Anda di halaman 1dari 28

3

BAB II
KARAKTERISTIK RESERVOIR

2.1. Karakteristik Batuan Reservoir


Reservoir adalah formasi batuan porous dan permeabel di bawah permukaan
tanah yang dapat menyimpan minyak dan atau gas bumi. Cara terdapatnya minyak
bumi di bawah permukaan haruslah memenuhi beberapa syarat. Ada 3 (tiga) unsur
pembentuk suatu reservoir minyak bumi, yaitu :
1. Batuan reservoir, sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas
bumi. Biasanya batuan reservoir berupa lapisan batuan yang berongga-rongga
ataupun berpori-pori.
2. Lapisan penutup (cap rock), yaitu suatu lapisan yang non-permeable, terdapat di
atas suatu reservoir dan merupakan penghalang minyak dan gas bumi agar tidak
keluar dari reservoir.
3. Perangkap reservoir (reservoir trap), merupakan suatu unsur pembentuk yang
bentuknya sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan
bentuk konkav ke bawah dan menyebabkan minyak dan gas bumi berada di
bagian teratas reservoir.
Hidrokarbon tersimpan di dalam rongga atau pori batuan yang terdapat di
antara butiran mineral atau dapat pula tersimpan di dalam rekahan batuan.
Kemampuan setiap batuan untuk menampung tergantung dari besarnya pori-pori
batuan (yang berhubungan) dan atau dari volume rekahan batuan.

2.1.1. Sifat Fisik Batuan Reservoir


Pada dasarnya semua batuan dapat menjadi batuan reservoir asalkan
mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup, namun pada kenyataannya
hanya batuan sedimen yang banyak dijumpai sebagai batuan reservoir, khususnya
reservoir minyak. Oleh karena itu dalam penilaian batuan reservoir selanjutnya akan
banyak berhubungan dengan sifat-sifat fisik batuan sedimen, terutama yang porous
dan permeable.
2.1.1.1. Porositas
3
4

Porositas () didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari volume ruang pori-
pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar-kecilnya porositas suatu
batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara matematis
porositas dapat dinyatakan sebagai :
Vb Vs Vp
........(2-1)
Vb Vb
dimana :
Vb = volume batuan total (bulk volume)
Vs = volume padatan batuan total (volume grain)
Vp = volume ruang pori-pori batuan.
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah persen volume pori-pori total terhadap volume batuan
total (bulk volume).
Volume pori total
abs 100% .....(2-2)
bulk volume

2. Porositas efektif, adalah persen volume pori-pori yang saling berhubungan


terhadap volume batuan total (bulk volume).
Volume pori yang berhubungan
eff 100% .......(2-3)
bulk volume

Untuk selanjutnya porositas efektif digunakan dalam perhitungan karena dianggap


sebagai fraksi volume yang produktif.
Disamping itu menurut waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Porositas primer, adalah porositas yang terbentuk pada waktu batuan sedimen
diendapkan.
2. Porositas sekunder, adalah porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan
sedimen terendapkan.
Tipe batuan sedimen atau reservoir yang mempunyai porositas primer adalah
batuan konglomerat, batupasir, dan batu gamping.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya porositas primer adalah :
1. Besar butir
5

Besar butir mempunyai ukuran pori-pori, akan tetapi sama sakali tidak
mempengaruhi porositas batuan
2. Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah cara penyebaran berbagai macam ukuran butiran. Misalnya jika
sedimen itu diendapkan dalam arus yang kuat maka pemilahannya akan lebih
baik dan akan memberikan ukuran butiran yang homogen. Jika pemilahannya
sangat buruk, maka batuan akan terdiri dari ukuran butir yang heterogen. Dimana
rongga-rongga yang terdapat diantara butiran besar akan diisi butiran yang lebih
kecil, sehingga porositas batuan akan berkurang.
3. bentuk dan kebundaran butiran.
Bentuk suatu butiran klastik didefinisikan sebagai hubungan terhadap suatu bola
yang dipakai sebagai ukuran standart, sedangkan kebundaran didasarkan atas
ketajaman atau penyudutan dari pinggiran butir. Jadi apabila batuan tersusun
buruk dalam bentuk dan kebundaran butiran, maka akan mempunyai porositas
yang kecil, karena masing-masing sudutnya akan mengisi rongga yang ada.
Sehingga akan memberikan kemasan yang lebih ketat.
4. Penyusunan butir
Penyusunan butir adalah pengaturan kepadatan dari susunan butir yang satu
terhadap yang lainnya. Penyusunan butiran sangat mempengaruhi besarnya
porositas. Butiran yang terbentuk membulat dan seragam akan memberikan harga
porositas 47,6 % untuk penyusunan kubus, dan 25,9 % untuk penyusunan
rhombohedral.

