Anda di halaman 1dari 34

LAMPIRAN : KEPUTUSAN BPK RI

NOMOR :
TANGGAL :

PEDOMAN
PEMERIKSAAN ATAS
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


2016
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang . 1

B Tujuan . 2

C Lingkup . 2

D Pengguna . 2

E Dasar Hukum Penyusunan Pedoman . 2

F Sistematika Penulisan . 3

BAB II BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK SERTA PENGELOLAANNYA

A Pengantar . 4

B Ketentuan Terkait Banparpol Serta Pengelolaannya . 4

C Bisnis Proses Banparpol Serta Pengelolaannya . 5

BAB III PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANPARPOL

A Pengantar . 8

B Pemeriksaan Atas LPJ Banparpol . 9

BAB IV PENUTUP

A Pemberlakuan Pedoman . 14

B Pemuktahiran Pedoman . 14

C Pemantauan Pedoman . 14

GLOSARIUM

LAMPIRAN

i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 2. 1 Contoh pengeluaran yang diperbolehkan menggunakan banparpol

Lampiran 2. 2 Format laporan pertanggungjawaban banparpol

Lampiran 2. 3 Format surat pernyataan tanggung jawab

Lampiran 3. 1 Contoh LHP atas LPJ Banparpol

Lampiran 3.2 Format Berita Acara Serah Terima

Lampiran 3.3 Suplemen

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Alir Mekanisme Pengajuan Sampai Dengan Pertanggungjawaban


Bantuan Keuangan Partai Politik

Gambar 2 Bagan Alir Proses Pemeriksaan Atas LPJ Bantuan Keuangan Partai Politik

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

01. Partai politik (parpol) merupakan pilar penting dalam Parpol Sebagai Pilar
konsolidasi demokrasi karena memainkan peran Demokrasi
representasi dan sekaligus penghubung antara
pemerintah dengan warga negara. Secara umum, parpol
memiliki fungsi sebagai (a) sarana komunikasi politik,
(b) sosialisasi politik, (c) sarana rekruitmen politik, dan
(d) pengatur konflik1.

02. Untuk mengemban fungsi tersebut, parpol membutuhkan Sumber Keuangan Parpol
dukungan biaya yang cukup besar. Berdasarkan ketentuan
yang ada sumber keuangan partai politik yaitu iuran
anggota, sumbangan yang sah menurut hukum, serta
bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan Belanja
Negara/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBN/APBD).

03. Bantuan keuangan kepada parpol yang bersumber dari Bantuan Keuangan Kepada
APBN/APBD diberikan setiap tahun anggaran kepada Parpol
parpol yang memiliki kursi di Dewan Perwakilan
Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD)
dimana jumlah bantuan dihitung secara proporsional
berdasarkan perolehan suara masing-masing parpol.

04. Sehubungan dengan penerimaan bantuan keuangan Kewajiban Parpol atas


tersebut, parpol wajib menyampaikan laporan Bantuan Keuangan yang
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran Diterima
bantuan keuangan dari APBN/APBD kepada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) secara berkala satu tahun
sekali untuk diaudit.

05. Menindaklanjuti hal tersebut, BPK telah menetapkan Peraturan BPK Terkait
Peraturan BPK No. 2 Tahun 2015 tentang Pemeriksaan Banparpol
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bantuan Keuangan
Partai Politik (Banparpol). Peraturan tersebut
mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan
atas LPJ partai politik. Lebih lanjut, Pasal 17 menyatakan
bahwa Tata Cara Pemeriksaan LPJ Atas Banparpol diatur

1
Miriam Budiardjo, Pengantar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 2000

1|Halaman
dengan Keputusan BPK.

B. Tujuan

06. Tujuan pedoman pemeriksaan ini antara lain: Tujuan Pedoman

a. memberikan acuan bagi pemeriksa untuk


melaksanakan pemeriksaan atas LPJ banparpol.
b. meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemeriksaan.

C. Lingkup

07. Pedoman ini mengatur mengenai pemeriksaan atas LPJ Lingkup Pedoman
banparpol mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan pemeriksaan.

08. Banparpol yang dimaksud dalam pedoman ini adalah


bantuan keuangan yang diterima parpol dan bersumber
dari APBN/APBD. LPJ banparpol yang dimaksud dalam
pedoman ini sama dengan laporan pertanggungjawaban
penerimaan dan pengeluaran bantuan keuangan dari
APBN/APBD sesuai ketentuan yang berlaku.

D. Pengguna

09. Pedoman pemeriksaan ini ditujukan untuk pelaksana BPK. Pengguna Pedoman

E. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman

10. Dasar hukum penyusunan pedoman adalah sebagai Dasar Hukum Penyusunan
berikut: Pedoman

a. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara
b. UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
c. UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009
tentang Bantuan Keuangan Partai Politik dan
Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

2|Halaman
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan
Partai Politik
e. Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
f. Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Pemeriksaan Laporan Pertanggungjawaban
Bantuan Keuangan Partai Politik
g. Keputusan BPK No. 5/K/I-XIII.2/10/2015 tentang
Pedoman Manajemen Pemeriksaan
h. Permendagri Nomor 77 Tahun 2014 tentang
Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran
dalam APBD, dan Tertib Administrasi Pengajuan,
Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban
Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik.

F. Sistematika Penulisan

11. Pedoman ini menjelaskan secara umum mengenai konsep Sistematika Penulisan
banparpol dan pengelolaannya serta tata cara
pelaksanaan pemeriksaan atas LPJ banparpol.
Pedoman disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Bantuan Keuangan Partai Politik serta


Pengelolaannya

Bab III : Pemeriksaan Atas LPJ Banparpol

Bab IV : Penutup

Glosarium

Lampiran

3|Halaman
BAB II
BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK SERTA PENGELOLAANNYA

A. Pengantar

01. Banparpol yang dimaksud di pedoman ini adalah bantuan Definisi Banparpol
keuangan yang bersumber dari APBN/APBD yang diberikan
secara proporsional kepada parpol yang mendapatkan kursi di
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota yang penghitungannya didasarkan atas
jumlah perolehan suara, dengan prioritas penggunaan untuk
pendidikan politik bagi anggota parpol dan masyarakat.

02. Penggunaan banparpol dan proporsinya sesuai dengan Penggunaan Banparpol


ketentuan yang berlaku. Berdasarkan peraturan yang berlaku
pada saat pedoman ini disusun, banparpol digunakan untuk
pendidikan politik dan operasional sekretariat. Proporsi
penggunaan pendidikan politik bagi anggota parpol dan
masyarakat minimal 60%, sisanya untuk operasional
sekretariat parpol. Contoh pengeluaran yang diperbolehkan
dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

03. Instansi Pemerintah Pusat/Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola Banparpol


(SKPD) yang memiliki tugas dan fungsi mengelola bantuan
keuangan partai politik, selanjutnya disebut Pengelola
Banparpol, merupakan salah satu Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)/Pengguna Anggaran (PA) di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri)/pemerintah daerah (pemda).

04. Sesuai ketentuan yang berlaku, pengelola banparpol harus Tanggung Jawab Pengelola
bertanggung jawab secara material atas kebenaran Banparpol
pertanggungjawaban penggunaan banparpol, antara lain
dengan menguji kebenaran material dan meneliti kebenaran
dokumen yang menjadi bukti pengeluaran. Untuk itu,
pengelola banparpol harus memiliki pengendalian internal
yang memadai.

B. Ketentuan Terkait Banparpol Serta Pengelolaannya

05. Beberapa peraturan yang memuat ketentuan terkait Peraturan Terkait


banparpol adalah sebagai berikut: Banparpol serta
Pengelolaannya
a. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
4|Halaman
Negara
b. UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 2 Tahun
2011
c. PP Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan
Kepada Partai Politik sebagaimana telah diubah
dengan PP Nomor 83 Tahun 2012
d. Permendagri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman
Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam APBD,
dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan
Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan
Keuangan Partai Politik
e. Ketentuan lain terkait banparpol serta
pengelolaannya.

C. Bisnis Proses Banparpol Serta Pengelolaannya

06. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, mekanisme banparpol Bisnis Proses Berdasarkan
serta pengelolaannya mencakup penghitungan, Peraturan yang Berlaku
penganggaran, pengajuan, verifikasi kelengkapan
administrasi, penyaluran, penggunaan, dan
pertanggungjawaban banparpol. Bagan alir mekanisme
pengajuan sampai dengan pertanggungjawaban banparpol
serta pengelolaannya dapat dilihat pada Gambar 1.

5|Halaman
Gambar 1. Bagan Alir Mekanisme Pengajuan Sampai Dengan Pertanggungjawaban Banparpol

Disarikan dari Permendagri Nomor 77 Tahun 2014

07. Berdasarkan mekanisme diatas diketahui bahwa setelah LPJ Banparpol


menerima penyaluran banparpol parpol menyusun LPJ. LPJ
tersebut berisi penerimaan dan pengeluaran keuangan yang
bersumber dari dana bantuan APBN/APBD, yang selanjutnya
disebut LPJ Banparpol.

6|Halaman
08. LPJ banparpol terdiri dari: Isi LPJ Banparpol

a. Rekapitulasi realisasi penerimaan dan belanja banparpol


b. Rincian realisasi belanja dana banparpol perkegiatan.
Format LPJ banparpol pada Lampiran 2.2.

09. LPJ tersebut dilampiri dengan dokumen bukti pendukung yang Surat Pernyataan
lengkap dan sah serta surat pernyataan tanggung jawab Tanggung Jawab
(Representation Letter, yang ditandatangani Ketua
DPP/DPD/DPC).

10. Representation Letter antara lain berisi bahwa:


a. parpol telah menyediakan semua data dan informasi yang
diperlukan kepada BPK
b. pernyataan dari Ketua DPP/DPD/DPC bahwa tidak ada
pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang
dampaknya perlu diungkapkan dalam LPJ
c. pernyataan dari Ketua DPP/DPD/DPC bahwa tidak ada
kecurangan material (kesalahan disengaja, penghilangan
jumlah atau pengungkapan dalam LPJ dan
penyalahgunaan dana banparpol yang dapat berdampak
terhadap LPJ).
Format surat pernyataan tanggung jawab dapat dilihat pada
Lampiran 2.3.

11. DPP/DPD/DPC wajib menyampaikan LPJ banparpol secara berkala Penyampaian LPJ
satu tahun sekali kepada Pemerintah melalui Menteri Dalam Banparpol
Negeri/Gubernur/Bupati/Walikota dan BPK sesuai
kewenangannya.

