BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dan, tujuan pendidikan itu
Banyak jenis mata pelajaran disekolah, salah satu mata pelajaran yang
mudah dan kurang diperhatikan oleh siswa. Siswa sering menganggap mata
pelajaran PKn ini membosankan karena hanya bersifat hafalan. Dan selama ini
2
guru yang mengajar hanya dengan metode ceramah yang mengakibatkan siswa
mudah bosan dan pada akhirnya hasil belajar PKn siswa banyak yang dibawah
Hal ini juga dialami oleh siswa kelas VIII SMPN 1 Dumai, terutama siswa
kelas VIII.12. Berdasarkan data yang diperoleh pada mata pelajaran PKn materi
hukum siswa yang mencapai nilai ketuntasan haya 12 dari 35 siswa atau 24%
Tabel :
Berdasarkan hasil wawancara guru dengan beberapa siswa hal ini terjadi
guru yang bersifat teoritis, hafalan-hafalan, dan tanya jawab yang menurut
kegiatan yang dilakukan oleh siswa tidak hanya berpikir dan menerima materi
saja, tetapi juga kegiatan yang melibatkan fisik. Hal ini seperti yang dikemukakan
oleh Sardiman (2012: 100) bahwa keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik
3
maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak
tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran akan
Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan kurang pengalaman sehingga dapat
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012: 19) prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun
siswa, dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan
guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Dari aktivitas belajar yang
dilakukan siswa di dalam kelas, dipilih empat kegiatan yang dapat dijadikan
keahliannya sebagai guru di depan kelas. Salah satu komponen yang harus
bervariasi sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar aktif. Oleh karena itu,
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Salah satu model pembelajaran yang diduga
dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar belajar adalah model kooperatif
melainkan dituntut dapat bekerjasama untuk mencapai hasil bersama, aspek sosial
orang lain. Keunggulan teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan
melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas
B. Rumusan Masalah
belajar PKn siswa Kelas VIII.12 SMP Negeri 1 Dumai Tahun Ajaran 2012/2013?
selalu dihadapi sekolah. Menurut hasil analisa sementara rendahnya hasil belajar
siswa di pengaruhi oleh model pembelajaran yang selama ini digunakan. Salah
satu metode dalam pembelajaran yang digunakan adalah model Kooperatif Tipe
keuntungan besar.
yang sering mewarnai kerja kelompok. Karena dalam kerja kelompok sering ada
anggota yang terlalu dominan bicara, sementara anggota lain pasif. Artinya
pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai, karena anggota yang
pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan (Lie, 2005:
54).
chips) ini diharapkan dapat merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar
6
belajar siswa.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa
kelas VIII.12 SMP Negeri 1 Dumai melalui Penerapan model kooperatif kancing
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, dapat memberikan nuansa yang berbeda, dimana siswa lebih
berperan aktif sehingga meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIII.10.
2. Bagi Guru, Penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk memperdalam
dan memperluas ilmu pengetahuan guru dan penelitian ini diharapkan dapat
BAB II
KAJIAN TEORI
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-
kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada
berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
1). Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan,
2). Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
dan komunikasi.
2. Hakekat Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
pengetahuan atau kemahiran yang sifaknya sedikit banyak permanen (The Liang
adalah : Belajar adalah perubahan murid dari usahanya sendiri dalam bidang
material, formil, serta fungsionil pada umumnya dan pada bidang-bidang intelek
aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
9
ketrampilan, nilai dan sikap (Winkel, 2001: 36). Perubahan itu bersifat secara
berikut : Belajar dapat dipandang sebagai proses dimana guru terutama melihat
laku selama pengalaman belajar itu berlangsung. Karena itulah ditekankan pula
corak khas uraian dan pembicaraan mengenai belajar, namun semua itu tergantung
tahu gunanya belajar, merasa butuh belajar, merasa dapat belajar, dan merasa
senang belajar maka dari siswa tersebut akan timbul motivasi diri yang kuat untuk
belajar pada tiap-tiap individu tidak sama, tergantung pada kekuatan motivasi diri,
sebab jika motivasi kekuatan motivasi diri kuat maka keputusan utuk melakukan
kegiatan belajar juga tinggi. Hanya kekuatan motivasi yang berasal dari dalam diri
10
karena belajar mandiri menekankan pada autoaktifitas siswa dalam belajar yang
3. Hasil Belajar
Menurut Chaplin, pengertian hasil belajar atau hasil belajar adalah : Hasil
belajar merupakan suatu tingkatan khusus yang diperoleh sebagai hasil dari
menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat dicapai dari kegiatan
belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang dijelaskan oleh
Pengertian hasil belajar menurut pendapat Mochtar Buchari (1986 : 94) adalah
hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil belajarnya, baik berupa
angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai
anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti
program belajar secara periodik. Dengan selesainya proses belajar mengajar pada
hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan baik berupa angka
Hasil belajar PKn adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi PKn
secara periodik dalam kelas. Dengan selesainya proses belajar mengajar diakhiri
dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau
terhadap materi PKn terutama kompetensi dasar hakekat negara yang diberikan
oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Model pembelajaran kooperatif
menurut Karli dan Margaretha (2004: 48) adalah Suatu strategi belajar mengajar
yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah. Pembelajaran
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang.
Anita Lie (dalam Isjoni, 2009: 16) menyebut cooperative learning dengan
kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa
bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja.
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan
orang lain, siswa agresif dan tidak peduli dengan yang lain. Model pembelajaran
ini terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia
pembelajar. Meskipun isi dan petunjuk yang diberikan oleh pengajar mencirikan
Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 (empat) siswa
suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok.
antara siswa dalam kelompok, yang angota kelompoknya terdiri dari beberapa
siswa yang memiliki kemampuan yang tidak sama (heterogen) untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
sebagai berikut:
sepenanggungan bersama.
yang sama.
d. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
15
belajar bersama.
kooperatif dalam proses belajar mengajar mempunyai banyak manfat, tidak hanya
untuk siswa yang berprestasi tinggi tetapi juga bagi siswa yang berprestasi rendah.
perspektif;
16
baik;
kemampuan, jenis kelmin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan
orientasi tugas
dari aspek siswa, adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan
memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar., disamping itu juga bisa
Selanjutnya menurut Sharan (dalam Isjoni, 2009: 23) siswa yang belajar
sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik,
serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain (Johnson).
keungulan yang diperoleh dalam pembelajaran [kooperatif] ini adalah: (1) saling
ketergantungan positif; (2) adanya pengakuan dalam merespon individu; (3) siswa
dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas; (4) suasana kelas yang rilek
dan menyenangkan; (5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara
dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
topik permasalahan yang sedang berlangsung meluas sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang ditentukan; dan 4) saat diskusi kelas, terkadang
didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
kali dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Dalam kegiatan talking
anggota yang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi
kartu / chips (biasanya dua sampai tiga kartu). Setiap kali salah seorang anggota
pendapatnya sampai semua kartu yang dimilikinya habis. Jika kartu yang
kelomoknya juga menghabiskan semua kartu mereka. Jika semua kartu telah
untuk membagi-bagi kartu lagi dan diskusi dapat diteruskan kembali (Kagan,
2000 : 47).
lainnya yang dapat menarik perhatian siswa, misalnya kancing, kacang merah, biji
chips dapat disebut juga dengan kancing gemerincing (Lie, 2002 : 63).
kancing gemerincing:
yang lain.
3. Dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan
masing.
20
masing.
5. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kooperatif tipe kancing gemerincing yaitu:
saja.
dengan teknik kancing gemerincing gemerincing, dan jika ada yang belum
yang telah dijelaskan dan memberikan dipahami siswa dapat bertanya kepada
kesempatan bertanya kepada siswa. guru. Setelah siswa dalam
kelompoknya menyelesaikan
tugasnya, maka kelompok tersebut
harus mengoreksi hasil kerja
kelompoknya.
