Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Strategi pembelajaran matematika


Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Tea m As s i s t e d I n d i v i d u a l i z a t i o n
(TAI

BAB IPENDAHULUANA.
Latar BelakangPada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia
dalammengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yangterjadi. Melalui pendidikan seseorang akan mendapatkan berbagai macam ilmu baik ilmu
pengetahuan maupun ilmu teknologi. Tanpa sebuah pendidikan seseorang tidak akan pernah tahu
tentang perkembangan dunia luar bahkan tidak bisa bersaing di dunialuar. Oleh karena itu,
pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Seperti halnya bahwa ilmu tidak akan
pernah habis digunakan akan tetapi akansemakin berkembang jika digunakan.Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam mata pelajaran ini dibandingkan mata pelajaran lain.
Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan
dimulai darisekolah dasar sampai perguruan tinggi.Pada umumnya guru mengajarkan
matematika dengan menerangkan konsep danoperasi matematika, memberi contoh mengerjakan
soal, serta meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah
diterangkan guru. Gurumenekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman siswa
terhadap konsepdan operasinya, melainkan pada pelatihan simbol-simbol matematika dengan
penekanan pada pemberian informasi dan latihan penerapan dalam soal. Guru bergantung pada
metode ceramah, siswa yang pasif, sedikit tanya jawab, dan siswamencatat dari papan
tulis.Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampumenerapkan
suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang adasehingga mereka
mampu mencoba memecahkan persoalannya (Mulyono, 2003: 13).Proses pembelajaran
membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakanmetode, dapat menghambat
tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya
kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaranmatematika. Hal ini disebabkan karena dalam
proses siswa kurang dilibatkan dalamsituasi optimal untuk belajar.Berdasarkan uraian diatas
Ahmad Rohani (2004: 6) menyatakan bahwa
pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati atau
kalau bisa dihindari oleh sebagian siswa dan kurangnya kesabaran
bahwa aliran-aliran yang ada dalam matematika mengajarkan untuk dapat berpikir lagi, rasional
kritis, cermat, efisien dan efektif. Mengingat pentingnya belajar matematika, seorang guru

matematika dituntut untuk memahami dan mengembangkansuatu metode pengajaran di dalam


kelas untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.Hal ini juga bertujuan agar dapat mengurangi
rasa jenuh pada siswa dan juga rasatakut pada mata pelajaran matematika.Dalam proses
pembelajaran matematika keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaranmatematika. Siswa di harapkan benar-benar aktif
dalam belajar matematika, sehinggaakan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran
yang di ajarkan.Keterlibatan siswa dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran
dapatmempertajam ingatan tentang materi pelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk di
pahami dan di ingat apabila di sajikan melalui langkah dan prosedur yang menarik.Selain
kurangnya keaktifan dalam pembelajaran matematika guru seringkali kurangmemperhatikan
tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan, langkah, tahapdemi tahap dalam
penyampaian materi pelajaran, dengan kata lain siswa hanya dibuattercengang oleh guru dalam
mempermainkan rumus yang begitu runtun dalam sebuahrangkaian pokok bahasan. Kondisi ini
mungkin bagi guru suatu pekerjaan yang remeh jika sekedar menulis rumus yang sebenarnya
dapat dijadikan sebagai penuntun siswadalam memahami materi dan menyelesaikan soal

