Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SKEMATIK

DESAIN SEKOLAH MENENGAH PIRI DI BACIRO


Dengan Penekanan pada Selubung Bangunan Berkelanjutan untuk Pencahayaan Alami,
Penghawaan Alami, dan Pemilihan Material untuk Mereduksi Sampah Konstruksi

INTAN FITRIA WARDANI | 11512259


IR. ETIK MUFIDA M.Eng

2016
PROFIL BACIRO
WILAYAH Lama
BACIRO
Kec. Gondokusuman
Jl. Kemuning

1,5m

Jl. Mawar
Kec. Umbulharjo Lahan
Terbangun
1,5m
Maks. 11.000 m2
1,5m

1
Jl. Kemuning
Garis Sempadan
15m

Jl. Tunjung SMK PIRI 1

Jl. Andung

sumber gambar: re-draw penulis, 2015 sumber gambar: dokumentasi penulis, 2014

BATAS WILAYAH KEPENDUDUKAN SEJARAH


Utara : Kelurahan Klitren dan Kelurahan Banyaknya penduduk menurut jenis kelamin di Kawasan Baciro awalnya masih berupa alang-
Demangan. Kelurahan Baciro adalah 5.824 jiwa laki-laki, alang. Kemudian pada masa penjajahan
Timur : Kelurahan Semaki, Kelurahan Muja-muju 6.326 perempuan, dengan jumlah keseluruhan terbentuk kampung karena ada peristiwa
dan Desa Banguntapan penduduk adalah 12.150 jiwa dengan pemindahan abdi dalem Keraton dari Alun alun
Selatan: Kelurahan Semaki dan Kelurahan Muja- kepadatan 11,4 jiwa/km. utara. Belanda yang memiliki kekuasaan di Baciro
muju membangun sebuah pabrik dan perumahan
Barat : Kelurahan Bausasran dan Kelurahan dalam 1 area. Namun pelaksanaan perumahan
Gunungketur. KONDISI NON FISIK itu tidak selesai karena Belanda mengalami
Masyarakat Baciro bersifat apriori (acuh), kekalahan saat perang tahun 1942. Oleh sebab
karena adanya kesenjangan ekonomi antar itu Baciro terbagi menjadi 2, yaitu Baciro lama
GEOGRAFI warga Baciro yang tinggal di perumahan bekas
Luas Keluraan baciro di Kecamatan dan Baciro Baru.
SEMAKI
Belanda dengan Permukiman padat penduduk Tipologi arsitektur Baciro lama di dominasi
Gondokusuman 1060 km2 dengan presentase di sekitarnya. Meskipun begitu, kondisi
26% jarak ke kantor kecamatan 1km2. Luas arsitektur indis, sedangkan pada Baciro baru,
kehidupan beragama di Baciro aman dengan merupakan perumahan dan permukiman
penggunaan lahan di kecamatan adanya sikap saling tenggang rasa. Hal tersebut
Gondokusuman untuk bangunan 0.877 km2, dengan arsitektur modern.
2
dilihat dari adanya Sekolah-sekolah dengan
kemudian penggunaan lainnya 0.183 km serta latar belakang agama dan tempat ibadah
tidak ada yang di gunakan sebagai tanah yang beragam.
sawah dan kering.

01
LATAR BELAKANG
Perancangan
Angka Partisipasi Sekolah Perbandingan Sekolah di Kota
Re- Grouping Sekolah Yogyakarta Tahun 2009 - 2013
140
Angka par sipasi sekolah pada umur 16 - 18 masih kurang dari target. Pada tahun 2013, angka
120
par sipasi sekolah pada ngkat SMA/SMK baru mencapai 68,8%, ar nya hampir separuh anak umur 16 -
100
18 tahun yang dak melanjutkan sekolah SMA/SMK. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 80
68,5 68,1 68,8
dalam Kota Yogyakarta Dalam Angka tahun 2009 2014, se daknya 3 sekolah ngkat atas (SMA) di Kota 60
Yogyakarta yang ditutup. Dalam mengatasi hal itu, re-grouping sekolah atau penggabungan sekolah 40
dengan jenjang sekolah terdekat menjadi solusi untuk sekolah yang kekurangan murid. Pengamat 20
Pendidikan, Arief Rachman (2015) memaparkan per mbangan dalam re-grouping sekolah, yaitu 0
% % %
penggabungan sekolah pada jenjang yang dekat serta memper mbangkan aspek psikologis siswa. 2011 2012 2013

APS 7 - 12 APS 13 - 15 APS 16 - 18


Seper pada SMK PIRI 1 dan SMK PIRI 2 yang letaknya berdampingan. Kedua SMK ini dapat
digabungkan karena SMK PIRI 1 membutuhkan ruang yang lebih karena muridnya meningkat, sedangkan
Sumber: Sumber:
SMK PIRI 2 dak memiliki cukup murid. BAPPEDA DIY (www.bappeda.jogjaprov.go.id) diakses pada 2015 Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, 2014

Konsep Pengawasan di Lingkungan Sekolah PIRI


Sekolah PIRI di Baciro terdiri dari jenjang menengah pertama (SMP), menengah atas (SMA) dan
menengah kejuruan (SMK). Hubungan antara siswa sekolah PIRI dengan sekolah yang lain (terutama SMA
dan SMK PIRI 1 dengan sekolah-sekolah di sekitarnya) kurang baik. Pada tahun 2011, sekolah PIRI terlibat
beberapa kasus tawuran antar pelajar. Ditambah lagi adanya vandalisme yang ada pada dinding sekolah
yang menandakan wilayah kekuasaan geng siswa setempat. Hal tersebut terjadi karena kurangnya
pengawasan siswa ataupun pengaruh dari lingkungan sekolahnya yang mendukung siswa untuk
Sumber:
melakukan perbuatan tersebut. Solusi untuk hal ini adalah dengan menerapkan konsep CPTED (crime
Dokumentasi Penulis, 2015 preven on trough environmental design) berupa pengawasan alami,

SUSTAINABLE
ENVELOPE:
PASSIVE LANDFILL
PENCA- KONSER- DESIGN SEMAKIN BANYAK SISA
KEBUTUHAN PENGHA- REDUCE DESAIN TERBATAS, KERUGIAN
ENERGI WAAN HAYAAN VASI BANGU- MATERIAL
(LISTRIK) DALAM DALAM ENERGI RE-USE
NAN KUALITAS PEMBIAYAAN KONSTRUKSI
RUANG RUANG RECYCLE LINGKUNGAN
RECOVER
TURUN
RECIDUAL/
DISPOSAL

Konsep berkelanjutan di sekolah diterapkan di sekolah untuk memberikan kesadaran Dalam konsep berkelanjutan, Brundtland (1987), mengurangi sisa material konstruksi
lingkungan kepada siswa. Desain sekolah yang mengambil Untuk membantu mengurangi DAYLIGHTING merupakan prioritas utama. Sisa material yang dibuang akan disalurkan ke landll kota yang
biaya operasional di sekolah, strategi yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan NATURAL VENTILATION memiliki kapasitas yang terbatas. Hal itu akan berakibat pada berkurangnya kualitas
CONSTRUCTION MATERIAL lingkungan disekitar tempat pembuangan. Apalagi bila sisa material tersebut mengandung
pencahayaan alami dan penghawaan alami. WASTE MINIMATION
zat yang berbahaya seper logam berat.

02
PERMASALAHAN ISU
PETA PERMASALAHAN PETA PERMASALAHAN
NON-ARSITEKTURAL ARSITEKTURAL

Permasalahan yang me-latar belakangi perancangan Sekolah MenengahPIRI

ISU LINGKUNGAN PERMASALAHAN UMUM


ISU PENDIDIKAN

B
Demi meningkatkan agaimana merancang Sekolah PIRI di Baciro dengan
Banyaknya anak menerapkan prinsip desain berkelanjutan yang
ku a l i ta s S e ko l a h , m a ka

ECO
umur 16 -18 tahun yang memperhatikan ruang sosial antara guru dan siswa
kebutuhan akan energi listrik
dak melanjutkan
untuk pencahayaan dan dengan fungsi kontrol atau pengawasan alami?
pendidikan jenjang
SMA/SMK. Akibatnya ada penghawaan meningkat.
beberapa SMA/SMK yang Sampah konstruksi
tutup karena kekurangan PERANCANGAN yang mengandung zat
siswa. SEKOLAH berbahaya dapat
MENENGAH menurunkan kualitas
PIRI lingkungan. PERMASALAHAN KHUSUS

1 rBagaimana merancang tata massa dan tata

ISU SOSIAL
Rp ISU EKONOMI
uang bangunan Sekolah PIRI yang
mengintegrasikan fungsi SMP, SMA dan SMK
dengan mempertimbangkan fungsi pengawasan
antara siswa dan guru?
Biaya yang dikeluarkan Sekolah
Keterlibatan
m u r i d s e ko l a h P I R I
dalam menyediakan
l i n g ku n ga n b e l a j a r ya n g
2 Sekolah
Bagaimana merancang selubung bangunan
PIRI dengan menerapkan prinsip desain
dalam kasus tawuran berkelanjutan pada pencahayaan alami,
nyaman (menggunakan AC),
SMA karena kurangnya penghawaan alami dan dengan menggunakan
terus meningkat.
pengawasan sekolah material yang dapat mengurangi sampah
terhadap muridnya. konstruksi?
Perencanaan bangunan yang
dak memper mbangkan
material menyebabkan
kerugian akibat banyaknya sisa TUJUAN
PERANCANGAN
Merancang bangunan Sekolah PIRI dengan prinsip desain
berkelanjutan yang memperha kan ruang sosial antara guru dan
material konstruksi.
siswa sebagai fungsi pengawasan alami.

03
KERANGKA PERSOALAN
BERPIKIR DESAIN

KESIMPULAN PERSOALAN DESAIN


Aspek Persoalan Desain

04
PROGRAM
RUANG

05
ORGANISASI
RUANG
VERTICAL HORIZONTAL
BARRIER BARRIER

SERVICE 3F SMP SMA SMK CLASSROOM


PRIVATE

SERVICE 2F SMP SMA SMK


CLASSROOM+
TEACHERS

SERVICE 1F SHARED SPACE


LIBRARY+MOSQUE+
LABORATORY
PUBLIC

SERVICE
NATURAL LIGHTING
GF SHARED SPACE

NATURAL LIGHTING LIMIT


OFFICE+SUPPORTED
FACILITIES+LABORATORY

06
PENATAAN
MASSA MASSA UNTUK
PENCAHAYAAN ALAMI

SMA
MASSA UNTUK
PENGAWASAN ALAMI SMP
SMK

PENATAAN MASSA 1
SMA

PERUBAHAN MASSA
UNTUK PENCAHAYAAN
SMP SMA SMK
ALAMI
PLAZA+JALAN SMP SMK PENATAAN MASSA 1

Penataan massa Pengawasan + Pencahayaan


PENATAAN MASSA 1
PENATAAN MASSA 2
PERUBAHAN MASSA
UNTUK PENGHAWAAN
ALAMI

MASSA UNTUK
PENGHAWAAN ALAMI

SMA

SMA SMA SMP


SMP
SMK

SMP SMK
SMP SMK
SMA shared SMK

PENATAAN MASSA 1 PENATAAN MASSA 3


PENATAAN MASSA 2

Penataan massa Pengawasan + Pencahayaan + Penghawaan Alami

07
PENATAAN RUANG
MODUL RUANG MODUL RUANG
1. RUANG LAB 3. RUANG KANTOR
9 x 12 meter PENATAAN VERTIKAL 6 x 4 meter

MODUL RUANG MODUL RUANG


2. RUANG KELAS 4. RUANG SERVIS
6 x 4 meter
9 x 8 meter
6.00 6.00
KORIDOR

6.00 6.00

08
SELUBUNG
KONSEP
FACADE

09
KONSEP SELUBUNG
skematik pengawasan, pencahayaan
dan penghawaan alami

10

Anda mungkin juga menyukai