Anda di halaman 1dari 6

Masalah keperawatan

1. Risiko bunuh diri


2. Keputus asan
3. Ketidak berdayaan
4. Gangguan konsep diri : HDR
5. Gangguan konsep diri : Gangguan citra tubuh.
6. Kecemasaan.
7. Berduka disfungsional
8. Koping individu tak efektif.
9. Penatalaksanaan regimen therapeutik in efektif
10. Koping keluarga tak efektif : Ketidakmampuan.

Diagnosa medis yang berhubungan :


- Anoreksi Nervosa
- Bulimia
- Bipolan Disorder : - Manik Keinginan untuk bunuh diri- depresi ( mood tidak stabil ), -
Tidak Bisa dikontrol

- Depresi Mayor
Ada 5 gejala yang timbul setiap hari selama 2 minggu yaitu :
- Mood depresi, kehilangan minat & kesenangan.
- Berat badan turun, insomnia, hipersomnia, gangguan psokomotur,
kelelahan, merasa tidak berharga atau bersalah, tidak mampu
berpikir, sering ingin mati.

Perencanaan.
Tujuan :
1. Mencegah menyakiti diri sendiri.
2. Meningkat harga diri klien
3. Menggali masalah dalam diri klien.
4. Mengajarkan koping yang sehat.

Intervensi
Perawat harus menyadari responsnya terhadap suicide supaya bersikap obyektif.

I. Proteksi (mencegah menyakiti diri)


Mengatakan kepada klien bahwa tim kesehatan akan mencegah klien suicide.1. Verbal
2. Nonverbal : Menghilangkan benda benda berbahaya seperti : Ikat pinggang, benda tajam.
3. Observasi Perilaku (Mencegah klien melukai dirinya)
4. Perhatikan verbal & nonverbal klien.
5. Ditempatkan ditempat aman, bukan diisolasi dan semua tindakan dijelaskan
6. Pengawasan selama 24 jam (Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat
dipindahkan ketempat yang aman)
7. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan
obat
8. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai
tidak ada keinginan bunuh diri
9. Intervensi krisis klien
tetap waspada.10. Kadang kadang klien merasa baik, dan berhenti tapi karena kambuh
lagi

Pada klien yang anoreksia & bulimia, awasi klien pada saat makan, biar banyak yang
dimakan.

2. Meningkatkan harga diri


- Setiap kegiatan / prilaku positif segera dipuji.
- Menghilangkan rasa bersalah & menyalahkan
- Sediakan waktu untuk klien sehingga klien merasa dirinya penting
- Bantu untuk mengekspresikan perasaan positif/negatif, beri reinforcement
- Identifikasi sumber kepuasan dan rencana aktivitas yang cepat berhasil
- Dorong klien menuliskan hasil yang telah dicapai

3. Menguatkan koping yang sehat.

Membuat klien bertanggung jawab terhadap perilakunya


a. Modifikasi Prilaku
dibutuhkan dengan prilaku yg respon sif.

Misal : Pada anoreksia


- Boleh dikunjungi keluarga bila berat badan naik Kg.
- Bila tidak mau makan, pasang NGT.

4. Eksplorasi perasaan.
Tujuan membuat klien memahami proses penyakitnya/ masalahnya.
- Mengeksplorisasi faktor predisposisi & pencetus.
- Mengikuti terapi kelompok.
- Mengarah pada masalahnya.
Misal : Klien marah, belajar marah konstruktif.

5. Mengatur batasan dan kontrol


- Membuat daftar perilaku yang mesti diubah / dikontrol.
- Dibuat berstruktur dan batasan yang jelas
Misal : Dalam 2 hari ini tidak ada usaha meerusak diri.
6. Mengarahkan dukungan sosial.
Karena Klien tidak punya sumberdaya internal dan eksternal, maka :
- Melibatkan keluarga & teman.
- Mengajarkan tentang pola pola suicide & cara mengatasinya.
- Keluarga mencurahkan perasaan dan membuat rencana masa depan.
- Kalau perlu terapi keluarga.
- Buat pusat penanganan krisis.

7. Pendidikan mental
- Pendidikan gizi bagi A. Nervosa dan bulimia.
- Pentingnya patuh pada prigram pengobatan.
- Penyakit kronis yand diderita.

Perawatan selama di rumah sakit


Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri

1. Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri


a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
b. Tindakan : Melindungi pasien

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara dapat
melakukan tindakan berikut:
1) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)
3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan
obat
4) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai
tidak ada keinginan bunuh diri

SP 1 Pasien: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri

a. Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang


mengancam atau mencoba bunuh diri

b. Tindakan:
1) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan
pasien sendirian
2) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya
disekitar pasien
3) Mendiskusikan dengan keluarga perlunya melibatkan pasien agar tidak sering melamun
sendiri
4) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur

SP 1 Keluarga: Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang


mencoba bunuh diri

Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah diri


1. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri
a. Tujuan:
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
b.Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta
bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

SP 2 Pasien: Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri

SP 3 Pasien: Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan


masalah pada pasien isyarat bunuh diri

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri


a. Tujuan : keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
b. Tindakan keperawatan:
1) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
1) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang penah muncul pada pasien.
2) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien berisiko
bunuh diri.

2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri


a) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien memperlihatkan
tanda dan gejala bunuh diri.
b) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:
(1) Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat yang mudah diawasi,
jangan biarkan pasien mengunci diri di kamarnya atau jangan meninggalkan pasien sendirian
di rumah
(2) Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari
barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri, seperti: tali, bahan bakar minyak /
bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti obat nyamuk atau
racun serangga.
(3) Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apabila tanda dan gejala
bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak
menunjukan tanda dan gejala untuk bunuh diri.
c) Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.
3) Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien melakukan
percobaan bunuh diri, antara lain:
a) Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan
upaya bunuh diri tersebut
b) Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan bantuan medis
4) Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
a) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan
b) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrol secara teratur untuk
mengatasi masalah bunuh dirinya.
c) Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar
yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara penggunakannya, benar
waktu penggunaannya

SP 2 Keluarga: Percakapan untuk mengajarkan keluarga tentang cara merawat


anggota keluarga berisiko bunuh diri. (isyarat bunuh diri)

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien risiko bunuh diri/isyarat bunuh diri

SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan Pulang bersama keluarga dengan pasien risiko bunuh
diri

Ringkasan tindakan keperawatan untuk pasien berisiko bunuh diri


berdasarkan perilaku bunuh diri yang ditampilkan

Tiga macam perilaku bunuh diri


Tindakan keperawatan untuk pasien Tindakan keperawatan untuk keluarga
1. Isyarat bunuh diri Mendiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri

Meningkatkan harga diri pasien


Meningkatkan kemampuan pasien dalam menyelesaikan masalah Melakukan pendidikan
kesehatan tentang cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri
2. Ancaman bunuh diri
3. Percobaan bunuh diri Melindungi pasien Melibatkan keluarga untuk mengawasi pasien
secara ketat

Evaluasi
- Perhatikan hari demi hari.
- Libatkan klien dalam mengevaluasi prilakunya.

1. Apakah ancaman suicide sudah menghilang ?


2. Apakah perilaku menunjukkan kepedulian pada kegiatan sehari-hari ?
3. Apakah sumber koping sudah dipakai semua ?
4. Apakah klien sudah dapat menggambarkan dirinya dengan positif ?
5. Apakah sudah memakai koping positif ?
6. Apakah klien terlibat dalam aktivitas meningkatkan diri ?
7. Apakah klien sudah mendapat keyakinan untuk pertumbuhan diri ?

Anda mungkin juga menyukai