soal.Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran matematika, maka membuat para guru
untuk terus berusaha menyusun dan menetapkan strategi pembelajaran yang paling efektif dan
efisien untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan yangtelah dirumuskan (Hamzah
Uno, 2007: 28). Penyajian bermacam-macam model pembelajaran dan aplikasinya dalam
pengajaran matematika ialah agar siswa dan gurumemiliki pengetahuan yang luas tentang modelmodel pembelajaran dan memilikiketerampilan untuk menerapkannya. Salah satu model
pembelajaran yang dapatditerapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization
(TAI) dengan menggunakan media pembelajaran LKS (Lembar Kreativitas Siswa) pada materi
Penggunaan
teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
.Dengan menggabungkan kedua model pembelajaran tersebut dapat memudahkan gurudalam
memberikan bimbingan untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak danmampu meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar matematika
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, timbul beberapa permasalahan yang diidentifikasikan
sebagai berikut:1. Kemampuan pemecahan masalah dan keaktifan belajar siswa dalam
proses pembelajaran belum nampak.2. Dalam proses belajar mengajar guru kurang
memperhatikan apakah penggunaanmodel pembelajaran yang ia terapkan dapat diterima oleh
kebanyakan siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka permasalahan
umum dirumuskan :
Bagaimanakah aplikasi model pembelajaran
Cooperative tipe Team Assisted Individualization (TAI)
dengan media Lembar Kerja
Siswa (LKS)

BAB II
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
TAI ( Tea m As s i s t e d I n d i v i d u a l i z a t i o n )
TAI (Team Assisted Individualization) merupakan salah satu teknik dalam model pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin. Terjemahan bebas dari TAI (Team Assisted
Individualization)
adalah bantuan individual dalam kelompok dengankarakteristik bahwa tanggung jawab belajar
adalah pada siswa (Driver dalam Herdian ;1980 ; 3). Oleh karena itu siswa harus membangun
pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah
negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.Dalam teknik ini guru memperhatikan skema atau latar
belakang pengalamansiswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan
pembelajaran menjadilebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam
suasana kooperatif dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkanketerampilan berkomunikasi. Pada model pembelajaran kooperatif teknik TAI
ini siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur
kelompoknyayang heterogen. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama
(kalaumungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya. Slavin
(Widdiharto, 2006: 19) membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini
mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaranindividual. Kedua, model ini
memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa
secara individual. Denganmembuat para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif
dan mengembantanggung jawab mengelolah dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu
samalain dalam menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju.Dari uraian di
atas dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipeTAI siswa dapat mengeksplorasi
cara dan strateginya sendiri pada saat menyelesaikanmasalah secara individual sebelum
bergabung dengan kelompoknya. Selanjutnya padasaat berada pada kelompoknya masingmasing anggota kelompok dapat berkontribusiuntuk saling mengecek jawaban masing-masing,
saling tukar pendapat, salingmembantu, dan dilajutkan dengan berdiskusi untuk mencari solusi
terbaik yang praktisdan mudah dipahami.Model pembelajaran kooperatif teknik
TAI
dapat meningkatkan hasil belajar siswadengan penilaian yang menyeluruh menyangkut aspek
kognitif, efektif dan psikomotor dengan alat penilaian tes dan nontes (Etin Solihatin ; 2000 : 23).
Model pembelajaran
kooperatif teknik
TAI
ini memungkinkan siswa untuk belajar mandiri serta saling berbagi pengalaman dengan temantemannya. Bahkan dapat saling membantu, yang pintar membantu yang kurang pintar sehingga

pada akhirnya semua anggota kelompok dapatmenyelesaikan tugas atau soal-soal matematika
dengan benar. Pengajaran matematika olehteman sebaya (Peer Teaching) memungkinkan siswa
untuk saling berinteraksi secara lebih baik dan menyenangkan karena yang dihadapi adalah
teman sebaya yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang tidak jauh berbeda. Pada
akhirnya siswa akan menjadisenang dan bersemangat belajar matematika.Adapun prosedur
pelaksanaan teknik ini adalah:1.
1.Guru meminta siswa untuk berkelompok (4-5 orang).2.
2.Guru menginformasikan kompetensi dasar, tujuan dan indikator yang ingin dicapai.3.
3.Guru membagikan wacana/materi/LKS untuk dikerjakan secara mandiri oleh siswa(bantuan
diberikan anggota kelompok jika menemui jalan buntu).4.
4.Siswa mendiskusikan hasil kerja mereka masing-masing dalam kelompok masing-masing.5.
5.Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi mereka.6.
6.Kesimpulan siswa bersama-sama guru.7.
7.Guru memberikan tes/assessment8.
8.Penutup (penghargaan) (Slavin dalam Ardana; 2007; 11)
Menurut Retna (2007: 19), Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki 8
komponen,kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut.a.
Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b.
Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilaiharian siswa
agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.c.
Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok, dimanakeberhasilan individu
ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.d.
Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.e.
Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerjakelompok dan
memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasilsecara cemerlang dan
kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikantugas
eaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberiantugas
kelompok.g.
Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.h.

Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran
dengan strategi pemecahan masalah.Adapun beberapa tahap-tahap dalam model pembelajaran
TAI adalah sebagai berikut.a.
Guru menyiapkan materi bahan ajar. b.
Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru
mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponenPlacement Test).c.
Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching Group).d.
Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilaiulangan
harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams).e.
Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang
sendirisebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi siswa
yangmemerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).f.
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikanhasil
kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. (Mengadopsi komponenStudent Creative)
Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponenFact
Test).h.
Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika
ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and TeamRecognition).i.
Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.Kegiatan
pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah,ciri khas pada tipe TAI ini
adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh
guru. Hasil belajar individual dibawa kekelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling
dibahas oleh anggota kelompok, dansemua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.Model pembelajaran kooperatif tipe TAI
merupakan model pembelajaran yangmembentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar
belakang cara berfikir yang
berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan
bantuan(Suyitno,2002:9). Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar
teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang
lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok
kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkankemampuan dan
ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantumenyelesaikan
permasalahan
yang
dihadapi.
Unsur-unsur
program
dalam
model pembelajaran tipe TAI menurut Slavin adalah sebagai berikut.(a)
Kelompok Para siswa dalam TAI dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan 4sampai 5 orang, seperti pada STAD dan TGT.(b) Tes
PenempatanPara siswa diberikan tes pra-program dalam bidang operasi

matematika pada permulaan pelaksanaan program. Mereka ditempatkan


pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja
mereka dalam tes ini.(c) Materi-materi KurikulumMateri-materi kurikulum ini
diadaptasi dari Slavin (2009) meliputi halaman panduan(LKK) yang berisi
konsep-konsep materi beserta contoh soal dan pembahasannya,soal-soal
latihan kemampuan, soal-soal tes formatif A dan tes formatif B, soal-soal tes
unit, serta kunci jawaban untuk soal-soal latihan kemampuan, soal-soal tes formatif dan soal-soal
tes unit.Setiap unit materi memiliki bagian-bagian sebagai berikut : Lembar panduan untuk
mereview konsep, dijelaskan oleh guru dalam pembelajarankelompok. Lembar berbagai
keterampilan praktis, masing-masing terdiri dari enam belasmasalah. Tes formatif

dua set paralel terdiri atas sepuluh butir. Lima belas butir unit tes materi. Halaman jawaban
untuk lembar keterampilan praktis, formatif dan tes satuan.(d) Belajar Kelompok Belajar
kelompok ini adalah serangkaian proses belajar kelompok yang dijabarkan pada langkah-langkah
pembelajaran.Setelah ujian penempatan, guru memberikan materi pertama. Selanjutnya
siswasebagai peserta didik mulai mempelajari unit materi matematika secara individual.Unit
materi tersebut tercetak pada buku atau media pembelajaran siswa.(e) Skor Kelompok dan
Penghargaan Kelompok.
Pada tiap akhir minggu, guru menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan
pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota kelompok
dan jumlah rata-rata tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat.
Kriterianya dibangun darikinerja kelompok. Kriteria yang tinggi ditetapkan
bagi sebuah kelompok untuk menjadi kelompok super, kriteria sedang untuk
menjadi kelompok sangat baik, dankriteria minimum untuk menjadi
kelompok baik. Kelompok-kelompok yangmemenuhi kriteria sebagai
kelompok super atau kelompok sangat baik menerimasertifikat yang
menarik.Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap siswa
mendapat nilainyasendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari
sumbangan setiap anggota.Untuk menjaga keadilan, setiap anggota
menyumbang poin di atas nilai rata-ratamereka. Misalnya nilai rata-rata A
adalah 65 dan kali ini dia mendapat 72, maka diaakan menyumbangkan 7
point untuk nilai kelompok mereka. Dengan demikian setiapsiswa akan bisa
mempunyai kesempatan untuk memberikan sumbangan. Beberapasiswa
yang kurang mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan
merekakarena mereka juga memberikan sumbangan, bahkan mereka akan
terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dalam mencapai nilai.
Sebaliknya, siswa yang pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena
rekannya yang kurang mampu juga telahmemberikan sumbangan bagi
mereka.(f) Kelompok Pengajaran.Guru memberikan bantuan pengajaran
selama sekitar sepuluh atau lima belas menit kepada anggota kelompok.
Tujuan dari sesi ini adalah untuk mengenalkan konsep-konsep utama kepada
para siswa. Ini dirancang untuk membantu para siswamemahami hubungan
antara pelajaran matematika yang mereka kerjakan dengan soal-soal yang

ditemui dan juga merupakan soal-soal dalam kehidupan nyata.(g) Tes


FaktaPelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.Dua
kali selama pemberian materi, siswa diberikan tes selama kurang lebih tiga
menittentang fakta dan materi yang diberikan.(h) Unit Seluruh KelasPada
akhir tiap tiga minggu, guru menghentikan program individual
danmenghabiskan waktu satu minggu untuk mengajari keterampilan
geometri, pengukuran, himpunan, dan strategi pemecahan masalah ke
seluruh kelas.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI yang diadaptasi
dari Slavinyaitu :(1) siswa membentuk kelompok berdasarkan pembagian
kelompok heterogen yang telahditetapkan oleh guru. Penetapan ini merujuk
pada tes penempatan,(2) guru menunjuk dua atau tiga orang dalam masingmasing kelompok yang bertugassebagai pemeriksa jawaban,(3) para siswa
membaca halaman panduan (LKK) mereka dan meminta teman
satukelompok atau guru untuk membantu bila diperlukan. Selanjutnya
mereka akanmemulai latihan kemampuan,(4) masing-masing siswa
mengerjakan empat soal latihan kemudian lembar jawabannyadiperiksa oleh
pasangan masing-masing dalam kelompoknya. Jika jawaban keempatsoal
tersebut benar, maka siswa tersebut dapat melanjutkan mengerjakan tes
formatif A. Jika ada jawaban yang salah, siswa harus mencoba mengerjakan
kembali keempatsoal tersebut sampai siswa bersangkutan dapat
menyelesaikan keempat soal tersebutdengan benar. Siswa yang pada tahap
ini mengalami kesulitan, didorong untuk meminta bantuan kepada guru,(5)
setelah siswa dapat menjawab keempat soal latihan dengan benar, ia dapat
mengikutites formatif A yang soalnya menyerupai soal latihan. Pada saat
mengerjakan tesformatif, siswa bekerja sendiri sampai selesai. Seorang
teman sekelompok akanmemeriksa lembar jawabannya dan menghitung
skor tes. Apabila siswa tersebut dapatmenjawab 80% soal atau lebih dengan
benar, maka pemeriksa akan menandatangani asil tes itu untuk
menunjukkan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh temansatu
kelompoknya untuk mengikuti tes unit. Bila siswa tersebut tidak
bisamengerjakan 80% soal dengan benar, guru akan dipanggil untuk
membantumenyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut. Guru
mungkin akan meminta sisiswa untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan
kemampuan kemudianmengerjakan tes formatif B yang setara dengan tes
formatif A, atau jika tidak, siswatersebut boleh terus melanjutkan ke tes unit.
Tak ada siswa yang boleh mengerjakantes unit sampai dia mengerjakan tes
formatif dan pekerjaannya diperiksa olehtemannya,(6) tes formatif para
siswa ditandatangani oleh siswa pemeriksa yang berasal darikelompok lain
supaya bisa mendapatkan tes unit. Siswa tersebut
selanjutnyamenyelesaikan tes unitnya, dan siswa pemeriksa akan
menghitung skornya

Model pembelajaran koperatif TAI memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan


dankekurangan model pembelajaran kooperatif TAI, Slavin (1995:101) menyatakan
bahwa belajar kooperatif model TAI mempunyai kelebihan sebagai berikut:

Guru terlibat minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin

Guru akan menggunakan waktunya paling sedikit dalam mengajar kelompok kecil

Pelaksanaan program sederhana

Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain

Mengurangi perilaku yang mengganggu

Mengurangi konflik antar pribadi

Program ini sangat membantu siswa yang lemah

Meningkatkan motivasi belajar pada diri siswa

Meningkatkan hasil belajar Selain memiliki kelebihan model pembelajaran kooperatif TAI juga
memiliki kekurangan.Disebutkan oleh Derc (1991) dalam Anwar (2003) bahwa:Dibutuhkan
waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran, danJumlah
siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami kesulitan dalam memberikan
bimbingan kepada siswa.
B.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Pembelajaran Matematika Lembar Kerja Siswa
(LKS)merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS
merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap pendukung pelaksanaan
RencanaPembelajaran. LKS berupa lembaran kertas yang berisi informasi maupun soal-soal
yangharus dijawab oleh siswa. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan
keterlibatansiswa dalam mengajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing
maupununtuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika,
LKSdapat difungsikan dengan tujuan untuk menemukan konsep, prinsip, juga untuk
aplikasikonsep dan prinsip.LKS merupakan bimbingan guru dalam pembelajaran yang disajikan

secara tertulis, makadalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai
media visual,khususnya tentang visualnya untuk menarik perhatian siswa. Sedangkan isi
pesandisamping memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis juga memperhatikan
hirarkhi materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yangefisien
dan efektif (Sugiarto, 2006: 8).
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Pembelajaran Matematika
Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran, bahkanada
yang menggolongkan dalam jenis alat peraga pembelajaran matematika. Secara umumLKS
merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupalembaran kertas yang
berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yangharus dijawab oleh peserta
didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkanketerlibatan peserta didik dalam
belajar baik dipergunakan dalam penerapan metodeterbimbing maupun untuk memberikan
latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaranmatematika, LKS bertujuan untuk
menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsepatau prinsip.LKS merupakan stimulus atau
bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikansecara tertulis sehingga dalam
penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafissebagai media visual untuk menarik
perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagaimedia kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus
memperhatikan unsur-unsur penulisan mediagrafis, hirarki materi (matematika) dan pemilihan
pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulusyang efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8)
Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.1.
Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.2.
Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.3.
Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara
lisan.Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses
pembelajaranadalah sebagai berikut.1.
Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.2.
Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.3.
Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.4.
Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran
Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melaluikegiatan
belajar.6.
Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajarimelalui
kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).Langkah-langkah menyusun LKS adalah
sebagai berikut.Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar
LKS.1.

Menyusun peta kebutuhan LKS.2.


Menentukan judul-judul LKS.3.
Penulisan LKS.4.
Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan
silabus.5.
Menentukan alat penilaian.6.
Menyusun materi.(Abadi, Hartono, Junaedi, 2005 dalam Rahmawati, 2006:25).Ada dua macam
lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran disekolah.1.
Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran,
sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaiakn pelajaran. LKS
merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakaiuntuk mempercepat pembelajaran, memberi
dorongan belajar pada tiap individu, berisisedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan
kerja pada peserta didik.2.
Lembar Kerja Siswa Berstruktur.Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan
tugas-tugas.LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja
ataumata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai
sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya,LKS ini tidak dapat
menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasikelas, memberi semangat dan
dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiapsiswa. (Indrianto, 1998:14-17).Rumaharto
(dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi persyaratan
konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebutmeliputi syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat,
kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat gunadalam arti
dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkansyarat didaktif artinya
bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif.Lembar kerja dapat digunakan
sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswauntuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung
jawab dan dapat mengambilkeputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat
dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap
penanaman konsep(tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada
tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik
denganmaksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada
tahapsebelumnya yaitu penanaman konsep (TIM PPPG Matematika dalam
Rahmawati,2006:27).Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat
bantu pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, 2006: 8). Secara umum LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap/ sarana pendukung pelaksanaan RencanaPembelajaran (RP).

Lembar Kerja Siswa berupa lembaran kertas yang berupainformasi maupun soal-soal
( pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa).
LKS sangat baik dipakai untuk menggalakkan keterlibatan siswa dalam belajar baik
dipergunakan dalam srategi
heuristic
maupun strategi
ekspositorik
. Dalam stategi
heuristik
, LKS dipakai dalam penerapan metode terbimbing, sedangkan strategi
ekspositorik
, LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan.LKS ini sebaiknya dirancang oleh guru
sendiri sesuai dengan pokok bahasandan tujuan pembelajarannya (Lestari, 2006: 19). LKS dalam
kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan
konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep),
karena LKSdirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pada tahap
pemahamankonsep LKS dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang
telahdipelajari sebelumnya yaitu penanaman konsep.
b. Kriteria Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS yang digunakan siswa harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakansiswa
dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa. Menurut Tim Penatar Provinsi DatiI Jawa
Tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyususunan LKS adalah1) berdasarkan GBPP berlaku,
AMP, buku pegangan, siswa (buku paket),2) mengutamakan bahan yang penting
menyesuaikan tingkat kematangan berfikir siswa.Menurut Pandoyo (dalam Lestari, 2006: 20)
kelebihan dari penggunaan LKS adalah:1) meningkatkan aktivitas belajar 2) mendorong siswa
mampu bekerja sendiri3) membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep.
C.
Pembelajaran Menggunakan Model TAI (
Tea m As s i s t e d I n d i v i d u a l i z a t i o n
) MelaluiPemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Langkah pertama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAImelalui
pemanfaatan LKS dalam penelitian ini adalah guru mengkondisikan siswa sertamengingatkan
kembali materi sebelumnya. Selanjutnya guru mengemukakan tujuan pembelajaran serta
memotivasi siswa untuk dapat aktif mengikuti proses belajar mengajar.Setelah guru
mengkondisikan kelas, selanjutnya guru menjelaskan materi secara singkat.Pokok bahasan yang
dikaji mengenai penggunaan Teorema Phytagoras dalam pemecahanmasalah. Langkah yang
kedua guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing kelompok
beranggotakan 4-5 siswa berdasarkan nilai rata-rata ulangan hariansiswa. Selanjutnya guru
membagikan LKS sebanyak 2 set kepada masing-masing
kelompok dan menugasi kelompok mengerjakan LKS untuk membantu
mengetahui bagaimana penggunaan Teorema Phytagoras dalam pemecahan
masalah. Siswa dimintauntuk mendiskusikan hasil pemikiranya yang menurut

mereka paling benar atau palingmenyakinkan secara berkelompok. Guru dalam


tahap ini mengawasi aktivitas siswa danmemberikan bantuan seperlunya pada
siswa yang kurang memahami materi LKS yangtelah diberikan dengan berkeliling di
dalam kelas. Waktu yang diberikan sekitar 40 menit, pada tahap ini siswa secara
keseluruhan sudah dapat mengikuti pelajaran secara aktif.Setelah itu guru
menunjuk tiga kelompok kemudian diminta untuk mengungkapkan hasilkerjanya di
depan kelas. Guru meminta siswa menjelaskan jawabannya mengenai pertanyaanpertanyaan yang ada di LKS, sedangkan kelompok lain mencocokkan hasilkerjanya.
Selanjutnya setiap ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiapanggota
telah memahami materi LKS yang diberikan oleh guru dan siap diberi
ulangan.Langkah akhir dalam proses pembelajaran ini guru memberikanulangan
(post-test) untuk dikerjakan secara individu dan siswa tidak boleh
bekerjasamadalam mengerjakannya. Setelah sekitar 5 menit guru meminta setiap
ketua kelompok untuk

Anda mungkin juga menyukai