7|Halaman
BAB III
PEMERIKSAAN ATAS
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANPARPOL

A. Pengantar

01. UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik jo. UU No. 2 Tahun Dasar Hukum Pemeriksaan
2011 tentang Perubahan atas UU No. 2 Tahun 2008 Pasal 34A Banparpol
menyatakan bahwa:
(1) Partai Politik wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang
bersumber dari dana bantuan APBN dan APBD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf c kepada BPK secara
berkala satu tahun sekali untuk diperiksa paling lambat satu
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Pemeriksaan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(3) Hasil pemeriksaan atas laporan pertanggungjawaban
penerimaan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada partai politik paling lambat satu
bulan setelah diperiksa.

02. UU No.15 Tahun 2004 Pasal 24 antara lain menyatakan Ancaman Pidana Bagi Pihak
Terperiksa
a. Ayat 1: Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjalankan
kewajiban menyerahkan dokumen dan/atau menolak
memberikan keterangan yang diperlukan untuk kepentingan
kelancaran pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000, 00
(lima ratus juta rupiah).
b. Ayat 4: Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan atau
membuat palsu dokumen yang diserahkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

03. Standar yang digunakan dalam pemeriksaan atas banparpol Standar Pemeriksaan Atas
meliputi Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), Panduan Banparpol
Manajemen Pemeriksaan (PMP), serta Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak) Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) dan

8|Halaman
Petunjuk Teknis terkait.

04. Dalam pemeriksaan dikenal adanya hubungan tiga pihak, yaitu: Hubungan Tiga Pihak Dalam
pemeriksa, entitas terperiksa, dan pengguna. Dalam hal ini, Pemeriksaan
pemeriksa adalah BPK; entitas terperiksa adalah lembaga negara;
dan pengguna yang dituju adalah lembaga perwakilan, masyarakat,
dan pihak lain yang berkepentingan atas laporan BPK.

05. Belanja banparpol merupakan bagian dari akun yang diperiksa Pemeriksaan Atas LPJ
dalam pemeriksaan LKKL/LKPD. Namun berdasarkan amanat UU, Banparpol
BPK juga melakukan pemeriksaan atas LPJ banparpol. Untuk
mengakomodir hal tersebut, pedoman ini memberikan panduan
pemeriksaan atas LPJ banparpol. Jika pemeriksa membutuhkan
referensi mengenai pemeriksaan atas akun belanja banparpol
dalam rangka pemeriksaan LKKL/LKPD, pedoman ini menyajikan
juga tata cara pemeriksaan tersebut sebagai suplemen.

B. Pemeriksaan Atas LPJ Banparpol

06. Penjelasan umum UU No. 15 Tahun 2004 Poin C menyatakan BPK Dasar Hukum Pemeriksaan
memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap Atas LPJ Banparpol
pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil
pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup
kebebasan dalam menentukan objek yang diperiksa, kecuali
pemeriksaan yang objeknya telah diatur tersendiri dalam undang-
undang. UU No.2 Tahun 2008 jo. UU No.2 Tahun 2011 mewajibkan
BPK untuk melakukan pemeriksaan langsung kepada parpol, dhi.
LPJ Banparpol.

07. Pemeriksaan atas LPJ Banparpol bertujuan untuk memberikan Tujuan Pemeriksaan
simpulan atas kesesuaian pertanggungjawaban penerimaan dan
pengeluaran dana banparpol yang bersumber dari APBN/APBD
dengan ketentuan yang berlaku.

08. Pemeriksaan atas LPJ Banparpol adalah Pemeriksaan Dengan Jenis Pemeriksaan
Tujuan Tertentu (PDTT) dalam bentuk pemeriksaan kepatuhan.

09. Pemeriksaan atas LPJ banparpol dilakukan untuk masing-masing Objek Pemeriksaan
partai politik. Pemeriksaan tersebut dilakukan terhadap LPJ yang
telah diterima oleh BPK paling lambat satu bulan setelah tahun
anggaran berakhir. LPJ yang diterima melebihi batas akhir
penyampaian diperiksa pada tahun anggaran berikutnya.

10. Pemeriksaan atas LPJ banparpol disesuaikan dengan ketentuan Waktu Pemeriksaan
yang berlaku.

9|Halaman
11. Dalam pemeriksaan atas LPJ banparpol, pemeriksa menguji: Hal-hal yang Diuji Dalam
Pemeriksaan
a. Apakah banparpol diterima melalui nomor rekening kas
umum parpol atau rekening parpol
b. Apakah jumlah banparpol yang dilaporkan di dalam LPJ
sama dengan jumlah banparpol yang diterima (disalurkan
dari pengelola banparpol)
c. Apakah jumlah banparpol yang dipergunakan sama dengan
jumlah banparpol yang diterima (disalurkan dari pengelola
banparpol)
d. Apakah bukti pendukung yang dilampirkan dalam LPJ
lengkap dan sah
e. Apakah banparpol digunakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

12. Dalam hal diperlukan, pemeriksa dapat melakukan konfirmasi, Teknik Pemeriksaan
wawancara, pengujian dokumen, atau prosedur pemeriksaan
lainnya sesuai dengan SPKN yang berlaku dan pedoman lain yang
ditetapkan oleh BPK.

13. Unsur temuan pemeriksaan atas LPJ banparpol cukup terdiri dari Temuan Pemeriksaan
kondisi dan kriteria. Temuan pemeriksaan atas LPJ banparpol
tersebut menjadi dasar dalam menilai kecukupan SPI atas belanja
banparpol yang akan diperiksa dalam pemeriksaan atas
LKPD/LKKL. Contoh temuan pemeriksaan atas LPJ banparpol
dapat dilihat pada Lampiran 3.1.

14. Simpulan hasil pemeriksaan atas LPJ banparpol dapat berupa: Simpulan Hasil Pemeriksaan

a. Sesuai dengan kriteria


b. Sesuai dengan kriteria dengan pengecualian pada hal-hal
tertentu
c. Tidak sesuai dengan kriteria
d. Tidak dapat menyatakan simpulan.
Penentuan simpulan tersebut berdasarkan material atau tidaknya
nilai temuan. Tata cara penentuan materialitas mengacu pada
Petunjuk Teknis terkait. Contoh laporan dengan simpulan tidak
sesuai dapat dilihat pada Lampiran 3.1. Temuan signifikan yang
berpengaruh terhadap simpulan dimuat dalam satu paragraf
sebelum paragraf simpulan.

15. Pemeriksa memberikan simpulan hasil pemeriksaan sesuai dengan


kriteria apabila tidak menemukan ketidakpatuhan yang material

10 | H a l a m a n
atas pengelolaan banparpol.

16. Pemeriksa memodifikasi simpulan di atas, dalam hal terdapat


kondisi berikut:
a. Ketidakpatuhan material
Ketidakpatuhan material, tergantung pada luasnya dampak
yang diakibatkan, mengharuskan pemeriksa memodifikasi
kesimpulannya sebagai berikut:
i. Sesuai dengan kriteria dengan pengecualian pada
hal-hal tertentu (apabila pemeriksa menemukan
adanya ketidakpatuhan material namun tidak
berdampak luas atas keseluruhan LPJ banparpol).
ii. Tidak sesuai dengan kriteria (apabila pemeriksa
menemukan adanya ketidakpatuhan material yang
berdampak luas pada keseluruhan LPJ banparpol).
b. Pembatasan ruang lingkup. Tergantung pada sejauh mana
pembatasan ruang lingkup, pemeriksa harus memodifikasi
kesimpulannya sebagai berikut:
i. Sesuai dengan kriteria dengan pengecualian pada
hal-hal tertentu. Kesimpulan ini diberikan apabila
pemeriksa tidak dapat memperoleh bukti yang
cukup dan tepat, dengan kemungkinan dampak
yang material namun tidak meluas di keseluruhan
LPJ banparpol.
ii. Tidak dapat menyatakan kesimpulan. Kesimpulan
ini diberikan apabila pemeriksa tidak dapat
memperoleh bukti yang cukup dan tepat, dan
kemungkinan dampak atas hal tersebut material
dan meluas di keseluruhan LPJ banparpol.

17. Dalam pemeriksaan atas LPJ banparpol, pemeriksa dapat Rekomendasi


memberikan rekomendasi apabila dapat memenuhi hal-hal berikut:
a. memberikan nilai tambah
b. mampu menjawab tujuan pemeriksaan
c. diarahkan untuk menghilangkan sebab utama dari masalah
yang ditemukan, sehingga apabila rekomendasi
ditindaklanjuti maka permasalahan yang sama tidak terjadi
lagi
d. berorientasi pada tindakan nyata dan spesifik
e. ditujukan kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk
bertindak
11 | H a l a m a n
f. dapat dilaksanakan
g. apabila dilaksanakan, biayanya memadai atau
memperhatikan faktor cost and benefit
Rekomendasi disajikan secara logis, rasional, berdasarkan bukti-
bukti pemeriksaan yang kompeten dan relevan. Rekomendasi
biasanya menghilangkan penyebab dalam temuan pemeriksaan.
Oleh karena itu, perumusan sebab utama (root cause) menjadi
sangat penting dalam perumusan rekomendasi.

18. BPK menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas LPJ banparpol Penerima LHP
kepada lembaga perwakilan, DPP/DPD/DPC atau sebutan lain, dan
Menteri Dalam Negeri/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah
Terima (BAST). Format BAST pada Lampiran 3.2

19. Bagan alir pemeriksaan atas LPJ banparpol dapat dilihat pada
Gambar 2.

12 | H a l a m a n
Gambar 2. Bagan Alir Pemeriksaan Atas LPJ Banparpol

13 | H a l a m a n
BAB IV
PENUTUP

A. Pemberlakuan Pedoman

01. Pedoman pemeriksaan ini mulai berlaku untuk setiap Pemberlakuan Pedoman
pemeriksaan atas LPJ banparpol sejak Surat Keputusan
BPK tentang pedoman pemeriksaan ini ditetapkan.
Penerapan lebih awal dari tanggal efektif pemberlakuan
surat keputusan ini diizinkan.

B. Pemutakhiran Pedoman

02. Agar pedoman pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan Pemutakhiran Pedoman


sesuai dengan tujuan dan fungsinya, pedoman
pemeriksaan ini perlu dievaluasi, disempurnakan, atau
dimutakhirkan sesuai dengan perubahan kondisi.
Perubahan atas pedoman pemeriksaan ini akan dilakukan
melalui Keputusan BPK tentang Perubahan atas pedoman
dimaksud.

C. Pemantauan Pedoman

03. Pedoman pemeriksaan ini merupakan dokumen yang Pemantauan Pedoman


dapat berubah sesuai dengan perubahan peraturan
perundang-undangan, standar pemeriksaan, dan kondisi
lain. Pemantauan pedoman akan dilakukan oleh
Direktorat Penelitian dan Pengembangan.

04. Masukan atau pertanyaan terkait pedoman ini dapat


disampaikan kepada:
Subdirektorat Litbang PDTT
Direktorat Penelitian dan Pengembangan
Ditama Revbang
Lantai II Gedung Arsip BPK RI
Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210
Telp. (021) 25549000 ext. 3313
Faks. (021) 5705372
Email: subditlitbangpdtt@bpk.go.id

14 | H a l a m a n
GLOSARIUM

K
Keuangan partai politik : semua hak dan kewajiban parpol yang dapat dinilai dengan uang,
berupa uang, atau barang serta segala bentuk kekayaan yang
dimiliki dan menjadi tanggung jawab parpol.

L
Laporan : laporan atas penerimaan dan pengeluaran yang dibuat oleh parpol
pertanggungjawaban atas bantuan keuangan dan terdiri dari laporan pertanggungjawban
Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan
Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

O
Operasional sekretariat : biaya-biaya yang berkaitan dengan:
parpol
a. administrasi umum
b. berlangganan daya dan jasa
c. pemeliharaan data dan arsip
d. pemeliharaan peralatan kantor.

P
Partai politik : organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Pendidikan politik : kegiatan yang berkaitan dengan:


a. pendalaman mengenai empat pilar berbangsa dan
bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika

15 | H a l a m a n
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara
Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik
pengkaderan anggota parpol secara berjenjang dan
berkelanjutan.

16 | H a l a m a n
Lampiran 2. 1 Contoh Pengeluaran yang Diperbolehkan Menggunakan Banparpol

Ilustrasi Bentuk Kegiatan dan Pengeluaran Pendidikan Politik dan Operasional Sekretariat
Partai Politik
(Berdasarkan Paparan Sosialisasi Pengelolaan Banparpol dari Kemendagri dan Peraturan Dalam Negeri
Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Kerja Sama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Dengan Organisasi
Kemasyarakatan dan Lembaga Nirlaba Lainnya Dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri)

Bentuk kegiatan pendidikan politik berupa:


a. seminar
b. lokakarya
c. dialog interaktif
d. sarasehan
e. workshop

Jenis pengeluaran yang diperbolehkan dalam rangka fasilitasi kegiatan pendidikan politik adalah:
a. Pengeluaran untuk honor dan transport berupa:
honor narasumber, moderator, petugas dirigen, notulis, pembaca doa, panitia, tenaga
keamanan, dan tenaga kebersihan
bantuan transport dalam kota untuk undangan dan peserta.
b. Pengeluaran untuk akomodasi dan konsumsi berupa:
akomodasi narasumber yang berasal dari luar kota
biaya konsumsi rapat persiapan dan pelaksanaan kegiatan.
c. Pengeluaran untuk ATK, penggandaan, dan penjilidan berupa:
seminar kit
penggandaan materi
cetak spanduk, piagam, sertifikat, dan plakat kegiatan
penjilidan laporan kegiatan
dokumentasi kegiatan
alat tulis kantor
d. Pengeluran lain berupa:
sewa ruang pertemuan/gedung
sewa sound system dan infocus
cinderamata untuk narasumber luar kota

17 | H a l a m a n
tiket perjalanan untuk narasumber luar kota

Bentuk kegiatan operasional sekretariat parpol adalah:


a. administrasi umum berupa:
keperluan ATK, seperti barang habis pakai, langganan surat kabar/majalah, layanan
publikasi media
rapat internal sekretariat
transport pendukung kegiatan operasional sekretariat
b. berlangganan daya dan jasa berupa:
telepon dan listrik
air minum
jasa pos dan giro
c. pemeliharaan data dan arsip berupa:
laminasi data dan arsip
pemeliharaan arsip audio visual dan elektronik
pemeliharaan peralatan penyimpan arsip
d. pemeliharaan peralatan kantor berupa:
pemeliharaan perlengkapan komputer
pemeliharaan alat komunikasi
pemeliharaan alat kantor dan olahraga
pemeliharaan gedung.

Standar biaya yang dijadikan acuan adalah standar biaya masukan yang berlaku.

18 | H a l a m a n
Lampiran 2.2 Format LPJ Banparpol

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN

KEUANGAN PARTAI POLITIK..

TAHUN ANGGARAN

Laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran bantuan keuangan partai politik


sebesar Rp ., yang telah diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan pada
tanggalbulantahun sebagai berikut:

NO JENIS PENGELUARAN JENIS VOLUME REALISASI KETERANGAN


KEGIATAN KEGIATAN (Rp)
1 2 3 4 5 6
A PENDIDIKAN POLITIK
a. Seminar
b. Lokakarya
c. Dialog interaktif
d. Sarasehan
e. Workshop.
B OPERASIONAL SEKRETARIAT
1. Administrasi Umum
a. Keperluan ATK
b. Rapat Internal Sekretariat
c. Transport dalam rangka
mendukung kegiatan
operasional Sekretariat
2. Langganan Daya dan Jasa
a. Telepon dan Listrik
b. Air Minum
c. Jasa Pos dan Giro
d. Surat menyurat
3. Pemeliharaan Data dan Arsip
4. Pemeliharaan Peralatan
Kantor
C SALDO Rp.

Mengetahui :
KETUA UMUM / KETUA, BENDAHARA UMUM / BENDAHARA,

( .) ()

19 | H a l a m a n
Lampiran 2.3 Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab

[Kop Partai Politik]


................, 20XX
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Surat Representasi Manajemen

Kepada Yth.
[Ketua BPK/Kepala Perwakilan Prov. ]
Badan Pemeriksa Keuangan RI
Jl.

Kami memberikan surat representasi ini sehubungan dengan pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPKRI) terhadap Laporan Pertanggungjawaban Partai Politik atas
Bantuan Keuangan yang diterima oleh DPP/DPD/DPC*) Partai XXX
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota*) Tahun 20XX yang bersumber dari APBN/APBD*), yang terdiri
atas:
a. Rekapitulasi realisasi penerimaan dan belanja Bantuan Keuangan Partai Politik (Parpol) dan
rincian realisasi belanja dana Bantuan Keuangan Parpol per kegiatan
b. Rekapitulasi barang inventaris modal (fisik), barang persediaan pakai habis, dan
penggunaan jasa yang dibiayai dari dana bantuan keuangan parpol.

Kami menegaskan bahwa kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian Laporan
Pertanggungjawaban tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman Tata Cara
Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik yang
dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Kami menegaskan bahwa berdasarkan keyakinan dan pengetahuan kami yang terbaik, representasi
berikut ini telah kami buat kepada BPK-RI selama pemeriksaan:
1. Laporan Pertanggungjawaban tersebut telah kami sajikan sesuai dengan format yang telah
diatur dalam peraturan terkait Tata Cara Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban
Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik.
2. Kami telah menyediakan semua data dan informasi yang diperlukan kepada BPK-RI.
3. Seluruh transaksi yang sumber dananya berasal dari APBN/APBD*) telah dicatat dan
dilaporkan dalam Laporan Pertanggungjawaban.
4. DPP/DPD/DPC*) Partai XXX Provinsi/Kabupaten/Kota*) memiliki hak penuh atas
pengelolaan aset, baik yang dimiliki sendiri maupun yang disewa untuk operasional partai
politik.
5. Bantuan Keuangan Partai Politik yang diperoleh DPP/DPD/DPC*) Partai XXX
Provinsi/Kabupaten/Kota*) dipergunakan untuk pengeluaran Pendidikan Partai Politik dan
Operasional Sekretariat.
6. Sampai dengan saat ini kami tidak mengetahui adanya tindakan pelanggaran terhadap
hukum dan peraturan yang dampaknya perlu diungkapkan dalam Laporan
Pertanggungjawaban kami.
20 | H a l a m a n
7. Tidak terdapat kecurangan material (kesalahan disengaja, penghilangan jumlah atau
pengungkapan dalam Laporan Pertanggungjawaban, dan penyalahgunaan dana Bantuan
Keuangan Partai Politik yang dapat berdampak terhadap Laporan Pertanggungjawaban).
8. Kami telah menilai efektifvitas sistem pengendalian intern dalam hal:
a. Keandalan Laporan Pertanggungjawaban: transaksi-transaksi telah dicatat,
diproses, dan diringkas secara memadai untuk memungkinkan penyusunan laporan
pertanggung jawaban sesuai dengan prinsip yang berlaku umum.
b. Ketaatan pada peraturan yang berlaku: transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung
terhadap Laporan Pertanggungjawaban.
9. Kami bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan pengelolaan Bantuan Keuangan Partai
Politik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian surat representasi ini dibuat sebagai penjelasan kepada BPK-RI atas Laporan
Pertanggungjawaban penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik yang bersumber dari
APBN/APBD*)

DPP/DPD/DPC*) Partai XXXX

Provinsi/Kabupaten/Kota*)

Ketua,

( )

)
* coret yang tidak perlu

21 | H a l a m a n
Lampiran 3. 1 Contoh LHP Atas LPJ Banparpol

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS
PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
DANA BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK DARI APBN/APBD *)
TAHUN ANGGARAN 20XX

PADA DPP/DPD/DPC PARTAI .


PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .
DI .

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


AUDITORAT KEUANGAN NEGARA/PERWAKILAN PROVINSI .
TAHUN ANGGARAN 20XX

Nomor : ....
Tanggal :

22 | H a l a m a n
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS
PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
DANA BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK DARI APBN/APBD*)
TAHUN ANGGARAN
PADA DPP/DPD/DPC [NAMA PARTAI POLITIK]
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
DI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 34A Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2011 tentang Partai Politik, BPK telah melakukan pemeriksaan atas pertanggungjawaban
penerimaan dan pengeluaran dana bantuan keuangan partai politik yang bersumber dari
APBN/APBD*) TA 20XX pada DPP/DPD/DPC Partai .. Provinsi/Kabupaten/Kota
BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) dan pedoman pemeriksaan yang ditetapkan BPK.
(paragraf yang memuat ketidaksesuaian yang signifikan terhadap ketentuan banparpol)
Berdasarkan pemeriksaan kami, pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran bantuan
keuangan partai politik yang bersumber dari APBN/APBD*) TA 20XX pada DPP/DPD/DPC Partai ..
Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan/tidak sesuai dengan ketentuan/sesuai dengan
ketentuan kecuali ...

[Tempat], [Tanggal LHP]


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
Penanggung Jawab Pemeriksaan,

[Nama Penanggung Jawab]


NIP

23 | H a l a m a n
BAGIAN I
UMUM

A. Dasar pemeriksaan
1. Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;
2. Undang-undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

B. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan simpulan atas kesesuaian pertanggungjawaban
penerimaan dan pengeluaran bantuan keuangan partai politik yang bersumber dari
APBN/APBD*) dengan ketentuan yang berlaku.

C. Lingkup pemeriksaan
Pemeriksaan ini dilakukan atas Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dan Pengeluaran
Bantuan Keuangan DPP/DPD/DPC Partai TA

D. Standar pemeriksaan
1. Peraturan BPK RI No. 1 Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
2. Keputusan BPK RI No. 2/K/I-XIII.2/2/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu.
3. Keputusan BPK RI No. tentang Pedoman Pemeriksaan Atas Pengelolaan Bantuan
Keuangan Partai Politik
E. Gambaran umum tentang pengelolaan bantuan keuangan partai politik

24 | H a l a m a n
BAGIAN II
HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan pemeriksaan kami, terdapat kesesuaian/ketidaksesuaian dalam pertanggungjawaban


penerimaan dan pengeluaran bantuan keuangan partai politik pada DPP/DPD/DPC Partai TA
sebagai berikut:
1. DPP/DPD/DPC Partai telah menerima dana bantuan partai politik dari
Kementerian/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota sebesar Rp
melalui Nomor Rekening . Atas nama pada tanggal .. dengan kali penerimaan.
2. Jumlah dana bantuan keuangan yang diterima DPP/DPD/DPC Partai sesuai/tidak sesuai*)
dengan bantuan yang ditransfer oleh Kementerian/Pemerintah Provinsi/Pemerintah
Kabupaten/Pemerintah Kota sebesar Rp
Nilai bantuan tersebut sama/tidak sama*) dengan bantuan yang ditransfer oleh
Kementerian/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota ke rekening
DPP/DPD/DPC Partai . Pada Bank Nomor rekening . Atas nama . Sebesar Rp .
Sesuai bukti Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Nomor . Tanggal
3. DPP/DPD/DPC Partai . telah mempertanggungjawabkan penerimaan dan pengeluaran
bantuan keuangan partai politik senilai Rp.. Nilai yang dipertanggungjawabkan tersebut
sama/tidak sama*) dengan nilai bantuan keuangan yang telah diterima DPP/DPD/DPC
Partai sebesar Rp
4. Atas dana bantuan keuangan yang diterima DPP/DPD/DPC Partai sebesar Rp ., terdapat
bantuan keuangan yang telah dipertanggungjawabkan dengan lengkap dan sah sebesar Rp
serta terdapat bantuan keuangan yang tidak didukung bukti pertanggungjawaban yang
lengkap dan sah sebesar Rp yang terdiri dari:
a. Pendidikan politik untuk . (diisi penggunaan) sebesar Rp dengan (diisi jumlah
bukti yang diidentifikasi pemeriksa) bukti
b. Operasional sekretariat yang terdiri dari:
1) Kegiatan sebesar Rp dengan bukti
2) Kegiatan sebesar Rp dengan bukti
3) Dan seterusnya
5. DPP/DPD/DPC Partai . menggunakan bantuan keuangan partai politik tidak sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan senilai Rp.

Hal-hal tersebut tidak sesuai dengan:


1. PP Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik sebagaimana telah
diubah dengan PP Nomor 83 Tahun 2012
2. Permendagri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran
dalam APBD, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan
Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik
3. Dan seterusnya

25 | H a l a m a n
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN PROVINSI
Jl. [alamat]
Telepon Faksimili

[tempat], [tanggal]
Nomor : ...
Lampiran : Satu berkas
Perihal : Hasil Pemeriksaan atas Laporan Yth. Ketua DPP/DPD/DPC
Pertanggungjawaban Bantuan Partai ..
Keuangan Partai Politik TA 20xx Di
[tempat]

Memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa


Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara, serta ketentuan pasal 34A Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
tentang Partai Politik, dengan hormat kami sampaikan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Partai Politik Tahun Anggaran 20xx pada DPP/DPD/DPC
Partai ..
Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Perwakilan,

[nama]
[NIP]

Tembusan:
1. Anggota .. BPK
2. Menteri Dalam Negeri
3. Gubernur/Bupati/Walikota Provinsi/Kabupaten/Kota
4. Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota
5. Auditor Utama Keuangan Negara .. BPK
6. Inspektur Utama BPK
7. Kepala Direktorat Utama Revbang BPK
8. Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota

26 | H a l a m a n
Lampiran 3.2 Format BAST
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
JL. GATOT SUBROTO NO. 31
JAKARTA PUSAT *)
Nomor :
Kepada Yth.
Ketua DPP/DPD/DPC Partai
XXX
Di
[tempat]
LEMBAR PENGANTAR SURAT
No PENJELASAN JUMLAH KETERANGAN
1 Nomor : [Nomor LHP] 1 berkas Disampaikan dengan hormat
Tanggal [Tanggal LHP] kepada yang bersangkutan.
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Penerimaan dan Pengeluaran Dana Lembar Pengantar ini setelah
Bantuan Keuangan Partai Politik yang bersumber dari Dana APBN/APBD TA YYYY pada ditandatangani harap dikirim
DPP/DPD/DPC Partai di [tempat] kembali

[tempat], [tanggal]
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Diterima/Tgl : . Kepala Sub Bagian Pengurusan Surat dan
Nama : . PD**)
Tanda Tangan : .
Telephon/HP : .
Stempel Dinas : . [Nama Lengkap]
[NIP]

Keterangan
*) Disesuaikan dengan nama dan alamat kantor perwakilan
**) Disesuaikan dengan jabatan yang berwenang di kantor perwakilan

0
Lampiran 3. 3 Suplemen

Pemeriksaan atas akun banparpol sebagai bagian dari pemeriksaan atas LKKL/LKPD

01. Sesuai Pasal 18 ayat 2 UU No. 1 Tahun 2004, pengelola panparpol Kewenangan dan Tanggung
berwenang menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai Jawab Pengelola Banparpol
hak pihak penagih. Kemudian, Pasal 18 ayat 3 menyatakan Pejabat
yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas
beban APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material
dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.

02. Selanjutnya, Pasal 54 UU No. 1 Tahun 2004 menyatakan bahwa:


(1) Pengguna Anggaran bertanggung jawab secara formal dan
material kepada Presiden/gubernur/bupati/walikota atas
pelaksanaan kebijakan anggaran yang berada dalam
penguasaannya.
(2) Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab secara
formal dan material kepada Pengguna Anggaran atas
pelaksanaan kegiatan yang berada dalam penguasaannya.

03. Pasal 55 ayat 4 dan Pasal 56 ayat 4 UU No. 1 Tahun 2004


menyatakan Menteri/Kepala SKPD selaku PA/KPA memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBN/APBD telah diselenggarakan
berdasarkan sistem pengendalian internal (SPI) yang memadai dan
akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan.

04. Berdasarkan hal tersebut, pengelola banparpol bertanggung jawab


secara formal dan material atas pengelolaan banparpol. Pengelola
banparpol juga wajib menyelenggarakan SPI yang memadai atas
belanja banparpol.

05. Pemeriksaan atas belanja banparpol merupakan bagian dari Fokus dan Waktu
pemeriksaan LKKL/LKPD. Pemeriksaan atas belanja banparpol Pemeriksaan
menekankan pada kecukupan pengendalian internal yang dimiliki
pengelola banparpol atas kepatuhan terhadap ketentuan terkait
belanja banparpol.

06. Hal pokok yang diperiksa adalah belanja banparpol pada pengelola Objek Pemeriksaan
banparpol.

07. Pemeriksa harus mengidentifikasi risiko-risiko potensial dalam


pengelolaan banparpol. Risiko-risiko potensial diantaranya parpol
tidak menyusun dan menyerahkan LPJ, LPJ tidak didukung bukti
pendukung, dan lain-lain. Selain itu, pemeriksa juga memastikan
apakah pengelola banparpol memiliki sistem pengendalian yang
memadai untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko-risiko
potensial tersebut di atas.

08. Pemeriksa menguji SPI yang terkait belanja banparpol,


diantaranya:
a. Apakah parpol yang diberikan bantuan memenuhi
persyaratan
b. Apakah besaran bantuan yang diberikan sesuai ketentuan
c. Apakah banparpol ditransfer ke rekening kas umum parpol
atau rekening parpol2
d. Apakah terdapat monitoring dan evaluasi, diantaranya
terhadap:
Pembuatan dan penyerahan LPJ oleh Parpol
Ketepatan waktu penyerahan LPJ oleh Parpol
Kesesuaian jumlah banparpol yang diberikan
dengan jumlah yang dipertanggungjawabkan
dalam LPJ
Kesesuaian jumlah banparpol yang
dipertanggungjawabkan dengan bukti pendukung
Pengawasan atas kesesuaian penggunaan
banparpol dengan ketentuan yang berlaku,
misalnya: melibatkan Inspektorat untuk melakukan
reviu pada tahun berjalan. Hal-hal yang perlu
direviu Inspektorat antara lain: kecukupan bukti,
kesesuaian antara banparpol yang diterima dengan
yang dipertanggungjawabkan, serta validitas bukti.

09. Dalam hal diperlukan, pemeriksa dapat melakukan konfirmasi,


wawancara, pengujian dokumen, atau prosedur pemeriksaan
lainnya sesuai dengan SPKN yang berlaku dan pedoman lain yang
ditetapkan oleh BPK.

10. Temuan pemeriksaan atas belanja banparpol harus memuat Hubungan Temuan
penyebab dari permasalahan yang ditemukan pada pemeriksaan Pemeriksaan Atas LPJ Parpol
atas LPJ parpol dari sisi pengelola banparpol. Secara umum, Dengan Temuan
temuan pemeriksaan pada LPJ parpol menunjukan kelemahan Pemeriksaan Atas Belanja
pengendalian internal pada sisi pengelola banparpol. Banparpol

11. Belanja banparpol material secara kualitatif karena diatur secara Materialitas kualitatif
khusus dalam undang-undang.

2
Peraturan BPK no. 2 tahun 2015 pasal 4 ayat 2
12. Pemeriksa menyajikan hasil pemeriksaan sesuai dengan Pedoman Penyajian Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Keuangan yang berlaku. Hasil pemeriksaan atas
pengelolaan banparpol menjadi satu kesatuan dengan hasil
pemeriksaan atas LKKL/LKPD.

13. Rekomendasi diberikan jika dan hanya jika pemeriksa memiliki Rekomendasi
keyakinan dan pengetahuan yang memadai mengenai
permasalahan dan seluruh unsur temuan. Fokus rekomendasi
adalah perbaikan atas kelemahan pada sistem pengendalian
internal belanja banparpol.

14. Penerima hasil pemeriksaan atas belanja banparpol sama dengan Penerima Hasil Pemeriksaan
penerima hasil pemeriksaan atas LKKL/LKPD, yaitu: lembaga
perwakilan serta Menteri/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.

15. Bagan alir pemeriksaan atas belanja banparpol dapat dilihat pada
Gambar 3.

Anda mungkin juga menyukai