengan air membentuk bochmat
Pengerasan lapisan oksida dapat juga dilakukan dengan uap air panas. Dengan
cara ini terbentuk selaput bochmat pada lapisan oksidanya. Cara pengerasan
lapisan oksida dengan menggunakan uap air panas dapat menghindari terlarutnya
kembali sebagai zat pewarna
Pengerasan lapisan oksida dapat juga dilakukan dengan larutan elektrolit seperti
natrium asetat, bikromat, silikat dan sebagainya
Pengerasan hasil proses anodisasi bertujuan untuk dekoratif, sehingga permukaan logam
menjadi lebih indah dan menarik. Zat waran dapat diserap dan tidak mudah hilang akibat sinar
matahari. Zat warna yang digunakan dapat berupa zat warna organic maupun anorganik.
Setelah proses anodisasi dan dicuci dengan air, lapisan oksidasi pada permukaan
aluminium dapat diberi warna dengan mencelupkan ke dalam larutan zat warna
organic pada temperature 65oC. Pelarut zat warna ini tidak harus air tetapi dapat
juga pelarut organic seperti alcohol, benzene dst. Kadar zat warna dan pH larutan
disesuaikan dengan jenis zat yang diinginkan.
Beberapa zat warna anorganik dapat dierap ke dalam pori-pori oleh larutan
lainnya. Karena itu ada dua tahap dalam proses pewarna ini
Tahap 1 : menyerapkan zat warna anorganik dala pori-pori lapisan oksida
Tahap 2 :mengendapkan zat anorganik dalam pori-pori dengan larutan
pengendapan.
Pewarnaan dapat juga dilakukan dengan menggunakan garam logam. Garam-
garam ini diserapkan ke dalam pori-pori lapisan oksida. Logam garam tersebut
diendapkan secara elektrolit. Logam aluminium yang dikerjakan secara ini akan
lebih tahan terhadap panas dan keadaan cuaca.

BAB III
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Gelas kimia 200 ml 3 buah
Penyearah arus
Avometer
Bak atau tangki tempat larutan elektrolit
Anoda (Al atau Pb)
Benda kerja
Pengering atau hair dryer
Larutan NaOH 50 gpl
Larutan HNO3 10 gpl
Larutan asam sulfat 15-18 %
Alkohol/aseton
Kertas abrasive dari yang kasar sampai halus (grid 240 s/d 1000)

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1. Tahap persiapan logam dan pembuatan larutan
Persiapan benda kerja
1. Bersihkan benda kerja dari kotoean dengan cara mengampelas benda kerja
dengan 320 grit sampai 100 grit.
2. Tentukan luas permukaan benda kerja (0,25 dm2) yang akan dilapisi.
3. Bersihkan benda kerja dari lemak dengan mencelupkan dalam larutan
detergent 10 menit.
4. Bilas benda kerja dengan air mengalir.

Persiapan pembuatan larutan

1. Membuat larutan NaOH 50 g//l, larutan HNO 3 100 g/l, dan larutan proses
asam sulfat 16% sebanyak 500 ml dalam gelas kimia.
2. Masukkan benda kerja dalam larutan 50gpl NaOH pada temperatur 40C
selama 5 menit.
3. Bilas benda kerja dalam larutan 100 gpl HNO 3 selama 5 menit pada
temperatur kamar.
4. Bilas benda kerja dengan air dan keringkan denga hair dryer.
5. Timbang benda kerja dengan necaca analitis (A gram)
3.2.2 Tahapan proses anodisasi
1. Tentukan rapat arud pada waktu proses anodisasi (sesuai petunjuk
pembimbing) atau1-3 A/dm3.
2. Catat temperatur dan tegangan pada periode waktu tertentu (misal 2 menit)
selama proses modisasi pada rapat arus tetap.
3. Bilas benda kerja dengan air pada pH 2-3 pada temperatur kamar, kemudian
bilas lajur dengan air pada temperatur kamar dan keringkan.
4. Timbang benda kerja yang telah dilapisi (B gram)
3.2.3 Tahap pewarnaan dan sealing
1. Setelah proses anodisasi selesai, benda kerja dibilas dengan air pada pH 2-3
pada temperatur kamar, kemudian dibilas lagi dengan air, benda kerja langsung
dicelupkan dalam zat warna yang disediakan pada temperatur 50 C selama 5
menit.
2. Bilas benda kerja dengan air, kemudian dilakukan proses sealing dengan
mencelupkan benda kerja dalam air mendidih selama 15 menit (pH 5,5-6,5).

3.3 Diagram Proses


Secara sederhana proses anodisasi dapat ditunjukan seperti diagram pada Gambar 1.
Pencucian lemak (Degreasing)

Pembilasan (Rinsing)

Pengetsaan (Etching) (asam alkali)

Pembilasan (Rinsing)

Brightener Dip (Pembilasan secara kimia)

Pembilasan

Proses anodisasi

Pembilasan

Pewarnaan

Sealing

Pengemasan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
4.1.1. RUN 1
Luas Permukaan logam : 0.328 dm2
Arus yang digunakan :1A
Berat awal logam : 3.67 gram
Berat akhir setelah anodisasi : 3.60 gram
Waktu T (oC) E (volt) Gejala Yang Terjadi
(menit)
0 30 4.11 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
2 30 4.11 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
4 30 4.07 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
6 30 4.09 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
8 31 4.11 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
10 31 8.69 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
12 31.5 8.71 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
14 31.5 8.73 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
16 31.5 8.73 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
18 32 8.73 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
20 32 8.73 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
22 32 8.73 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
25 32 8.72 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2

4.1.2. RUN 2
Luas Permukaan logam : 0.3034 dm2
Arus yang digunakan :1A
Berat awal logam : 2.15 gram
Berat akhir setelah anodisasi : 2.05 gram
Waktu E (volt) Gejala Yang Terjadi
(menit)
2 12.87 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
4 12.88 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
6 12.89 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
8 12.87 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
10 12.94 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
12 12.86 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
14 4.10 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2
15 4.16 Terbentuk banyak gelembung dan gas H2

Pengamatan Proses Tanpa Sealing


No. Proses Gambar Keterangan

Larutan NaOH menjadi


berwarna hitam dan terbentuk
1 Degreasing
gas H2 saat logam Al
dimasukkan ke dalam larutan.

2 Desmuting Larutan HNO3 tidak berwarna,


logam yang semula berwarna
hitam berubah menjadi
berwarna abu kembali seperti
kondisi awal.

Logam Al berwarna abu


3 Rinsing sebelum dan setelah dibilas
dengan air.

Kondisi setelah Logam alumunium berwarna


4
logam dibersihkan abu-abu mengkilat

Pada proses anodisasi


diberikan arus sebesar 1 A,
pada elektroda dan logam
terbentuk gelembung-
5 Anodisasi
gelembung gas. Arus positif
dialirkan pada benda kerja
sedangkan arus negatif
dialirkan pada elektroda
6 Pembilasan Air bilasan tidak berwarna
setelah dan sebelum logam
dimasukkan

Larutan pewarna berwarna


biru gelap. Logam yang
7 Pewarnaan
dimasukkan kedalam pewarna
menjadi berwarna biru.

8 Hasil pewarnaan Logam menjadi berwarna biru

4.2. Pembahasan
Proses anodisasi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi proses selama proses anodisasi
baik di anoda maupun di katoda. Logam yang digunakan adalah logam Alumunium dan
elektroda yang digunakan juga adalah logam Alumunium dimana benda kerja bertindak sebagai
anoda dan elektrodanya bertindak sebagai katoda, dan larutan elektrolit yang digunakan adalah
larutan asam sulfat.
Proses anodisasi ini adalah proses pembentukan lapisan tipis (film) oksida pada
permukaan benda kerja dengan menggunakan elektrolisis. Lapisan ini memberikan perlindungan
terhadap logam aluminium dari reaksi korosi, larutan yang digunakan untuk mengelektrolisis
pada proses ini adalah H2SO4, karena H2SO4 ini akan terurai sehingga H+ bebas yang berada di
kutub positif akan ditarik ke permukaan elektroda Al yang dihubungkan di kutub negative.
Tahap awal adalah tahap persiapan benda kerja yaitu proses degreasing dan etching. Proses
degreasing adalah mencelupkan logam Al ke dalam larutan NaOH yang bertujuan untuk
menghilangkan lemak di permukaan logam Al. Saat dicelupkan ke dalam larutan NaOH terdapat
gelembung-gelembung yang merupakan gelembung gas H2 yang menandakan terjadinya proses
oksidasi logam Al oleh NaOH sehingga lemak pada permukaan logam Al terbilas/ hilang. Setelah
dicelupkan di dalam larutan NaOH kemudian dilakukan proses rinsing, yaitu proses pembilasan
logam Al dari NaOH sebelum dilakukan proses selanjutnya. Tahap kedua dari persiapan benda
kerja adalah proses etching dimana pada proses ini pori-pori benda kerja dibuat agar menjadi
terbuka agar proses anodisasi dan pewarnaan lebih optimal. Larutan yang digunakan pada proses
etching adalah larutan HNO3.
Saat awal proses terjadi terdapat gelembung-gelembung undara yang kelur, ini
dikarnakan anoda mengalami reksi oksidasi air sehingga akan membentuk gas oksigen. Electron-
elektron dari benda kerja akan menempel di permukaan logam Al. Reaksinya adalah :
Anoda (Al): 2H2O O2 + 4e + 4H+ (oksidasi air)
Al Al3+ + 3e
Katoda (Al): 2H+ + 2e H2
2H2O + 2e + O2 4OH- (reduksi air)
Ion Al sebagai benda kerja akan bereaksi dengan ion OH- dari hasil reaksi di katoda yang
akan membentuk lapisan oksida, dengan reksinya adalah :
2Al3+ + 3OH- Al2O3 + 3H+
Pada saat tahap ini terjadi pembentukan gelembung-gelembung gas di anoda maupun
katoda, dari reaksi di atas dapat diketahui bahwa pada anoda menghasilkan gas O 2 sedangkan
pada katoda dihasilkan gas H2. Berdasarkan hasil di atas juga dapat diketahui reaksi pelapisan
secara anodisasi menhasilkan lapisan Al2O3 pada permukaan benda kerja.
Tahap pewarnaan bertujuan untuk memperindah tampilan dari benda kerja, selain itu
dalam hal praktikum ini pewarnaan juga dapat memperlihatkan bagian logam yang mengalami
anodisasi karena logam yang tidak tercelup ke dalam larutan-larutan yang mendukung dalam
proses anodisasi ini tidak berubah warnanya atau dalam kata lain logam tidak terlapisi dengan zat
pewarna. Prose pewarnaan dilakukan selama 15-30 menit

Anda mungkin juga menyukai