Fase 5: Evaluasi
1. Setelah semua kelompok mengoreksi, Siswa atau anggota kelompok lain
guru membimbing siswa untuk mengoreksi jawaban dari kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya di yang melakukan presentasi dengan
depan kelas dengan cara menulis cara berdiskusi.
jawaban kelompok mereka di papan
tulis.
Fase 6: Memberikan penghargaan
1. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang berprestasi untuk
menghargai upaya dan hasil belajar
siswa baik secara individu maupun
kelompok.
Kegiatan Akhir
Fase 7: Memberikan kesempatan latihan mandiri.
1. Memberikan kesempatan kepada Siswa bertanya mengenai materi yang
siswa untuk bertanya tentang materi belum dipahami.
yang masih kurang dipahami.
2. Guru membimbing siswa untuk Siswa merangkum materi yang telah
merangkum materi yang baru saja dipelajari.
dibahas.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah Siswa mencatat PR yang diberikan
(PR). guru.
4. Guru menyampaikan topik untuk Siswa menjawab salam guru.
pertemuan selanjutnya serta menutup
pertemuan dengan mengucapkan
salam.
mereka saling membantu satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan yang sama
24
agar prestasi belajar mereka bisa meningkat secara merata. Di mana sangat
agar konsep PKn itu sendiri dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
bentuk soal dengan kelompok sendiri maupun dengan kelompok lain, membuat
dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar PKn
siswa.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.12 SMP Negeri 1 Dumai
yang berjumlah 38 orang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa
perempuan.
C. Bentuk Penelitian
dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru serta dibantu oleh observer dengan
mengisi lembar observasi aktifitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
belajar siswa meningkat. PTK ini dilakukan dalam dua siklus terdiri dari empat
(Reflecting)
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
1. Perencanaan
pelaksanaan pembelajaran.
yang dilakukan guru dan aktivitas yang dilakukan siswa dan kisi-kisi soal
d. Pembentukan kelompok
skor perolehan siswa dari yang paling tinggi ke yang paling rendah.
28
Selanjutnya, siswa dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari 25%
Setiap kelompok terdiri dari 1 orang dari siswa kelompok tinggi, 2 orang
dari siswa kelompok sedang, dan 1 orang dari siswa kelompok rendah.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan, yaitu apa yang harus dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai
tahap tindakan adalah menerapkan cara mengajar yang sudah direncanakan oleh
a. Kegiatan Awal
sebelumnya. Pada kegiatan pendahuluan ada beberapa hal yang peneliti lakukan
yaitu:
b. Kegiatan inti
dibacakan.
c. Kegiatan akhir
pembelajaran.
3. Pengamatan
oleh guru kelas VIIIyang telah bersedia menjadi observer dalam penelitian ini
yang diamati antara lain: Aktivitas guru dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa.
4. Refleksi
30
telah dilaksanakan.
Hasil dari analisa data tersebut dijadikan sebagai landasan untuk siklus
berikutnya, sehingga antara siklus I dan siklus berikutnya ada kesinambungan dan
diharapkan kelemahan pada siklus yang pertama sebagai dasar perbaikan pada
pembelajaran kooperatif tipe think pair share, yaitu data tentang aktivitas siswa
observasi.
b. Data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang diperoleh melalui tes
harian).
Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kumulatif yang
diperoleh dari test pada ulangan 1 dan ulangan 2 setiap akhir siklus dan data
persentase 78% dari jumlah soal yang diberikan dapat dijawab dengan benar,
atau dengan nilai 78. Untuk nilai ketuntasan ini diambil dari nilai ulangan
harian.
b. Ketuntasan Klasikal
F
P x 100%
rumus : N
Keterangan:
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P : Angka persentase
100% : Bilangan Tetap (Anas, 2004)
32
sebagai berikut:
d. Aktivitas Guru
F
P x 100%
N
Keterangan:
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P : Angka persentase
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian tindakan yang dilakukan pada
a. Siklus I
1. Perencanaan
adalah : (1) Menyusun lembar observasi guru dan siswa, (2) Menyusun Silabus,
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap
Pelaksanaan Siklus I