5. Kompaksi dan sementasi


Kompaksi dan sementasi juga mempengaruhi besar kecilnya rongga-rongga yang
ada. Kompaksi akan menyebabkan penyusunan yang lebih ketat dari butiran
batuan, sehingga sebagian rongga-rongga akan hilang, sedangkan sementasi
terjadi jika rongga-rongga terisi oleh larutan yang diendapkan berupa semen,
o
90
misalnya Sparrry calcite. 90 o

o
90

a . C u b ic (p o ro s it y = 4 7 , 6 % )

o
o 90
90
o
90

b . R h o m b o h e d ra l ( p o ro s it y = 2 5 , 9 6 % )
6

Gambar 2.1.
Metode penyusunan butiran1
A). Penyusunan kubus, b). Penyusunsn rhombohedral

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Porositas sekunder yaitu :


1. Aksi pelarutan air
Porositas larutan, Proses ini menyebabkan peningkatan porositas. Dengan adanya
pelarutan air ini maka batuan karbonat dilarutkan oleh air, dan hal ini akan
memperbesar rongga-rongga yang terdapat diantara butiran batuan. Rongga-
rongga yang dibentuk akibat aksi pelarutan air ini disebut Vugs porosity..
2. Rekahan, celah, kekar, yaitu ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya
kerusakan struktur batuan sebagai akibat dari variasi beban, seperti : lipatan,
sesar, atau patahan. Porositas tipe ini sulit untuk dievaluasi atau ditentukan secara
kuantitatip karena bentuknya tidak teratur.
3. Dolomitisasi, dalam proses ini batugamping (CaCO3) ditransformasikan menjadi
dolomite (CaMg(CO3)2) atau menurut reaksi kimia :
2CaCO3 + MgCl2 CaMg(CO3)2 + CaCl2
Proses ini akan memberikan kenaikan porositas 12 % dari porositas semula.
Pengukuran porositas dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Analisa pengukuran secara langsung (analisa core)
b. Analissa pengukuran secara tak langsung (analisa loggong), seperti log listrik,
log sonik, log radioaktivitas.
Menurut para ahli, batugamping yang terdolomitasi mempunyai porositas yang lebih
besar dari pada batugampingnya sendiri.
7

2.1.1.2. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai kecenderungan fluida untuk melekat pada
permukaan batuan. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka
salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini
disebabkan adanya gaya adhesi. Dalam sistem minyak-air benda padat (Gambar
2.2), gaya adhesi AT yang menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah :
AT = so - sw = wo. cos wo ...(2-4)
dimana :
so = tegangan permukaan minyak-benda padat, dyne/cm
sw = tegangan permukaan air-benda padat, dyne/cm
wo = tegangan permukaan minyak-air, dyne/cm
wo = sudut kontak minyak-air.
Cairan dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya positip ( <
90o), yang berarti batuan bersifat water wet. Sedangkan bila air tidak membasahi zat
padat maka tegangan adhesinya negatip ( > 90o), berarti batuan bersifat oil wet.
Pada umumnya reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk
melekat pada permukaan batuan sedangkan minyak akan terletak di antara fasa air.
Jadi minyak tidak mempunyai gaya tarik-menarik dengan batuan dan akan lebih
mudah mengalir.

wo
so sw
cos
wo

so sw

O il W a te r S o li d

Gambar 2.2.
Kesetimbangan Gaya-gaya pada
Batas Air-Minyak-Padatan 1)
8

Gambar 2.3.
Distribusi Ideal Fasa Fluida Wetting dan Non Wetting
untuk Kontak antar Butir butir Batuan yang Bulat 1)
a) Distribusi Pendulair Ring, b) Distribusi Funiculair
Ring

Distribusi cairan dalam sistem pori-pori batuan tergantung pada sifat


kebasahan. Distribusi fluida tersebut ditunjukkan pada Gambar (2.3). Distribusi
pendulair ring adalah keadaan dimana fasa yang membasahi tidak kontinyu dan fasa
yang tidak membasahi ada dalam kontak dengan beberapa permukaan butiran batuan.
Sedangkan distribusi funiculair ring adalah keadaan dimana fasa yang membasahi
kontinyu dan secara mutlak terdapat pada permukaan butiran.

2.1.1.3. Tekanan Kapiler


Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai
akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka. Perbedaan
tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida non-wetting fasa
(Pnw) dengan fluida wetting fasa (Pw) atau :
Pc = Pnw - Pw ................................................................................................(2-5)
Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi pertemuan
permukaan fluida immiscible yang cembung. Pada formasi yang water-wet, tekanan
kapiler merupakan selisih antara tekanan minyak dengan tekanan air. Di reservoir
biasanya air sebagai fasa yang membasahi (wetting fasa), sedangkan minyak dan gas
sebagai non-wetting fasa atau tidak membasahi.
Pc = Po - Pw..(2-6)
9

Perbedaan tekanan permukaan antara minyak dengan air berhubungan dengan


perbedaan densitas dan ketinggian dari kenaikan air.
Pc = (w o) g h.........................................................................................(2-7)
dalam satuan lapangan :
Pc = 0,433 () h........................................................................................(2-8)
dimana,
w : densitas air
o : densitas minyak
: perbedaan specific gravity, w o
h : ketinggian kenaikan air pada pipa kapiler
Dengan melihat kesetimbangan gaya pada pipa kapiler, maka gaya adhesi
adalah sama dengan energi potensial yang digambarkan oleh kenaikan air pada pipa
kapiler.
2 r wo cos = r2 g h
dan, Pc = g h
2 cos
maka, Pc g h ........
r
(2-9)
dimana :
Pc = tekanan kapiler
= tegangan permukaan antara dua fluida
cos = sudut kontak permukaan antara dua fluida
r = jari-jari lengkung pori-pori
= perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
h = tinggi kolom
Tekanan kapiler mempunyai dua pengaruh penting dalam reservoir minyak
atau gas, yaitu mengontrol distribusi fluida di dalam reservoir dan merupakan
mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir melalui ruang
pori-pori reservoir sampai mencapai batuan yang impermeable.
10

Dari Persamaan (2-9) dapat dilihat bahwa tekanan kapiler berhubungan


dengan ketinggian di atas permukaan air bebas (oil-water contact), sehingga data
tekanan kapiler dapat dinyatakan dalam plot antara h versus saturasi air (Sw), seperti
pada Gambar (2.4). Perubahan ukuran pori-pori dan densitas fluida akan
mempengaruhi bentuk kurva tekanan kapiler dan ketebalan zona transisi.
Dari Persamaan (2-9) ditunjukkan bahwa h akan bertambah jika perbedaan
densitas fluida berkurang, sementara faktor lainnya tetap. Hal ini berarti bahwa
reservoir gas yang terdapat kontak gas-air, perbedaan densitas fluidanya bertambah
besar sehingga akan mempunyai zona transisi minimum. Demikian juga untuk
reservoir minyak yang mempunyai API gravity rendah maka kontak minyak-air akan
mempunyai zona transisi yang panjang.
Ukuran pori-pori batuan reservoir sering dihubungkan dengan besaran
permeabilitas. Batuan reservoir dengan permeabilitas yang besar akan mempunyai
tekanan kapiler yang rendah dan ketebalan zona transisinya lebih tipis dari pada
reservoir dengan permeabilitas yang rendah, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.5.
11

Gambar 2.4.
Kurva Tekanan Kapiler 1)

Gambar 2.5.
Variasi Pc terhadap Sw
a) Untuk Sistem Batuan yang Sama dengan Fluida yang Berbeda.
b) Untuk Sistem Fluida yang Sama dengan Batuan yang Berbeda. 1)
12

Kontak air-minyak dapat miring karena adanya perubahan permeabilitas


batuan sepanjang penampang reservoir (Gambar 2.6.)

Gambar 2.6.
Kontak air-minyak yang miring akibat adanya
perbedaan permeabilitas20).

2.1.1.4 Saturasi Fluida


Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-
pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-pori total
pada suatu batuan berpori.
Saturasi minyak (So) adalah :
volume pori pori yang diisi min yak
So ............(2-
volume pori pori total
10)
Saturasi air (Sw) adalah :
volume pori pori yang diisi air
Sw ............(2-11)
volume pori pori total

Saturasi gas (Sg) adalah :


volume pori pori yang diisi oleh gas
Sg ...(2-12)
volume pori pori total

Jika pori-pori batuan diisi oleh gas-minyak-air maka berlaku hubungan :


Sg + So + Sw = 1 ...(2-13)
13

Jika diisi oleh minyak dan air saja maka :


So + Sw = 1 ..(2-14)

2.1.1.5. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Permeabilitas batuan
merupakan fungsi dari tingkat hubungan ruang antar pori-pori dalam batuan
Definisi kwantitatif permeabilitas pertama-tama dikembangkan oleh Henry Darcy
(1856). Permeabilitas dinyatakan dalam Darcy. (1 mili darcy / md = 0.0001 darcy)
Pengertian 1 Darcy (berdasarkan API) yaitu :

Suatu aliran sebesar 1 cm per secon yang didapatkan melalui penampang


seluas 1 cm2 dengan panjang 1 cm, dibawah suatu gradien tekanan 1 atm
(76,0 mmHg) untuk suatu cairan yang mempunyai kekentalan/viscositas 1 cp.

dalam hubungan empiris dengan bentuk differensial sebagai berikut :


k P
V ...(2-
L
15)
dimana :
V = kecepatan aliran, cm/sec
= viskositas fluida yang mengalir, cp
P/L = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori.
Tanda negatif dalam Persamaan (2-15) menunjukkan bahwa bila tekanan
bertambah dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan dengan arah
pertambahan tekanan tersebut.
Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam Persamaan (2-15)
adalah:
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
14

3. Viskositas fluida yang mengalir konstan


4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible.

Dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu :


Permeabilitas absolut, adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa, misalnya hanya minyak atau gas saja.
Saturasi fluidanya adalah 100%.
Permeabilitas efektif, adalah permeabilitas batuan dimana fluida yang mengalir
lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak atau
ketiga-tiganya.
Permeabilitas relatif, adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas absolut.
Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah hasil percobaan yang dilakukan
oleh Henry Darcy. Dalam percobaan ini, Henry Darcy menggunakan batupasir tidak
kompak yang dialiri air. Batupasir silindris yang porous ini 100% dijenuhi cairan
dengan viskositas , dengan luas penampang A, dan panjanggnya L. Kemudian
dengan memberikan tekanan masuk P1 pada salah satu ujungnya maka terjadi aliran
dengan laju sebesar Q, sedangkan P2 adalah tekanan keluar.
Percobaan dapat ditunjukkan bahwa Q..L/A.(P1-P2) adalah konstan dan akan
sama dengan harga permeabilitas batuan yang tidak tergantung dari cairan, perbedaan
tekanan dan dimensi batuan yang digunakan. Dengan mengatur laju Q sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi aliran turbulen, maka diperoleh harga permeabilitas
absolut batuan. Ditunjukkan pada Gambar (2.7).
15

Gambar 2.7.
Diagram Percobaan Pengukuran Permeabilitas 22)

Q. .L
K ................................................................................... (2-16)
A.( P1 P2 )

Satuan permeabilitas dalam percobaan ini adalah :


Q (cm 3 / sec). (centipoise).L(cm)
K ( darcy ) .................................. (2-17)
A( sq.cm).( P1 P2 )(atm)

Berdasarkan persamaan (2-17), maka dapat didefinisikan 1 Darcy adalah


dimana fluida dengan kekentalan (viskositas) sebesar 1 centipoise mengalir dengan
laju sebesar 1 cm3/detik melalui sebuah penampang sebesar 1 cm 2 dengan gradien
tekanan sebesar 1 atm per cm. Dari persamaan (2-16) dapat dikembangkan untuk
berbagai kondisi aliran yaitu aliran linier dan radial, masing-masing untuk fluida
yang kompressible dan inkompressible.
Pada prakteknya di reservoir, jarang sekali terjadi aliran satu fasa,
kemungkinan terdiri dari dua fasa atau tiga fasa. Untuk itu dikembangkan pula
konsep mengenai permeabilitas efektif dan permeabilitas relatif. Harga permeabilitas
efektif dinyatakan sebagai Ko, Kg, Kw, dimana masing-masing untuk minyak, gas, dan
air. Sedangkan permeabilitas relatif dinyatakan sebagai berikut :
Ko Kg Kw
K ro , K rg , Krw
K K K
dimana masing-masing untuk permeabilitas relatif minyak, gas, dan air. Percobaan
yang dilakukan pada dasarnya untuk sistem satu fasa, hanya disini digunakan dua
macam fluida (minyak-air) yang dialirkan bersama-sama dan dalam keadaan
setimbang. Laju aliran minyak adalah Qo dan air adalah Qw. Jadi volume total (Qo +
Qw) akan mengalir melalui pori-pori batuan per satuan waktu, dengan perbandingan
minyak-air permulaan, pada aliran ini tidak akan sama dengan Q o / Qw. Dari
percobaan ini dapat ditentukan harga saturasi minyak (So) dan saturasi air (Sw) pada
kondisi stabil. Harga permeabilitas efektif untuk minyak dan air adalah :
Q o . o . L
Ko .....(2-
A.( P1 P2 )
18)
16

Q w . w . L
Kw ........(2-
A.( P1 P2 )
19)

dimana :
o = viskositas minyak
w = viskositas air.
Percobaan ini diulangi untuk laju permukaan (input rate) yang berbeda untuk
minyak dan air, dengan (Qo + Qw) tetap konstan. Harga-harga Ko dan Kw pada
Persamaan (2-16) dan (2-17) jika diplot terhadap So dan Sw akan diperoleh hubungan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar (2.8). Dari Gambar (2.8), dapat ditunjukkan
bahwa Ko pada Sw = 0 dan So = 1 akan sama dengan harga K absolut, demikian juga
untuk harga Kw (titik A dan B pada Gambar 2.8).

