Anda di halaman 1dari 49

10

MINGGU 3 BLOK 1.5


Kelompok 20

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS | 2016

KETUA: MUHAMMAD ARIEF SAPUTRA


ANGGOTA: SHYLVIA HELMANDA
DIAN HERDIANTI
ZULFA HUSNAIDA
MUHAMMAD GILANG D
FATIMAH AZZAHRA
ADE MULKI
PUTRI NABILA
RIZKIA DWINA
NUR SADIA BT SUHAIL AHMAD
10

KATA PENGANTAR

Seraya mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat dan karunianya, karena kehendaknya-Nya lah kami selaku
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2015 dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Tutorial Minggu 3 Blok 1.5 ini. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada suri tauladan kita,
Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kepada keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.

Hanya dengan ridha Allah SWT dan doa yang tiada hentinya dari kedua
orang tua dan keluarga, alhamdulillah kami dapat melaksanakan tugas
yang telah diberikan oleh Ibu Dr.dr Aisyah Elliyanti, Sp KN, MKes selaku
dosen tutorial kelompok 20.

Ini merupakan karya kecil kami yang hanya dapat terwujud dengan kerja
keras,dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya,
dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.dr Aisyah Elliyanti, Sp KN, MKe selaku dosen tutorial kelompok 20


yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan ,
membimbing dan memotivasi kami
2. Orang tua dan keluarga tercinta atas segala kasih sayang,
pengertian, pengorbanan dan doa restu yang tidak henti mereka
utarakan
3. Teman-teman kelompok 20 yang telah memberi semangat, saran
dan juga dukungan
4. Serta pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhir kata, kami berharap Laporan Hasil Tutorial Minggu 1 Blok 1.4 ini
dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang lebih bagi semua pihak
yang membacanya.

Padang, 1 April 2016


10

Kelompok 20

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....
2
DAFTAR
ISI
..3
BAB 1
PENDAHULUAN
...4
A.SKENARIO..............................................................
........................4
B.PROSES PEMBELAJARAN.........................................
....................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
...5
A. STEP 1 TERMINOLOGI......................................................
...............5
B. STEP 2 RUMUSAN MASALAH............................................
..............5
C. STEP 3
HIPOTESIS............................................................................................
6
D. STEP 4
SKEMA.................................................................................................9
E. STEP 5 LEARNING
OBJECTIVE..........................................................................10
F. STEP 6 BELAJAR
MANDIRI...............................................................................10
G. STEP 7 HASIL
DISKUSI......................................................................................10

BAB III
PENUTUP
77
A. KESIMPULAN

10

B. PESAN

DAFTAR
PUSTAKA..
BIODATA ANGGOTA
KELOMPOK79

BAB I
PENDAHULUAN

A. SKENARIO

MODUL 3
SKENARIO 3. BERITA BAHAGIA
Bunga 19 tahun, mahasiswa tahun pertama D3 Kebidanan, pergi ke
puskesmas dengan suami untuk memeriksakan dirinya ke dokter. Dia
mengeluh amenorea sudah dua minggu dengan HPHT sekitar satu
setengah bulan yang lalu. Sering merasa sakit kepala, mual dan
10

muntah, mengeluhkan banyak bau yang busuk. Hasil striptest yang


dilakukan menunjukkan hasil positif.
Setelah memastikan kehamilan Bunga, Dokter mengedukasinya untuk
melakukan ANC yang baik dan menjamin nutrisi, serta lingkungan yang
nyaman. Bunga tidak boleh stres demi pertumbuhan janinnya.
Bunga ingin tahu apakah calon bayinya sehat, dan kapan akan terasa
gerakannya, serta pada umur berapakah akan terasa pembesaran
perut. Ia ingin tahu juga pada umur kehamilan berapakah organ bayi
terbentuk, karena ia takut akan kejadian cacat pada bayi yang sering
dilihatnya. Untuk menjawab pertanyaan ini dokter berdiskusi panjang
lebar dengan Bunga. Tidak lupa juga dokter memberi edukasi agar
Bunga mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang mampu merawat
bayinya sendiri. Bunga juga mendapatkan edukasi agar mengenali
fungsi fisiologis bayi baru lahir dan mengenali tahapan pertumbuhan
dan perkembangan bayi tersebut.
Dokter menerangkan bahwa ada tiga fase atau trimester selama
kehamilan yang mempunyai ciri tersendiri. Dijelaskan pula bahwa
tanda awal persalinan biasanya adalah bloody show disertai his yang
semakin kuat. Dokter juga menjelaskan bahwa sesudah lahir akan
ditentukan berapa nilai APGAR, kemudian bayi akan menjalani IMD
(inisiasi menyusu dini), mendapatkan suntikan vitamin K dan imunisasi
hepatitis B. Dokter juga menerangkan tentang refleks-refleks neonatus
yang kadang menjadi keluhan bagi para ibu.
Bagaimana saudara menjelaskan kejadian yang dialami oleh Bunga
selama kehamilan dan setelah persalinan?

B. PROSES PEMBELAJARAN

Diskusi kelompok PBL dengan metode seven jump yang difasilitasi


oleh seorang tutor PBL. Diskusi dipicu oleh satu skenario yang
diselesaikan dalam 2 kali pertemuan. Tutorial PBL dilaksanakan
pada setiap. SOP tutorial PBL ada pada lampiran.

BAB II
PEMBAHASAN
Step 1 Terminologi
1. Amenorea : tidak adanya periode haid minimal 3 bulan berturut-turut,
terbagi atas primer
10

(tidak pernah haid sebelumnya) dan sekunder (pernah haid


sebelumnya)
2. HPHT : hari pertama haid terakhir
3. Striptest : alat untuk mendeteksi masa subur dengan pemeriksaan urin
4. ANC : Antenatal Care, pemeriksaan kehamila untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin,
untuk mengetahui keadaan fisik si bayi, kesehatan mental si ibu,
meliputi observasi, edukasi dan penanganan medis
5. Bloody show : lendir bercampur darah sebelum persalinan, menandakan
terbukanya pintu
vagina
6. His : kontraksi uterus dan dipengruhi oleh oksitoksis
7. APGAR : untuk melihat kemampuan bayi beradaptasi dengan lingkungan
baru, untuk
melihat apakah bayi mengalami asfiksi atau tidak, menilai
warna kulit, denyut jantung, refleks, otot dan saraf
8. Neonatus : bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu (0-28 hari)
9. IMD : Inisiasi Menyusu Dini, usaha bayi untuk menyusui 1 jam
pertama sejak
dilahirkan

Step 2 Rumusan Masalah


1. Mengapa timbul sakit kepala, mual dan muntah serta keluhan banyak bau
busuk pada ibu hamil?
2. Apa penyebab amenorea selain kehamilan?
3. Apa yang menyebabkan hasil striptest positif?
4. Mengapa uji striptest harus menggunakan urin?
5. Apa efek srtres terhadap pertumbuhan janin?
6. Mengapa dokter menyarankan Bunga unuk menjaga nutrisi, dan apa saja
nutrisi yang diperlukan oleh Bunga?
7. Apa tujuan ANC?
8. Apa yang dinilai pada pemeriksaan ANC?
9. Kapan akan terasa gerakan bayi oleh si ibu
10. Pada umur berapa organ mulai terbentuk?
11. Pada bulan berapa akan terasa pembesaran perut?
12. Bagaimana fungsi fisiologis bayi yang baru lahir?
13. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut?
14. Apa penyebab bayi lahir cacat?
15. Apa ciri dan perbedaan dari masing-masing 3 trimester?
16. Apa saja refleks neonatus?
17. Apa yang dinilai pada pemeriksaan APGAR?
18. Apa tujuan suntikan vitamin K dan imunisasi hepatitis B?
19. Apa tanda-tanda awal persalinan?
20. Apa manfaat IMD?
21. Apa penyebab bloody show dan his semakin kuat?
22. Apa efek dari his yang terlalu kuat?

Step 3 Brainstorming
1. Ketika ibu hamil maka hormon esterogen akan meningkat, akibatnya asam
lambung pun meningkat, inilah yang memicu mual pada ibu hamil.
10

Selain itu, juga dihasilkan HCG oleh plasenta yang memicu gejala-gejala
tersebut.
Faktor psikis : stres
Indra penciuman ibu hamil meningkatkan lebih tajam
2. Penyebab amenorea :
a) Faktor gaya hidup : stres, olahraga berat
b) Gangguan pada kelenjar yang menyekresikan hormon
c) Kelainan kelenjar endokrin, kegagalan sekresi ovarium
d) Pubertas terlambat
e) Ibu menyusui, menopause
3. Tanda positif timbul karena ada HCG pada urin (faktor penentu kehamilan)
4. Karena pada kehamilan dihasilkan hormon HCG yang juga lolos melaui urin.
Urin yang diuji adalah urin pertama pada pagi hari
5. Stres bisa menimbulkan alergi pada janin dan kekebalan tubuh menurun, juga
bisa menyebablan keguguran. Selain itu, stres juga bisa memicu terjadinya
perdarahan sehingga sirkulasi darah terganggu akibatnya suplai okseigen ke
janin berkurang. Anak cacat dan autisme.
6. Karena apabila Bungan kekurangan nutrisi maka akan mengganggu
perkembangan janinnya
Nutrisi yang diperlukan :
a) Vitamin K
b) Kalsium dan fosfat
c) Zat besi
d) dll
7. Tujuan ANC :
a) Untuk memberikan pengarahan kepada ibu agar janinnya sehat dan
persalinan lancar
b) Untuk menjelaskan kepada ibu resiko kehamilannya
c) Untuk mengurangi mortilitas
d) Untuk mengetahui prosedur persalinan yang cocok untuk si ibu
e) Dll
8. Yang dinilai pada ANC :
a) Status generilitas : kesadaran, tanda vital
b) Status obsterikus : pemeriksaan abdomen
c) Genitalia eksterna
d) Umur kehamilan
e) Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan gula darah, kadar Hb, hematokrit
f) Pola hidup si ibu
g) Pemeriksaan panggul
9. Pada trimester kedua, bulan kelima
10.Pada minggu keempat, terbentuk otak, sumsum tulang belakang
Pada minggu kelima, terbentuk endoderm, mesoderm, ektoderm
Pada minggu kedelapan sudah terbentuk beberapa organ tapi belum
berkembang dengan sempurna
11. Bulan ketiga, minggu ke 12-14
12. Sistem pernafasan : peralihan dari plasenta menjadi paru, terjadi adaptasi
surfaktan
Sistem peredaran darah : pembuluh darah mulai berfungsi
Gizi : gizi janin diperoleh dari ibu, ketika sudah lahir gizinya tergantung
asupannya sendiri
10

Lingkungan : ketika janin, lingkungan disekitarnya berupa cairan


Suhu : suhu janin bersifat tetap, berbeda dengan suhu luar
Stimulasi sensoris : ketika janin hanya pendengaran yang berkembang
BBL saraf belum tersekubung myelin, hati dan ginjal juga belum berkembang
sempurna
13.SDA
14. Asupan ibu, alkohol, radiasi, merokok, narkoba, kekurangan nutrisi, jatuh,
kelainan kromosom dan genetik, stres, infeksi virus dan bakteri
15.Timester I : ibu hamil sering mual, muntah, emosi tidak stabil, terasa kontraksi
payudara dan perut, rentan perdarahan
Trimester II : ibu merasakan pergerakan janin dan perbesaran perut, mual dan
muntah berkurang
Trimester III : sesak nafas, sakit pinggang, bayi sudah ada sistem kekebalan
tubuh
16.Refleks neonatus :
a) Refleks menghisap
b) Refleks menggenggam
c) Refleks mencari
d) Refleks moro
e) Refleks pupil
f) Rotting reflex
g) Breathing reflex
h) Tonic neck reflex
i) Refleks berjalan dan merangkak
17.SDA
18.Tujuan suntikan vitamin K adalah memenuhi kebutuhan vit K untuk si bayi
karena bakeri kolon bayi belum sempurna. Imunisasi hepatitis B dilakukan
karena bayi renan terkena infeksi.
19.Tanda awal persalinan :
a) Bloody show
b) His uterus
c) Pecahnya ketuban
20.Tujuan IMD :
a) Mencegah penurunan Amenorea
suhu bayi Intrinsik Ekstrinsik
b) Sebagai perlindungan alami bagi bayi
c) Sebagai bounding antara ibu dan bayi
21.Sebagai respon sistem saraf
Sebagai respon endokrin
Striptest Faktor
Trimeser I
Pelebaran serviks
22.Terjadi perdarahan yang hebat
Ruptur uteri (ibu)
Perdarahan tengkorak (bayi) Perkembangan Janin Trimeser II
ANC Hamil

Trimeser III
STEP 4 SKEMA Ciri
Nutrisi Persalinan

Tahap
Fungsi Fisiologi
STEP 5 LEARNING OBJECTIVES
Bayi

IMD Refleks Imunisasi Penilaian


Perkembangan ekstrauterin
10

1. Memahami Perkembangan Janin Intrauterin dan Gangguan


yang Terjadi
2. Memahami Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Janin
3. Memahami Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
4. Memahami Fungsi Fisiologi Perubahan Anatomi dan
Adaptasi Neonatus
5. Memahami Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
6. Memahami Pengaruh Pemberian Obat terhadap Janin
7. Memahami Hubungan Kortisol dengan Allergi Janin

STEP 6 BELAJAR MANDIRI


STEP 7 HASIL DISKUSI
1. Memahami Perkembangan Janin Intrauterin dan Gangguan
yang Terjadi

PERKEMBANGAN JANIN INTRA UTERIN

Minggu ke-1 :
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan
pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung
berdasarkan hari pertama haid terakhir Anda

Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan


informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat
ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik
berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan
hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.

Sel2 telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran


sinar yg mengelilingi matahariSel ini akan bertemu dengan sel2
sperma dan memulai proses pembuahan

5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu
menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun
pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1
sel saja yang bisa menembus indung telur.

Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat
bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya
10

berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur

Minggu ke-2 :

Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah
dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.
Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga
pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu
blastocyst terpaut pada endometrium

Minggu 3:
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika
sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan
akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

Minggu ke-4 :
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan
(Chorionic Gonadotropin HCG), sehingga apabila Anda melakukan test
kehamilan, hasilnya positif.
Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi
pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat
besar yang membawa darah ke jantung).
Minggu ke-5 :
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.
Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk
system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak,
tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada
lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling
dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

Minggu ke-6 :
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala
hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup.
Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada
minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-
pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak

Minggu ke-7 :
10

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8


gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung
telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan
saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru

Minggu ke 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi
Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai
berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan
paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin
membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6
minggu setelah pembuahan.
bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung,
bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah
membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk
walaupun belum sempurna

Minggu ke-9 :
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun
Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak
jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya
sekitar 4 gram.

Minggu ke-10 :

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.


Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf
baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil
dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari
tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah
menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat,
meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu.
Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa
menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri
10

Minggu ke-12 :

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan
dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam
rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung
janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14
gram.

Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar


beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk
termasuk telinga dan kelopak mata.

Minggu ke-13 :

Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk


menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak
mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang.
Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.

Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain.


Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran
kepala.

Minggu ke-14 :

Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya


25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus
yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada
minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium
turun dari rongga perut menuju panggul.
Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena
belum ada lapisan lemak

Minggu ke-15 :

Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus


berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan
jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga
pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan
panjang 113 mm
10

Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari.


Kelopak matanya masih tertutup

Minggu ke-16 :

Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui


plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa
mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran
darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.

Janin mulai bergerak ! Tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak
merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang
bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116
mm dan beratnya 80 gram

Minggu ke-17 :

Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil.
Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh
bayi setelah lahir. Tahukah Anda ? Saat dilahirkan, berat lemak
mencapai tiga perempat dari total berat badannya.

Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada
ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk

Minggu ke-18 :

Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada


minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi
pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda
menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm
dan beratnya 140 gram.

Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu.
Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.

Minggu ke-19 :

Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang


melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf
motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti
menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
10

Minggu ke-20 :

Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram


dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai
membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. kuku tumbuh
pada minggu ini.

Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit


mulai terlihat

Minggu ke-21 :

Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu


menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem
pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena
beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm
Minggu ke-22 :
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap
hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan.
Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional

Minggu ke-23 :

Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih


kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih
banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan berolahraga,
menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara
teratur. Beratnya hampir 450 gram
Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga
terbentuk sempurna.

Minggu ke-24 :

Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima


oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru
bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap
mengembang

Kulit bayi mulai menebal

Minggu ke-25 :
10

Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang


latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air
ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin
kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang.
Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan
sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin
membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah
mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan
tinggi badan 34-37 cm.

Minggu ke-26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah
mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan
pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat
memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk
memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan
anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-
780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.

Minggu ke-27 :
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan
tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki
peluang 85% untuk bertahan.
Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari
dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi
seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

Minggu ke-28 :
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi
semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin
berkembang dan rambutnya terus tumbuh
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah
mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun
matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui
dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-
parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si
kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

Minggu ke-29 :
10

Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen


dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di
dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama
kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi
perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa
mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari
bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat
badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

Minggu ke-30 :

Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi
sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin
besar, gerakannya semakin terasa
Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain
dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya.
Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan
menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa
mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban
(amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun
sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram,
dengan tinggi 39-40 cm.

Minggu ke-31 :

Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah


di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih
hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban
Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya
berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak
akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh
bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan
zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang
berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel.
Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi
1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Minggu ke-32 :
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu
mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang
menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu
dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang
29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih
baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan
system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari
10

mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna.


Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah
mulai bisa bermimpi, .

Minggu ke-33 :

Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya.
Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi
sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap
jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi
sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar
bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun
nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi
sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-
1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.

Minggu ke-34 :
bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup
mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai
mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi
melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai
sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus
berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat
Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.

Minggu ke-35 :
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh
bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan
lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya.
Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim
bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah
sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan
sekitar 45-47 cm.

Minggu ke-36 :
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan
lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal
dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah
memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik
bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi
2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm

Minggu ke-37 :
10

Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan
kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan
bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa
melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar
untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar
untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan
di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan
tinggi 48-49 cm
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 : Proses pembentukan telah
berakhir dan bayi siap dilahirkan.

2. Memahami Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Janin

A. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang tergandung di dalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantits pertumbuhan.
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap ransangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Termasuk faktor genetik antara lain berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara
maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik, sedangkan di negara
berkembang selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang
kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Disamping itu,
banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti
sindrom Down, sindrom Turner, dll.

B. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau


tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial
yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.
10

Adapun faktor lingkungan terdiri dari :

1. Gizi ibu pada waktu hamil

Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10-
12,5 kg, agar
tidak terjadi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Untuk
mencapai itu, maka kepada ibu yang dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang
dimakan dengan tambahan 300kkal/hari, atau sekitar satu porsi makanan lebih
banyak daripada sebelum hamil. Pada saat ini telah dikembangkan KMS ibu
hamil, yang berguna untuk memonitor kenaikan berat badan ibu hamil, sehingga
sedapat mungkin dicegah kelahiran bayi BBLR.

Karena morbiditas dan mortalitas BBLR lebih tinggi dari pada bayi dengan
berat lahir cukup. Sedangkan akibat jangka panjang terhadap kembang anak
akan lebih buruk, bila kekurangan gizi intrauterin pada bayi KMK (kecil untuk
masa kehamilan) terus berlanjut sampai 2 tahun setelah lahir. Hal ini disebabkan
proses proliferasi sel-sel otak masih terus berlangsung sampai umur anak sekitar
2 tahun, sehingga berdampak buruk pada struktur dan fungsi otak anak.
Akibatnya gangguan bukan hanya pada pertumbuhan fisik anak saja, tetapi juga
pada perkembangan intelektual anak dimasa mendatang. Disamping itu dapat
pula menyebabkan hambatn pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru
lahir, bayi lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.

2. Radiasi

Ada 3 prinsip efek biologisnya yaitu :

a. Kematian sel yang mempengaruhi embryogenesis.


b. Karsinogenesis.

3. Efek terhadap generasi selanjutnya dan mutasi sel germinal


10

Sebelum fase oragnogenesi, radiasi dengan dosis 10 rad dapat


menyebabkan kematian janin. Efek teratogen pengion telah diketahui sejak
bertahun-tahun lalu, dan telah diketahui benar bahwa mikrosefali, cacat
tengkorak, spina bifida, kebutaan, celah palatum, dan cacat anggota badan
dapat terjadi karena pengobatan wanita hamil dengan sinar-x atau radium dosis
tinggi. Sifat kelainan tergantung pada dosis radiasi dan tingkat perkembangan
janin pada saat penyinaran. Selain akibat radiasi langsung pada mudigah, akibat
tak langsung terhadap sel-sel benih patut dipertimbangkan. Bahkan dosis yang
relatif kecil dapat menyebabkan mutasi yang selanjutnya menimbulkan kelainan
kongenital pada generasi berikutnya.

4. Obat-obatan, toksin, atau zat-zat kimia

Pengaruh obat yang diberikan kepda ibu hamil terhadap janin sangat
tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, waktu dan lama pemberian. Bila
pada kehamilan trimester I (masa organogenesis) ibu minum obat teratogenik,
maka akan terjadi keguguran atau cacat bawaan. Beberapa obat yang
mempunyai efek sinergistik dengan yang lainnya mungkin akan mempunyai
teratogenik. Obat tertentu yang diberikan pada beberapa minggu terakhir
kehamilan atau pada waktu persalinan, dapat mempengaruhi fungsi organ atau
sistem enzim tertentu pada bayi baru lahir. Berhubung masih terbatasnya
pengetahuan mengenai efek obat yang diberikan pada ibu hamil terhadap
janin/neonatus, maka hati-hati memberikan obat pada ibu hamil terutama pada
trimester I dan pada beberapa minggu sebelum lahir/pada waktu persalinan.
Contoh obat-obatan yang bersifat teratogenik antara lain talidomit, aminopterin,
anti kejang difenilhidantoin (fenitoin), asam valproat, dan trimetadion, zat-zat
antiansietas meprobamat, klordiazepoksid, dan diazepam, antikoa gulan
warfarin, kokain, rokok.

5. Hormon Sintetik

Faktor hormon terdiri dari :


a. Agen-agen androgenik
Progestin sintetik sering digunakan selama kehamilan untuk mencegah
abortus. Progestin etisteron dan norethisteron mempunyai kegiatan androgenik
10

yang besar sekali, dan banyak dilaporkan kasus mskuliniasi alat kelamin pada
mudigah wanita. Kelainan yang ditimbulkan antara lain pembesaran klitoris yang
erat berkaitan dengan derajat-derajat penyatuan lipatan labioskrotal.

b. Dietilstilbestrol
Suata estrogen sintetik yang sering digunakan pada tahun 1940-an dan
1950-an untuk mencegah abortus.

c. Kontrasepsi oral
Pil-pil pengendali kelahiran yang mengandung estrogen dan progesteron,
tampaknya mempunyai potensi teratogenik yang kecil. Tetapi, karena hormon-
hormon lain, seperti dietilstilbestrol, menimbulkan kelainan, penggunaan
kontrasepsi oral hendaknya dihentikan kalau dicurigai terjadi kehamilan.
d. Kortison
Percobaan telah berulang kali memperlihatkan bahwa kortison yang
disuntikkan pada mencit dan kelinci pada tingkat kehamilan tertentu dapat
menyebabkan palatoskisis pada keturunannya. Akan tetapi, belumlah mungkin
menuduh kortison sebagai faktor lingkungan yang menyebabkan palatoksis pada
manusia.

6. Penyakit ibu

a. Infeksi
Hampir semua penyakit berat yang diderita ibu pada waktu hamil, dapat
mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa mikroorganisme
tertentu dapat menyebabkan infeksi pada janin, gangguan pertumbuhan janin,
bahkan cacat bawaan. Infeksi yang sering mengakibatkan cacat bawaan, yang
terkenal adalah TORCH (toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
simplex). Infeksi lain pada ibu hamil yang dapat menimbulkan penyakit pada
janin atau neonatus, misalnya penyakit Chagas, varisela, herpes zoster, cirus
Coxsackie-B, hepatitis, listerosis, malaria (abortus), poliomielitis (keguguran,
paralisis bawaan, atau poliomeileitis), campak (keguguran, KMK, campak janin,
mungkin juga cacat bawaan), sifilis, HIV, dll. Untuk mencegah tetanus
10

neonatorum pada bayi, dianjurkan pada semua wanita usia 15-44 tahun untuk
mendapat vaksinasi terhadap tetanus.
b. Bukan infeksi
Ibu yang menderita hipertensi tidak diobati, akan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan intrauterin dan lahir mati. Ibu menderita goiter endemik, bayinya
bisa menderita hipertiroid kongenital. Fenilketonuria pada ibu hamil yang tidak
diobati akan mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, atau cedera otak pada
janin yang tidak menderita fenilketonuria.

6. Mekanis
Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat mengakibatkan
cacat bawaan, misalnya kelainan talipes, mikrognatia, dislokasi panggul,
tortikikolis kongenital, palsi fasialis, kranio tabes, dll. Kesalahan implantasi dari
ovum dapat mengakibatkan gangguan nutrisi sehingga terjadi retardasi.

7. Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops


fetalis, kern ikterus, atau lahir mati. Pada rhesus dan ABO antagonisme sering
mengakibatkan hydrops foetalis, bayi lahir mati. Pada umumnya terjadi setelah
plasenta terbentuk yaitu trimester II kehamilan. Pada rhesus antagonisme
antibodi yang terbetntuk ukuran kecil 7 S-globulin sehingga mudah menembus
plasenta dengan akbiat terjadi erythroblastosis foetalis. Pada ABO
antagonisme antibodi yang terbentuk berukuran 19 S-globulin ukurannya lebih
besar untuk menembus plasenta yang utuh sehingga reaksi pada bayi tidak
terlalu berat.

8. Anoksia

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta dan tali


pusat, dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini terdapat pada ibu hamil dengan
hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit jantung, ginjal,
asma, diabetes melitus, dll.

9. Stres
10

Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang


dikandungnya. Suatu kehamilan sebaiknya dalah kehamilan yang benar-benar
dikehendaki.

10.Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah


somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain
dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like groeth factor/IGFs). Hormon plasenta
(human placental lactogen = hormon chorionic somatromammotropic), disekresi
oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin. Keguanaannya
mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta. Hormon-hormon tiroid seperti TRH
(Thyroid Releasing Hormon), TSH (Thyroid Stimulating Hormon), T3 dan T4
diproduksi oelh janin sejak minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi
pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin meningkat sampai minggu ke-24,
lalu konstan.

3. Memahami Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa kehamilan
karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Menurut Hendrawan Nasedul yang
dikutip oleh Mitayani (2010), gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau
menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan
mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak
berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat
menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan
gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus
mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral (Kusmiyati, 2009).

Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu.
Kusmiyati (2009) mengungkapkan dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah
adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut :

. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada


10

masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25%


pada 20 minggu terakhir.

. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan


HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual
muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama,
peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah
obstipasi.

. c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada

pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir

kehamilan.d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah


erytrosit 20-30%

sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin.Ibu hamil


harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu serta
mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan
menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan
plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga
janin

pertumbuhan janin menjadi terganggu.Adapun faktor-faktor yang


dipertimbangkan dalam meningkatkan kebutuhan

gizi pada ibu hamil adalah (Aritonang, 2010):

O Buruknya status gizi ibu

O Usia ibu yang masih sangat muda

O Kehamilan kembar

O Jarak kehamilan yang rapat

O Tingkat aktivitas fisik yang tinggi

O Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan malabsorbsi


10

O Konsumsi rokok dan alkohol

O Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun obat ilegal (narkoba).

Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir


kehamilan. Bila ibu hamil sangat kurus makan akan melahirkan bayi dengan
berat badan rendah (BBLR) dan bayi prematur. Sebab-sebab terjadinya
penurunan atau peningkatan berat badan pada ibu hamil yaitu edema,
hipertensi kehamilan, dan makan yang banyak/berlebihan (Salmah dkk, 2006).
Menurut Kusmiyati (2009), proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah
sebagai berikut :

1. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir
seluruhnya merupaka kenaikan berat badan ibu.

2. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan
berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.

3. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari
kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin.

4. Memahami Fungsi Fisiologi Perubahan Anatomi dan Adaptasi


Neonatus

PERUBAHAN ANATOMI FISIOLOGIS DAN ADAPTASI PADA BAYI BARU


LAHIR

A. Respirasi pada Bayi Baru Lahir


Pengaruh kelahiran yang paling jelas pada bayi adalah hilangnya
hubungan plasenta dengan ibu, yang berarti hilangnya dukungan metabolisme.
Salah satu penyesuaian penting yang dibutuhkan bayi adalah memulai bernapas.
Normalnya anak akan mulai bernapas dalam beberapa detik dan memiliki
irama pernapasan yang normal <1 menit setelah lahir. Pernapasan ini dipicu oleh
paparan tiba-tiba terhadap dunia luar , yang mungkin disebabkan oleh:
Keadaan asfiksia ringan pada saat kelahiran
Impuls sensorik yang timbul karena pendinginan kulit yang tiba-tiba.
Pada beberapa bayi dapat terjadi keadaan dimana awal bernafasnya
terlambat. Hal ini dapat disebabkan oleh:
Depresi nafas karena anestesi umum selama persalinan
Trauma kepala selama persalinan, disebabkan oleh:
10

Perdarahan intracranial atau kontusio otak menyebabkan sindroma


gegar otak disertai depresi berat pusat pernapasan
Persalinan yang lama
Hipoksia fetus yang lama selama persalinan depresi pusat
pernapasan yang serius
Penyebab Hipoksia:
Kompresi tali pusat
Plasenta lepas prematur
Kontraksi uterus berlebihan menyebabkan pembuluh darah terjepit
sehingga aliran darah ke plasenta kurang
Anestesi berlebihan pada ibu sehingga oksigenasi berkurang

Toleransi terhadap hipoksia


Dewasa = 4 menit
Neonates sampai 10 menit -> Lebih dari 10 menit dapat terjadi kerusakan
otak permanen dan fungsi motoric tubuh.

Ekspansi paru-paru
Dinding alveoli kolaps waktu lahir karena tegangan permukaan cairan
kental di dalamnya
Pembukaan awal perlu tekanan inspirasi -25 mmHg, seterusnya bisa lebih
rendah
Inspirasi awal neonatus normal di interpleura -60 mmHg
10

gambar 1.1 sumber guyton

Tekanan negative di intrapleura dimulai pada tekanan 0, bergerak ke


kanan
Kurve menunjukkan volume udara tetap 0 sampai tekanan mencapai -40
cmH2O (-30 mmHg)
Volume udara naik ke 40 mL pada -60 cmH2O
Grafik bergerak ke kiri ketika paru mengecil
Dibutuhkan tekanan +40 cmH2O untuk melawan kekentalan cairan di
bronkiolus
Pernafasan kedua lebih mudah, tekanan yang diperlukan lebih rendah
Pernafasan normal setelah 40 menit

Sindrom Gawat Napas


Sejumlah kecil bayi (terutama bayi prematur dan bayi dari ibu
diabetes) mengalami gawat napas beberapa jam sampai beberapa hari
pertama setelah kelahiran, dan beberapa meninggal pada hari-hari
berikutnya. Alveolus terisi oleh bahan seperti membrane hialin disebut
penyakit membrane hialin.
Pada sindroma gawat napas, terjadi kegagalan sekresi surfaktan
dalam jumlah yang adekuatalveoli kolaps dan edema paru.
10

B. Sirkulasi pada Bayi Baru Lahir


Sirkulasi janin
Paru belum befungsi, hati sedikit fungsi, sehingga aliran darah belum
banyak diperlukan. Tetapi, jantung janin harus memompa sejumlah besar
darah melalui plasenta.

gambar 1.2 sumber guyton


o Darah plasenta v. umbilikalis d. venosus, terutama hati
o Vena kava inferior atriumkananforamen ovale atrium kiri ventrikel
kiri aorta kepala dan anggota atas v. kava superior
o Vena kava superior atrium kanan katup trikuspidventrikel kanana.
pulmonalis ductus arteriosus aorta desendens:
10

anggota bawah v. kavainferior


aa. Umbilikales plasenta
o 55% darah mengalir melalui plasenta, 45% beredar di tubuh janin.

Perubahan sirkulasi saat lahir


o Plasenta tertutup, resistensi vascular sistemik meningkat
Aliran ke plasenta stop resistensi terhadap aorta naik tekanan aorta,
ventrikel dan atrium kiri naik
o Paru mengembang, resistensi vascular pulmonalis turun
Tekanan a. pulmonalis, ventrikel dan atrium kanan turun
Hipoksia paru berhenti, vasodilatasi terjadi di pembuluh pulmonalis
tekanan semakin turun
o Penutupan foramen ovale
Terjadi akibat tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan
atrium kiri yang tinggi darah mengalir balik (dari atrium kiri ke
atrium kanan) katup kecil yang terletak pada foramen ovale
menutup ostium tersebut (mencegah aliran lebih lanjut melalui
foramen ovale)
Pada 2/3 orang katub melekat pada foramen ovale selama
beberapa bulan sampai tahun membentuk penutupan yang
permanen.
Jika penutupan permanen tidak terjadi : tekanan atrium kiri
lebih besar 2-4 mmHg untuk menjaga katup tetap tertutup.
o Penutupan duktus arteriosus
Peningkatan resistensi seistemik tekanan aorta meningkat
Penurunan resistensi paru tekanan arteri pulmonalis turun darah
mengalir balik dari aorta ke arteri pulmonalis
Dalam beberapa jam dinding otot duktus arteriosus kontrakasi, dalam
1-8 jam kontraksi menghentikan semua aliran darah (penutupan
fungsional duktus arteriosus)
Dalam 1-4 bulan duktus arteriosus tertutup oleh jaringan fibrosa

o Penutupan duktus venosus


Janin: vena porta dan vena umbilikalis bergabung pada duktus
venosus vena cava melewati hati.
Lahir: aliran vena umbilikalis berhenti, vena porta masih mengalir
melalui dukrus venosus, dan hanya sedikit yang lewat saluran-saluran
di hati.
Dalam 1-3 jam, dinding otot duktus venosus berkontraksi kuat dan
menutup aliran darah tersebut
Akibatnya tekanan vena pota meningkat dari hamper 0-6 menjadi 10
mmHg mendorong aliran darah vena porta melalui sinus-sinus hati.

C. Nutrisi Pada Neonatus


Setelah lahir, jumlah glukosa yang disimpan dalam tubuh bayi berupa
glikogen hati dan otot hanya cukup menyuplai kebutuhan bayi beberapa
jam saja. Oleh karena itu konsentrasi gula darah bayi sering kali turun
10

pada hari pertama menjadi 30-40 mg/dl, kurang dari setengah normal.
Untungnya tersedia mekanisme untuk menggunakan simpanan lemak dan
proteinnya untuk metabolisme sampai ASI tersedia 2-3 hari kemudian.
Masalah suplai cairan: kecepatan pertukaran cairan pada tubuh bayi rata-
rata 7x > dewasa, dan suplai ASI membutuhkan beberapa hari untuk
pembentukannya BB bayi turun 5-10% dalam 2-3 hari pertama.

5. Memahami Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR


Penilaian Apgar score
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung,
kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan
warna kulit.
Caranya:
Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil penilaian
tanda, seperti laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot,
kemampuan refleks dan warna kulit.
Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut :
Adaptasi baik : skor 7-10
Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6
Asfiksia berat : skor 0-3
Tabel Penilaian Apgar Score
TANDA 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada 100 100
Menangis
Usaha bernafas Tidak ada Lambat
kuat
Ekstermitas fleksi Gerakan
Tonus otot Lumpuh
sedikit Aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Melawan
Tubuh Kemerahan, Seluruh
Seluruh tubuh
Warna Kulit Ekstermitas Atas tubuh
biru / pucat
Biru kemerahan

Pengukuran Antropometri
Lakukan Penimbangan berat badan
10

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik
nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan
pembungkus bayi. Berat badan normal adalah 2500-3500 gram apabila
BB kurang dari 2500 gram disebut bayi Premature dan apabila BB bayi
lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
Lakukan Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat
dari bahan yang tidak lentur. Panjang badan normal adalah 45-50 cm
Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi
ke dahi. Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.
Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu). Lingkar dada normal
adalah 30 -33 cm. Apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar
dada maka bayi mengalami Hidrocephalus. Dan apabila diameter kepala
lebih kecil 3 cm dari dada maka bayi mengalami Microcephalus.
Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA)
Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum mencerminkan keadaan
tumbuh kembang bayi.

Pemeriksaan Fisik

Kepala

Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan
fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak
lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang
kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba.
10

Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,


fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus,
sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel
menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan
yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel
ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21.
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.

Wajah

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal
ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.
Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom
piere robin.
Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi
N.fasialis.

Mata

Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.


Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil
harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau
retina
10

Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus


dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami
sindrom down.

Hidung

Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih
dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia
koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring.
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal
ini kemungkinan adanya sifilis congenital.
Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.

Mulut

Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut.
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil
menunjukkan mikrognatia.

Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang
berasal dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara
palatum keras dan lunak.
Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya
terjadi akibat Episteins pearl atau gigi.
10

Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema
otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk
(tanda foote).

Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.


Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas
dibagia atas.
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set
ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal.
Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka
pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka
kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.

Leher

Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.


Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad
fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa
adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada
bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa
kemungkinan adanya fraktur.
10

Dada, Paru dan Jantung

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris


kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada dan
abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal
pada saat bernapas perlu diperhatikan. Frekuensi pernapasan bayi normal
antara 40-60 kali permenit. Perhitungannya harus satu menit penuh
karena terdapat periodic breathing, dimana pola pernapasan pada
neonatus terutama pada premature ada henti nafas yang berlangsung 20
detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi cukup bulan, puting susu
sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya
fraktur klavikula dengan cara meraba ictus cordis dengan menentukan
posisi jantung.
Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop
untuk menlai frekuensi dan suara napa/jantung. Secara normal frekuensi
denyut jantung antara 120-160 x / menit.

Abdomen

Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan


gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada
tidaknya kelainan pada tali pusat seperti, ada tidaknya vena dan arteri,
tali simpul pada tali pusat dan lain-lain.
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel
atau ductus omfaloentriskus persisten.
Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
10

Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta


kanan. Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai
bayidi lipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas
bawah ginjal dapat di raba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan
tepi perut bagian ginjal dapat di raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran
pada ginjal dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau
trombosis vena renalis

Ekstermitas Atas

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan


kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.

Ekstermitas Bawah

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.

Spinal

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda


abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil
10

berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis


atau kolumna vertebra

Genetalia

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa
posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

Anus dan Rectum

Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya


Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam
belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon
atau obstruksi saluran pencernaan

Kulit

Perhatikan kondisi kulit bayi.


Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak
berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan
menutupi bayi cukup bulan).
Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada punggung
bayi) jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi
cukup bulan.
10

Refleks-Refleks

Pemeriks
Cara
aan Kondisi Normal Kondisi Patologis
Pengukuran
Refleks
Berkedip Sorotkan cahaya Dijumpai pada Jika tidak di jumpai
ke mata bayi. tahun pertama menunjukkan
kebutaan.
Tanda Gores telapak Jari kaki Bila pengembangan
babinski kaki sepanjang mengembang jari kaki dorsofleksi
tepi luar, di ulai dan ibu jari kaki setelah umur 2
dari tumit dorsofleksi, di tahun adanya
jumpai sampai tanda lesi
umur 2 tahun. ekstrapiramidal.
Moros Ubah posisi Lengan Ekstensi, Refleks yang
dengan tiba-tiba jari-jari menetap lebih 4
atau pukul mengembang bulan adanya
meja/tempat kepala terlempar kerusakan otak,
tidur. ke belakang, respon tidak
tungkai sedikit simetris adanya
ekstensi, lengan hemiparesis,
kembali ke fraktur klavikula,
tengah dengan atau cidera fleksus
tangan brachialis. Tidak
menggenggam ada respons
tulang belakang ekstermitas bawah
dan ekstermitas adanya dislokasi
bawah ekstens. pinggul atau cidera
Lebih kuat medulla spinalis.
selama 2 bulan
menghilang pada
umur 3-4 bulan.
Mengengg Letakkan jari di Jari-jari bayi Fleksi yang tidak
10

am telapak tangan melengkung di simetris


(palmar bayi dari sisi sekitar jari yang menunjukkan
graps) ulnar, jika refleks di letakkan di adanya paralysis,
lemah atau tidak telapak tangan refleks
ada berikan bayi bayi dari sisi menggenggam
botol atau dot, ulnar, refleks ini yang menetap
karena mengjisap menghilang dari menunjukkan
akan umur 3-4 bulan. gangguan serebral
mengeluarkan
refleks.
Rooting Gores sudut Bayi memutar Tidak adanya reflek
mulut bayi garis kea rah pipi yang menunjukkan
tengah bibir. di gores, refleks adanya gangguan
ini menghilang neurology berat
pada umur 3-4
bulan. Tetapi bias
menetap sampai
umur 12 bulan
khususnya
selama tidur.
Kaget Bertepuk tangan Bayi Tidak adanya
(startle) dengan keras. mengekstensi refleks menunjkkan
dan memfleksi adanya gangguan
lengan dalam pendengaran
berespon
terhadap suara
yang keras
tangan tetap
rapat, refleks ini
akan menghilang
setelah umur 4
bulan.
Menghisap Berikan bayi Bayi menghisap Reflek yang lemah
10

botol dan dot. dengan kuat atau tidak ada


dalam berespons menunjukkan
terhadap kelambatan
stimulasi, reflek perkembangan
ini menetap atau keadaan
selama masa neurologi yang
bayi dan abnormal
mungkin terjadi
selama tidur
tanpa stimulasi

6. Memahami Pengaruh Pemberian Obat terhadap Janin

PENGARUH PEMBERIAN OBAT TERHADAP IBU HAMIL DAN JANIN


Pengaruh buruk obat terhadap janin dapat bersifat toksik, teratogenik maupun letal, tergantung pada
sifat obat dan umur kehamilan paga saat minum obat. Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum
selama masa kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang
dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran. Pengaruh obat
bersifat teratogenik jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomik pada petumbuhan organ janin.
Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifa
letal, adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan.Secara umum pengaruh buruk
obat pada janin dapat beragam, sesuai dengan fase-fase berikut,1. Fase implantasi, yaitu pada umur
kehamilan kurang dari 3 minggu. Pada fase ini obat dapat memberi pengaruh buruk atau mungkin
tidak sama sekali. Jika terjadi pengaruh buruk biasanya menyebabkan kematian embrio atau
berakhirnya kehamilan (abortus).2. Fase embional atau organogenesis, yaitu pada umur kehamilan
antara 4-8 minggu. Pada fase ini terjadi diferensiasi pertumbuhan untuk terjadinya malformasi
anatomik (pengaruh teratogenik). Berbagai pengaruh buruk yang mungkin terjadi pada fase ini antara
lain,

Gangguan fungsional atau metabolik yang permanen yang biasanya baru muncul kemudian,
jadi tidak timbul secara langsung pada saat kehamilan. Misalnya pemakaian hormon
dietilstilbestrol pada trimester pertama kehamilan terbukti berkaitan dengan terjadinya
adenokarsinoma vagina pada anak perempuan di kemudian hari (pada saat mereka sudah
dewasa).

pengaruh letal, berupa kematian janin atau terjadinya abortus.

pengaruh sub-letal, yang biasanya dalam bentuk malformasi anatomis pertumbuhan organ,
seperti misalnya fokolemia karena talidomid.

3. Fase fetal, yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Dalam fase ini terjadi maturasi dan
pertumbuhan lebih lanjut dari janin. Pengaruh buruk senyawa asing terhadap janin pada fase ini tidak
10

berupa malformasi anatomik lagi. tetapi mungkin dapat berupa gangguan pertumbuhan, baik
terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau biokimiawi organ-organ. Demikian pula pengaruh obat yang
dialami ibu dapat pula dialami janin, meskipun mungkin dalam derajat yang berbeda. Sebagai contoh
adalah terjadinya depresi pernafasan neonatus karena selama masa akhir kehamilan, ibu
mengkonsumsi obat-obat seperti analgetika-narkotik; atau terjadinya efek samping pada sistem
ekstrapiramidal setelah pemakaian fenotiazin.Dalam upaya mencegah terjadinya yang tidak
diharapkan dari obat-obat yang diberikan selama kehamilan, maka oleh U.S. Food and Drug
Administration (FDA-USA) maupun Australia Drug Evaluation Commitee, obat-obat dikategorikan
sebagai berikut (Australian Drug Evaluation Commitee).

Kategori A:

Yang termasuk dalam kategori ini adalah obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil
tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Obat-obat yang
termasuk dalam kategori A antara lain adalah parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida jantung,
isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan asam folat.

Kategori B:

Obat kategori B meliputi obat-obat yang pengalaman pemakainya pada wanita hamil masih terbatas,
tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin.
Mengingat terbatasnya pengalaman pemakaian pada wanita hamil, maka obat-obat kategori B dibagi
lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi toksikologi pada hewan, yaitu:B1: Dari penelitian pada
hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan janin (fetal damage). Contoh obat-obat yang
termasuk pada kelompok ini misalnya simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.B2: Data dari
penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak meningkatnya kejadian kerusakan
janin, tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladona adalah obat-obat yang
masuk dalam kategori ini.B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan
janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Sebagai contoh adalah karbamazepin,
pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.

Kategori C:

Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi
anatomiksemata-mata karena efek farmakologiknya. Umumnya bersifat reversibel (membaik
kembali). Sebagai contohadalah analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-
steroid dan diuretika.

Kategori D

Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau
menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak dapat membaik kembali). Obat-obat
dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin. Misalnya:
androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, klonazepam, valproat, steroid anabolik, dan
antikoagulansia.

Kategori X
10

Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah yang telah terbukti mempunyai risiko tinggi
terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan.
Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan. Sebagai contoh adalah
isotretionin dan dietilstilbestrol.PEMAKAIAN BEBERAPA OBAT SELAMA PERIODE KEHAMILAN1.
Antibiotika & antiseptikaInfeksi pada saat kehamilan tidak jarang terjadi, mengingat secara alamiah
risiko terjadinya infeksi pada periode ini mlebih besar, seperti misalnya infeksi saluran kencjng karena
dilatasi ureter dan stasis yang biasanya muncul pada awal kehamilan dan menetap sampai beberapa
saat setelah melahirkan. Dalam menghadapi kehamilan dengan infeksi, pertimbangan pengobatan
yang harus diambil tidak saja dari segi ibu, tetapi juga segi janin, mengingat hampir semua antibiotika
dapat melintasi plasenta dengan segala konsekuensinya. Berikut akan dibahas antibiotika yang
dianjurkan maupun yang harus dihindari selama kehamilan, agar di samping tujuan terapetik dapat
tercapai semaksimal mungkin, efek samping pada ibu dan janin dapat ditekan seminimal
mungkin.1.a. PenisilinObat-obat yang termasuk dalam golongan penisilin dapat dengan mudah
menembus plasenta dan mencapai kadar terapetik baik pada janin maupun cairan amnion. Penisilin
relatif paling aman jika diberikan selama kehamilan, meskipun perlu pertimbangan yang seksama dan
atas indikasi yang ketat mengingat kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada ibu.-
Ampilisin:Segi keamanan baik bagi ibu maupun janin relatif cukup terjamin. Kadar ampisilin dalam
sirkulasi darah janin meningkat secara lambat setelah pemberiannya pada ibu dan bahkan sering
melebihi kadarnya dalam sirkulasi ibu. Pada awal kehamilan, kadar ampisilin dalam cairan amnion
relatif rendah karena belum sempurnanya ginjal janin, di samping meningkatnya kecepatan aliran
darah antara ibu dan janin pada masa tersebut. Tetapi pada periode akhir kehamilan di mana ginjal
dan alat ekskresi yangi lain pada janin telah matur, kadarnya dalam sirkulasi janin justru lebih tinggi
dibanding ibu. Farmakokinetika ampisilin berubah menyolok selama kehamilan.Dengan meningkatnya
volume plasma dan cairan tubuh, maka meningkat pula volume distribusi obat. Oleh sebab itu kadar
ampisilin pada wanita hamil kira-kira hanya 50% dibanding saat tidak hamil. Dengan
demikianpenambahan dosis ampisilin perlu dilakukan selama masa kehamilan.- Amoksisilin :Pada
dasarnya, absorpsi amoksisilin setelah pemberian per oral jauh lebih baik dibanding ampisilin.
Amoksisilin diabsorpsi secara cepat dan sempurna baik setelah pemberian oral maupun parenteral.
Seperti halnya dengan ampisilin penambahan dosis amoksisilin pada kehamilan perlu dilakukan
mengingat kadarnya dalam darah ibu maupun janin relatif rendah dibanding saat tidak hamil. Dalam
sirkulasi janin, kadarnya hanya sekitar seperempat sampai sepertiga kadar di sirkulasi ibu.1.b.
SefalosporinSama halnya dengan penisilin, sefalosporin relatif aman jika diberikan pada trimester
pertama kehamilan. Kadar sefalosporin dalam sirkulasi janin meningkat selama beberapa jam
pertama setelah pemberian dosis pada ibu, tetapi tidak terakumulasi setelah pemberian berulang atau
melalui infus. Sejauh ini belum ada bukti bahwa pengaruh buruk sefalosporin seperti misalnya anemia
hemolitik dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu yang mendapat sefalosporin pada
trimester terakhir kehamilan.1.c. Tetrasiklin:Seperti halnya penisilin dan antibiotika lainnya, tetrasiklin
dapat dengan mudah melintasi plasenta dan mancapai kadar terapetik pada sirkulasi janin. Jika
diberikan pada trimester pertama kehamilan, tetrasiklin menyebabkan terjadinya deposisi tulang in
utero, yang pada akhirnya akan menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang, terutama pada bayi
prematur. Meskipun hal ini bersifat tidak menetap (reversibel) dan dapat pulih kembali setelah proses
remodelling, namun sebaiknya tidak diberikan pada periode tersebut. Jika diberikan pada trimester
kedua hingga ketiga kehamilan, tetrasiklin akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna gigi
(menjadi kekuningan) yang bersifat menetap disertai hipoplasia enamel. Mengingat kemungkinan
risikonya lebih besar dibanding manfaat yang diharapkan maka pemakaian tetrasiklin pada wanita
hamil sejauh mungkin harus dihindari.1.d. AminoglikosidaAminoglikosida dimasukkan dalam kategori
obat D, yang penggunaannya oleh wanita hamil diketaui meningkatkan angka kejadian malformasi
dan kerusakan janin yang bersifat ireversibel. Pemberian aminoglikosida pada wanita hamil sangat
tidak dianjurkan. Selain itu aminoglikosida juga mempunyai efek samping nefrotoksik dan ototoksik
pada ibu, dan juga dapat menimbulkan kerusakan ginjal tingkat seluler pada janin, terutama jika
diberikan pada periode organogeneis. Kerusakan saraf kranial VIII juga banyak terjadi pada bayi-bayi
yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat aminoglikosida pada kehamilan.1.e. KloramfenikolPemberian
kloramfenikol pada wanita hamil, terutama pada trimester II dan III, di mana hepar belum matur, dapat
menyebabkan angka terjadinya sindroma Grey pada bayi, ditandai dengan kulit sianotik (sehingga
bayi tampak keabuabuan), hipotermia, muntah, abdomen protuberant, dan menunjukkan reaksi
menolak menyusu, di samping pernafasan yang cepat & tidak teratur, serta letargi. Kloramfenikol
dimasukkan dalam kategori C, yaitu obat yang karena efek farmakologiknya dapat menyebabkan
10

pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomik. Pengaruh ini dapat bersifat reversibel.
Pemberian kloramfenikol selama kehamilan sejauh mungkin dihindari, terutama pada minggu-minggu
terakhir menjelang kelahiran dan selama menyusui.1.f. SulfonamidaObat-obat yang tergolong
sulfonamida dapat melintasi plasenta dan masuk dalam sirkulasi janin, dalam kadar yang lebih
rendah atau sama dengan kadarnya dalam sirkulasi ibu. Pemakaian sulfonamida pada wanita hamil
harus dihindari, terutama pada akhir masa kehamilan. Hal ini karena sulfonamida mampu mendesak
bilirubin dari tempat ikatannya dengan protein, sehingga mengakibatkan terjadinya kern-ikterus pada
bayi yang baru dilahirkan. Keadaan ini mungkin akan menetap sampai 7 hari setelah bayi lahir.1.g.
EritromisinPemakaian eritromisin pada wanita hamil relatif aman karena meskipun dapat terdifusi
secara luas ke hampir semua jaringan (kecuali otak dan cairan serebrospinal), tetapi kadar pada janin
hanya mencapai 1-2% dibanding kadarnya dalam serum ibu. Di samping itu, sejauh ini belum
terdapat bukti bahwa eritromisin dapat menyebabkan kelainan pada janin. Kemanfaatan eritromisin
untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia pada wanita hamil serta pencegahan
penularan ke janin cukup baik, meskipun bukan menjadi obat pilihan pertama. Namun ditilik dari segi
keamanan dan manfaatnya, pemakaian eritromisin untuk infeksi tersebut lebih dianjurkan dibanding
antibiotika lain, misalnya tetrasiklin.1.h. TrimetoprimKarena volume distribusi yang luas, trimetoprim
mampu menembus jaringan fetal hingga mencapai kadar yang lebih tinggi dibanding sulfametoksazol,
meskipun kadarnya tidak lebih tinggi dari ibu. Pada uji hewan, trimetoprim terbukti bersifat teratogen
jika diberikan pada dosis besar. Meskipun belum terdapat bukti bahwa trimetoprim juga bersifat
teratogen pada janin, tetapi pemakaiannya pada wanita hamil perlu dihindari. Jika terpaksa harus
memberikan kombinasi trimetoprim + sulfametoksazol pada kehamilan, diperlukan pemberian
suplementasi asam folet.1.i. NitrofurantoinNitrofurantoin sering digunakan sebagai antiseptik pada
saluran kencing. Jika diberikan pada awal kehamilan, kadar nitrofurantoin pada jaringan fetal lebih
tinggi dibanding ibu, tetapi kadarnya dalam plasma sangat rendah. Dengan makin bertambahnya
umur kehamilan, kadar nitrofurantoin dalam plasma janin juga meningkat. Sejauh ini belum terbukti
bahwa nitrofurantoin dapat meningkatkan kejadian malformasi janin. Namun perhatian harus
diberikan terutama pada kehamilan cukup bulan, di mana pemberian nitrofurantoin pada periode ini
kemungkinan akan menyebabkan anemia hemolitik pada janin.2. AnalgetikaKeluhan nyeri selama
masa kehamilan umum dijumpai. Hal ini berkaitan dengan masalah fisiologis dari si ibu, karena
adanya tarikan otot-otot dan sendi karena kehamilan, maupun sebab-sebab yang lain. Untuk nyeri
yang tidak berkaitan dengan proses radang, pemberian obat pengurang nyeri biasanya dilakukan
dalam jangka waktu relatif pendek. Untuk nyeri yang berkaitan dengan proses radang, umumnya
diperlukan pengobatan dalam jangka waktu tertentu. Penilaian yang seksama terhadap penyebab
nyeri perlu dilakukan agar dapat ditentukan pilihan jenis obat yang paling tepat.2.a.Analgetika-
narkotikaSemua analgetika-narkotika dapat melintasi plasenta dan dari berbagai penelitian pada
gewan uji, secara konsisten obat ini menunjukkan adanya akumulasi pada jaringan otak janin.
Terdapat bukti meningkatkan kejadian permaturitas, retardasi pertumbuhan intrauteri, fetal distress
dan kematian perinatal pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sering mengkonsumsi
analgetika-narkotik. Keadaan withdrawl pada bayi-bayi yang baru lahir tersebut biasanya manifes
dalam bentuk tremor, iritabilitas, kejang, muntah, diare dan takhipnoe.Metadon:Jika diberikan pada
kehamilan memberi gejala withdrawal yang munculnya lebih lambat dan sifatnya lebih lama dibanding
heroin. Beratnya withdrawal karena metadon nampaknya berkaitan dengan meningkatnya dosis
pemeliharaan pada ibu sampai di atas 20 mg/hariPetidinDianggap paling aman untuk pemakaian
selam proses persalinan. Tetapi kenyataannya bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat
petidin selama proses kelahiran menunjukkan skala neuropsikologik yang lebih rendah dibanding
bayi-bayi yang ibunya tidak mendapat obat ini, atau yang mendapat anestesi lokal. Dengan alasan ini
maka pemakaian petidin pada persalinan hanya dibenarkan apabila anestesi epidural memang tidak
memungkinkan.2.b. Analgetika-antipiretikParasetamol:Merupakan analgetika-antipiretik yang relatif
paling aman jika diberikan selama kehamilan. Meskipun kemungkinan terjadinya efek samping
hepatotoksisitas tetap ada, tetapi umumnya terjadi pada dosis yang jauh lebih besar dari yang
dianjurkan.Antalgin:Dikenal secara luas sebagai pengurang rasa nyeri derajat ringan. Salah satu efek
samping yang dikhawatirkan pada penggunaan antalgin ini adalah terjadinya agranulositosis.
Meskipun angka kejadiannya relatif sangat jarang, tetapi pemakaian selama kehamilan sebaiknya
dihindari.2.c. Antiinflamasi non-steroidDengan dasar mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis
prostaglandin, efek samping obat-obat antiinflamasi non-steroid kemungkinan lebih sering terjadi
pada trimester akhir kehamilan. Dengan terhambatnya sintesis prostaglandin, pada janin akan terjadi
penutupan duktus arteriosus Botalli yang terlalu dini, sehingga bayi yang dilahirkan akan menderita
hipertensi pulmonal. Efek samping yang lain adalah berupa tertunda dan memanjangnya proses
10

persalinan jika obat ini diberikan pada trimester terakhir. Sejauh ini tidak terdapat bukti bahwa
antiiflamasi non-steroid mempunyai efek teratogenik pada janin dalam bentuk malformasi anatomik.
Namun demikian, pemberian obat-obat tersebut selama kehamilan hendaknya atas indikasi yang
ketat disertai beberapa pertimbangan pemilihan jenis obat. Pertimbangan ini misalnya dengan
memilih obat yangmempunyai waktu paruh paling singkat, dengan risiko efek samping yang paling
ringan.3. AntiemetikMeskipun pada uji hewan terdapat bukti bahwa obat-obat antiemetik (meklozin
dan siklizin) dapat menyebabkan terjadinya abnormalitas janin, tetapi hal ini belum terbukti pada
manusia. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemakaian prometazin selama trimester
pertama kehamilan dengan terjadinya dislokasi panggul kongenital pada janin. Pemakaian antiemetik
selama kehamilan sebaiknya dihindari jika intervensi non-farmakologik lainnya masih dapat
dilakukan.4. AntiepilepsiFenitoin (difenilhidantoin) dapat melintasi plasenta dan mencapai sirkulasi
janin setelah pemberian dosis terapetik secara intravenosa. Dosis tertinggi pada janin ditemukan
dalan hepar, jantung, dan glandula adrenal. Pada wanita hamil yang mendapat pengobatan fenitoin
jangka panjang, kadar fenitoin dalam sirkulasi janin sama dengan kadarnya dalam sirku janin sama
dengan kadarnya dalam sirkulasi ibu. Waktu paruh fenitoin pada bayi baru lahir sekitar 60-70 jam dan
obat masih didapat dalam plasma bayi, hingga hari ke lima setelah kelahiran. Pemberian fenitoin
selama kehamilan dalam jangka panjang ternyata berkaitan erat dengan meningkatnya angka
kejadian kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkan. Kelainan ini berupa malformasi kraniofasial
disertai penyakit jantung kongenital, celah fasial, mikrosefalus dan beberapa kelainan pada kranium
dan tulang-tulang lainnya. Oleh karena itu pemakaian fenitoin selama kehamilan sangat tidak
dianjurkan. Obat-obat antiepilepsi lain seterti karbamazepin dan fenobarbiton ternyata juga
menyebabkan terjadinya malformasi kongendital (meskipun lebih ringan ) pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang mengkonsumsi obat-obat tersebut selama masa kehamilannya.Pemakaian asam
valproat selama kehamilan mungkin meningkatkan derajat defek tuba neuralis. Dari beberapa
penelitian dilaporkan bahwa 1-2 % spina bifida pada bayi baru lahir terjadi karena ibu mengkonsumsi
asam valproat selama masa kehamilannya.5. AntihipertensiDalam praktek sehari-hari tidak jarang kita
menjumpai seorang wanita yang dalam masa kehamilannya menderita hipertensi. Dalam hal ini yang
harus diperhatikan adalah apakah wanita tersebut memang penderita hipertensi atau hipertensi yang
dialami hanya terjadi selama masa kehamilan. Meskipun pendekatan terapi antar keduanya berbeda,
tetapi tujuan terapinya adalah sama yaitu mencegah terjadinya hipertensi yang lebih berat agar
kehamilannya dapat dipertahankan hingga cukup bulan, serta menghindari kemungkinan terjadinya
kematian maternal karena eklamsia atau hemoragi serebral terutama saat melahirkan. Sejauh
mungkin juga diusahakan agar tidak terjadi komplikasi atau kelainan pada bayi yang dilahirkan, baik
karena hipertensinya maupun komplikasi yang menyertainya. Berikut akan dibahas pemakaian obat-
obat antihipertensi selama masa kehamilan.- Golongan penyekat adrenoseptor betaObat-obat
golongan ini seperti misalnya oksprenolol dan atenolol dapat melintasi plasenta dan mencapai
sirkulasi janin dengan memberi efek blokade beta pada janin. Oksprenolol dan atenolol relatif aman
dan tidak terbukti meningkatkan kejadian kejadian malformasi janin, meskipun terdapat beberapa
kasus bayi dengan bradikardi temporer setelah pemberian atenolol pada ibu selama kehamilannya.-
VasodilatorPada kehamilan, diazoksid, dan hidralazin umumnya digunakan untuk mencegah
kelahiran prematur akibat eklampsia, dimana efeknya tidak saja berupa relaksasi otot vaskuler tetapi
juga berpengaruh terhadap otot uterus. Jika digunakan selama masa kehamilan aterm dapat
mengakibatkan lambatnya persalinan. Pada pemakaian jangka panjang, diazoksid dapat
menyebabkan terjadinya alopesia dan gangguan toleransi glukosapada bayi baru lahir.- Golongan
simpatolitik sentral:Metildopa relatif aman selama masa kehamilan. Obat ini mampu melintasi barier
plasenta dengan kadar yang hampir sama dengan kadar maternal. Pemberian metildopa hanya
efektif untuk hipertensi yang lebih berat. Klonidin juga relatif aman untuk ibu dan janin, tetapi pada
dosis besar sering memberi efek samping seperti sedasi dan mulut kering. Secara lebih tegas, obat-
obat antihipertensi yang tidak dianjurkan selama kehamilan meliputi:

1. Pemakaian obat-obat golongan antagonis kalsium seperti verapamil, nifedipin, dan diltiazem
selama kehamilan ternyata menunjukkan kecenderungan terjadinya hipoksia fetal jika terjadi
hipotensi pada maternal.
10

2. Diuretika sangat tidak dianjurkan selama masa kehamilan karena di samping mengurangi
volume plasma juga mengakibatkan berkurangnya perfusi utero-plasenta.

3. Obat-obat seperti reserpin sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat
menyebabkan hilangnya termoregulasi pada neonatal jika dikonsumsi selama trimester III.

4. Obat-obat penyekat neuroadrenergik seperti debrisokuin dan guanetidin sebaiknya juga tidak
diberikan selama kehamilan karena menyebabkan hipotensi postural dan menurunkan perfusi
uteroplasental.

5. Pemakaian obat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor seperti kaptopril dan
enalapril sangat tidak dianjurkan selama kehamilan karena meningkatkan kejadian mortalitas
janin.

7. Memahami Hubungan Kortisol dengan Allergi Janin

Hormon Stress. Sebagai reaksi terhadap stress, anak-ginjal


mensekresi berlebihan hormon-hormonnya, adrenalin /NA
(NorAdrenalin) dan kortisol melalui masing-masing SSP (Susunan
Saraf Pusat) dan hipofisis. Sekresi kortisol dapat meningkat sampai
301 mg guna mengatasi efek-efek stress, seperti antara lain radang,
nyeri dan demam. Kortisol sebagai zat anti-radang berfungsi
menghambat reaksi sistem kekebalan tubuh sehingga respons
terhadap stress jangan sampai terlampau hebat. Kortisol juga
memegang peran dalam homeostasis sebagai anti inflamasi. Kortisol
juga disebut sebagai alergan.
Stres saat hamil akan meningkatkan risiko bayi mengalami alergi kelak.
Saat stres, janin akan menyerap hormon kortisol yang diproduksi tubuh
ibu yang mengandung melalui plasenta. Dan bayi dengan tingkat
kortisol tinggi akan lebih cenderung untuk memiliki risiko lebih besar
mengidap alergi dibanding bayi dengan tingkat kortisol rendah .
Alergi adalah sebuah kondisi dimana tubuh memiliki respon yang
berlebihan terhadap sesuatu zat.
Jadi hubungan antara stress pada ibu hamil yang mengeluarkan
hormone kortisol meningkat dan yang dapat menyebabkan alergi pada
janin adalah ketika seorang ibu stress maka produksi hormon kortisol
meningkat untuk mengatasi efek stress, tetapi kortisol juga merupakan
anti radang yang berfungsi menghambat reaksi sistem kekebalan
tubuh, jika kortisol banyak diserap oleh janin dan sitem kekebalan
tubuh janin berkurang karena efek hormonnya itu yang dapat
menyebabkan janin mengidap alergi ( kekebalan tubuh menurun dan
juga sebagai respon terhadap suatu zat yang berlebihan)
Ada juga kortisol steroid yang dapat menyebabkan janin lahir
premature dan berat badannya kecil.
10

8.

BAB III
10

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa seluruh learning objectives dibahas dengan baik dan
detail. Mahasiswa khususnya kelompok 20 berhasil dalam
menjalankan tutorial minggu 3 ini.
B. Pesan
Mahasiswa disarankan tetap proaktif dalam proses pembelajaran
tutorial dan belajar dengan lebih ekstra. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat untuk semua kalangan.

DAFTAR PUSTAKA
10

1.Graaff VD. Human Anatomy, 6th ed. USA: The McGraw-Hill Companies.
2001;635-64.

2. Tortora Gerard D. Principles of anatomy and physiology. Ed.12th. vol.2.


Wiley: United States.

3.Netter F. Interactive Atlas Of Clinical Anatomy. Novartis Medical


Education. 1998.

4. Gartner LP, Hiatt JL. 2012. Atlas berwarna histologi. Edisi ke5.
Tangerang: Binarupa Aksara.
10

Anda mungkin juga menyukai