Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Infeksi Menular Seksual (IMS) disebabkan oleh kontak seksual melalui
semen dan cairan vagina. Darah dan ASI juga bisa menularkan
mikroorganisme berupa virus, bakteri maupun jamur yang menyebabkan
infeksi, begitu pula kontak dengan luka terbuka. IMS bisa ditularkan oleh
seorang ibu pada bayinya sebelum, selama dan tepat setelah kelahiran.
Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui
vagina, oral maupun anal.
Tidak ada orang terlepas dari ras, etnis, seks, agama, tingkat ekonomi
dan usia yang kebal tehadap IMS, terlebih apabila seseorang yang
mempunyai risiko tinggi seperti sering bergonta-ganti pasangan dan
melakukan hubungan seks dengan seseorang yang sudah terinfeksi penyakit
menular. Oleh karena itu, IMS perlu mendapat perhatian karena dapat
menyebabkan infeksi alat reproduksi yang serius. Bila tidak diobati
secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan,
sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Untuk
remaja perempuan, risiko untuk terkena IMS lebih besar dari pada
laki-laki sebab alat reproduksinya lebih rentan. Seringkali berakibat
lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan
penyakit menjadi lebih parah.
Berdasarkan penjelasan diatas, jelas bahwa diperlukan informasi yang
lebih mendetail tentang masalah infeksi menular seksual yang di sebabkan
oleh virus, bakteri dan jamur. Dalam makalah ini akan di bahas mengenai
penyebab dan tanda infeksi menular seksual, macam - macam infeksi
menular seksual dan cara pencegahan infeksi menular seksual.
Berkenaan dengan masalah yang timbul saat ini perlu disusun sebuah
makalah yang mampu menjadi wahana bagi masyarakat untuk memperoleh
wawasan dan pengetahuan. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah
yang bertajuk INFEKSI MENULAR SEKSUAL : Mengidentifikasi Macam-
macam Penyakit Infeksi Menular Seksual

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan


masalah sebagai berikut.

1. Apa saja penyebab dan tanda-tanda umum infeksi menular seksual ?


2. Apa saja macam macam infeksi menular seksual ?
3. Bagaimana cara pencegahan infeksi menular seksual ?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan


tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. penyebab dan tanda-tanda umum infeksi menular seksual;


2. macam macam infeksi menular seksual;
3. cara pencegahan infeksi menular seksual.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara


teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep penelitian tindakan kelas. Secara praktis makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan


khususnya tentang bahaya, tanda dan gejala infeksi menular seksual ;
2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi tentang konsep penelitian
tindakan kelas baik secara teoritis maupun secara praktis.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode


yang digunakan adalah metode deskritif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data

2
teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan menggunakan
teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah
dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) adalah suatu penyakit yang penularannya
melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah terinfeksi. Hubungan
seks ini termasuk hubungan seks lewat vagina, anus maupun mulut (oral).
Semakin sering kita berganti-ganti pasangan seks semakin besar
kemungkinan tertular (bisa tertular berbagai macam virus,bakteri,jamur,dan
protozoa dalam tubuh kita). Selain itu IMS dapat ditularkan melalui ibu kepada
anaknya melalui darah dan cairan ASI.
Infeksi Menular Seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual
(PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STD),
Sexually Transmitted Infection (STI) or Veneral Disease (VD). Istilah Infeksi
Menular Seksual lebih luas maknanya karena menunjukan cara penularannya.

B. Pembahasan
1. Penyebab dan Tanda-Tanda Umum Infeksi Menular Seksual
a. Penyebab Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS), adalah infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual, walaupun tidak ada gejala yang timbul di
alat kelamin. Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik
melalui vagina, oral maupun anal. IMS perlu mendapat perhatian
karena dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang serius. IMS
juga dapat ditularkan melalui ibu kepada anaknya melalui darah dan cairan
ASI.
Infeksi di saluran reproduksi dapat ditularkan tanpa hubungan
seksual, misalnya infeksi yang diakibatkan kesalahan dalam
prosedurmedis. Infeksi yang ditularkan tidak melalui hubungan
seksual disebabkan overgrowth / pertumbuhan yang luar biasa
kuman/jamur dalam vagina yang a-patogen (basil doderlien,
stafilokokus, streptokokus, jamur kandida) menjadi ganas/patogen
disamping disebabkan alergi (pembalut, cairan pembersih vagina)
atau karena pemakaian kontrasepsi dalam rahim/IUD pada pasangan
usia subur.

