Anda di halaman 1dari 4

1. Bagaimana Histologi Glandula Adrenal?

Glandula adrenal adalah sepasang organ yang terletak di pollus


superior ren. Glandula adrenal dilapisi oleh kapsula fibrosa. Glandula
adrena terbagi menjadi pars korteks dan pars medulla.

Gambar 7.1 Glandula adrenal

Pars korteks glandula adrenal terbagi menjadi tiga zona yaitu zona
glomerulosa, zona fasiculata, dan zona retikularis, zona glomerulosa terletak
dibawah simpai fibrosa dan terdiri dari sel-sel sekretorik yang mengandung
vakuola. Sel-sel tersebut mensekresikan mineralokortikoid terutama aldosteron
untuk mengontrol air dan elektrolit di dalam tubuh. Zona dibawah zona
glomerulosa adalah zona fasciculata yang mensekresikan hormon glukokortikoid
dengan produk kortisol. Sel pada zona fasciculata ini disebut sel spongiosa karena
memiliki vakuola yang berukuran besar pada sitoplasmanya. Zona yang terdapat
dibawah zona fasaciculata adalah zona retikularis. Pada zona ini terdapat sel
asidofilik yang mensekresikan androgen.
Gambar 7.2 Medulla Adrenal

Pada pars medulla terdapat sel kromafin dan neuron ganglion serta dapat
ditemukan juga vena medullaris. Sel kromafin mensekresikan hormon
simpatomimetik yaitu epinefrin dan norepinefrin sebagai respon stress.
3.4 Penegakkan Diagnosis

Pada kasus, ada seorang laki-laki berusia 22 tahun datang ke dokter. Dari
hasil anamnesis didapatkan informasi bahwa pasien merasa badannya lemak, dan
sudah 5 tahun pasien mengkonsumsi obat penambah berat badan yang
mengandung kortikosteroid. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil wajah
bengkak atau moon face dan tekanan darah 90/60. Setelah dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan elektrolit dan gula darah didapatkan hasil kadar
glukosa darah 70 mg/dL, natrium 121 mEq/ml, kalium 2,9 mEq/ml, dan kalsium
7,1 mEq/ml. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu CT-
Scan, maka didapatkan hipotalamus dan hipofisis normal yang menunjukkan
bahwa tidak adanya kelainan yang berasal dari hipofisis atau hipotalamus. Dari
hasil-hasil pemeriksaan tersebut, maka kasus pasien mengarah ke diagnosis
diferensial yaitu sindrom Cushing dan Addison disease. Sindrom cushing
merupakan kelebihan hormon kortisol sedangkan sindrom addison kekurangan
hormon kortisol. Sindrom cushing secara umum memiliki manifestasi klinis
seperti hipertensi, moon face, buffalo hump, striae, hipernatremi, hipokalemi,
hiperkalsemi, dan hiperglikemi. Pada addison disease secara umum dapat
ditemukan manifestasi klinis berupa hiperpigmentasi, anoreksia, hiperkalemi,
hiponatremi, dan hipoglikemi. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, addison disease dapat dihilangkan dari diagnosis
diferensial karena pasien mengeluhkan moon face yang tidak terdapat pada
addison disease dan mengarah ke sindrom cushing. Selain itu dari pemeriksaan
penujang didapatkan hasil hipokalemi dan hiperkalsemi yang menyingkirkan
diagnosis addison disease dan mengarah ke sindrom cushing. Maka diagnosis
kerja dari diagnosis diferensialnya adalah adalah sindrom cushing.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23207/2/Reference.pdf

http://digilib.unila.ac.id/2431/10/BAB%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22979/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23207/4/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42919/4/Chapter%20II.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-dwisulisti-5658-2-
babii.pdf

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123378-S-5437-Faktor-faktor-Literatur.pdf

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12124/G09awa.pdf;jsessio
nid=7CF617984664CA2D7E1BF830D0C091F5?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai