BLOK
1.4
Kelompok 20
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS | 2016
78
KATA PENGANTAR
Seraya mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan nikmat dan karunianya, karena kehendaknya-Nya lah kami
selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2015
dapat menyelesaikan Laporan Hasil Tutorial Minggu 1 Blok 1.4 ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada suri
tauladan kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kepada keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Hanya dengan ridha Allah SWT dan doa yang tiada hentinya dari
kedua orang tua dan keluarga, alhamdulillah kami dapat
melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Ibu Dra. Asterina
,MS selaku dosen tutorial kelompok 20.
Ini merupakan karya kecil kami yang hanya dapat terwujud dengan
kerja keras,dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya, dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Asterina ,MS selaku dosen tutorial kelompok 20 yang
telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan ,
membimbing dan memotivasi kami
2. Orang tua dan keluarga tercinta atas segala kasih sayang,
pengertian, pengorbanan dan doa restu yang tidak henti
mereka utarakan
3. Teman-teman kelompok 20 yang telah memberi semangat,
saran dan juga dukungan
4. Serta pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Akhir kata, kami berharap Laporan Hasil Tutorial Minggu 1 Blok 1.4
ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang lebih bagi semua
pihak yang membacanya.
78
Kelompok 20
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....
2
DAFTAR
ISI
..3
BAB 1
PENDAHULUAN
...4
A.SKENARIO..............................................................
........................4
B.PROSES PEMBELAJARAN.........................................
....................4
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................
...5
A. STEP 1 TERMINOLOGI......................................................
...............5
B. STEP 2 RUMUSAN MASALAH............................................
..............5
C. STEP 3
HIPOTESIS....................................................................................
........6
D. STEP 4
SKEMA.........................................................................................
........9
E. STEP 5 LEARNING
OBJECTIVE..........................................................................10
F. STEP 6 BELAJAR
MANDIRI...............................................................................10
G. STEP 7 HASIL
DISKUSI......................................................................................1
0
BAB III
PENUTUP
77
A. KESIMPULAN
78
B. PESAN
DAFTAR
PUSTAKA
..
BIODATA ANGGOTA
KELOMPOK
79
BAB I
PENDAHULUAN
A. SKENARIO
78
bilas lambung, karena tindakan tersebut justru akan menimbulkan
kerusakan pada saluran cerna, mulai dari mulut, faring,
esophaghus, lambung, dan usus, dari lapisan mukosa sampai
lapisan yang paling dalam. Jika terjadi kerusakan di duodenum bisa
menyumbat aliran empedu dari hepar dan berbagai enzim
pencernaan dan pankreas.
Tak lama kemudian datang lagi pasien dewasa dengan
keluhan sakit perut, awalnya nyeri dirasakan di epigastrium
kemudian pindah ke perut kanan bawah. Setelah melakukan
pemeriksaan, dokter menyampaikan pada keluarga bahwa pasien
tersebut kemungkinan mengalami apendisitis. Setelah itu datang
lagi pasien bayi baru lahir, kiriman dari RS daerah dengan diagnosis
atresia ani. Dokter jaga menjelaskan bahwa kelainan ini terjadi
akibat gangguan organogenesis intrauterin. Terhadap bayi ini akan
dilakukan tindakan operatif.
Para dokter muda sangat antusias dengan kasus yanhg
mereka temui di IGD , kelainan saluran pencernaan dapat terjadi
dari mulut sampai ke anus. Mereka berusaha mengingat kembali
struktur sistem pencernaan yang sudah mereka pelajari
sebelumnya dan menghubungkannya dengan aspek klinis.
Bagaimana Anda menjelaskan apa yang terjadi pada pasien dalam
skenario tersebut?
B. PROSES PEMBELAJARAN
Diskusi kelompok PBL dengan metode seven jump yang
difasilitasi oleh seorang tutor PBL. Diskusi dipicu oleh satu
skenario yang diselesaikan dalam 2 kali pertemuan. Tutorial
PBL dilaksanakan pada setiap. SOP tutorial PBL ada pada
lampiran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STEP 1 TERMINOLOGI
1. Bilas lambung : atau disebut juga gastric lavage yaitu
membersihkan lambung dengan cara memasukkan dan
mengeluarkan air hangat atau NaCl
78
2. Duodenum : bagian akhir dari usus halus yang
menghubungkannya ke lambung, juga sebagai tempat
akhir penyerapan nutrisi.
3. Empedu : cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna
hijau kekuningan karena mengandung bilirubin, biliverdin
dan urobilin. Empedu juga membantu pemecahan lemak.
4. Enzin pencernaan : substansi di perut dan sistem
pencernaan yang memecah makanan.
5. Epigastrium : ulu hati atau bagian perut sebelah atas
antara ujung tulang dada dan perut
6. Apendisitis : kondisi infeksi di umbai cacing atau usus
buntu mengalami peradangan atau membengkak
7. Atresia ani : kelainan pada perkembangan janin sehingga
rektum sampai lubang anus umumnya tak sempurna (anus
impervorate). Tidak terjadi pemisahan bagian endoderm.
8. Lambung : suatu organ berbentuk huruf c di superior
rongga perut
9. Esophagus : menghubungkan faring dengan lambung,
berbentuk tabung juga berotot
10. Lapisan mukosa : lapisan terdalam dari saluran
pencernaan
11. Pankreas : fungsinya untuk menghasilkan enzim
pencernaan dari hormon
12. Organogenesis intrauterin : fase perkembangan dimana
janin mnasih tergantung pada plasenta
13. Anus : merupakan ujung rektum ; lumen atau lubang
tempat keluar feses
B. STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa pasien merasakan rasa terbakar di dada dan
perut?
2. Mengapa bila bilas lambung dilakukan bisa merusak
organ lain?
3. Pada kasus apa sajakah bilas lambung bisa dilakukan?
4. Bagaimana mekanisme bilas lambung?
5. Mengapa duodenum rusak bisa menghambat aliran
empedu dan enzim?
6. Apa lapisan penyusun saluran cerna?
7. Apa saja enzim-enzim pencernaan?
8. Pengobatan pada pasien keracunan minyak tanah?
9. Mengapa nyero berpindah dari epigastrium ke perut
kanan bawah?
10.
Faktor penyebab apendisitis dan gejalanya?
11.
Penyebab terjadinya atresia ani?
12.
Proses gangguan atresia ani?
78
13.
Apa penyebab nyeri epigastrium?
14.
Apa aja penyakit kongenital lainnya dan non
kongenital?
15.
Mengapa harus dilakukan tindakan operatif pada
pasien atresia ani
16.
Apa saja organ dan saluran pencernaan?
C. STEP 3 HIPOTESIS
1. Minyak tanah bersifat korosif menyebabkan iritasi
menimbulkan rasa terbakar. Awalnya rasa nyeri di dada lalu
di perut.
2. Keracunan minyak tanah tidak bisa diatas dengan bilas
lambung karena akan mengganggu organ lain. Karena sifat
dari tekana dan viskositas minyak tanah yang mudah
merembes. Jika dilakukan bilas lambung akan merusak organ
yang dilewati saat dikeluarkan.
3. Indikasi bisa dilakukan bilas lambung :
Keracunan kurang dari 1 jam
Overdosis obat/narkotik
Pendarahan lama
Sebelum operasi perut
Untuk diagnosis hemoragi lambung
4. Sebuah pipa dimasukkan melalui hidung dan mulut sampai
ke lambung. Diberikan anestesi untuk mengurangi rasa sakit
dan mencegah pasien memuntahkan tube yang dimasukkan.
5. Jika duodenum rusak, enzim dan empedu yang bermuara ke
duodenum akan terhambat alirannya.
6. Lapisan pencernaan:
1. Mukosa : terdiri dari epitel, lamina propria
2. Sub mukosa : ada pleksus saraf
3. Muskularis : serabut otot
4. Adventisia/serosa : melapisi lapisan luar, berupa jaringan
penyambung
7. Enzim-enzim pencernaan :
Mulut : enzim ptialin
Lambung : enzim pepsin, renin dan lipase
Pankreas : enzim steapsin, tripsin
Usus : enzim enterokinase, lipase, erepsin
8. Dengan terapi oksigen, diberi susu dan antibiotik
78
9. Karena yang rusak organ visceral, maka nyeri nya nyeri alih.
Nyeri nya menyebar juga dipengaruhi dermatom yang sama
(T9-T11). Menyebarnya dipengaruhi juga oleh gerakan
peristaltik usus.
10.
Gejala apendisitis :
Nyeri pada perut kanan bawah
Sakit perut
Nyeri pusat
Demam
Mual dan muntah
Nyeri bertambah ketika berjalan
11.
Atresia ani meruapkan kelainan kongenital yang
disebabkan adanya gangguan pada masa janin, yaitu gagal
berpisahnya membran kloaka. Jika membran kloaka berpisah
akan terbentuk lubang anus.
12.
Sudah dijawab
13.
Sudah dijawab
14.
Gastritis
Mag
Sembelit
Pankreatitis
Diare
Dispepsia
Disvagia
Kolik
Parotitis
Ambeien
Demam tifoid
Kelainan kongenital (LO)
78
15.
Tindakan operatif perlu dilakukan yaitu bisa dengan
pembentukan lubang tempat keluar zat buangan atau
dengan operasi pembuatan anus. Jika tidak dilakukan
tindakan operatif bisa mengganggu keseimbangan tubuh dan
bisa menyerang otak
16.
Organ pencernaan
Mulut
Lidah
Gigi
Lambung
Hepar
Usus halus
Kolon
Saluran pencernaan :
Mulut
Faring
Esophagus
Lambung
Usus halus
Usus besar
Rektum
Anus
D. STEP 4 SKEMA
78
E. STEP 5 LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Embriogenesis
Organ dan Saluran Pencernaan Manusia
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Proyeksi Dinding
Abdomen dan Organ Pencernaan
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Gambaran Anatomis
Organ,Kelenjar dan Saluran Pencernaan
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Histologi Organ dan
Saluran Pencernaan
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kelenjar Pencernaan
6. Mahasiswa Mampu Menyebutkan Kelainan Kongenital
dan Non Kongenital Sistem Pencernaan
F. STEP 6 BELAJAR MANDIRI
G. STEP 7 HASIL DISKUSI
78
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Embriogenesis
Sistem Pencernaan
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Proyeksi Dinding
Abdomen dan Organ Pencernaan
78
78
Ototinternalobliqueadalah otot yang tipis mengarah ke anteromedial,
kecuali pada serat paling bawah, yang berasal dari setengah lateral
ligamen inguinal dan mengarah ke superomedial. Berbeda dengan
otot transverseabdominalyang mengarah ke transversal, meskipun
salah satu otot inferiornya mengarah pararel dengan otot internal
oblique.
Rectus abdominis lurus dari costae. Memiliki otot yang melintang
intersection tendinis. M. Obliqus abdominis externus (arah ototnya
seperti memasukkan tangan ke dalam saku celana[]),
sedangkan M. Obliqus abdominis Internus kebalikannya ke arah :
. Herniadirectterjadi pada annulus inguinalis medialis (karena pada
annulus ini tidak terdapat otot), jadi jika mengangkat beban yang
terlalu berat, isi perut akan turun langsung ke skrotum (pada lakilaki), dan ke labia mayora (pada perempuan). Terdapat saluran yang
annulus inguinalis profundus dan annulus inguinalis superfisialis
dihubungkan oleh canalis inguinalis. Dan pada pria canalis inguinalis
dilewati oleh spermaticord, sedangkan pada wanita ligamentum
uteri.
78
SelubungRectus
Dibentuk oleh aponeurosis m.obliqus externus, internus dan
transversus abdominis. Pola 34 cranial:
Anterior: aponeurosis m.obliqus externus & lamina anterior
aponeurosis m.obliqus internus.
Posterior: lamina posterior aponeurosis m.obliqus internus &
aponeurosis m.transversus abdominis.
Pola 14 distal:Anterior : seluruh aponeurosis.
Posterior: tidak ada aponeurosis.
Peritoneum
.
78
hepatica, dan duktus biliaris dengan limfa. Mesentrium mengikat
jejunum dan ileum ke dinding perut posterior dan mesocolon
mengikat kolon tranversum dan kolon sigmoid ke dinding abdomen
posterior.
3
RegiopadaDindingAbdomen(dilihatdaribawah)
Pembagian wilayah abdomen dibuat untuk mempermudah
memperkirakan letak bagian organ dalam perut, dan melihat jika
78
terjadi perbesaran dari salah satu organ pencernaan. Dinding
abdomen juga dibagi menjadi 4 quadrant yaitu: right upper
quadrant, left upper quadrant, right lower quadrant, dan left lower
quadrant.
78
78
U
78
Fungsi dari mulut dan struktur yang berasosiasi dengan mulut
adalah sebagai penerima pertama makanan, yang memulai
pencernaan melalui proses mastikasi, kemudian menelan. Mulut,
yang disebut juga oral cavity/rongga mulut dibentuk oleh pipi, bibir,
palatum durum, dengan lingualis. permukaan frenulum Pada lidah
terdapat papilla yang memberikan permukaan kasar pada lidah
yang membantu pergerakan makanan dan sebagian memiliki
kuncup pengecap.
Otot ekstrinsik
Terdiri dari otot hyoglosus, genioglossus dan styloglossus. Otot-otot
inilah yang berfungsi untuk menggerakkan lidah pada saat gerakan
mengunyah makanan, membuat makanan yang telah dikunyah
menjadi suatumasa bergumpal dan mengarahkan makanan ke
bagian belakang mulut untuk segera ditelan.
Otot intrinsik
Terdiri dari otot longitudinalis superior, longitudinalis inferior,
lingualis transversus dan lingualis vertikalis. Berfungsi untuk
mengatur bentuk dan ukuran lidah pada saat berbicara dan
menelan makanan.
Gigi
Terdapat 4 jenis gigi, yaitu gigi seri/incisors, gigi taring/canines, dan
gigi geraham premolar dan molar. Gigi geraham memiliki
permukaan buccal yang bersinggungan dengan pipi, sementara gigi
seri dan gigi taring memiliki permukaan labial yang bersinggungan
dengan bibir. Semua gigi memiliki permukaan lingual yang
bersinggungan dengan lidah.
Kelenjar Saliva
78
Membran mukosa di rongga mulut dan lidah memiliki banyak
kelenjar saliva yang berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung ke rongga mulut. Dibagi menjadi kelenjar ludah intrinsik
dan ekstrinsik. Kelenjar ludah intrinsik: kelenjar pada lidah,
palatum, bibir, pipi
Kelenjar ludah ekstrinsik : kelenjar parotis, submandibular, dan
sublingual
1. Kelenjar parotis :Merupakan kelenjar saliva terbesar. Kelenjar ini
terletak di sekitar bagian anterior dan inferior telinga, antara lapisan
kulit dengan otot. Kelenjar ini mensekresikan saliva ke rongga mulut
melalui duktus parotis yang menembus otot bucinatoria.
2. Kelenjar submandibularis :Terletakdi dasar rongga mulut, bagian
medialdan sebagian kecil di bagian inferiormandibula. Serupa
dengan kelenjarparotis, kelenjar ini juga memilikisebuah duktus
yaitu duktus submandibularis. Duktus ini berada di bawah lapisan
mukosa pada kedua sisi dari garis tengah dasar rongga mulut.
3. Kelenjar sublingalis : Berada di bawah lidah dan merupakan
bagian superior dari kelenjar submandibularis. Memiliki saluran yang
disebut duktus sublingualis minus.
Lambung
Lambung merupakan organ pada sistem GI yang memiliki
kemampuan meregang paling tinggi, yang berada di regio
hipokondria sinistra, epigastrikum, dan umbilikalis, tepat di bawah
diafragma. Berbentuk seperti huruf J saat kosong, lambung
berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan yang akan dicerna
sementara makanan tersebut dicampur dengan sekret dari lambung
untuk menjadi chyme, yang akan bergerak menuju usus halus.
Lambung dibagi menjadi empat bagian, yaitu cardia, fundus, corpus,
dan pylorus. Cardia merupakan bagian atas yang langsung
berhubungan dengan esofagus, tepat di bawah sphincter esofagus.
Fundus merupakan bagian kubah di daerah sinistra yang langsung
bersentuhan dengan diafragma. Corpus merupakan bagian tengah
dari lambung yang berukuran paling besar, sementara pylorus
merupakan bagian berbentuk saluran/cerobong pada bagian ujung
dari lambung. Sphincter pylorus merupakan otot sirkular yang
termodifikasi pada ujung pylorus yang bersambungan dengan usus
halus. Persambungan ini mengatur pergerakan chyme menuju usus
halus dan menghambat aliran balik ke arah lambung. Pylorus
terbagi menjadi bagian antrum, canal, dan sphincter.
78
11
Lambung memiliki dua permukaan dan dua batas. Bagian
permukaan terbagi menjadi permukaan anterior dan posterior. Batas
medial yang berbentuk konkaf merupakan kurvatura minor, yang di
bagian tersebut juga terdapat magenstrasse waldeyer, yang
merupakan jalur khusus untuk air, sementara batas lateral yang
berbentuk konveks disebut kurvatura mayor. Omentum minor
membentang di antara kurvatura minor dengan hati, sementara
omentum mayor melekat pada kurvatura mayor.
U
78
U
78
Descendens: sisi kanan midline, setinggi V LII
U
U
ileum
78
Jejunum(2/5proximalbagiandarijejunumileum;terutamapadakuadrankiriatas)
Ileum(3/5distal3/5bagiandarijejunumileum;terutamapadakuadrankananbawah)
Kiri : ileum ( arcade panjang) ; Kanan : Jejunum (arcade pendek)
78
Usus Halus/ Intestinum Tenue
Usus halus merupakan bagian dari saluran GI di antara sphincter
pylorus lambung dan katup ileocecal yang membuka ke usus besar.
Usus halus berada di bagian tengah dan bawah dari rongga
abdominal dan disokong oleh mesenterium, kecuali bagian awalnya.
Mesenterium tersebut berfungsi untuk memberikan kemampuan
bagi usus untuk bergerak namun mencegah usus menjadi terpilin
atau bengkok. Di dalam mesenterium terdapat pembuluh darah,
saraf, dan pembuluh limfa. Usus halus pada manusia hidup memiliki
panjang kurang lebih 3m dengan diameter 2,4 cm, akan tetapi
panjangnya akan menjadi dua kali lipat pada kadaver, dimana
muskularis externanya mengalami relaksasi. Usus halus merupakan
organ pencernaan utama dan daerah utama penyerapan nutrisi.
Usus halus
dipersarafi oleh pleksus mesenteria superior, diperdarahi oleh arteri
mesenteria superior dan cabang-cabang dari arteri celiaca dan
arteri mesenteria inferior, dan memiliki sistem drainase melalui
vena mesenterika superior. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian:1.
Duodenum
Berbentuk C karena duodenum memiliki beberapa lekukan sehingga
terlihat bentknya yang mirip dengan huruf C. Lekukan-lekukan
tersebut adalah fleksura duodenale superior, fleksura duodenale
inferior, dan fleksura duodenojejunal. Fleksura terakhir ini dikelilingi
dengan lipatan dari peritoneum yang mengandung serat otot.
Struktur ini dinamakan ligamentum Treitz. Bagian internal dari
duodenum terdapat papilla yang terbagi menjadi dua yaitu:
a. Papilla duodenale mayor, merupakan tempat masuknya duktus
pankreatikus dan duktus biliaris.
78
b. Papilla duodenale minor, merupakan tempat masuknya duktus
pankreatikus asesorius., dengan ukuran 25 cm, dari sphincter
pylorus sampai fleksura duodenojejunum. Terkecuali sebagian kecil
yang menempel dengan lambung, duodenum merupakan organ
retroperitoneal. Bagian konkafnya yang menghadap sinistra
menerima sekresi empedu dari hati dan kandung empedu melalui
78
INTESTINUM CRASSUM
U
78
sepanjang dinding abdomen kanan menuju permukaan inferior hati.
Kolon pada daerah ini membengkok tajam ke arah sinistra
membentuk fleksura hepatika/ fleksura colic dekstra dan berlanjut
melewati rongga abdomen atas sebagai kolon transversum. Pada
bagian kiri rongga abdomen, kolon membengkok kembali, yang
disebut fleksura splenic/ fleksura kolik sinistra, yang menandakan
perubahan menjadi kolon desendens. Dari fleksura splenik, kolon
desendens memanjang menuju inferior sepanjang dinding abdomen
kiri ke regio pelvis. Kolon kemudian berbelok ke arah medial dari
pinggir pelvis membentuk lekukan berbentuk S, yang disebut kolon
sigmoid.
Ujung terminal 20 cm dari saluran GI adalah rektum, dengan 2-3 cm
dari rektum merupakan canalis analis. Rectum berada pada anterior
dari sacrum, dan terikat kuat dengan peritoneum. Anus merupakan
bukaan keluar dari canalis analis. Dua otot sphincter menjaga
bukaan anus, yaitu internal anal sphincter yang merupakan otot
polos dan external anal sphincter yang merupakan otot rangka.
Membran mukosa dari canalis analis tersusun dalam pelipatan
longituinal yang memiliki vaskularisasi yang tinggi, yaitu kolum anal.
78
78
KOLON
78
CECUM & APPENDIX
Basis appendix:
Berdasarkanl
etaknya:colonascendens,transversum,descendens,sigmoid
Flexura:
o Antara colon ascendens & transversum terdapat flexura coli
dextra (flexura hepatica)
o Antara colon transversum & descendens terdapat flexura coli
sinistra (flexura lienalis)
o Colon ascendens & descendens merupakan retroperitonealo Colon
transversum & sigmoid merupakan intraperitonealo Colon sigmoid
dimulai dari pintu atas panggul hingga V SIII. Mesenteriumnya
Mesocolon transverse dan Mesocolon sigmoid
78
dinding posteromedial caecum; 2 cm
78
inferior terhadap ileocecal valve.
U
REKTUM
Hubungan peritoneal:
U
- 1/3superiortertutupolehperitoneum
- 1/3medialhanyabagiananterior
1
78
Hati berwarna merah-kecoklatan akibat banyaknya
vaskularisasi. Hati memiliki 4 lobus dan dua ligamen
penyokong. Di bagian anterior, lobus dekstra dipisahkan dari
lobus sinistra oleh ligamentum falciformis yang
menyambungkan hati ke dinding anterior abdomen. Di bagian
inferior, lobus caudatus terletak di dekat vena kava inferior,
sementara lobus quadratus terletak bersebelahan dengan
kandung empedu. Ligamentum teres, yang merupakan sisasisa dari vena umbilikalis memanjang dari ligamentum
falciformis ke umbilikus. Ligamentum triangular dan
ligamentum koronaria menempelkan hati ke diafragma,
sementara ligamentum hepatogastrikum dan
hepatodeodenum masing-masing menempelkan hati ke
lambung dan duodenum.
78
Inferior:menonjoldidindingkiri.
SyntopiFiksasi: ligamen
78
U
78
U
78
terisi oleh cairan empedu, ukuran den bentuknya mengembang
seperti buah pir kecil. Empedu secara kontinu diproduksi oleh hati
dan keluar melalui duktus hepatikus ke duktus koledokus menuju
duodenum. Saat usus halus kosong, sphincter ampulla menyempit
dan empedu akan masuk lewat duktus cystikus ke kandung empedu
untuk disimpan. Kandung empedu diperdarahi oleh arteri sistikus
yang merupakan cabang arteri hepatika dekstra, dengan sistem
drainase lewat vena sistikus yang mengarah ke vena porta hepatika.
Pankreas
Pankreas disebut juga kelenjar campuran/mixed glands karena
memiliki baik fungsi eksokrin maupun endokrin. Fungsi endokrin
dilakukan oleh sekumpulan sel yang disebut pancratic islets atau
pulau Langerhans. Sel-sel ini mensekresikan hormon insulin dan
glukagon. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas mensekresikan
cairan pankreas lewat duktus pankreatikus ke duodenum. Pankreas
merupakan organ retroperitoneal.
Pankreas merupakan suatu kelenjar retroperitoneal panjangnya
sekitar 12-15 cm dan tebalnya 2,5 cm, terletak di bagian posterior
dari kurvatura mayor dari lambung. Pankreas terdiri dari bagian
kaput, korpus dan kauda yang dihubungkan ke duodenum melalui
dua duktus. Sekret akan dikeluarkan dari kelejar ini melalui sel
eksokrin menuju duktus kecil yang kemudian bergabung
membentuk dua duktus yang lebih besar yaitu duktus pankreatik
dan duktus asesorius. Duktus pankratikus adalah duktus yang lebih
besar diantara dua duktus tersebut.
78
78
78
1.
U
U
78
- A. gastroduodenale ke duodenum.- A. supraduodenale- A.
gastro-omentale dextra (gastroepiploica): sepanjang curvatura
major. - A. pancreaticoduodenalis superior: caput panceras
dan duodenum
2. A. mesenterica superior: muncul dari permukaan anterior
abdominal aorta kira-kira 1 cm di bawah trunkus seliaka dan
dipercabangkan pada batas inferior V LI. Mendarahi turunan midgut
(dari sinus hati sampai pertemuan duapertiga kanan dan sepertiga
kiri kolon transversum) dengan organ yang diperdarahi sebagai
berikut:
U
- jejunum
- ileum
- caecum
- appendix ,
- colon ascendens,
- descendens
- sigmoid
- rectum,
78
3.1 A.colica sinistra: 1/3 sinistra colon transversum & descendens Anastomosis: a.colica media & a.sigmoidalis
3.2 A.sigmoidalis: inferior colon descendens & sigmoidAnastomosis: a.colica sinistra & a. rectalis superior3.3 A.rectalis
superior: rectum & canalis analis di atas linea pectinata - Cabang
trerminal (SIII): rr. dextra & sinistra .
78
- Anastomosis: a.rectalis media (cabang a.iliaca interna) &a.rectalis
inferior (cabang a.pudenda interna)
PEMBULUH DARAH VENA
1.
2.
3.
78
6. Obstruksi pada sistem portocaval menyebabkan hipertensi portal
yang meliputi caput medusa pada umbilicus, varises esophageal
78
pada gastroesophageal junction, dan haemorrhoids pada anorectal
junction .
GETAH BENING
Pembuluh getah bening & nodus pada tractus gastrointestinal &
organnya nodus limfe pre aorticus. Hampir semua aliran getah
bening tractus gastrointestinal & organnya bermuara ke ductus
thoracicus . Nodus limfe memiliki nama yang sama dengan arteri
yang melintasinya. Nl.pre aorticus terdiri dari :
Celiac nodes (nn.ll.coeliacus) :
U
Inferiormesentericnodes(nn.ll.mesentericainferior):
78
mempersarafi: esophagus, gaster, hepar, pancreas, duodenum,
jejunum, ileum, colon ascendens , 2/3 proximal colon transversum
(=nama organ yang diperdarahi oleh trunkus seliaka dan
a.mesenterika superior).
U
78
organ baik itu hanya sekedar saluran, sekretor, atau penyerapan.
Lamina PropriaLapisan ini merupakan jaringan ikat yang
mengandung banyak struktur pembuluh untuk menunjang
kehidupan. Terdapat kelenjar sekretori. Memiliki nodulus
limfatikus sehingga banyak terdapat limfosit dan IgA membentuk
GALT (Gut associated Limphoid Tissue). Terdapat kapiler bertingkat
dan limfe untuk terjadinya difusi zat-zat penting dan sisa. Beberapa
sel di lapisan ini juga melepaskan GF untuk pembentukan kembali
lapisan epitel yang rusak. Terdapat serat otot polos yang merupakan
perpanjangan dari lapisan muskularis mukosa.
Muskularis MukosaLapisan ini merupakan lapisan otot polos yang
amat tipis (kurang lebih 3 lapis) dan terdiri dari dua lapis yaitu lapis
sirkular yang membentuk struktur menonjol ke arah lamina propria,
dan lapis longitudinal yang berbatasan dangan submukosa
(menonjol kedua arah, dalam dan luar). Fungsi nya yaitu untuk
mengeluarkan secret ke arah lumen dan melakukan gerakan dari
mukosa untuk memudah kan terjadinya aktivitas pencernaan dan
penyerapan. (jadi mukosa itu ga kaku, tapi bisa menyesuaikan
dengan kondisi di lumen)
Lapis SubMukosa (Kelenjar, Muskularis Mukosa, Pembuluh
Darah, Pleksus Meissner)
Merupakan jaringanikatyanglebihpadatdari lamina propria
Pada lapisan ini terdapat kelenjar pencernaan yang akan
mengeluarkan secret ke arah lumen. (INGAT !!! Khusus untuk
esophagus dan duodenum)
78
Terdapat dua lapis otot, yaitu sirkular (ke arah lumen) dan
longitudinal (ke arah luar) dengan
melekat pada tulang) atau tanpa lapisan tanduk (palatum molle,
bibir, pipi dan dasar mulut, dengan lamina propria yang memiliki
papil, menyatu dengan submukosa) bergantung pada daerahnya.
LIDAH
78
PleksusAuerbachserat sarafganglion) diantaranya yang berfungsi
untuk mempersarafi serat otot polos
U
2 RONGGA MULUT
Dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk
(keratinmelindungi mulut ketika mengunyah, hanya ada di
gingival dan palatum durum, dengan lamina propria langsung
mienterikus merupakan SSO dan Massa otot rangka yang ditutupi
membran, struktur bervariasi sesuai daerah. Permukaan dorsal tidak
teratur, bagian anterior ditutupi sejumlah tonjolan kecil atau papilla.
78
Sepertiga permukaan posterior lidah dipisahkan dari 2/3 bagian
anterior oleh batas berbentuk huruf V. Terdapat limfoid di belakang
batas ini.Papila (peninggian epitel mulut dan lamina propria) dibagi
4 jenis:
Papila filiformis : kerucut memanjang, jumlah banyak di seluruh
permukaan lidah, epite tidak mengandung kuncup kecap (taste
buds: struktur berbentuk bawang mengandung 50-100 sel kecap),
mempunyai kapisan tanduk
Papila fungiformis : seperti jamur (tangkai sempit, atas melebar),
mengandung sebaran kuncup kecap di permukaan atas, tersebar
tidak merata di antara papilla filiformis.
Papilla sirkumvalata:merupakan 7-12 papila bulat berukuran besar
dengan permukaan datar yang menonjol di atas papilla lain,
tersebar di daerah
Papilla foliata kurang berkembang pada manusia, mempunyai
banyak kuncup kecap.
U
78
o Pulpa dentis jaringan ikat longgar, banyak pembuluh darah dan
saraf (sensitive terhadap nyeri).
o Periodonsium berfungsi mempertahankan gigi di maksila dan
mandibula. Terdiri dari sementum, ligament periodontal, tulang
alveolar, dan gingival.
ESOFAGUS
(EPITEL GEPENG BERLAPIS TANPA KERATIN BANYAK KELENJAR
SEROSAMUKOSA)
Berbatasan dengan faring di sebelah atas dan lambung di sebelah
bawah, dengan panjang kurang lebih 25cm. Fungsi nya sebagai
jalan makanan.
U
78
antibakterilysozim.
- Tunika Muskularis, unik karena memiliki dua jenis otot yaitu rangka
dan polos. Persebarannya yaitu sepertiga atas mostly otot rangka,
sepertiga tengah campuran dengan otot polos mendominasi
semakin menuju lambung, dan sepertiga bawah otot polos semua.
Lapis ini cukup tebal
- Tunika paling luar kata Gartner juga variasi, adventisia ada hingga
bagian sebelum menembus diafragma, setelah nya menuju
lambung menjadi serosa (karena masuk ke intraperitoneal)
OESOPHAGOCARDIAL JUNCTION
GASTER (LAMBUNG)
(EPITEL SELAPIS
SILINDRIS KELENJAR
TUBULOALVEOLAR)
U
78
memperluas area penghasil enzim dan zat lainnya. Memiliki kelenjar
TUBULOALVEOLAR yang terdiri dari
- Sel (M)ukus (Sel leher/neck cell), menghasilkan
mucus asam
1
78
sekretin, gastrin dan kolesistokinin.
USUS HALUS INTESTINUM TENUE
(EPITEL SELAPIS SILINDRIS DENGAN MIKROVILI & SEL GOBLET- VILUS
INTESTINAL)
U
78
Pada usus halus, bagian yang menarik adalah bangunan khusus
berupa VILUS INTESTINAL yang merupakan tonjolan dari Lamina
Propria dilapisi epitel. Bentuk dari bangunan ini berbeda di tiap
bagian yaitu.
Duodenum, lebar, mirip spatula/daun lebar Yeyunum proksimal,
seperti lidah Ileum, panjang kurus seperti jari
Di bagian tengah tiap vilus terdapat.
78
Sel Silindris
Merupakan sel lapis terluar dengan mikrovili yang berasal dari sel
induk (oligomukosa), mengandung banyak zat berupa Glikoprotein,
enzim- enzim (disakaridase, dipeptidase), enterokinase, fosfatase
alkali. Terdapat di semua bagian usus halus (duodenum, yeyunum
dan ileum)
Sel ini terletak diatas lamina basal dengan bentuk silindris, inti
lonjong di daerah basal, memiliki mikrovili di area apical yang
membentuk striated border (brush border) dan permukaan lateral
dan yang interdigaitasi (bertautan) antar sel silindris
Sel Goblet
78
Merupakan sel piala/cangkir/mukus yang terletak diantara sel
silindris. Bagian dasar nya ramping dengan puncak menggembung
dan berisi mukus glikoprotein untuk fungsi protektif. Terdapat di
seluruh bagian usus halus, dengan komposisi makin banyak ke arah
ileum.
Sel Paneth
Sel yang berada pada dasar kriptus Lieberkuhn dan banyak terdapat
di jejunum. Merupakan sel Piramid asidofilik yang menghasilkan
Lisozim (penghancur dinding sel bakteri) sehingga memiliki fungsi
mengatur flora normal di usus.
Pada bagian sel silindris terdapat
mikrovilus- brush borderMerupakan
tonjolan sitplasma (jadi diliputi membran
sel) yang dilapisi oleh glikokaliks.
Komposisi nya, pada sel di ujung vilus,
lebih panjang dibandingkan dengan yang
didasar vilus. Terdiri dari 20 filamen halus
yang tersusun longitudinal berupa aktin
dengan miosin sebagai terminal nya.
Mekanisme kontraksi nya yaitu terminal
web bergerak secara lateral sehingga
permukaan apikal sel mencembung dan mikrovili saling menjauh.
Glikokaliks yang melapisi mikrovili merupakan glikoprotein berupa
filamen halus bercabang. Zat ini tahan bahan proteolitik dan
mukolitik sehingga berperan sebagai proteksi dari autodigestif.
Peran lainnya yitu sebagai pengadsorpsi amilase dan protease
pankreas, serta mengandung disakaridase (laktase, sukrase,
isomaltase), dipeptidase, fosfatase alkali, enterokinase
Struktur diantara vilus intestinum yaitu KRIPTUS LIEBERKUHN, yang
merupakan kelenjar tubular tak bercabang dengan panjang 0.3-0.5
mm hampir sempai ke muskularis mukosa.
PLIKA (SEMI) SIRKULARIS KERCKRINGMerupakan Lipatan permanen
menyerupai jalan spiral/ melingkar, kadang bercabang. Melingkari
2/3 lumen usus, mulai dari duodenum, maksimum di akhir
duodenum hingga yeyunum proksimal. Tidak ada pada 12 distal
ileum. Bagian ini merupakan lipatan hingga lapis submukosa.
Lamina Propria di Tunika mukosa, pada dasarnya sama dengan yang
ada di tempat lain. Khas pada ileum meiliki banyak folikel limfoid
yang disebut plaque Peyeri. Folikel ini akan meningkat aktivitasnya
pada tifus abdominalis.
Tunika Submukosa, terdapat jaringan ikat, pembuluh darah, Pleksus
78
Meissneri dan yang khas yaitu Kelenjar Brunner yang ada di
duodenum (Ingat ! Kelenjar di submukosa HANYA ada di di sofagus
dan duodenum). Kelenjar ini adalah kuboid dengan sitoplasma jernih
bervakuol, mukus bersifat basa untuk fungsi protektif, menghasilkan
Urogastron yang menghambat sekresi asam lambung. Jadi bisa
dibedakan secara histologis.
USUS BESAR INTESTINUM CRASSUM (EPITEL SELAPIS SILINDRIS
DENGAN SEL GOBLET)
Memiliki struktur yang mirip dengan usus halus dengan perbedaan
tanpa villus tapi tetap ada Kriptus Lieberkuhn, lamina propria
memiliki sedikit noduli limfatikus. Fungsi usus besar yaitu, untuk
Absorpsi cairan (merubah chyme (bahan setengah cair) menjadi
feses (bahan setengah padat) ) Menghasilkan mukus sebagai
pelumas (melumasi feses agar tidak merusak mukosa usus besar)
Tempat pembusukan sisa makanan oleh bakteri normal usus
Penyakit yang biasa menyerang usus besar adalah Hirchsprung
(Megakolon) dimana tidak ditemukan pleksus Auerbach pada tunika
muskularis sehingga motilitas usus terganggu.
APPENDIKS
Merupakan bagian awal dari kolon yang memiliki struktur sama
dengan kolon. Namun, ciri khas dari appendiks adalah terdapat
banyak NODUS LIMFATIKUS pada TUNIKA MUKOSA
ANUS
Struktur nya mirip dengan kulit Karen asudah membuka kembali ke
lingkungan luar. Struktur nya terdiri dari.
o Epidermis, berupa Epitel gepengberlapis yang Tanpa lapisan
tandukmenuju dengan lapisan tanduk semakin ke arah luar.
o Dermis, terdapat kelenjar kitar dubur (kelenjar sirkum anal) yang
merupakan kelenjar Apokrin menimbulkan bau khas
o Lapisan muskularis
Muskulussfingteraniinternum(dalam)ototpolos
78
Muskulussfingteranieksternum(luar)ototrangka
o Tunika adventisia Akhirnya sampai di luar juga, hehehe.. sebagai
penutup dari saluran pencernaan ini dia nih RECTO-ANAL JUNCTION,
dimana kita dapat melihat perubahan struktur terutama epitel dari
silindris selapis kembali menjadi pipih berlapis tanpa keratin.
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kelenjar Pencernaan
Kelenjar Liur
78
pelumas, pelindung.Bagian sekresi terdiri atas sel-selserosa
pyramid, sel-sel mukosa(penghasil mucus, penghasilglikoprotein
sebagai pelumas), sel-sel mioepitel, sistem duktus(duktus
interkalaris yang bergabung menjadi duktus striata)Pembuluh darah
dan pleksus saraf (parasimpatis rangsang bau dan rasa makanan,
sekresi berair, sedikit kandungan organi, dan simpatis liur lebih
kental, kaya materi organic).
Kelenjar liur: (Serosa GELAP,Mukosa TERANG)
Kelenjar parotis : kelenjar asinar bercabang dengan bagian sekresi
terdiri sel serosa, sekresi amilase tinggi untuk hidrolisis karbohidrat,
banyak mengandung sel plasma dan limfosit pada jaringan ikatnya.
Kelenjar Submandibula/submaksila: kelenjar tubuloasinar
bercabang, bagian sekresi terdiri sel-sel mukosa dan serosa (serosa
lebih banyak daripada mukosa), terdapat sekresi lisozim untuk
menghidrolisis dinding bakteri tertentu.
Kelenjar Sublingual : kelenjar tubuloasinarbercabang terdiri atas selsel serosa danmukosa (mukosa lebih banyak daripada serosa),
penghasil lisozim.
HATI
Organ terbesar kedua setelah kulit, merupakan tempat pengolahan
dan penyimpanan nutrien setelah diserap di usus halus untuk
dipakai oleh bagian tubuh lain. 70%-80% darah di hati berasal dari
v.porta. Zat toksik yang dikeluarkan hati melalui empedu (sekret
eksokrin hati) juga berfungsi untuk pencernaan lipid.
Stroma
Pada bagian inferior terdapat fisura transversal yang membentuk
porta hepatis (vena porta, a.hepatika, dan duktus hepatikus (saluran
78
empedu). Kapsula jaringan ikat/fibrosa atau kapsula Glissonn
terdapat dalam septa yang terdiri dari lobus (lobules-lobulus), dan
pada bagian tertentu terdapat peritoneum.