4
b. Tanda Tanda Umum Infeksi Menular Seksual
1) Infeksi pada Alat Kelamin Laki-laki
a) Berupa bintil-bintil berisi cairan.
b) Lecet atau borok pada penis/alat kelamin.
c) Luka tidak sakit; keras dan berwarna merah pada alat kelamin.
d) Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam.
e) Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin.
f) Rasa sakit yang hebat pada saat kencing.
g) Kencing nanah atau darah yang berbau busuk.
h) Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian
berubah menjadi borok.
2) Infeksi pada Alat Kelamin Wanita
a) Rasa sakit/nyeri saat kencing/hubungan seksual.
b) Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
c) Pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin.
d) Keputihan berwarna putih susu, bergumpal.
e) Rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya.
f) Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal.
g) Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual.
h) Bintil-bintil berisi cairan.
i) Lecet atau borok pada alat kelamin.

2. Macam Macam Infeksi Menular Seksual


a. Kencing Nanah (Gonorrhea)

1) Pengertian
Kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,
tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Pada wanita,
gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi
selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan
gangguan reproduksi. Kencing nanah bisa menyebar melalui
aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian.

2) Gejala yang dirasakan penderita:

5
Pada pria gejala awal penyakit kencing nanah biasanya
timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya
berawal dengan rasa tidak nyaman pada uretra dan beberapa
jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika buang air kecil serta
keluarnya nanah dari penis.Sedangkan pada wanita gejala awal
biasanya timbul waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.

Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama


beberapa minggu atau bulan,dan diketahui menderita penyakit
tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya
tertular. Jika penyakit kencing nanah menimbulkan
gejala,biasanya bersifat ringan dan mendadak hilang dengan
sendirinya. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala
yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika
berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam. Infeksi
dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung
telur, uretra dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang
dalam ketika berhubungan seksual.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan


seks melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore pada
rektumnya. Biasanya penderita kencing nanah akan merasakan
tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar
cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar,serta
tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.

Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan


seseorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan
gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya
infeksi tersebut tidak menimbulkan gejalam namun kadang-
kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk
menelan.

3) Cara Penularan

Penularan gonore adalah melalui hubungan seksual (baik


itu vaginal, anal, atau oral sex). Gonore juga bisa ditularkan

6
oleh ibu kepada anaknya pada saat melahirkan. Penderita
gonore yang sudah sembuh bisa tertular penyakit ini lagi
apabila melakukan hubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi.

4) Pengobatan

Pengobatan gonore biasanya dengan suntikan tunggal


seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian
antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya
diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran
darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan
mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah,
infus)

b. Raja Singa (Sifilis)

1) Pengertian

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh


bakteri Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama
penularannya melalui kontak seksual,.Sifilis atau penyakit Raja
Singa adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang
kompleks. Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat
sistemik. Hampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk
sistem kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil yang
menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin
sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang dapat
menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. Jika

7
cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan
antibiotika. Tetapi jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke
fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat
kelamin.

Asal penyakit ini tidak jelas. Sebelum tahun 1492, penyakit


ini belum dikenal di Eropa. Ada yang berpendapat bahwa
penyakit ini berasal dari penduduk indian yang dibawa oleh anak
buah Christopher Colombus sewaktu mereka kembali ke Spanyol
dari benua Amerika pada tahun 1492. Pada tahun 1494 terjadi
epidemi di Napoli, Italia. Pada abad ke 18 baru diketahui bahwa
penyebaran sifilis dan gonore terutama disebabkan oleh
senggama dan keduanya dianggap sebagai infeksi yang sama.
Dengan berjalannya waktu, akhirnya diketahui bahwa kedua
penyakit itu disebabkan oleh jenis kuman yang berbeda dan
gejala klinis yang berlainan.

2) Gejala dan tanda

Tanda dan gejala sifilis bervariasi bergantung pada fase


mana penyakit tersebut muncul. Fase primer secara umum
ditandai dengan munculnya chancre tunggal (ulserasi keras,
tidak menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di kulit), sifilis
sekunder ditandai dengan ruam yang menyebar yang seringkali
muncul di telapak tangan dan tumit kaki, sifilis laten biasanya
tidak memiliki atau hanya menunjukkan sedikit gejala, dan sifilis
tersier dengan gejala gumma, neurologis, atau jantung. Namun,
penyakit ini telah dikenal sebagai "peniru ulung" karena
kemunculannya ditandai dengan gejala yang tidak sama.

Sifilis primer umumnya diperoleh dari kontak seksual


secara langsung dengan orang yang terinfeksi ke orang lain.
Sekitar 3 sampai 90 hari setelah awal kedapatan (rata-rata 21
hari) luka di kulit dinamakan chancre, tampak pada saat kontak.
Lesi ini biasanya (40 % dari waktu) tunggal, kokoh, tanpa rasa
sakit, pemborokan kulit tanpa rasa gatal dengan dasar yang

8
bersih serta berbatasan tajam antara ukuran 0,3 dan 3,0 cm.
Walau bagaimanapun luka bisa dikeluarkan hampir dalam
bentuk apapun.

Pada bentuk yang umum, luka berkembang dari macule ke


papule dan akhirnya ke erosion atau ulcer. Kadang-kadang, lesi
ganda mungkin muncul (~40%). Lesi ganda lebih umum ketika
koinfeksi dengan HIV. Lesi mungkin nyeri atau perih (30%), dan
bisa terjadi di luar kelamin (27%). Letak paling umum pada
wanita adalah di cervix (44%), penis laki-laki heteroseksual
(99%), dan anal serta rektal umumnya secara relatif (laki-laki
yang berhubungan seks dengan laki-laki) (34%).

Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit,


yang muncul dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi. Ruam
ini bisa berlangsung hanya sebentar atau selama beberapa
bulan. Meskipun tidak diobati, ruam ini akan menghilang. Tetapi
beberapa minggu atau bulan kemudian akan muncul ruam yang
baru. Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut. Sekitar
50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening di
seluruh tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan mata.
Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi
kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan
menjadi kabur.

Fase Laten Setelah penderita sembuh dari fase sekunder,


penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala
sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau
berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita.
Pada awal fase laten kadang luka yang infeksi kembali muncul.

Tersier Sifilis tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun


setelah infeksi awal, dan bisa dibagi kedalam tiga bentuk
berbeda; sifilis gummatous (15%), akhir neurosifilis (6.5%),dan
kardiovaskular sifilis (10%). Tanpa pengobatan, ketiga dari orang
yang terinfeksi berkembang ke penyakit tersier. Orang dengan

9
sifilis tersier adalah bukan penular. Sifilis gummatous atau sifilis
akhir biasanya terjadi 1 hingga 46 tahun setelah infeksi awal,
dengan rata-rata 15 tahun. Fase ini ditandai oleh pembentukan
gumma kronik, yang lembut,mirip peradangan bola tumor yang
bisa bermacam-macam dan sangat signifikan bentuknya gumma
umumnya mempengaruhi kulit, tulang, dan liver, tetapi bisa
terjadi dimanapun. Neurosifilis merujuk pada infeksi yang
melibatkan sistem saraf pusat yang bisa terjadi dini, menjadi tak
bergajala atau dalam bentuk dari meningitis sifilistik yang
berhubungan dengan keseimbangan yang lemah dan nyeri kilat
pada ekstrimitas lebih rendah. Akhir neurosifilis umumnya
terjadi 4 hingga 25 tahun setelah infeksi awal. Siflis
meningovaskular umumnya muncul dengan apati dan sawan,
serta telah umum dengan demensia dan dorsalis.

3) Cara Penularan

Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau


selama kehamilan dari ibu ke janinnya, spiroseta mampu
menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh
karena itu dapat ditularkan melalui mencium area di dekat lesi,
serta seks oral, vaginal, dan anal. Sekitar 30-60% dari mereka
yang terkena sifilis primer atau sekunder akan terkena penyakit
tersebut. Sebagian besar (60%) dari kasus baru di United States
terjadi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Penyakit tersebut dapat ditularkan lewat produk darah. Namun,
produk darah telah diuji di banyak negara dan risiko penularan
tersebut menjadi rendah. Risiko dari penularan karena berbagi
jarum suntik tidaklah banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan
melalui dudukan toilet, aktifitas sehari-hari, bak panas, atau
berbagi alat makan serta pakaian.

4) Pengobatan dan Pencegahan

Penyakit sipilis dan pengobatannya dapat dilakukan


dengan pemeriksaan klinis dan juga menggunakan bahan-bahan

10
alami. Tetapi jika sudah pada stadium lanjut dianjurkan untuk
pemeriksaan secara klinis. Supaya bisa hilang sampai ke akar-
akarnya. Jika sudah mengalami gejala awal, lebih baik untuk
segera mengobatinya supaya tidak semakin menyebar.

Penyakit sipilis dapat dicegah dengan cara menghindari


hubungan seksual dengan orang yang bukan pasangannya.
Hindari konsumsi alkohol dan juga merokok. Selain itu jaga
kondisi badan dan tubuh dengan baik. Jika sudah terkena segera
periksa ke dokter karena gejala ini sulit untuk diketahui.

c. Herpes Genitalia

1) Pengertian

Herpes genital adalah penyakit infeksi menular seksual


(IMS) yang disebabkan virus Herpes simplex tipe 1 (HSV-1) atau
tipe 2 (HSV-2) Tpe 1 biasa ditemukan di daerah muut (herpes
oral) dan tipe 2 disebut herpes genital. Penularan infeksi sering
terjadi dari laki-laki ke pasangan wanitanya, dibanding dari
wanita ke pasangan laki-laki.

2) Gejala dan tanda

Pada umumnya infeksi virus herpes tidak menimbulkan


gejala atau hanya gejala ringa, sehingga orang dengan infeksi
HSV-1 atau HSV-2 tidak menyadari bahwa mereka sedang sakit.
Apalagi gejala sering dianggap sebagai kelainan kulit. Bila imbul
gejala tampak sebagaigelembung /9blister) kecil berwarna
bening, bisa tunggal atau jamak, di daerah sekitar mulut,
kelamin atau rektum. Gelembung dapat pecah (masa ini disebut

11
outbreak) dan menimbulkan bekas luka seperti sariawan yang
membutuhkan dua atau empat minggu untuk sembuh. Luka
herpes yang terletak di mulut biasanya terasa seperti
kesemutan dan terbakar sesaat sebelum outbreak. Adanya
gelembung itu sendiri sudah menimbulkan rasa nyeri.

Saat outbreak pertama dapat digambarkan rasa nyeri


yang hebat di sekitar kelamin atau area luka, sensasi terbakar,
maupun kesulitan berkemih. Ada pula orang yang mengeluarkan
cairan dari vagina atau penisnya. Gejala lain yang serupa flu,
seperti demam, sakit seluruh badan, dan pembengkakan
kelenjar getah bening di sekitar area luka.

Outbreak dapat tejadi berulang, hanya saja durasinya


akan menjadi lebih singkat dan tidak seberat episode pertama.
Infeksi herpes genital dapat bertahan dalam tubuh untuk waktu
yang tidak dapat ditentukan, meski demikian jumlah outbreak
cenderung menurun.

3) Cara Penularan

Untuk HSV-1 disebarkan melalui sekresi oral atau luka


pada kulit, misalnya melalui aktifitas berciuman, penggunaan
bersama sikat gigi atau alat makan. HSV-1 dapat pula
menimbulkan luka di daerah kelamin selain di daerah mulut dan
bibir, biasa disebut sebagai fever blister. Infeksi HSV-1 di area
kelamin disebabkan kontak dari mulut ke genital atau kontak
genital ke genital seseorang yang menderita infeksi HSV-1.

Herpes genital hanya ditularkan melalui kontak seksual


antara orang yang sudah memiliki virus dalam tubuhnya dengan
orang yang belum terinfeksi. Kontak seksual dapat terjadi dari
pasangan yang terinfeksi tanpa ada luka dan bahkan tidak
menyadari bahwa dirinya memiliki infeksi virus herpes.

Banyak orang yang sudah terinfeksi herpes mengalami


suatu periode dorman, yakni kondisi di mana virus terdapat

12
dalam sistem tubuh penderita, namun tidak ada gejala. Pada
periode ini penderita nampak sehat tanpa luka.

4) Pengobatan dan Pencegahan

Tujuan pengobatan herpes adalah untuk mencegah atau


mempersingkat durasi outbreak, biasanya dengan pemberian
antiviral. Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan herpes.
Penggunaan harian obat antiviral dapat mengurangi
kemungkinan terjadi penularan kepada pasangannya.

Cara yang paling ampuh untuk menghindari tarnsmisi


penyakit ini adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual
atau memiliki hubungan monogami jangka panjang dengan
pasangan yang telah diketahui tidak memiliki infeksi.
Penggunaan kondom lakteks secara benar dan konsisten dapat
mengurangi resiko terinfeksi herpes genital. Hal ini karena
kondom mampu meindungi area kelamin pria maupun wanita
dari kemungkinankontak yang menyebabkan timbulnya gejala
herpes.

Orang dengan infeksi herpes yang bergejala, baik luka di


kelamin maupun gejala lain, sangat disarankan untuk tidak dulu
berhubungan seks. Sebagai pasangan seks dari orang yang
terinfeksi disaankan melakukan tes HSV berkala untuk
mengetahui statusnya.

d. Limfogranuloma Venereum (LGV) atau Klamidia

1) Pengertian

13
Limfogranuloma Venereum adalah suatau penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh Chalmydia trachomatis,
sehingga orang kebanyakan menamai penyakit ini dengan istilah
klamidia. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis dan
sub tropis. Klamidia dikenal sebagai epidemi diam karena pada
wanita, mungkin tidak timbul gejala dan ditemukan setelah
beberapa tahun.

2) Gejala dan Tanda

Gejala mulai timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih


setelah terinfeksi. Pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil
berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah
menjadi ulkus yang segera membaik sehingga seringkali tidak
diperhatikan oleh penderitanya.

Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening


pada salah sau atau kedua selangkangan. Kulit di atasnya
tampak merah dan terasa hangat, dan jika tidak diobati akan
terbentuk lubang di kulit yang terletak di atas kelenjar getah
bening tersebut. Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan
kemerahan, lalu akan membaik, tetapi biasanya meninggalkan
jaringan parut atau kambuh kembali.

Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit


kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit
punggung dan infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya
nanah bercampur darah.

3) Cara Penularan

Infeksi dapat ditularkan melalui seks vaginal, anal atau


oral dengan pasangan yang sudah terinfeksi.

4) Pengobatan dan Pencegahan

Pemberian doksiksiklin, eritromisin atau tetrasiklin per-oral


(melalui mulut) selama tiga minggu akan mempercepat

14
penyembuhan. Setelah pengobatan, dilakukan pemeriksaan rutin
untuk mengetahui bahwa infeksi telah sembuh.

Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit


ini adalah abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual dengan
mitra seksual yang diketahui menderta penyakit ini. Untuk
mengurangi resiko tertular sebaiknya menjalani perilaku seksual
yang aman yaitu tidak berganti-ganti pasangan seksual dan
menggunakan kondom.

d. Kandidiasis Vaginalis

Jamur Candida sp

1) Pengertian

Candidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau


subakut disebabkan oleh spesies candida, biasanya oleh spesies
candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia,
endokarditis, atau meningitis. Nama lain dari candidiasis adalah
kandidosis, dermatocandidiasis, bronchomycosis, mycotic
vulvovaginitis, muguet, dan moniliasis.Infeksi ini ummumnya
menyerang orang-orang yang imunnya lemah.

2) Gejala dan Tanda

Gejala kandidiasis muncul ketika jumlah jamur tumbuh dan


melampaui keseimbangan dalam kaitannya dengan

15
mikroorganisme lainnya yang biasanya ada di vagina. Jamur ini
biasanya muncul setelah perawatan dengan antibiotik yang
diresepkan untuk hal lain, karena antibiotik mengubah
keseimbangan normal organisme dalam vagina. Penyakit ini juga
dapat terjadi dalam hubungan dengan penyakit lain seperti
diabetes, kehamilan, minum pil atau masalah yang
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh (AIDS atau HIV).

Gejala yang paling umum dari infeksi ini adalah gatal labial
atau vagina (pruritus). Kadang-kadang ada cairan putih pada
vagina. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan peradangan vagina
dan plak putih kering pada dinding vagina.

Kandidiasis vagina tidak dianggap sebagai penyakit


menular seksual, tetapi 12 sampai 15% pria mengalami gejala
gatal pada penis setelah melakukan hubungan seksual dengan
pasangan yang terinfeksi.

3) Cara Penularan

Penularan kandidiasis dapat melalui hubungan seksual


dengan mitra yang sdah terinfeksi atau memakai pakaian dalam
bersama dengan orang yang sudah terinfeksi.

4) Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan terhadap infeksi kandidiasis dapat dilakukan


dengan memberikan instatin berupa cream, salep dan emulsi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan tidak terlebih dahulu
melakukan hubungan seks dengan orang yang terinfeksi dan
selalu menjaga kebersihan alat kelamin.

e. Trikomoniasis

1) Pengertian

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang


disebabkan oleh serangan protozoa parasit Trichomonas
vaginalis. Trichomoniasis merupakan infeksi yang biasanya

16
menyerang saluran genitourinari, uretra adalah tempat infeksi
yang paling umum pada laki-laki, dan vagina adalah tempat
infeksi yang paling umum pada wanita.

