Anda di halaman 1dari 35

Belimbing wuluh (Averrhoa

bilimbi)
Morfologi

• Pohon belimbing wuluh dapat tumbuh 5-10 m dengan batang utama pendek berbenjol-
benjol, cabang rendah, batangnya bergelombang dan tidak rata.
• Daunnya majemuk menyirip, 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek,
bulat telur, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm,
berwarna hijau.
• Bunga kecil berkelompok, keluar pada batang dan menggantung, panjang 5-20cm,
mahkota bunga berjumlah 5, panjang kelopak bunga 5-7 mm; helaian mahkota bunga
berbentuk elips; panjang 13-20 mm, berwarna ungu gelap dan bagian pangkalnya ungu
muda; benang sari semuanya subur.
• Buah belimbing wuluh berbentuk elips hingga seperti torpedo dengan panjang 4-10 cm.
Warna buah ketika muda hijau, dengan sisa kelopak bunga menempel diujungnya. Jika
masak buahnya berwarna kuning pucat. Daging buahnya berair dan sangat asam. Kulit
buah berkilap dan tipis. Bijinya kecil (6 mm) berbentuk pipih dan berwarna coklat, serta
tertutup lendir (Mario, 2011).
Taksonomi
• Kingdom: Plantae
• Phylum: Spermatophyta
• Subphylum: Angiospermae
• Class: Dicotyledonae
• Order: Geraniales
• Family: Oxalidaceae
• Genus: Averrhoa
• Species: Averrhoa bilimbi
• (CABI, 2017)
Kandungan kimia
Pengujian fitokimia menunjukkan adanya unsur fitokimia seperti
alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, glikosida jantung, triterpen, fenol,
karbohidrat namun tidak adanya fitosterol dalam ekstraksi berbeda
(Hasanuzzaman et al., 2013). Flavonoid pada belimbing wuluh
mengandung komponen fenol yang berperan sebagai
antihiperlipidemi.
Kandungan kimia konstituen Averrhoa bilimbi adalah:
• Asam amino
• Asam sitrat
• Cyanidin-3-h-D-glucoside
• Fenol, ion kalium, gula
• Vitamin A
• Fenol, ion kalium, gula
• Vitamin A
Uji klinis

Tikus hiperlipidemia aktivitas


diinduksi triton antihiperkolesteronemik

• aktivitas optimal pada


dosis 0.3 mg/kg.
Belimbing wuluh
(125mg/kg) dan ekstrak
cair (50mg/kg) ditemukan
efektif dalam menurunkan
kadar lemak pada tikus
dengan kadar lipid tinggi.
Mekanisme kerja
mirip dengan obat
Reduksi LDL dalam
Flavonoid konvensional
tubuh
golongan simvastatin

• meningkatkan reseptor
LDL di hepar
• mengikat apolipoprotein
B
• menghambat kerja
enzim HMG Co-A
reduktase

mirip dengan obat


Terpenoid Antihiperlipidemia antihiperlipidemia
golongan fibrat

• sebagai ligan bagi


PPAR (peroxisome
proliferator-activated
receptor)
Toksisitas
Toksisitas subkronis: Pemberian secara oral pada
mencit selama 15 hari tidak memberikan gejala
toksik hingga dosis 1g/kg BB
Indikasi
Dislipidemia, hiperkolesterolemia
Efek samping
Penelitian terhadap ekstrak air belimbing waluh
menunjukkan adanya pengaruh terhadap indeks
organ ginjal, hepar, jantung dan paru-paru.
Namun diperlukan penelitian lebih lanjut secara
histopatologi untuk mengetahui secara spesifik
terhadap organ tersebut
Dosis
Terdapat penurunan kolesterol total trigliserida
yang signifikan pada tikus yang diberikan secara
per oral dengan dosis 400mg/kg. Pada dosis
tersebut juga didapatkan peningkatan HDL yang
signifikan. Respon positif juga terlihat pada
kadar LDL dan VLDL
Rosela (Hibiscus sabdarifa Linn.)
Morfologi dan Deskripsi

• Rosela merupakan herba tahunan yang berupa semak, tumbuh tegak tinggi dan dapat mencapai 3
m.
• Batang berbentuk bulat, berkayu lunak, tegak bercabang-cabang berwarna merah.
• Daun bentuk bulat telur dengan ujung tumpul, penulangan menjari, tepi daun bergerigi dan
pangkal berlekuk.
• Bunga rosela merupakan bunga tunggal yang tumbuh pada ketiak daun, gugur dalam 24 jam
setelah mekar, serta diikuti dengan menurupnya kelopak tambahan sebagai pelindung biji di
dalamnya. Bunga rosela juga dapat disebut sebagai bunga duduk karena ukuran dari tangkainya
yang pendek. Pada tangkai bunga keluar dari ketiak daun. Kelopak dari bunga rosela berbentuk
lanset, berdaging tebal dan berwarna merah tua.
• Tanaman rosela sangat sensitif terhadap cuaca dingin, sehingga tanaman tersebut cukup baik
ditanam di daerah tropis maupun subtropis dengan ketinggian maksimum 900 m dpl dan curah
hujan 182 cm selama musim pertumbuhannya. Suhu yang sesuai untuk tanaman rosela yaitu 25-27
derajat celcius
Taksonomi
• Kerajaan :Plantae
• Divisi :Spermatophyta
• Kelas :Dicotyledoneae
• Ordo :Malvaceales
• Famili :Malvaceae
• Genus :Hibiscus
• Spesies :Hibiscus sabdariffa L.
Kandungan kimia
Kelopak bunga mengandung senyawa antosianin, vitamin C, dan B.
Kandungan lainnya adalah kalsium, beta karoten serta asam amino
esensial. Rosela memiliki banyak unsur kimia yang menunjukkan
ektivitas farmakologis. Sebanyak 15-20% merupakan asam-asam
tumbuhan yang meliputi asam sitrat, asam malat, asam tartar dan
asam allo-hidroksisitrat. Kandungan lainnya yang dimiliki oleh H.
sabdariffa yaitu beberapa senyawa aktif di dalamnya seperti asam
organik (asam hidroksitrik, asam hibiscus), polisakarida (pektin), dan
flavonoid. Ekstrak H. sabdariffa baik menggunakan air dan etanol
keduanya mampu menurunkan kadar LDL-C, VLDL-C, trigliserida,
kolesterol total, dan peroksidasi lipid, dan mampu meningkatkan kada
HDL-C. Theaflavin dan katekin mampu membatasi penyerapan
kolesterol dan meningkatkan pembuangan kolesterol dari hati
sehingga kadar kolesterol terjaga (Permenkes, 2016).
Uji praklinis

menurunkan kadar kolesterol 22 dan


Ekstrak kering kelopak bunga Hibiscus sabdarifa 26%, sedangkan trigliserida turun
(rosela) 500 dan 100 mg/kg BB pada tikus sebesar 33 dan 28%. Sementara kadar
dengan diet kolesterol tinggi selama 6 minggu high-density lipoprotein (HDL) tidak
terjadi perubahan nyata
Uji klinis
menurunkan secara
Esktrak kering kelopak
nyata kadar kolesterol
bunga H.sabdarifa 100
total dan trigliserida,
mg/hari selama 1
meningkatkan kadar
bulan
HDL

• Sediaan kapsul diberikan peroral pada 42 sukarelawan


dengan umur 18-75 tahun dengan kadar kolesterol 175-327
mg/dL selama 4 minggu. Sukarelawan dibagi 3 kelompok
masing-masing memperoleh 1, 2 dan 3 kapsul.
• Pada minggu ke-2 terjadi penurunan kadar kolesterol pada
ketiga kelompok sekitar 7,08-8,2 % dibandingkan dengan
baseline, sedangkan pada minggu ke-4 penurunan terjadi
sekitar 8,3-14,4%. Penurunan nyata terlihat pada kelompok
2 yaitu 12% pada 71% sukarelawan
Farmakokinetik
Dari 147 mg antosianin yang diserap tubuh,
0.018% diekskresikan melalui urin
Toksisitas
LD50: di atas 5000 mg/kg BB per oral pada tikus.
Pada dosis 15 mg/kg BB terlihat adanya
perubahan kadar albumin, akan tetapi pada
gambaran histologi tidak terlihat adanya
perubahan. Pada pria sehat, dapat menurunkan
kadar kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat,
kalsium, natrium, kalium, dan fosfat pada urin
Indikasi
• Hiperlipidemia
• Hipertensi
Efek samping
Penggunaan rosela dapat memicu terjadinya
gastritis erosif karena bersifat sangat asam
Interaksi
Jika rosela dikonsumsi bersamaan dengan
klorokuinolon maka nantinya dapat menurunkan
kadar klorokuinolon sehingga tidak berefek.
Asetaminofen ditambah dengan pemberian rosela
dapat mengubah waktu paruh obat asetaminofen
pada sukarelawan. Rosela memiliki aktivitas
estrogen meskipun belum ada perubahan klinis
yang jelas. Interaksi dapat terjadi dengan senyawa
estrogen lain
Dosis
2 x 1 tea bag (6 g serbuk)/hari, seduh dalam 1
cangkir air.
1 x 1 kapsul (500 mg ekstrak)/hari
Cara Penyajian
Cara penyajian dari kelopak bunga rosela bisa
dimanfaatkan sebagai bahan untuk seduhan,
seperti teh.
Herba seledri (Apium graveolens L.)
Morfologi

