Umum? - Interpretasi peta tematik lebih mudah dibandingkan dengan interpretasi peta
umum.
Mengapa demikian?
Karena legenda yang menjelaskan simbol-simbol dalam peta terdapat dalam peta.
Sedangkan dalam peta umum legenda ada di luar peta. Di dalam atlas legenda peta
umum ada di bagian depan dari atlas.
Sebagian besar isi atlas berupa peta umum, namun di bagian depan biasanya terdapat
beberapa peta tematik seperti:
Di antara peta-peta tematik tersebut, yang menggunakan simbol warna hanyalah Peta
Kepadatan Penduduk Indonesia.
Apakah simbol warna yang digunakan dalam peta umum sama dengan simbol warna
dalam peta kepadatan penduduk?
Untuk mengetahui lebih jauh marilah kita coba melakukan interpretasi Peta Kepadatan
Penduduk Indonesia.
Warna hijau muda menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara
51-100 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk seperti ini adalah
Sumatera Barat, sebagian besar Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi
Selatan.
3. Hijau Kekuningan
4. Warna Kuning
Warna kuning menunjukkan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk antara 151-
500 jiwa./km2. Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk seperti ini adalah Provinsi
Lampung.
5. Warna Abu-Abu
Warna abu-abu menunjukkan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk antara 501-
1000 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk seperti ini terdapat
diseluruh Pulau Jawa kecuali Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
6. Warna Kemerahan
Apabila diperhatikan, ternyata arti dari simbol warna dalam peta tematik berbeda
dengan simbol warna dalam peta umum.
Jika akan melakukan interpretasi peta wilayah lautan, jenis peta apa yang akan
diinterpretasi?
Peta umum atau peta tematik?
Jika menggunakan peta umum, kita hanya akan memperoleh informasi tentang
kedalaman air laut.
Jika yang kita inginkan tentang relief dasar laut, maka harus interpretasi dari peta
tematik yang berupa peta kontur dasar laut.
Jenis peta ini sulit didapatkan. Informasi yang terdapat dalam peta kontur dasar laut
antara lain:
3. Lereng benua (continental slope), merupakan lereng benua kelanjutan dari shelf
atau plat dengan kedalaman laut umumnya lebih kurang 2.000-2.500 m dan
kemiringan antara 4% sampai 6%.
4. Dulang jeluk (abyssal), daerah atau kawasan ini merupakan daerah yang
memiliki relief datar terletak di bagian laut dalam, dan luasnya mencakup hingga
dua pertiga luas dasar lautan.
5. Gunung laut (seamount), yaitu gunung dasar laut dengan lereng yang curam dan
berpuncak runcing serta kemungkinan mempunyai tinggi sampai 1 km atau
lebih, tetapi tidak sampai ke permukaan laut.
6. Palung laut (trench atau trog), adalah bagian laut yang sangat dalam (kedalaman
lebih dari 5000 meter), bentuknya memanjang dan sempit. Terjadi karena proses
penenggelaman yang terus menerus. Bagian laut yang terdalam adalah berbentuk
saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan
antara benua dengan kepulauan.
7. Lubuk laut (basin atau ledok laut), yaitu bagian laut yang dalam terjadi karena
pemerosotan dasar laut, berdinding curam dan berbentuk mangkuk. Pada
dasarnya proses terjadinya sama dengan palung laut, tetapi berbeda pada
bentuknya yang membulat dan kedalamannya lebih dari 5000 meter.
8. Atol, yaitu terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian tenggelam di bawah
permukaan laut. Batu-batuan yang terdapat di sini ditandai oleh adanya terumbu
karang yang terbentuk seperti cincin.
10. Ambang laut atau drempel, adalah bagian laut yang dangkal karena dasar
lautnya tinggi, sehingga memisahkan dua laut dalam.
11. Alur-alur laut, yaitu relief dasar laut sebagai hasil dari dasar sungai yang
mengalami penenggelaman.
Untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, Anda tidak harus pergi ke
wilayah tersebut, Anda bisa mencari informasi tentang data kependudukan di BPS
terdekat. Misal Anda ingin mengetahui kepadatan penduduk Kota Jakarta. Tanpa harus
pergi ke Jakarta Anda dapat mengetahuinya dengan mencari data dari BPS. Maka dapat
diketahui bahwaJakarta mempunyai kepadatan pen- duduk yang sangat tinggi. Hasil
sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan kepadatan penduduk di Jakarta mencapai
12.635 per km . Kepadatan penduduk yang sangat tinggi tersebut sangat berkebalikan
dengan kota-kota yang berada di luar P. Jawa, seperti Papua yang hanya mempunyai
kepadatan berkisar 6 jiwa per km .
Kepadatan penduduk adalah ba- nyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah.
Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2
dalam suatu wilayah.
Jadi kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut adalah 33,44 jiwa/ km2 ..
Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan
luas lahan pertaniannya sebesar 154.820 km . Berapakah kepadatan fisiologi wilayah
tersebut?
Jawab :
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap km2 tanah
pertanian.
Kepadatan penduduk agraris = Jumlah penduduk petani (jiwa) / Luas lahan pertanian
(km)
Contoh soal:
Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya sebesar 7.584.000 jiwa, dari
jumlah penduduk tersebut 2.050.000 jiwa adalah penduduk yang bekerja sebagai petani.
Sedangkan luas wilayah pertaniannya adalah 154.820 km2 . Berapakah kepadatan
agraris wilayah tersebut ?
Jawab:
Faktor ini dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian, dan perkawinan yang berbeda-
beda tiap wilayah sehingga pertumbuhan penduduknya akan berbeda-beda pula.
Masyarakat yang sudah modern dan sudah berteknologi tinggi mampu menekan angka
kelahiran maupun angka kematian.