Anda di halaman 1dari 5

A. Bawang Putih (Allium sativum Linn.

)
a. Taksonomi:
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum L.

b. Nama daerah
Bawang putih, bawang basihong, lasun, lasuna, palasuna, dasun, bawang handak,
bawang pulak, ghabang pote, kesuna, lasuna mabida, lasuna mawuru, yantuna
mopusi, pia moputi (Kemenkes RI, 2016).

c. Bagian yang digunakan


Umbi lapis

d. Deskripsi tanaman/simplisia
Bentuk berupa umbi lapis, warna putih atau putih keunguan, bau khas, rasa agak
pahit. Umbi berlapis majemuk berbentuk hampir bundar, garis tengah 4-6 cm, terdiri
dari 8-20 siung seluruhnya diliputi 3-5 selaput tipis serupa kertas berwarna putih, tiap
suing diselubungi 2 selaput serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak
longgar. Bau khas aromatik tajam, rasa agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa
agak tebal di bibir, warna kekuningan. Merupakan tanaman perennial tinggi 25-70
cm, memiliki batang yang lurus kaku atau sedikit membengkok. Daun memiliki
permukaan yang datar dan lebar dari 4-25 mm (Kemenkes RI, 2016).
e. Habitat
Pada umumnya Alii sativi Bulbus berasal dari Asie tengah hingga Asia selatan
terutama di daerah pegunungan.

f. Kandungan kimia
Alliin (alkilsistein sulfoksida), allylalliin, profenil alliin, dan allisin (termasuk
gama glutamil). Umbi yang telah kering dan kemudian dilembabkan kembali dengan
ragi akan menghasilkan minyak yaitu oligosulfida, ajoens (dialkiltrithiaalkana-
monoksida) dan vinil dithiin fruktosa, saponin allisin, dan selenium (Kemenkes RI,
2016).

g. Data keamanan
LD50 3034 mg/kg BB pada kelinci, per oral. Allii sativi bulbus (bawang putih)
tidak mutagenik secara in vitro. Dapat menyebabkan ulkus pada gaster.
Karsinogenitas, mutagenitas, teratogenitas, dan gangguan fertilitas. Tidak diketahui
toksisitas oral dari umbi bawang putih. Pada tikus menyebabkan perubahan pada hati,
berat paru-paru, menurunnya jumlah sel darah merah, dan sel darah putih (Kemenkes
RI, 2016).

h. Efek farmakologi
Bawang putih segar, sari bawang putih, ekstrak bawang putih atau minyak atsiri
semuanya dapat menurunkan kolesterol dan lemak plasma, metabolisme lemak dan
aterogenesis secara in-vitro dan invivo. Penelitian in-vitro pada hepatosit tikus dan sel
HepG2 menusia menunjukkan ekstrak cair alii sativi dapat menghambat biosintesis
kolesterol dalam suatu pemberian dosis tertentu.
Efek anti hiperkolesterolemia dan antihiperlipidemia diteliti dalam beragam
binatang percobaan, setelah pemberian oral atau intragastrik dari berbagai allii sativi
Bulbus. Pemberian secara oral dari allicin terhadap tikus selama 2 bulan dapat
menurunkan kadar lemak total dari serum dan hati, fosfolipid, trigliserida, dan
kolesterol total. Total plasma lemak dan kolesterol pada tikus dikurangi setelah injeksi
peritonial dari campuran dialil disulfida dan dialil trisulfida.
Mekanisme aktivitas anti hiperkolesterolemia dan anti hiperlipidemia dari Allii
sativi Bulbus, menunjukkan terlibatnya penghambatan dari hepatic-hydroxy-
methylglutaryl-CoA (HMG-CoA) reduktase dan penyusunan kembali dari plasma
lipoprotein dan membran sel. Pada konsentrasi rendah (<0,5 mg/ml), ekstrak Allii
sativi Bulbus menghambat aktivitas HMG-CoA reduktase hati, tetapi pada konsentrasi
yang lebih tinggi (>0,5 mg/ml) biosintesis kolesterol akan di hambat ada tahap lanjut
dalam jalur biosintesisnya.
Aliin tidaklah efektif, tetapi allicin dan ajoene, keduanya dapat menghambat
JMG-CoA reduktase secara in vitro. Karena allicin dan ejoene keduanya diubah
menjadi allyl mercaptan di dalam darah dan tidak pernah mencapai hati untuk
mempengaruhi biosintesis kolesterol, mekanisme ini tidak bisa diterapkan secara in
vivo. (BPOM RI, 2006)

