Ilmu Hanya Akan Berguna Jika Kita Membaginya Dengan Orang Lain
Menu Utama
lanjut ke konten
about
makalah keperawatan
MAKALAH TRAUMA KEPALA (CEDERA KEPALA)
Juli 26, 2012 by makalahkeperawatan Bookmark the permalink.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma kepala meliputi Trauma Kepala, Tengkorak dan Otak. Trauma kepala paling sering terjadi
dan merupakan penyakit neurologis yang serius diantara penyakit neurologis lainnya serta
mempunyai proporsi epidemik sebagai hasil kecelakaan jalan raya. Lebih dari setengah dari semua
pasien dengan trauma kepala berat mempunyai signifikansi terhadap cedera bagian tubuh lainnya.
Adanya shock hipovolemik pada pasien trauma kepala biasanya karena adanya cedera bagian
tubuh lainnya. Resiko utama pasien yang mengalami trauma kepala adalah kerusakan otak akibat
perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep teori, masalah keperawatan dan asuhan keperawatan pasien dengan trauma
kepala.
2. Tujuan Khusus
c. Mengetahui masalah keperawatan dan asuhan keperawatan pasien dengan trauma kepala
C. Ruang Lingkup
Makalah ini akan membahas konsep teori tentang trauma kepala dan masalah keperawatan pasien
dengan trauma kepala serta asuhan keperawatan pasien dengan trauma kepala.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau
otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi
B. Klasifikasi
1. Minor
SKG 13 15
Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.
2. Sedang
SKG 9 12
Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.
SKG 3 8
C. Etiologi
Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan. Cedera akibat kekerasan.
D. Patofisiologis
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi
patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika benda yang
sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau
karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala
membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua
kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak
langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa
dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak,
laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder dapat
terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera.
permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial,
dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
Genneralli dan kawan-kawan memperkenalkan cedera kepala fokal dan menyebar sebagai
kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera
fokal diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral dan hematom intraserebral,
serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau
hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi
dalam empat bentuk yaitu: cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak
menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera ini menyebabkan koma bukan
karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral, batang
E. Manifestasi Klinis
- Kebingungan
- Iritabel
- Pucat
- Pusing kepala
- Terdapat hematoma
- Kecemasan
Bila fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea) dan
F. Komplikasi
- Hemorrhagie
- Infeksi
- Edema
- Herniasi
G. Pemeriksaan Penunjang
- Rotgen Foto
- CT Scan
- MRI
H. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah sebagai berikut:
1. Observasi 24 jam
I. Rencana Pemulangan
3. Jelaskan tentang maksud dan tujuan pengobatan, efek samping, dan reaksi dari pemberian
obat.
4. Ajarkan orang tua untuk menghindari injuri bila kejang: penggunaan sudip lidah,
5. Jelaskan dan ajarkan bagaimana memberikan stimulasi untuk aktivitas sehari-hari di rumah,
kebutuhan kebersihan personal, makan-minum. Aktivitas bermain, dan latihan ROM bila anak
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran
2. Pemeriksaan fisik
- Sistem respirasi: suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot, hiperventilasi,
ataksik).
- Fungsi sensori-motor adalah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan diskriminasi suhu,
kemampuan mengunyah, adanya refleks batuk, mudah tersedak. Jika pasien sadar tanyakan pola
makan?
- Kemampuan komunikasi: kerusakan pada hemisfer dominan disfagia atau afasia akibat
- Psikososial: data ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat pasien dari keluarga.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan
dengan gagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan
intracranial
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatan
tekanan intrakranial.
3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran
4. Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekanan
intrakranial.
7. Kecemasan orang tua-anak berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala
C. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan
dengan gagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan
intracranial.
Tujuan:
Pola nafas dan bersihan jalan nafas efektif yang ditandai dengan tidak ada sesak atau kesukaran
Intervensi:
- Kaji anak, apakah ada fraktur cervical dan vertebra. Bila ada hindari memposisikan kepala
ekstensi dan hati-hati dalam mengatur posisi bila ada cedera vertebra.
- Pastikan jalan nafas tetap terbuka dan kaji adanya sekret. Bila ada sekret segera lakukan
pengisapan lendir.
Bila tidak ada fraktur servikal berikan posisi kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15 30 derajat.
tekanan intrakranial.