• Akar tanaman seledri (Apium graveolens L.) yaitu akar tunggang dan memiliki serabut akar yang
menyebar kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang dan akar dapat menembus tanah
sampai kedalaman 30 cm, berwarna putih kotor. Akar seledri berfungsi untuk menyerap unsur hara dan
air dari dalam tanah serta menopang berdirinya tanaman di atas tanah.
• Batang seledri tidak berkayu, berbentuk persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan
berwarna hijau dengan pangkal berwarna putih.
• Daun seledri berwarna hijau muda sampai tua, bentuknya menyirip ganjil, tepi daun beringgit, ujung
daun meruncing, dan helai daun tipis. Rata-rata daun berukuran panjang dan lebar sekitar 2-7,5 x 2,5 cm,
daun memiliki tangkai dengan panjang 1-2,7 cm. Merupakan daun majemuk dengan anak daun 3-7 helai
daun.
• Bunga tanaman seledri merupakan bunga majemuk berbentuk payung berjumlah 8-12 buah kecil-kecil
berwarna putih tumbuh dipucuk tanaman tua. Pada setiap ketiak daun dapat tumbuh sekitar 3-8 tangkai
bunga, pada ujung tangkai bunga ini membetuk bulatan. Setelah bunga dibuahi akan terbentuk bulatan
kecil hijau sebagai buah muda, setelah tua buah berubah warna menjadi coklat muda
• Buah tanaman seledri berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda, selanjutnya berubah menjadi
coklat muda. Biasanya buah terletah di ujung tangkai bunga
Taksonomi
Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Viridiplantae

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae
Super ordo : Asteranae

Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Kandungan kimia
Flavonoid, saponin, tannin 1%, minyak atsiri 0,033%,
flavor-glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagin, zat
pahit, vitamin (A,B,C). Setiap 100 g herba seledri
mengandung air 93 ml, protein 0,9 g, lemak 0,1 g, karbohidrat
4 g, serat 0,9 g, kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg,
yodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg, vitamin A
130 IU, vitamin C 15 mg, riboflavin 0,05 mg, tiamin 0,03 mg,
nikotinamid 0,4 mg. Akar mengandung asparagin, manit,
minyak atsiri, pentosan, glutamin, dan tirosin. Ekstrak
diklorometan akar seledri mengandung senyawa poliasetilen
falkarinol, falkarindiol, panaksidiol dan 8-O-metilfalkarindiol.
Biji mengandung apiin, minyak atsiri, apigenin, alkaloid.
Senyawa yang memberi bau aromatic adalah ftalides (3-
butilftalid & 5,6-dihidro turunan sedanenolid)
Uji praklinis

pemberian intravena menurunkan


apigenin 10 mg/kg tekanan darah dari
pada anjing dengan 120 mmHg menjadi
hipertensi esensial 70 mmHg
Mekanisme kerja
Toksisitas
LD50 peroral pada tikus > 5 g/kg BB. Tidak toksis
pada pemberian subkronik dengan dosis per oral
5 g/kg BB pada tikus
Indikasi
Dislipidemia, hiperkolesterolemia
Efek samping
Penderita yang sensitif terhadap tanaman
Apiaceae bisa menyebabkan dermatitis alergika.
Beberapa senyawa kumarin kemungkinan
mempunyai efek tranquilizer
Dosis
Terdapat penurunan kolesterol total trigliserida
yang signifikan pada tikus yang diberikan secara
per oral dengan dosis 400mg/kg. Pada dosis
tersebut juga didapatkan peningkatan HDL yang
signifikan. Respon positif juga terlihat pada
kadar LDL dan VLDL
Interaksi obat
Meningkatkan efek obat antihipertensi dan
diuretik. Biji seledri dapat mengencerkan darah,
sehingga tidak digunakan pada orang yang
menggunakan pengencer darah, termasuk
aspirin, dan Warfarin. Pasien yang menggunakan
diuretik tidak boleh mengkonsumsi biji seledri
Dosis
3 x 1 tablet (2 g serbuk biji)/hari. 3 x 1 kapsul
(100 mg ekstrak herba)/hari

Anda mungkin juga menyukai