Struktur mikroskopik hati:
.
78
belahsentralis di kedua ujungnya, dan
ketupat, dengan v. aksisnya adalah jaringan ikat di perifir lobulus
klasik - yang berisi a. dan v. interlobularis (cabang pembuluh darah
dari pembuluh darah jalur portal) Fisiologi: unit terkecil suplai darah
Parenkim: Sel Hati (Hepatosit)
Sel hati berbentuk poligonal 20-35 m, dengan permukaan 6,
inti 1, kadang- kadang 2 (25%) dengan ukuran sangat bervariasi,
bentuk bulat/lonjong, vesikuler, granula kromatin jelas-tersebar, dan
terkadang memiliki anak inti 1 atau lebih.
1.
2.
78
U
78
78
Pankreas merupakan kelenjar yang besar dan panjang, terletak
retroperitoneum, dan merupakan kelenjar ganda (eksokrin dan
endokrin yang menghasilkan enzim pencernaan dan hormon)
Struktur histologis Eksokrin Asinus (mirip kelenjar parotis) yang
menghasilkan sekret, berupa sel sentroasinar (granula basofilik dan
granula zimogen) Ciri khas lain: saluran keluar/duktus interkalaris
berupa sel sentroasinar dan epitel gepeng/kuboid hingga torak.
Cairan Pankreas (lebih dibahas di biokimia): Tripsin dan kimotripsin:
pemecah protein RNAse dan DNAse: pemecah RNA dan DNA
Amilase: pemecah karbohidrat Lipase: pemecah lipid Sekresi:
dikarenakan rangsangan nervus vagus (parasimpatis) dan hormonal
(oleh sel- sel enteroendokrin: sekretin (menetralkan kimus asam
sehingga enzim pankreas dapat bekerja pada pH optimal) dan
kolesistokinin (merangsang sekresi cairan atau granul zimogen)
Struktur Histologis Endokrin Pulau-pulau Langerhans: poligonal
tidak teratur, inti bundar, sitoplasma pucat sel A (Sel Alpha
glucagon (mengubah glikogen menjadi glukosa)),sel B/sel Beta
(proinsulin insulin, untuk masuknya glukosa ke dalam sel-sel
tubuh),sel C(belum diketahui) dan sel D/Sel Delta (somasotatin
(penghambat pelepasan insulin dan glucagon) dan Vasoactive
Intestinal Peptide (VIP) yang dapat melisis glikogen dan membantu
motilitas usus serta sekresi kelenjarnya) dengan pulasan khusus
78
-
Radiasi
Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya
seperti infeksi Rubella dan Sifilis, toxoplasmosis dan klamidia
f. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi
hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan
alkohol, terapi penitonin
Patofisiologi
Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya
karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut
sehingga bagian yang telah menyatu (proses nasalis dan maksilaris)
pecah kembali.
Klasifikasi
1. Berdasarkan organ yang terlibat
a. Celah di bibir (labioskizis)
b. Celah di gusi (gnatoskizis)
c. Celah di langit (palatoskizis)
d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan
langit-langit (labiopalatoskizis)
2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk
78
a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah
satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.
b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya
disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir
dan memanjang hingga ke hidung.
Gejala
Ada beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu :
1. Terjadi pemisahan langit-langit
2. Terjadi pemisahan bibir
3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit
4. Infeksi telinga berulang
5. Berat badan tidak bertambah
6. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya
air susu dari hidung
Diagnosis
Untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir
mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang
spesifik. Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau idak.
Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu hamil dapat
memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG.
Komplikasi
1. Kesulitan makan; dalami pada penderita bibir sumbing
dan jika diikuti dengan celah palatum. memerlukan
penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan
yang benar dan juga kesabaran dalam memberi makan
pada bayi bibir sumbing
2. Infeksi telinga, dikarenakan tidak berfungsi dengan baik
saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan
kerongkongan dan jika tidak segera diatasi maka akan
kehilangan pendengaran
3. Kesulitan berbicara. Otot otot untuk berbicara mengalami
penurunan fungsi karena adanya celah. Hal ini dapat mengganggu
pola berbicara bahkan dapat menghambatnya
4. Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan
tidak tumbuh, sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.
Penatalaksanaan
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi.
Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat
badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran
napas dan sistemik.
78
Untuk melakukan operasi bibir
Sepuluh (rules of Ten)yaitu :
Berat badan bayi minimal 10 pon,
Kadar Hb 10 g%,
usianya minimal 10 minggu
kadar leukosit minimal 10.000/ui.
Pencegahan
menghindari faktorlabiopalatoskizis
Skrining USG
faktor
sumbing
yang
dilakukan
meningkatkan
hukum
terjadinya
1.
2.
3.
4.
Etiologi
Beberapa etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya
kelaianan kongenital atresia esofagus :
Faktor obat, Salah satu obat yang diketahui dapat menimbulkan
kelainan kongenital ialah thalidomine
Faktor radiasi, Radiasi pada permulaan kehamilan mungkin dapat
menimbulkan kelainan kongenital pada janian yang dapat
mengakibatkan mutasi pada gen.
Faktor gizi, Penyelidikan menunjukan bahwa frekuensi kelainan
congenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan
makanan
Dihubungkan dengan trisomi 21, 13, 18
Manifestasi klinis
- polihidramnion ( air ketuban > 2000 ml ) pada kehamilan
- sekresi pada mulut bayi meningkat
- bayi tersedak, batuk atau sianotik saat diberi minum
- Beberapa jam setelah lahir timbul napas ngorok dan sesak napas
- Terlihat gelembung udara bercampur lendir putih pada lubang
hidung dan mulut karena regurgitasi air ludah atau minum pertama.
Diagnosis
dari gejala-gejala yang terlihat
Diagnosis antenatal dengan USG pada gestasi 14-15 minggu
dengan hasil tidak tampak adanya gambaran lambung janin dengan
cairan amnion normal atau meningkat
- Diagnosis post natal
-
78
Masukkan kateter yang agak kaku melalui lubang hidung ke
esofagus. Jika kateter terhenti setelah masuk 10-12 cm dari rongga
hidung, maka diagnosis dapat ditegakkan
- Pemeriksaan radiologis = foto thoraks
Manifestasi klinis
Muntah Proyektil, biasanya setelah diberi minum, makin sering
sampai 2 3 kali pemberian minum.
Bisa mulai dari minggu ke 1 2, Kebanyakan mulai bergejala umur 2
8 minggu.
Tidak berwarna bil (dari empedu) tetapi terkadang ada flek sedikit
darah.
Tidak ada mual, dan bayi segera mau minum lagi.
Kalau lama: berat badan turun, dihidrasi, alkalosis matabolik dengan
hypokloremia & jaundis.
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik carilah benjolan sebesar buah zaitun
(olive) di kwadrant kanan atas. Lebih mudah diraba kalau bayi
bersandar dan sedang minum.
< 50% dapat diraba.
Radiologis: Seri Kontras Saluran Cerna Atas (UGIS): Dilatasi lambung
serta string sign (benang)pada waktu kontras melewati pylorus
yang menyempit & double tract karena edema mukosa.
Tata laksana
Koreksi dihidrasi & alkalosis metabolik dulu
Operasi piloromyotom
IV. Lambung intratorak ( lambung )
Etiologi
Esofagus pendek akibat kelainan kongenital yaitu kegagalan
elongasi usus depan antara hari 30 dan hari ke 39 perkembangan
janin
78
-
Gejala
nyeri perut epigastrum
nyeri perut setelah makan dan muntah
disfagia
rasa panas akibat refluks cairan lambung
Diagnosis
fluroskopi = untuk melihat batas gastroesofageal
esofagoskopi = disfagia
pemeriksaan manometrik = untuk menilai tekanan sfingter
esofagus
Penatalaksanaan
Sewaktu makan bayi duduk dalam posisi tegak dan tidur dengan
letak kepala lebih tinggi
Antasid = cegah ulkus
Tindakan bedah = jika perawatan konservatif tidak berhasil
V. Atresia bilier
Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak
terbentuk atau tidak berkembang secara normal.
PENYEBAB
Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari
saluran empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab
terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak
diketahui.
Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.
GEJALA
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu
berupa:
- air kemih bayi berwarna gelap
- tinja berwarna pucat
- kulit berwarna kuning
- berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan
berlangsung lambat
- hati membesar.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik.
Pada pemeriksaan perut, hati teraba membesar.
# Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Pemeriksaan darah (terdapat
peningkatan kadar bilirubin)
78
#
#
#
#
#
USG perut
Rontgen perut (tampak hati membesar)
Kolangiogram
Biopsi hati
Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan).
PENGOBATAN
Prosedur yang terbaik adalah mengganti saluran empedu yang
mengalirkan empedu ke usus. Tetapi prosedur ini hanya mungkin
dilakukan pada 5-10% penderita.
Untuk melompati atresia bilier dan langsung menghubungkan hati
dengan usus halus, dilakukan pembedahan yang disebut prosedur
Kasai.
Pembedahan akan berhasil jika dilakukan sebelum bayi berusia 8
minggu.
Biasanya pembedahan ini hanya merupakan pengobatan sementara
dan pada akhirnya perlu dilakukan pencangkokan hati.
VI. Atresia dan stenosis duodenale ( duodenum )
Etiologi
Patogenesis
Manifestasi klinis
78
Dehidrasi
Diagnosis
Tata laksana
>
>
>
Diagnosa
Melalui skrining radionuklir
Pada pemeriksaan tinja bisa ditemukan adanya darah
Pemeriksaan darah dilakukan untuk menemukan adanya anemia
Penatalaksanaan
78
VIII. Hirschsprung (Megakolon Kongenital)
Etiologi
Patogenesis
Tidak ada ganglion parasimpatik dalam dinding usus yang
terbentang ke arah proksimal mulai dari anus hingga jarak tertentu
menyebabkan bagian kolon yang sempit ini tidak dapat
mengembang sehingga tatap sempit dan defekasi terganggu. Kolon
proksimal (antara usus yang persarafannya normal dan abnormal)
akan menebal/hipertropi otot karena tinja yang tertimbun
menyebabkan penebalan dinding usus.
Manifestasi klinis
78
Untuk mengobati gejala obstipasi dan mencegah enterokolitis,
lakukan bilasan kolon dengan cairan garam faai atau kolostomi di
daerah yang ganglioner dengan laparatomi atau anal tube
Bedah definitive bila bayi berusia 6 12 bulan, dengan BB >9 kg.
IX. Atresia recti dan ani
1)
2)
3)
4)
Perut kembung
Klasifikasi
Anal stenosis -> penyempitan daerah anus -> feses tidak bisa
keluar
Membranosus atresia -> terdapat membran pada anus
Anal agenesis -> memiliki anus, tapi ada daging antara rektum dan
anus
Rektal atresia -> tidak memiliki rektum
Diagnosis
* Kelainan biasanya dapat di diagnosis setelah lahir, Mekonium tidak
keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran
* Perut kembung
* Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi
Pemeriksaan penunjang
78
Pemeriksaan foto rontgen untuk menentukan letak ujung buntu
USG perianal untuk menentukan jarak antara ujung rektum dengan
kulit
Penatalaksanaan
o Kolonostomi, dilakukan saat bayi berusia 12 bulan
Eksisi membran anal -> membuat anus buatan
1. Sakit Gigi
Sakit gigi yang paling sering disebabkan oleh adanya lubang pada
gigi. Gigi berlubang juga disebut karies. Bagaimana perasaan Anda
ketika sakit gigi? Tentu saja tidak enak makan dan melakukan
apapun. Sakit gigi kerap disepelekan, tetapi sebenarnya juga perlu
diwaspadai. Mengapa demikian? Karena sakit gigi dapat
mengganggu atau mempengaruhi organ tubuh lainnya, seperti
jantung, mata, dan ginjal.
Penyebab gigi berlubang pada anak-anak adalah makanan yang
banyak mengandung gula. Sisa makanan menempel pada gigi dan
menjadi sarang bakteri. Bakteri akan mudah menerobos masuk ke
dalam gigi sehingga gigi keropos. Lalu masuk ke dalam rongga gigi
sehingga menyerang pembuluh darah dan saraf gigi. Karang gigi
dapat menyebabkan gigi rapuh dan mudah copot.
Gigi yang berlubang harus dicabut agar tidak merembet ke gigi
lainnya. Pada balita, gigi berlubang lebih baik ditambal supaya
pertumbuhan tetap teratur.
2. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa
(lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan
78
yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena
kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
3. Sariawan
Alat pencernaan yang terganggu atau terserang oleh sariawan
adalah mulut (bibir dan gusi) dan lidah. Ketika Anda terkena
sariawan, bibir dan lidah Anda seperti terluka dan terasa perih
khususnya saat makan. Biasanya orang yang terkena penyakit ini
menjadi malas makan, sehingga kondisi tubuh turun. Penyebabnya
adalah panas dalam atau luka pada rongga mulut dan lidah.
Orang mudah terkena sariawan kemungkinan karena kekurangan
vitamin C atau daya tahan lemah.
Pengobatannya dilakukan dengan obat sariawan. Apabila tandatanda akan terserang sariawan muncul sebaiknya meminum larutan
penyegar atau pencegah panas dalam. Orang yang mudah terkena
sariawan sebaiknya banyak memakan makanan yang mengandung
vitamin C atau menambah asupan vitamin C dalam bentuk tablet
atau minuman suplemen yang kaya vitamin C.
4. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada
hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
5. Diare
Diare adalah penyakit atau keadaan di mana si penderita
mengalami buang air besar bercampur air berkali-kali. Penyebab
diare yaitu peradangan usus oleh penyakit lain seperti kolera dan
disentri. Seringkali diare juga disebabkan oleh virus, bakteri, alergi
atau tidak tahan makanan tertentu, atau kurang gizi.
Diare termasuk penyakit yang kerap dialami oleh anak-anak kecil
karena kegemaran memasukkan sesuatu ke mulutnya atau dialami
pula oleh anak-anak yang gemar jajan sembarangan.
Orang yang mengalami diare akan kehilangan banyak cairan tubuh
dan jika diare berlangsung lama, si penderita dapat mengalami
dehidrasi. Kondisi kesehatan anak-anak yang mengalami diare
biasanya cepat menurun. Bobot tubuh juga menjadi turun drastis.
Bahkan jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian pada
anak-anak balita.
Penyakit diare yang disebabkan oleh kuman dapat menular.
Penularan terjadi melalui feses (kotoran) dari penderita diare yang
buang air besar di sembarang tempat. Tinja yang dibuang
sembarangan akan mengotori lingkungan, khususnya sumber daya
air seperti mata air, sungai, dan lain-lain. Air yang terkotori oleh
kuman itu kemudian dipakai oleh orang yang sehat. Akhirnya orang
yang memakai air tersebut tertular oleh penyakit.
78
Pengobatan gejalanya dilakukan dengan pemberian obat yang
menghentikan diare. Misalnya, norit atau karbotablet, yang bahan
utamanya karbon. Diare yang disebabkan oleh kuman dapat diobati
dengan antibiotika. Jika penyebabnya karena kekurangan gizi, maka
harus diberi asupan makanan yang bergizi beberapa waktu.
Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, pederita diberi
garam oralit. Jika tidak ada, penggantinya ialah larutan garam dan
gula. Anda dapat membuat sendiri larutan oralit. Caranya yaitu
dengan melarutkan dua sendok teh gula dan kira-kira seperempat
sendok teh garam dalam segelas air teh. Larutan ini diberikan
beberapa kali kepada penderita.
6. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan sembelit
adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases
mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh
adanya penyerapan air pada sisa makanan. Akibatnya, fases
kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk
yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karena
kurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat,
kurang minum, stres, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak
memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat, minum banyak
air, makan teratur, buang air setiap hari, makan makanan berserat,
dan olahraga teratur dapat mencegah gangguan ini.
(Selengkapnya baca artikel tentang Terapi Air Putih Sembuhkan
Berbagai Penyakit)
7. Disentri
Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi
oleh kuman (bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya
antara lain sakit perut, mencret (diare) kadang-kadang berdarah
dan berlendir.
Ada dua tipe disentri yaitu disentri baksiler dan disentri amebik.
Disentri baksiler disebabkan oleh bakteri dari keluarga Shigella.
Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh keluarga Amoeba.
Simptom penyakit disentri baksiler meliputi serangan ringan sampai
serangan mendadak yang berat dan fatal. Penderita disentri yang
meninggak biasanya akibat dari dehidrasi dan keracunan oleh toksin
bakteri. Toksin adalah zat racun. Gejala awal disentri adalah demam
dan mencret. Bahkan buang airnya terkadang berdarah. Muntah dan
berak juga dapat dialami penderita penyakit ini. Kemudian tampak
gejala dehidrasi karena seringnya buang air bercampur air. Pada
tahap berikutnya, luka kronis pada usus besar menghasilkan berak
berdarah. Infeksi bakteri disentri yang paling parah disebabkan oleh
Shigella shigae. Bakteri ini banyak ditemukan di negeri tropis dan
subtropis. Pengobatannya dengan obat antibiotika misalnya
tetrasiklin. Kadang-kadang juga transfusi darah.
78
Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh protozoa Entamoeba
histolytica. Bentuk disentri ini jauh lebih berbahaya daripada
disentri baksiler. Ini karena organisme penyebabnya dapat
berbentuk kista (bersembunyi) dan motil (aktif bergerak). Bentuk
yang motil menyebabkan disentri akut dengan gejala seperti
disentri baksiler. Adapun yang kista menyebabkan disentri kronis
dengan gejala kambuhan berupa diare, sakit perut, atau kejang
lambung. Pengobatannya dilakukan dengan emetin, diodokuin, dan
lain-lain.
Penyebaran atau penularannya seperti penyakit diare, yaitu melalui
tinja si penderita yang mencemari air atau tanah. Dan orang sehat
memakai air atau tanah yang tercemari oleh tinja yang
mengandung kuman penyakit ini.
8. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan
apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai
cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
9. Maag
Penyakit ini juga disebut tukak lambung atau luka pada lambung.
Alat pencernaan yang diserang oleh maag adalah lambung atau
usus dua belas jari. Gejalanya antara lain pegal-pegal di punggung
satu sampai dua jam setelah makan atau jika perut kosong. Gejala
yang terkenal dari penyakit maag adalah mual, kembung, dan
muntah-muntah. Gejala lainnya adalah kurang nafsu makan dan
berat turun.
Penyebab penyakit maag yaitu bakteri Helicobakter pylori atau
pemakaian sejenis obat antiradang.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotika jika
penyebabnya bakteri tadi. Misalnya, pemberian tetrasikin atau
amoksilin. Yang ringan dapat diatasi dengan antasid. Gejala mual
dan kembung dapat diatasi dengan obat sakit maag.
78
11. Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri.
Bakteri tifoid menyebabkan penderitanya demam, lemah, dan
bahkan kematian. Kejadian demam tifoid umumnya terjadi di
kawasan yang sangat padat penduduk. Ketika sanitasi dan
kebersihan diperbaiki hingga standar modern, kejadian demam
tifoid menurun drastis. Sekarang relatif agak jarang.
Gejala penyakit ini ialah demam, khususnya pada malam hari, sakit
kepala, sakit perut, lidah pahit sehingga tidak ada nafsu makan.
Gelaja pertama muncul satu hingga tiga pekan setelah
mengkonsumsi air atau makanan yang tercemar bakteri demam
tifoid. Lazimnya demam terjadi pada pekan pertama, dan pada
pekan kedua meningkat dan tetap tinggi. Seringkali juga diikuti
munculnya bercak-bercak warna merah muda. Pada tingkat parah,
terjadi diare berwarna kehijauan. Selanjutnya terjadi hal-hal yang
lebih fatal seperti tukak pada usus bahkan lubang pada dinding
usus.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi.
Bakteri ini ditularkan terutama melalui air atau makanan yang
tercemar. Korban demam tifoid membuang bakteri dalam feses dan
urinenya. Orang sehat tapi pembawa bakteri penyakit bisa
menularkan penyakit ini melalui fesesnya. Bakteri juga dapat
dibawa oleh lalau yang hinggap pada feses yang terkontaminasi lalu
hinggap pada makanan. Makanan yang sudah terkontaminasi
kemudian kita makan.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotik. Obat
ini akan menghambat pertumbuhan Salmonella dan mempercepat
pemulihan kondisi tubuh.
Cara pencegahannya yaitu memperbaiki sanitasi umum dan
kebersihan perorangan. Vaksin tifoid memberi perlindungan
sementara bagi orang yang hendak pergi ke negeri di mana
berjangkit wabah penyakit ini. Anak-anak juga diberikan vaksin
tifoid untuk perlindungan baginya hingga dewasa.
12. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan
pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk
dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan
ini.
13. Cacingan
Ada beberapa jenis penyakit cacing. Tiga yang perlu Anda ketahui
yaitu cacing gelang, cacing tambang, dan cacing kremi.
13.1. Cacing gelang
Disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbriciadea. Telur
cacing ini masuk melalui makanan dan minuman yang tercemar
atau tidak bersih.
78
Gejalanya antara lain perut mulas, mencret dan kembung. Penderita
mungkin juga mengalami gejala ikutan seperti tenggorokan dan
hidung gatal. Terkadang ia mengalami kejang dan kesemutan di
tangan dan kaki. Mata sering mengedip dan timbul selaput pada
putih mata. Anak-anak menjadi sering rewel dan menangis.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang
tepat melalui resep dokter. Resep tradisional, rebung atau biji petai
cina dapat menyembuhkan penyakit cacing gelang.
13.2. Cacing tambang
Penyakit cacing ini disebabkan oleh cacing tambang. Telur cacing
tambang masuk ke tubuh melalui kulit, khusunya kaki dan tangan.
Telur cacing ini hidup di daerah lembab dan hangat.
Gejala yang tampak ialah perut mulas, mencret, dan kembung.
Seringkali diiringi dengan tidak enak badan dan gatal di kaki atau
tangan. Pengobatannya dengan obat cacing yang sesuai.
13.3. Cacing kremi
Cara telur cacing ini masuk ke dalam sistem pencernaan ialah
melalui makanan dan minuman mentah dan tidak bersih. Anak-anak
yang mempunyai kebiasaan menggigit-gigit jari dan bermain di
tempat yang becek-lembap berpeluang terkena penyakit ini. Karena
telur cacing kremi suka berada di air atau tanah yang tidak bersih.
Gejala penyakit cacing keremi yaitu gatal-gatal pada liang dubur
atau liang hidung. Jika parah, mata anak yang menderita cacing
kremi tampak agak berbusa.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang
sesuai dan dosis yang tepat atau memakan biji petai cina sebanyakbanyaknya agar cacingnya mati dan keluar bersama tinja.
15. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa
bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit
demam tipus dan paratipus.
78
yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika
HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
BAB III
PENUTUP
78
A. Kesimpulan
Bahwa seluruh learning objectives dibahas dengan baik
dan detail. Mahasiswa khususnya kelompok 20 berhasil
dalam menjalankan tutorial minggu 1 ini.
B. Pesan
DAFTAR PUSTAKA
1.Graaff VD. Human Anatomy, 6th ed. USA: The McGraw-Hill
78
Companies. 2001;635-64.
2. Tortora Gerard D. Principles of anatomy and physiology. Ed.12th.
vol.2. Wiley: United States.
3.Netter F. Interactive Atlas Of Clinical Anatomy. Novartis Medical
Education. 1998.
4. Gartner LP, Hiatt JL. 2012. Atlas berwarna histologi. Edisi ke5.
Tangerang: Binarupa Aksara.
BIODATA KELOMPOK
1. Nama : Shylvia Helmanda
BP : 1510311048
TTL : padang, 9 Juli 1997
78
2.
3.
4.
5.
6.
7.
78
Asal sekolah : sman 10 pdg
Alamat : komp. Villa bukit indah, koto lua, pauh
Motivasi : membuat orang tua bahagia dan
membahagiakan diri sendiri dunia akhirat
8. nama : Rizkia dwina rahmayani
Bp : 1510312123
ttl : sawalunto, 8 januari 1998
Asal sklh : sman 1 sawahlunto
Motivasi : every dark night is always followed by
beautiful morning
Email : rizkiadwina808@yahoo.com