Tujuan:
Perfusi jaringan serebral adekuat yang ditandai dengan tidak ada pusing hebat, kesadaran tidak
Intervensi:
- Tinggikan posisi kepala 15 30 derajat dengan posisi midline untuk menurunkan tekanan
vena jugularis.
peningkatan tekanan intrakranial: fleksi atau hiperekstensi pada leher, rotasi kepala, valsava
- Tekanan pada vena leher, pembalikan posisi dari samping ke samping (dapat menyebabkan
- Bila akan memiringkan anak, harus menghindari adanya tekukan pada anggota badan,
- Hindari tangisan pada anak, ciptakan lingkungan yang tenang, gunakan sentuhan
- Pemberian obat-obatan untuk mengurangi edema atau tekanan intrakranial sesuai program.
- Pemberian terapi cairan intravena dan antisipasi kelebihan cairan karena dapat
- Lakukan pemasangan NGT bila indikasi untuk mencegah aspirasi dan pemenuhan nutrisi.
- Libatkan orang tua dalam perawatan anak dan jelaskan hal-hal yang dapat meningkatkan
tekanan intrakranial.
3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran
Tujuan:
Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan volume cayran atau dehidrasi yang ditandai dengan
membran mukosa lembab, integritas kulit baik, dan nilai elektrolit dalam batas normal.
Intervensi:
- Kaji tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit, membran mukosa, dan ubun-ubun atau mata
intrakranial.
Tujuan:
Intervensi:
- Kaji status neurologis anak: perubahan kesadaran, kurangnya respon terhadap nyeri,
- Monitor tanda-tanda vital anak setiap jam atau sesuai dengan protokol.
- Berikan istirahat antara intervensi atau pengobatan.
Tujuan:
Anak akan merasa nyaman yang ditandai dengan anak tidak mengeluh nyeri, dan tanda-tanda
Intervensi:
- Kaji keluhan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri, lamanya,
- Kurangi rangsangan.
Tujuan:
Anak akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi: suhu
tubuh dalam batas normal, tidak ada pus dari luka, leukosit dalam batas normal.
Intervensi:
- Kaji tanda dan gejala adanya meningitis, termasuk kaku kuduk, iritabel, sakit kepala,
7. Kecemasan orang tua-anak berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala
Tujuan:
Anak dan orang tua akan menunjukkan rasa cemas berkurang yang ditandai dengan tidak gelisah
dan orang tua dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi dan aktif dalam perawatan anak.
Intervensi:
- Jelaskan pada anak dan orang tua tentang prosedur yang akan dilakukan, dan tujuannya.
Tujuan:
Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit tetap utuh.
Intervensi:
- Rubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.
BAB IV
KESIMPULAN
Trauma kepala terdiri dari trauma kulit kepala, tulang kranial dan otak. Klasifikasi cedera kepala
meliputi trauma kepala tertutup dan trauma kepala terbuka yang diakibatkan oleh mekanisme
Cedera kepala primer pada trauma kepala menyebabkan edema serebral, laserasi atau hemorragi.
Sedangkan cedera kepala sekunder pada trauma kepala menyebabkan berkurangnya kemampuan
autoregulasi pang pada akhirnya menyebabkan terjadinya hiperemia (peningkatan volume darah
dan PTIK). Selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya cedera fokal serta cedera otak menyebar
Komplikasi dari trauma kepala adalah hemorragi, infeksi, odema dan herniasi. Penatalaksanaan
pada pasien dengan trauma kepala adalah dilakukan observasi dalam 24 jam, tirah baring, jika
pasien muntah harus dipuasakan terlebih dahulu dan kolaborasi untuk pemberian program terapi
Share this:
Tags: asuhan keperawatan, cedera kepala, GCS, kepala bocor, manifestasi, nilai skala
glasgow, otak, pendarahan kepala, SKG, tengkorak, trauma kepala, trauma otak
Navigasi tulisan
Makalah Sirosis Hepatis
Makalah TBC
Tinggalkan Balasan
BLOG STATS
o 33,994 hits
Makalah Keperawatan
o November 2012
o Oktober 2012
o September 2012
o Juli 2012
o Juni 2012
KATEGORI
o Makalah Keperawatan
NURSING STUDENT
S S R K J S M
Jun Sep
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
S S R K J S M
Jun Sep
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
JULI 2012
Cari
SENARAI BLOG
o Discuss
o Get Inspired
o Get Polling
o Get Support
o Learn WordPress.com
o Theme Showcase
o WordPress Planet
o WordPress.com News
META
o Mendaftar
o Masuk log
Sign me up
Powered by WordPress.com