2) Gejala dan Tanda

Trikomoniasis pada wanita yang diserang terutama


dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus
akut terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-
kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak (malodorous), dan
berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab.
Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan
serviks, yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan
dikenal sebagai "strawberry appearance" dan disertai gejala
dispareunia, perdarahan pascacoitus, dan perdarahan
intermenstrual. Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul
iritasi pada lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna.

Trikomoniasis pada laki-laki yang diserang terutama


uretra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula
seminalis, dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih
ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya
mirip uretritis nongonore, misalnya disuria, poliuria, dan sekret
uretra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi
kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik
gejalanya tidak khas yaitu gatal pada uretra, disuria, dan urin
keruh pada pagi hari.

3) Cara Penularan

Trichomonas vaginalis dapat menular melalui hubungan


seksual, kloset duduk, handuk, air mandi dan cairan vagina.
Pada kloset duduk dan handuk atau pada objek yang basah.
Trichomonas vaginalis dapat hidup selama 45 menit.

4) Pengobatan dan Pencegahan

17
Pengobatan biasanya diberikan antibiotik oral disebut
metronidazole (Flagyl) untuk mengobati trikomoniasis., tetapi
obat tersebut dapat membahayakan bayi. Pasangan Anda juga
harus diobati pada saat yang sama untuk mencegah infeksi
ulang dan penyebaran lebih lanjut penyakit. Selain itu, orang
yang sedang dirawat karena trikomoniasis harus menghindari
seks sampai pengobatan mereka dan mitra seksualnya lengkap
dan tidak memiliki gejala.

Untuk menghindarai infeksi trikomonas, maka jangan


mencuci vagina dengan sabun, karena sabun bersifat basa,
gunakan celana dalam yang dapat menyerap keringat, jangan
biarkan vagina dalam kondisi lembab, hindari penggunaan kloset
duduk dan hindari pemakaian handuk secara bersama-sama.

f. Kutil Kelamin

1) Pengertian

Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit seksual


menular yang paling umum, yang disebabkan oleh human
papillomavirus (HPV).

2) Gejala dan Tanda

Sebagian besar kutil kelamin berukuran sangat kecil


sehingga sulit terlihat secara kasat mata. Biasanya mereka yang
mengalami kondisi ini akan merasakan gatal-gatal pada daerah
sekitar daerah genitalnya. Selain tumbuh satu per satu,
beberapa kutil kelamin juga dapat tumbuh secara berdekatan
atau membentuk kelompok yang lebih besar. Pada pria, kutil
dapat tumbuh di bagian batang dan ujung penis, anus, serta
kantung zakar. Sedangkan pada wanita, kutil kelamin dapat
tumbuh pada bagian dinding vagina, leher rahim, vulva, dan
kulit di antara lubang vagina dan lubang anus

. Kutil kelamin juga bisa tumbuh di dalam mulut dan


bahkan tenggorokan orang yang melakukan seks oral dengan

18
seorang penderita. Kutil kelamin tidak berpengaruh terhadap
kesuburan seseorang.

3) Cara Penularan

Penularan virus ini terjadi melalui kontak kulit dengan


kulit, ketika terlibat aktivitas seksual dengan seseorang yang
telah terjangkit virus ini. Rentannya seseorang untuk terlular
kutil kelamin biasanya ditunjang oleh beberapa faktor risiko
seperti melakukan hubungan seksual tanpa pelindung,
melakukan hubungan dengan seseorang yang riwayat kehidupan
seksualnya tidak jelas, dan aktif secara seksual sejak usia
remaja.

4) Pengobatan

Pengobatan topikal dilakukan dengan mengoleskan obat


berbentuk salep, krim, atau cairan yang mengandung zat
tertentu pada kutil. Pengobatan Prosedur ablasi untuk kutil
kelamin biasanya dilakukan jika kutil tidak dapat ditangani
dengan obat-obatan topikal. Prosedur ini juga bisa diterapkan
pada ibu hamil yang khawatir bayinya dapat tertular kutil pada
saat melahirkan.

g. HIV

1) Pengertian

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency


Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini
melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan
penyakit.

2) Gejala dan Tanda

Gejala yang paling umum terjadi adalah, Tenggorokan


sakit, Demam, Muncul ruam di tubuh yang biasanya tidak gatal,
Pembengkakan noda limfa, Penurunan berat badan, Diare,
Kelelahan, Nyeri persendian dan Nyeri otot.

19
Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak
menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun (masa
jendela). Ini adalah tahapan ketika infeksi HIV berlangsung tanpa
munculnya gejala. Virus yang ada terus menyebar dan merusak
sistem kekebalan tubuh. Pada tahapan ini, Anda akan merasa
sehat dan tidak ada masalah. Kita mungkin tidak menyadari
sudah mengidap HIV, tapi kita bisa menularkan infeksi ini pada
orang lain. Lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau
bahkan bisa lebih.

Tahap Ketiga atau Tahap Terakhir Infeksi HIV. Jika tidak


ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam
melawan infeksi. Dengan kondisi ini, Anda akan lebih mudah
terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Berikut ini adalah
gejala yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir:

a) Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada


bagian leher dan pangkal paha.

b) Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.

c) Merasa kelelahan hampir pada tiap saat.

d) Berkeringat di malam hari.

e) Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya.

f) Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit.

g) Sesak napas.

h) Diare yang parah dan berkelanjutan.

i) Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan atau vagina.

j) Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.

Risiko terkena penyakit yang mematikan akan meningkat


pada tahap ini. Misalnya kanker, TB, dan pneumonia. Tapi meski
ini penyakit mematikan, pengobatan HIV tetap bisa dilakukan.
Penanganan lebih dini bisa membantu meningkatkan kesehatan.

20
3) Cara Penularan

Berikut ini adalah beberapa cara penularan dan


penyebaran HIV:

a) Melalui hubungan seks yang tidak sehat

b) Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika


melahirkan atau menyusui.

c) Melalu seks oral.

d) Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.

e) Memakai jarum, suntikan dan perlengkapan menyuntik lain


yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain
pembersihnya.

4) Pengobatan dan Pencegahan

Meski belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan


HIV, tapi langkah pengobatan HIV yang ada pada saat ini cukup
efektif. Pengobatan yang dilakukan bisa memperpanjang hidup
bagi penderita HIV dan mereka bisa menjalani pola hidup yang
sehat.

Terdapat obat-obatan yang dikenal dengan nama


antiretroviral (ARV) yang berfungsi menghambat virus dalam
merusak sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan diberikan dalam
bentuk tablet yang dikonsumsi tiap hari. Anda akan disarankan
melakukan pola hidup sehat. Misalnya makanan sehat, tidak
merokok, vaksin flu tahunan, dan vaksin pneumokokus lima
tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkena
penyakit berbahaya.

Cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan


melakukan hubungan seks secara aman, dan tidak pernah
berbagi jarum atau peralatan menyuntik apa pun. Semua yang
pernah berhubungan seks tanpa kondom dan berbagi jarum atau
suntikan, berisiko untuk terinfeksi HIV.

21
3. Cara Pencegahan Infeksi Menular Seksual

a. Menurut Sudut Pandang Kesehatan

Cara mencegah IMS menurut pandangan kesehatan adalah


dengan melakukan upaya sebagai berikut :

1) Pencegahan penularan lewat seks :

a) Absen dari seks, tidak berhubungan seks sama sekali


sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk ke dalam
tubuh. ini sama dengan Pantang Seks atau Puasa Seks saat
jauh dari pasangan.

b) Berlaku saling setia, atau berhubungan hanya dengan


seseorang yang dapat dipastikan hanya berhubungan seks
dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa
berpantang seks.

c) Cegah infeksi dengan menggunakan kondom sewaktu


berhubungan seks. Gunakan kondom untuk hubungan
seksual baik lewat liang senggama, lewat mulut maupun
lewat dubur.

d) Selalu berbasuh sebelum dan sesudah berhubungan seks/


intercourse.

e) Tidak melakukan seks bebas.

2) Pencegahan Penularan Cara lainnya :

a) Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum


diperiksa kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh kita.

b) Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh


darah segar.

c) Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci


hama atau tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum
suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas

22
dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya masih
dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.

d) Hindari berbagi-pakai untuk handuk dan pakaian.

e) Dapatkan vaksinasi untuk Hepatitis B secara lengkap

f) Lakukan test HIV.

b. Menurut Pandangan Islam

Menurut pandangan islam cara mencegah atau pengendalian


penyakit IMS yang sedang marak terjadi ialah dengan mematuhi
semua aturan-aturan ajaran islam. Ini diantaranya aturan ajaran
islam sangat berhubungan dengan pengendalian/pencegahan
penyakit IMS:

1) Ikatan Pernikahan yang sah

Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah


untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan aqad nikah
(melalui jenjang pernikahan), bukan dengan cara yang amat
kotor dan menjijikkan, seperti cara-cara orang sekarang ini;
dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo,
dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan
oleh Islam.

Ayat Quran yang paling terkenal untuk menjelaskan


hubungan laki-laki dan perempuan yang sesuai syariat adalah
dalam surat Ar Ruum: 21 yang menyatakan tujuan pernikahan
yaitu dijadikannya rasa cinta dan kasih sayang.

Seorang ahli tafsir dalam kitab tafsir Al Futuhatul


Ilahiyahmenyatakan bahwa cinta berarti hubungan seksual, dan
kasih sayang berarti hasil hubungan seksual yaitu seorang anak.
Hal ini berarti Islam sangat mengatur hubungan antara laki-laki
dan perempuan dalam hal seksualitas adalah untuk kebaikan
bersama secara fisik dan mental serta menghasilkan keturunan
sebagai penerus diinul Islam, bukan hanya untuk kepuasan
secara biologis saja.

23
2) Islam Melarang seks bebas

Supaya umat manusia tidak terjebak pada perilaku tercela


maka Islam mengaturnya dalam Quran surat Al Israa: 32 yaitu
tentang larangan mendekati zina. Bukan hanya melakukan,
mendekatinya saja dilarang dalam Islam seperti hubungan laki-
laki dan perempuan bukan muhrim yang terlampau bebas.

Rasulullah SAW bersabda : Jauhilah zina karena ia


mengakibatkan 4 macam hal; menghilangkan wibawa di wajah,
menghalangi rezeki, dimurkai Allah dan menyebabkan kekelan
dalam neraka (HR. Ath-Thabrani)

Seorang pezina ketika ia melakukan zina akan terlepas


dari keimanan dan ke Islaman, sebagaimana hadist Rasulullah
SAW: Tidak ada seorang pezina ketika melakukan zina
sedangkan saat itu ia beriman.... (HR. Bukhari dan Muslim)

Diantara bahaya akhirat, seorang pezina jika tidak bertaubat


akan dilipat gandakan siksaanya pada hari kiamat.

3) Islam melarang hubungan seksual melalui dubur & mulut (anal &
oral sex)

4) Homoseksualitas, sodomi, lesbianisme, dan perilaku seksual lain


yang tidak wajar.

Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan


nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, kalian
adalah kaum yang melampaui batas(QS Al Araaf; 81).

5) Islam melarang hubungan seksual saat menstruasi (lihat QS. Al


Baqarah: 222), pasca melahirkan, penyakit berat, dan siang hari
di bulan Ramadhan. Penelitian-penelitian di abad modern
menunjukkan korelasi positif antara larangan tersebut dengan
efek merugikan yang ditimbulkannya bila dilakukan

6) Dalam Islam hubungan seksual pranikah dan perselingkuhan


dilarang dan dapat dihukum sesuai syariat

24
25
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut.
1. Infeksi Menular Seksual (IMS), adalah infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual, walaupun tidak ada gejala yang timbul di
alat kelamin. Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik
melalui vagina, oral maupun anal cairan ASI. IMS dapat ditularkan
juga tanpa hubungan seksual, misalnya infeksi yang diakibatkan
kesalahan dalam prosedurmedis, disebabkan overgrowth /
pertumbuhan yang luar biasa kuman/jamur dalam vagina yang a-
patogen (basil doderlien, stafilokokus, streptokokus, jamur kandida)
menjadi ganas/patogen disamping disebabkan alergi (pembalut,
cairan pembersih vagina) atau karena pemakaian kontrasepsi dalam
rahim / IUD pada pasangan usia subur.

2. Banyak terdapat jenis penyakit IMS yaitu seperti kencing nanah


(gonorrhea), raja singa (sifilis), herpes genitalia, limfogranuloma
venereum (LGV) atau klamidia, kandidiasis vaginalis, trikomoniasis,
kutil kelamin dan HIV.

3. Cara pencegahan dari penyakit IMS adalah dengan tidak melakukan


hubungan seks secara tidak sehat seperti berganti-ganti pasangan
dan berhubungan seks dengan mitra yang sudah terinfeksi.Jaga
kebersihan di area genetial.

B. SARAN
Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut.
1. penulis dan pembaca hendaknya memahami dan dapat mengaplikasikan
untuk melakukan pencegahan dengan menghindari kebiasaan melakukan
seks bebas.

26
27

Anda mungkin juga menyukai