i. Data manfaat
1) Uji praklinik:
Pada cell line binatang dan manusia, terlihat penurunan lemak jaringan
vaskular, pembentukan fatty streak, dan ukuran plak aterosklerotik (Kemenkes
RI, 2016).
2) Uji klinik:
Sebuah meta-analisis mereview 16 uji klinik random dengan control (14
paralel dan 2 cross-over) dari 952 subjek tentang efek Bulbus Allii sativi
terhadap lipid dan lipoprotein serum. Dosis serbuk A. sativum (bawang putih)
600–900 mg/hari, atau umbi segar 10 g atau minyak 18 mg, atau ekstrak (dosis
tidak disebut). Median lama terapi 12 minggu (Kemenkes RI, 2016).
Subjek yang mendapat A. sativum (serbuk/bukan serbuk) menunjukkan
rerata penurunan kolesterol total 12%, dan trigliserida serum 13% (hanya
serbuk). Namun kualitas uji klinik kurang baik. Minyak bawang putih 0.25
mg/kg BB (15 g minyak setara 30 g umbi untuk BB 61 kg) menurunkan kadar
kolesterol 18% setelah penggunaan 8 bulan (dari rerata 298 ke 244 mg/dL).
Pemberian umbi 10 g setelah makan pagi selama 2 bulan menurunkan kadar
kolesterol 15% (pada pasien dengan kolesterol 160-250 mg/dL). Pada 50 pasien
dengan rerata kadar kolesterol 213 mg/dL penurunan kadar kolesterol total 16%.
Pada uji klinik lain, A. sativum 7.2 g setiap hari selama 6 bulan pada 41
hiperkolesterolemia sedang (kolesterol darah 220-290 mg/dL) dibanding
plasebo menunjukkan penurunan kolesterol total 6.1%, dan kadar LDL 4%
(Kemenkes RI, 2016).
Kajian sistematik terhadap potensi menurunkan lipid terhadap 8 studi dari
500 subyek yang mendapat serbuk A. sativum 600-900 mg menghasilkan
penurunan serum kolesterol dan trigliserida sebesar 5-20%, dan disimpulkan
bahwa serbuk bawang putih berpotensi menurunkan kadar lemak darah
(Kemenkes RI, 2016).
Mekanisme kerja: aktivitas antikolesterolemia dan antihiperlipidemia
diduga karena kandungan diallil disulfida dan trisulfida yang menghambat
hepatichydroxy-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA) reductase dan peningkatan
ekskresi garam empedu ke dalam feses dan mobilisasi lemak jaringan ke dalam
sirkulasi (Kemenkes RI, 2016).

j. Indikasi
Hiperlipidemia (Grade B), aterosklerosis (Grade C) (Kemenkes RI, 2016).

k. Kontraindikasi
Alergi terhadap bawang putih (Kemenkes RI, 2016).

l. Peringatan
Mengkonsumsi dalam jumlah yang besar akan meningkatkan resiko pendarahan
pascaoperasi. Hati-hati pada kehamilan dan laktasi (Kemenkes RI, 2016).

m. Efek Samping
Gastritis. Makan umbi segar, ekstrak atau minyak dalam keadaan perut kosong dapat
menimbulkan heartburn, nausea, vomitus dan diare. Nafas dan keringat bau bawang
putih. Orang yang belum pernah memakai obat ini mengalami sedikit alergi
(Kemenkes RI, 2016).

n. Interaksi
Pasien dalam terapi warfarin harus diperingatkan bahwa mengkonsumsi Allii Sativi
Bulbus akan meningkatkan waktu pendarahan. Waktu lamanya pendarahan telah
dilaporkan meningkat 2x untuk pasien. Tidak boleh diberikan bersamaan dengan
antikoagulan dan antitrombotik clopidogrel karena dapat meningkatkan risiko
perdarahan (Kemenkes RI, 2016).
o. Posologi
Hiperlipidemia: tablet, kapsul, dan serbuk kering (mengandung aliin terstandar 1,3%)
3 kali 300 mg/hari. Untuk profilaksis aterosklerosis 3-5 mg aliin/hari (setara dengan 1
siung atau 0,5-1g serbuk kering). Dosis rata-rata 4 g/hari bawang putih segar atau
8mg/hari minyak atsiri. Satu butir bawang putih segar 1-2 kali/hari (Kemenkes RI,
2016). Dapat juga dikonsumsi 1 x 1 kapsul lunak (500 mg ekstrak)/hari (Kemenkes
RI, 2011).

p. Cara Penyajian
Sesuai posologi, dengan bentuk sediaan tablet, kapsul, dan serbuk kering (Kemenkes
RI, 2011).

sumber

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer:
Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer:
Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Acuan Sediaan Herbal.
BPOM RI: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai