EKONOMI
Yeti Nurizzati
Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon
ABSTRAK
Statistika adalah salah satu ilmu yang diperlukan untuk sebuah penelitian, tak
terkecuali bidang sosial ekonomi yang lebih bersifat kualitatif. Peran statistika
dimulai dari sebelum penelitian dilakukan, penelitian berlangsung sampai pengolahan
data penelitian.
Diawali dengan teknik sampling, uji validitas dan reabilitas, uji hipotesis, analisis
data sampai penafsirannya. Statistika deskriptif merupakan awal dari penyajian data
yang dibuktikan secara kuantitatif dalam statistika inferensia dengan menggunakan uji
statistik tertentu, disesuaikan dengan skala pengukuran dan jenis hipotesis yang
dipergunakan.
PENDAHULUAN
Di kalangan masyarakat umum, statistika dikenal sebagai ilmu yang membuat
dahi jadi mengkerut. Yang dibayangkan oleh mereka adalah sederet angka-angka yang
membuat kepala menjadi pusing. Tak jauh berbeda dengan yang terjadi di kalangan
kampus. Mahasiswa bahkan dosen pun menganggap bahwa statistika adalah ilmu yang
menakutkan, yang harus dihindari. Mengapa?
Lain halnya ketika mereka sedang melakukan penelitian. Statistika, mau tidak mau
adalah ilmu yang harus mereka pelajari dan digunakan baik sebelum atau sesudah
penelitian dilakukan. Seberapa pentingkah statistika untuk penelitian?
Lebih khusus lagi di bidang penelitian sosial ekonomi, statistika juga memegang
peranan yang tidak kalah penting. Meskipun penelitian bidang sosial ekonomi lebih
banyak bersifat kualitatif, namun statistika tetap berperan di dalamnya. Dalam hal apa
sajakah peran statistika dalam penelitian sosial ekonomi?
91
Peranan Statistika dalam Penelitian Sosial Ekonomi (Yeti Nurizzati)
TINJAUAN PUSTAKA
Statistika dan Jenisnya
Ada dua pendekatan untuk menganalisis informasi berdasarkan jenis informasi
yang diperoleh, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis
kuantitatif/analisis data kuantitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja hitung-
menghitung angka. Angka yang diolah disebut input dan hasilnya disebut output juga
berupa angka. Analisis kualitatif/analisis data kualitatif adalah analisis yang berbasis
pada kerja pengelompokan simbol-simbol selain angka. Simbol itu berupa kata, frase,
atau kalimat yang menunjukkan beberapa kategori. Input maupun output analisis data
kualitatif berupa simbol, dimana outputnya disebut deskripsi verbal.
Statistika yang telah dikembangkan secara matematis, kemudian digunakan di
berbagai bidang untuk membantu memecahkan berbagai persoalan pada masing-
masing bidang. Karena alasan tertentu, seringkali kita tidak memiliki data dari seluruh
populasi yang hendak diamati. Kita biasanya hanya memiliki data dari sebagian
populasi yang disebut sampel. Ukuran-ukuran yang langsung diperoleh dari
perhitungan terhadap data sampel disebut statistik. Sedangkan ukuran-ukuran yang
menjelaskan ciri atau karakteristik yang diperoleh langsung dari populasi disebut
parameter.
Statistik adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sekumpulan fakta,
umumnya berbentuk angka-angka yang disusun dalam tabel atau diagram yang
melukiskan atau menggambarkan suatu kumpulan data yang mempunyai arti.
Sedangkan Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang statistik yaitu suatu
pengetahuan yang berhubungan dengan cara- cara pengumpulan fakta, pengolahan,
penganalisisan, dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup
beralasan berdasarkan fakta yang ada.
Ada dua jenis statistika seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Deskriptif
Statistika Parametris
Inferensia
Nonparametris
Statistika deskriptif mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data yang
dikumpulkan dalam satu penelitian. Hanya menggambarkan karakter suatu kelompok,
sampel atau data, tidak dimaksudkan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas
(generalisasi).
Statistika Inferensia menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasi
di tingkat populasi tempat sampel diambil. Statistika parametris digunakan untuk
menganalisis data berskala interval atau rasio yang diambil dari populasi berdistribusi
normal. Sedangkan statistika nonparametris digunakan untuk menganalisis data
berskala nominal atau ordinal dari populasi yang bebas distribusi.
Kualitatif
Data Diskrit Nominal
Kuantitatif
Ordinal
Kontinu Interval
Rasio
Data dapat berbentuk kalimat, kata atau gambar disebut data kualitatif. Sedangkan
data yang berupa angka hasil pencatatan atas suatu kejadian disebut data kuantitatif.
Data diskrit yaitu data yang diperoleh dari hasil menghitung bukan hasil mengukur,
berbentuk data berskala nominal. Sedangkan data kontinu yaitu data yang diperoleh
dari hasil pengukuran, dapat berbentuk data berskala ordinal, interval, dan rasio.
Pengukuran adalah proses hal mana suatu angka atau simbol dilekatkan pada
karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan aturan/prosedur yang telah
ditetapkan (Imam Ghozali, 2005). Ada empat jenis skala pengukuran yaitu skala
nominal, ordinal, interval dan rasio.
a. Skala nominal adalah skala yang bersifat kategorikal atau pengelompokan. Skala
ini hanya sekedar pembeda dari suatu kategori dengan kategori lainnya dari suatu
variabel. Variabel kualitatif yang ditransformasi menjadi data kuantitatif dalam
bentuk pengukuran nominal disebut juga variabel dummy. Contoh : jenis kelamin
pria (nilai = 1) dan wanita (nilai = 2); warna kulit hitam (nilai = 1), putih (nilai =
2), sawo matang (nilai = 3); agama Islam (nilai = 1), Kristen Protestan (nilai = 2),
Katholik (nilai = 3), Hindu (nilai = 4), Budha (nilai = 5); golongan darah A (nilai
= 1), B (nilai = 2), AB (nilai = 3), O (nilai = 4).
b. Skala ordinal adalah skala yang menunjukkan perbedaan tingkatan subjek secara
kuantitatif setelah dikelompokkan. Tingkat pengukuran ordinal banyak digunakan
dalam penelitian sosial dan ekonomi terutama untuk mengukur kepentingan, sikap
atau persepsi. Melalui ukuran ini peneliti dapat membagi respondennya ke dalam
urutan ranking atas dasar sikapnya pada obyek atau tindakan tertentu. Misalnya,
seorang mahasiswa ingin mengukur tingkat kinerja karyawan di PT Surabraja.
Maka dengan menggunakan skala ordinal ia dapat membagi urutan-urutannya
sebagai berikut : Nilai I untuk angka 100 80, kemudian Nilai II untuk angka 79
75, lalu angka III untuk nilai 74 60, dan nilai IV untuk angka kurang dari 60.
Contoh lain adalah status sosial, prestasi kademik, preferensi merk.
c. Skala interval adalah skala yang memiliki kesatuan jarak antara nilai yang satu
dengan nilai yang lainnya; disamping memiliki ciri nominal dan ordinal. Contoh :
IPK, tingkat penghasilan, skala dan indeks sikap. Salah satu skala interval yang
popular adalah skala Likert. Skala ini dibedakan Sangat Tidak Puas (STP) dengan
bobot 1, Tidak Puas (TP) dengan bobot 2, Cukup Puas (CP) dengan bobot 3, Puas
(P) dengan bobot 4, Sangat Puas (SP) dengan bobot 5. Semua penilaian yang
positif atau baik misalnya Puas, Setuju, Baik, Tinggi dan seterusnya dinilai paling
tinggi yaitu misalnya 4, sedangkan penilaian yang kurang baik atau negatif
dimulai dari nilai rendah misalnya nilai 1.
d. Skala rasio adalah skala yang memiliki nilai nol mutlak sehingga dapat
diperbandingkan antar kategori tersebut; disamping memiliki ciri nominal, ordinal,
dan interval. Skala ini merupakan skala yang tingkatannya paling tinggi. Contoh :
panjang, berat, usia, nilai angka ujian, gaji manager.
Perbedaan keempat skala pengukuran tersebut disajikan pada tabel di bawah ini:
Fungsi Membedakan Mengurutkan Mempunyai jarak Mempunyai nilai nol
mutlak
Nominal Ya - - -
Ordinal Ya Ya - -
Interval Ya Ya Ya -
Rasio Ya Ya Ya Ya
Teknik Sampling
Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel dalam penelitian. Jenis-jenis
teknik sampling dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pada prinsipnya, semakin besar sampel, maka akan semakin baik dan tingkat
kesalahan dalam pengambilan kesimpulan akan semakin kecil. Namun, Roscoe (dalam
Sugiyono, 2007) memberikan saran mengenai jumlah sampel untuk penelitian sebagai
berikut:
Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500.
Bila sampel dibagi dalam beberapa kategori, maka jumlah sampel untuk setiap
kategori adalah minimal 30.
Bila penelitian menggunakan analisis multivariat (lebih dari 2 variabel;
independent dan dependent variabel), maka jumlah anggota sampel adalah
minimal 10 kali jumlah variabel yang diteliti.
Untuk penelitian sederhana, yang menggunakan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, maka jumlah sampel untuk setiap kelompok adalah antara 10-20
orang.
bersangkutan dinyatakan tidak valid dan dikeluarkan dari kuesioner atau digantikan
dengan pernyataan perbaikan.
Sugiyono (2007) membagi validitas menjadi dua jenis yaitu validitas internal dan
eksternal.
a. Validitas internal, berkaitan dengan keyakinan peneliti tentang kesahihan hasil
penelitian. Validitas ini bertumpu pada instrumen dan proses pengukuran peubah
yang diteliti. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya adalah :
Melakukan pengukuran yang valid dan andal (reliable) atas seluruh peubah
yang dikaji, melalui pemahaman konsep, prinsip, dan prosedur pengukuran.
Mengontrol peubah yang diduga mempengaruhi peubah terikat kecuali peubah
yang hendak dikaji; melalui (1) random assignment pada penelitian
eksperimen, (2) menyeragamkan nilai peubah yang dikontrol, (3) melakukan
penyesuaiaan dalam analisis statistik, (4) menggunakan desain penelitian dan
teknik analisis yang tepat.
sama, atau peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang
sama, atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok menunjukkan data yang
tidak berbeda. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, realitas itu bersifat
majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten dan
berulang seperti semula. Situasi senantiasa berubah demikian juga perilaku manusia
yang terlibat di dalamnya. Sehingga pelaporan penelitian kualitatif pun bersifat
individu, atau berbeda antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Bahkan untuk
obyek yang sama, apabila ada lima peneliti dengan latar belakang yang berbeda, akan
diperoleh lima laporan penelitian yang berbeda pula. Peneliti yang berlatar belakang
pendidikan tentu akan menemukan dan melaporkan hasil penelitian yang berbeda
dengan peneliti yang berlatar belakang sosiologi.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, pengujian validitas dan reliabilitas data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas, uji transferability, uji dependability, dan
uji konfirmability.
1. Uji Kredilibitas (kepercayaan) terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain:
b. Perpanjangan pengamatan
Peneliti kembali melakukan pengamatan dilapangan/lokasi penelitian. Hal ini
dilakukan agar hubungan antara peneliti dengan narasumber semakin akrab
sehingga tak ada lagi informasi yang disembunyikan.
c. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Peneliti melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan
salah atau benar. Hal ini demi menjaga keakuratan dan keabsahan data.
d. Triangulasi
Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu.
1) Triangulasi sumber.
2) Triangulasi teknik pengumpulan data.
3) Triangulasi waktu pengumpulan data.
e. Analisis kasus negatif
Metode ini dilakukan dengan mencari data yang bertentangan dengan data yang
telah ditemukan sebelumnya. Apabila data yang bertentangan sangat kurang,
artinya data yang ditemukan sebelumnya dapat dipercaya.
f. Memberchek
Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan
membercek untuk mengetahui sejauhmana data yang diperoleh sesuai apa yang
diberikan pemberi data.
2. Uji Transferability
Transferability berkaitan dengan sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan
atau digunakan dalam situasi lain. Situasi lain yang dimaksud adalah situasi yang
memiliki karakter yang hampir sama dengan objek penelitian sebelumnya.
Misalnya data penelitian tentang Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Makassar
kemudian ingin diterapkan di Aceh. Objek penelitian tersebut harus sama-sama
siswa meskipun kelas atau umurnya berbeda. Oleh karena itu, agar orang lain
dapat memahami hasil penelitian dan ada kemungkinan menerapkannya, maka
peneliti harus membuat laporan secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Selain valid, reliabel dan objektif, sebenarnya data penelitian juga haruslah praktis
diperoleh. Muhamad (2010), kepraktisan ini berhubungan dengan hemat, mudah dan
dapat dimengerti. Hemat berarti biaya yang kita akan kita keluarkan dalam penelitian,
harus disesuaikan dengan kemampuan (anggaran) kita atau kemampuan sponsor
penelitian. Jumlah butir pertanyaan yang banyak dapat meningkatkan keandalan
penelitian, namun karena di lapangan membutuhkan kepraktisan, maka jumlah butir
pertanyaan harus dipilih yang penting saja. Mudah artinya alat ukur yang kita gunakan
harus mudah dalam pelaksanaannya. Wawancara harus dibuat dengan cara sesimpel
mungkin dan tidak membingungkan responden, tanpa mengorbankan kualitas
pertanyaan. Dapat dimengerti artinya saat dilakukan wawancara, maka peneliti dan
responden harus paham apa yang harus dilakukan. Selain itu orang-orang yang terlibat
dalam penelitian atau laporan penelitian harus mengerti dengan desain penelitian yang
kita ajukan.
HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang
berarti kebenaran. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman dari kesimpulan
teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Hipotesis statistik dapat didefinisikan
sebagai pernyataan matematis tentang parameter populasi yang akan diuji sejauhmana
suatu data sampel mendukung kebenaran hipotesis tersebut. Perumusan hipotesis harus
didukung oleh landasan teoritis yang tepat sehingga kebenaran hipotesis dapat
dipertanggung jawabkan. Contoh korelasi antara pendapatan dan pengeluaran harus
ditentukan berdasarkan teori/substansi.
Jenis hipotesis dapat dibagi berdasarkan hubungan antarpeubah menjadi tiga yaitu:
a. Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan karakter sebuah
kelompok atau peubah tanpa menghubungkannya dengan peubah lain. Contoh :
80% mahasiswa IAIN Syekh Nurjati berasal dari daerah wilayah III Cirebon.
b. Hipotesis asosiatif merupakan hipotesis yang menjelaskan hubungan antarpeubah,
baik secara eksplisit maupun implisit. Contoh : Nilai MK Statistika yang diperoleh
mahasiswa berpengaruh positif terhadap nilai MK Matematika.
Tujuan pengujian hipotesis adalah menolak H0. Jika hal ini berhasil, maka
peneliti akan mengatakan ... berhasil menolak hipotesis (H0) yang mengatakan....
Sebaliknya jika pengujian ini gagal, maka meneliti akan mengatakan ... gagal
menolak hipotesis (H0) yang mengatakan....
Benar atau salahnya hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti kecuali
bila kita memeriksa seluruh populasi. Oleh karena itu kita mengambil sampel random
dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dikandung sampel itu untuk
memutuskan apakah hipotesis tersebut kemungkinan besar benar atau salah. Bukti data
dari sampel yang tidak konsisten dengan hipotesis membawa kita pada penolakan
hipotesis tersebut, demikian juga sebaliknya. Perlu ditegaskan bahwa penerimaan
suatu hipotesis statistik adalah merupakan akibat dari ketidakcukupan bukti untuk
menolaknya, dan tidak berimplikasi bahwa hipotesis itu benar.
Contoh 1: 80% mahasiswa IAIN Syekh Nurjati berasal dari daerah wilayah III
Cirebon.
Jenis hipotesis tersebut adalah deskriptif dan peubah yang digunakan berskala
nominal maka alat uji statistik yang dipakai yaitu Binomial atau X2 satu sampel.
masalah penelitian yang baik, peneliti harus menguasai dua hal yaitu bidang keilmuan
yang hendak dikaji dan metodologi penelitian.
Setelah merumuskan masalah, maka peneliti kemudian mengkaji berbagai sumber
(teoro/asumsi/temuan terdahulu) yang relevan. Atas dasar kajian itulah hipotesis
dirumuskan yaitu prediksi tentang hasil penelitian yang akan diperoleh. Kemudian
peneliti merumuskan setiap peubah penelitian secara operasional sehingga jelas aspek-
aspek yang akan diukur.
Berikutnya, peneliti membuat rencana penelitian berisi uraian rinci tentang metode
penelitian (bagaimana penelitian akan dilakukan), desain penelitian (jika penelitian
eksperimental), populasi/sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis dan
penyajian data. Pada langkah inilah peran statistika sangatlah penting.
Penentuan sampel hendaklah yang representatif terhadap populasi yang ada.
Karena itu, pemilihan penggunaan teknik sampling haruslah tepat. Dalam menyusun
alat pengumpulan data, perlu diperhatikan jenis data dan bagaimana data tersebut
dikuantifikasikan. Uji coba dan analisis kuesioner (atau alat lainnya) merupakan
kegiatan penting untuk meningkatkan validitas dan reabilitas data penelitian.
Hampir semua penelitian ilmiah dilakukan terhadap sampel kejadian, dan atas
dasar sampel itu ditarik suatu generalization. Suatu generalisasi pasti mengalami error,
disinilah salah satu tugas statistik bekerja atas dasar sampel bukan populasi. Dengan
demikian pengujian hipotesis dapat kita lakukan dengan teknik-teknik statistik.
Pada saat penelitian, setiap data perlu dicatat secermat mungkin termasuk kondisi
yang terjadi saat itu. Misalnya kuesioner yang dijawab secara tidak sungguh-sungguh
perlu ditandai dan tidak diikutsertakan dalam analisis data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistika sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitian serta jenis data yang dianalisis. Yang perlu ditekankan
adalah teknik statistika harus diperlakukan sebagai alat bantu dalam memahami data
penelitian, bukan sebagai pengganti kemampuan dan kearifan peneliti. Artinya,
statistik bukan menjadi tujuan yang menentukan komponen penelitian. Oleh sebab itu,
yang berperan menentukan tetaplah masalah yang dicari jawabannya dan tujuan
penelitian itu sendiri.
Hasil analisis data harus ditafsirkan dengan merujuk pada pertanyaan/hipotesis
penelitian yang dikaji, teori yang digunakan, dan temuan lain yang relevan. Hal ini
terus dilakukan sampai peneliti merasa yakin akan kesahihan temuannya, sehingga
kesimpulan penelitian bukanlah rangkuman hasil analisis data atau temuan yang
diperoleh, tapi merupakan hasil berpikir reflektif peneliti.
KESIMPULAN
Statistika dapat berguna bagi penelitian bidang apa saja tak terkecuali sosial
ekonomi dalam hal penyusunan model, perumusan hipotesis, pengembangan alat
pengambil data, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, pengujian
validitas dan reabilitas instrumen, penyajian serta analisis data.
Dari hasil analisis statistik yang diperoleh berdasarkan perhitungan angka-angka
tersebut, sebenarnya belum mempunyai arti apa-apa tanpa dideskripsikan dalam
bentuk kalimat atau kata-kata di dalam penarikan kesimpulan. Jika tidak, maka hasil
analisis tersebut tidak akan bermakna dan hanya tinggal angka-angka yang tidak
"berbunyi".
DAFTAR PUSTAKA
Furqon. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2008.
J. Supranto. Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga, 2008.
Martono, Nanang. Statistik Sosial : Teori dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta
: Gava Media, 2010.
Muhamad. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta : Rajawali Press, 2010.
Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat. Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka
Setia, 2005.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2008.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2007.
www.penalaran-
unm.org/index.php/component/comprofiler/?task=userProfile&user=242.
http://materi-statistik.blogspot.com/2010/06/kegunaan-statistik.html
http://materi-statistik.blogspot.com/2010/06/hipotesis.html
www.mediaskripsi.com/teknik-skala
www.mediaskripsi.com/validitas-dan-reabilitas-dalam-penelitian-kualitatif