1 1
B A
E f f e c t iv e P e r m e a b ility t o W a t e r, k w

E f f e c t iv e P e rm e a b ility to O il, k o

0 C D 0
0 O il S a tu ra tio n , S o 1
1 W a t e r S a tu ra tio n , S w 0

Gambar 2.8.
Kurva Permeabilitas Efektif untuk
Sistem Minyak dan Air 22)

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan pada kurva permeabilitas efektif untuk
sistem minyak dan air, yaitu :
17

1. Turunnya ko dengan cepat sebagai akibat naiknya Sw,


menunjukkan bahwa adanya sedikit air akan mempersulit aliran minyak dalam
batuan tersebut, demikian pula sebaliknya.
2. ko turun menjadi nol, dimana sementara masih terdapat
saturasi minyak dalam batuan (titik C), dengan kata lain di bawah saturasi
minimum tertentu minyak dalam batuan tidak akan bergerak lagi. Saturasi
minimum ini disebut dengan Residual Oil Saturation (Sor), demikian juga untuk
air yaitu Swr (titik D).
3. Harga ko dan kw selalu lebih kecil dari harga k, kecuali pada
titik A dan B, sehingga :
ko kw k

Sedangkan hubungan antara permeabilitas efektif gas dan minyak di dalam


media berpori ditunjukkan dalam Gambar (2.9).

Gambar 2.9.
Hubungan Permeabilitas Efektif Minyak dan Gas dimana Gas dan Minyak
Terdapat sebagai Fasa Yang Terpisah dan Nyata/Jelas 1)
18

Suatu zone minyak ditemukan dengan saturasi gas bebas sama dengan nol.
Pada kondisi awal, sejumlah gas bebas di dalam reservoir berada di atas zone minyak
sebagai tudung gas (gas cap). Saat diproduksikan, tekanan reservoir dalam zone
minyak akan turun. Jika tekanan turun cukup rendah (di bawah tekanan bubble
point), gas mulai membebaskan diri dari minyak. Dengan turunnya tekanan di bawah
tekanan bubble point, Sg (saturasi gas) bertambah di dalam zone minyak.
Kesetimbangan saturasi gas, Sgc (juga disebut saturasi gas kritis),
menggambarkan saturasi pada saat permeabilitas pertama untuk gas tercapai.
Demikian pula, hilangnya permeabilitas fasa minyak terjadi ketika saturasi minyak
berkurang sampai harga residualnya, Sor . Apabila harga saturasi minyak kurang dari
Sor, maka perolehan minyak tidak dapat dilakukan secara primary recovery.

2.1.2.6. Kompresibilitas Batuan


Komprsibilitas batuan didefinisikan sebagai perubahan volume yang
disebabkan karena adanya perubahan tekanan. Menurut Geerstma (1957) ada tiga
konsep tentang kompressibilitas batuan, antara lain :
Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksi perubahan volume material padatan
(grains) terhadap satuan perubahan tekanan.
Kompressibilitas bulk batuan, yaitu fraksi perubahan volume bulk batuan
terhadap satuan perubahan tekanan.
Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksi perubahan volume pori-pori
batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam
tekanan, yaitu :
a. Internal Stress, yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam pori-
pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi).
b. Eksternal Stress, yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya
(tekanan overburden).
Pengosongan fluida dari ruang pori-pori batuan reservoir akan mengakibatkan
perubahan tekanan dalam dari batuan, sehingga resultan tekanan pada batuan akan
19

mengalami perubahan pula. Adanya perubahan tekanan ini akan mengakibatkan


perubahan pada butir-butir batuan, pori-pori dan volume total (bulk) batuan reservoir.
Perubahan bentuk volume bulk batuan dapat dinyatakan sebagai
kompressibilitas Cr atau :
1 dVr
Cr . ......(2-20)
Vr dP

Sedangkan perubahan bentuk volume pori-pori batuan dapat dinyatakan


sebagai kompressibilitas Cp atau :
1 dVp
Cp . ........(2-21)
Vp dP *

dimana :
Vr = volume padatan batuan (grains)
Vp = volume pori-pori batuan
P = tekanan hidrostatik fluida di dalam batuan
P* = tekanan luar (tekanan overburden).

2.2. Jenis-jenis Reservoir


Jenis-jenis reservoir dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : berdasarkan
mekanisme pendorong, perangkap reservoir dan fasa fluida.

2.2.1. Berdasarkan Mekanisme Pendorong Reservoir


Pada umumya reservoir minyak yang baru diketemukan mempunyai
kemampuan untuk mengalirkan fluida reservoirnya ke permukaan, karena masih
mempunyai tekanan yang tinggi. Selama proses produksi berjalan, tekanan reservoir
akan mengalami penurunan yang besarnya (kecepatannya) tergantung pada laju
produksi dan jenis mekanisme pendorong yang dimiliki oleh reservoir tersebut.
Jenis-jenis reservoir berdasarkan mekanisme pendorong dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis tenaga pendorong, dimana yang satu merupakan
kombinasi dari yang lainnya, yaitu :
1. Water Drive Reservoir
2. Solution Gas Drive atau Depletion Drive Reservoir
3. Gas Cap Drive Reservoir
20

4. Segregation Drive
5. Combination Drive

2.2.1.1. Water Drive Reservoir


Untuk reservoir jenis water drive, energi pendesakan yang mendorong
minyak untuk mengalir adalah berasal dari air yang terperangkap bersama-sama
dengan minyak pada batuan reservoirnya. Efisisensi pendesakan air biasanya lebih
besar dibandingkan dengan pendesakan oleh gas.
Apabila dilihat dari terbentuknya batuan reservoir water drive, maka air
merupakan fluida pertama yang menempati pori-pori reservoir. Tetapi dengan adanya
migrasi minyak bumi maka air yang berada disana tersingkir dan digantikan oleh
minyak. Dengan demikian karena volume minyak ini terbatas, maka bila
dibandingkan dengan volume air yang merupakan fluida pendesaknya akan jauh
lebih kecil (Gambar 2.26).
Reservoir dengan jenis mekanisme pendorong water drive memiliki
karakteristik, yaitu :
- Penurunan tekanan sangat pelan atau relative stabil. Penurunan
tekanan yang kecil pada reservoir adalah karena volume produksi yang
ditinggalkan, digantikan oleh sejumlah air yang masuk ke zone minyak.
- Perubahan GOR selama produksi kecil, sehingga dapat
dikatakan bahwa GOR reservoir adalah konstan.
- Harga WOR naik tajam karena mobilitas air yang besar.
- Perolehan minyak bisa mencapai 60 80%.
Produksi air pada awal produksi sedikit, tetapi apabila permukaan air telah
mencapai lubang bor maka mulai mengalami kenaikan produksi yang semakin lama
semakin besar secara kontinyu sampai sumur tersebut ditinggalkan karena produksi
minyaknya tidak ekonomis lagi.
Untuk reservoir dengan jenis pendesakan water drive maka bagian minyak
yang terproduksi akan lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pendesakan
21

lainnya, yaitu antara 35 75 % dari volume minyak yang ada. Sehingga minyak sisa
(residual oil) yang masih tertinggal didalam reservoir akan lebih sedikit.
Reservoir minyak dengan tenaga pendorong water drive dapat dibagi atas tiga
tipe yaitu : kuat (strong), sedang (moderat) dan lemah (weak).

A. Strong Water Drive


Reservoir dengan tenaga pendorong air yang kuat (strong), harga Eg (faktor
perolehan) berkisar antara 50-60%. Reservoir strong water drive memiliki water
influx yang besar.

B. Moderat Water Drive


Reservoir dengan tenaga pendorong air sedang (moderat) juga cukup efektif
dalam memproduksi minyak ke permukaan. Moderat water drive memiliki water
influx yang relative lebih kecil.

C. Weak Water Drive


Reservoir dengan tenaga pendorong air lemah (moderat) juga cukup efektif
dalam memproduksi minyak ke permukaan. Weak water drive memiliki water influx
yang paling lebih kecil.
22

Gambar 2.10.
Water Drive Reservoir 15)

Gambar 2.11.
Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR Pada Water Drive Reservoir 7)
2.2.1.2. Solution Gas Drive Reservoir
Reservoir solution gas drive sering disebut juga sebagai reservoir depletion
drive. Reservoir jenis ini tenaga pendorongnya berasal dari gas yang terbebaskan dari
minyak karena adanya perubahan fasa pada hidrokarbon-hidrokarbon ringannya yang
semula merupakan fasa cair menjadi fasa gas selama penurunan tekanan reservoir,
serta tidak adanya tudung gas mula-mula. Gas yang semula larut dalam zona minyak
kemudian terbebaskan lalu mengembang dan kemudian akan mendesak minyak dan
terproduksi secara bersamaan.
Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak
dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor. Penurunan
tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju lubang bor
melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan di sekitar sumur bor akan menimbulkan
terjadinya fasa gas. Pada saat awal, karena saturasi gas tersebut masih kecil (belum
membentuk fasa yang kontinyu), maka gas tersebut terperangkap pada ruang antar
butiran reservoirnya. Tetapi setelah tekanan reservoir tersebut cukup kecil dan gas
sudah terbentuk banyak, maka gas tersebut turut serta terproduksi ke permukaan
(Gambar 2.11).
23

Gambar 2.12.
Solution Gas Drive Reservoir 15)

Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih
terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebih kecil
jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. Gas oil ratio produksi akan
bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir dan hal
ini akan terus-menerus berlanjut hingga tekanan menjadi rendah. Bila tekanan telah
cukup rendah, maka gas oil ratio akan menjadi berkurang sebab volume gas di dalam
reservoir tinggal sedikit. Dalam hal ini gas oil ratio dan gas oil produksi reservoirnya
harganya hampir sama (Gambar 2.12.). Reservoir jenis ini pada tahap teknik
produksi primernya akan meninggalkan residual oil yang cukup besar. Produksi air
hampir tidak ada karena reservoirnya terisolir, sehingga meskipun terdapat connate
water tetapi hampir-hampir tidak dapat diproduksikan.
24

Gambar 2.13.
Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR pada Solution Gas Drive Reservoir 7)

Reservoir solution gas drive memiliki karakteristik, yaitu :


- Penurunan tekanan reservoir yang cepat. Tidak ada fluida ekstra atau tudung gas
bebas yang besar yang akan menempati ruang pori yang dikosongkan oleh
minyak yang diproduksi.
- Produksi minyak bebas air. Tidak ada water drive, sehingga sedikit atau bahkan
tidak ada air yang diproduksi bersama minyak selama umur produksi.
- Productivity Index juga turun dengan cepat.
- Gas Oil Ratio mula-mula rendah kemudian naik dengan cepat akibat
terbebaskannya sejumlah gas dari minyak sampai maksimum, kemudian turun
akibat adanya ekspansi gas dalam reservoir.
- Recovery Factor rendah. Produksi minyak dengan solution gas drive ini biasanya
merupakan recovery yang tidak efisien, harga RF berkisar 5 % - 30 %. Hubungan
permeabilitas relatif (Kg/Ko) menentukan besarnya RF dari reservoir ini. Selain
itu, jika viskositas minyak bertambah, maka RF akan berkurang.

2.2.1.3. Gas Cap Drive Reservoir


Dalam beberapa tempat dimana terakumulasinya minyak bumi, kadang-
kadang pada kondisi reservoirnya komponen-komponen ringan dan menengah dari
minyak bumi tersebut membentuk suatu fasa gas. Gas bebas ini kemudian
25

melepaskan diri dari minyaknya dan menempati bagian atas dari reservoir itu
membentuk suatu tudung. Bila reservoir ini dikelilingi suatu batuan yang merupakan
perangkap, maka energi ilmiah yang menggerakkan minyak ini berasal dari dua
sumber, yaitu ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut lalu melepaskan diri.
Mekanisme yang terjadi pada gas cap reservoir ini adalah minyak pertama
kali diproduksikan, permukaan minyak dan gas akan turun, gas cap akan berkembang
ke bawah selama produksi berlangsung. Untuk jenis reservoir ini, umumnya akan
lebih konstan jika dibandingkan dengan solution gas drive. Gas cap drive reservoir
dapat dilihat pada Gambar (2.14).
Reservoir gas cap drive memiliki karakteristik, yaitu :
- Penurunan tekanan relatif cepat serta tidak adanya fluida ekstra atau tudung gas
bebas yang akan menempati ruang pori yang dikosongkan oleh minyak yang
diproduksi.
- GOR naik dengan cepat hingga maksimum kemudian turun secara kontinyu.
- Produksi air sangat kecil bahkan diabaikan.
- Recovery sekitar 20 - 60 %

Gambar 2.14.
Gas Cap Drive Reservoir 15)
26

Gambar 2.15.
Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR pada Gas Cap Drive Reservoir 7)

Kenaikan gas oil ratio juga sejalan dengan pergerakan permukaan ke bawah ,
air hampir-hampir tidak diproduksikan sama sekali. Karena tekanan reservoir relatip
kecil penurunannya, juga minyak berada di dalam reservoirnya akan terus semakin
ringan dan mengalir dengan baik, maka untuk reservoir jenis ini akan mempunyai
umur dan recovery sekitar 20 - 60 %, yang lebih besar jika dibandingkan dengan
jenis solution gas drive. Sehingga residual oil yang masih tertinggal di dalam
reservoir ketika lapangan ini ditutup adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan
jenis solution gas drive.

2.2.1.4. Segregation Drive Reservoir


Segregation drive reservoir atau gravity drainage merupakan energi
pendorong minyak bumi yang berasal dari kecenderungan gas, minyak, dan air
membuat suatu keadaan yang sesuai dengan massa jenisnya (karena gaya gravitasi).
Mekanisme pendorong ini sering ditemui pada reservoir dengan relief struktur
geologi yang tinggi, dimana zona minyak ditutupi oleh suatu gas cap.
Tenaga pendorong jenis ini disebut juga gravity drive atau external gas
drive, yang mempunyai karakteristik, yaitu :
- Penurunan tekanan kurang tajam dibandingkan dengan depletion drive.
- Kenaikkan GOR cukup cepat, hal ini disebabkan karena mobilitas gas yang lebih
besar dari mobilitas minyak sehingga produksi gas naik naik dengan cepat.
- Produksi air dianggap tidak ada atau diabaikan.
- Recovery faktor yang didapat 20 60 %.
27

Gravity drainage mempunyai peranan yang penting dalam memproduksi


minyak dari suatu reservoir. Sebagai contoh bila kondisinya cocok, maka recovery
dari solution gas drive reservoir bisa ditingkatkan dengan adanya gravity drainage
ini. Demikian pula dengan reservoir-reservoir yang mempunyai energi pendorong
lainnya.
Seandainya dalam reservoir itu terdapat tudung gas primer (primary gas cap)
maka tudung gas ini akan mengembang sebagai proses gravity drainage tersebut.
Reservoir yang tidak mempunyai tudung gas primer segera akan mengadakan
penentuan tudung gas sekunder (secondary gas cap).
Besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak, permeabilitas
zona produktif, dan juga dari kemiringan formasinya. Faktor-faktor kombinasi seperti
misalnya, viskositas rendah, specific gravity rendah, mengalir pada atau sepanjang
zona dengan permeabilitas tinggi dengan kemiringan lapisan cukup curam, ini
semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam pergerakan minyak dalam struktur
lapisannya (Gambar 2.16).

Gambar 2.16.
Gravity Drainage Drive Reservoir 15)

Dalam reservoir gravity drainage perembesan airnya kecil atau hampir tidak
ada produksi air. Laju penurunan tekanan tergantung pada jumlah gas yang ada. Jika
produksi semata-mata hanya karena gas gravitasi, maka penurunan tekanan dengan
berjalannya produksi akan cepat. Hal ini disebabkan karena gas yang terbebaskan
dari larutannya terproduksi pada sumur struktur sehingga tekanan cepat akan habis.
Karakteristik segregation drive reservoir ditunjukkan oleh Gambar 2.17.
28

Gambar 2.17.
Kelakuan Gravity Drainage Reservoir 15)
2.2.1.5. Combination Drive Reservoir
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa reservoir minyak dapat dibagi dalam
beberapa jenis sesuai dengan jenis energi pendorongnya. Tidak jarang dalam keadaan
sebenarnya energi-energi pendorong ini bekerja bersamaan dan simultan. Bila
demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan
kombinasi beberapa energi pendorong, sehingga dikenal dengan nama combination
drive reservoir. Kombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas cap drive dengan
water drive. Sehingga sifat-sifat reservoirnya jadi lebih kompleks jika dibandingkan
dengan energi pendorong tunggal (Gambar 2.17.).
Suatu reservoir dengan jenis mekanisme pendorong combination drive ini
memiliki karakteristik, yaitu :
- Penurunan tekanan relatif cepat, karena perembesan air dan
pengembangan gas tidak cukup untuk mempertahankan reservoir.
- Perembesan air secara perlahan masuk di bagian bawah
reservoir.
- Bila adanya gas cap yang kecil, akan meningkatkan kenaikkan
GOR apabila gas tersebut mengembang.
- Recovery faktor lebih besar daripada depletion drive, tetapi
lebih rendah dari water drive dan gas drive.
29

Gambar 2.18.
Combination Drive Reservoir 15)
Gambar (2.18). merupakan salah satu contoh kelakuan dari combination
drive dengan water drive yang lemah dan tidak ada tudung gas pada reservoirnya.
Gas oil ratio yang konstan pada awal produksi dimungkinkan bahwa tekanan
reservoir masih di atas tekanan jenuh. Di bawah tekanan jenuh, gas akan bebas
sehingga gas oil ratio akan naik.

Gambar 2.19.
Kelakuan Combination Drive Reservoir 15)

2.3. Heterogenitas Reservoir


2.3.1. Pengertian Heterogenitas Reservoir
30

Dalam studi reservoir sering digunakan anggapan bahwa formasi bersifat


homogen dengan ketebalan serba sama (uniform thichknes), lapisan produktif
horisontal, distribusi porositas konstan dan permeabilitas sama disetiap arah
(isotropik). Pada kenyataannya struktur reservoir sangat kompleks sebab
mengandung heterogenitas mulai dari ukuran (skala) beberapa milimeter, centimeter
bahkan kilometer. Dari ukuran inti batuan maupun data singkapan diketahui bahwa
heterogenitas merupakan sifat alami pada batuan reservoir. Proses-proses geologi
seperti proses sedimentasi, erosi, glasiasi dan tektonik berperan menghasilkan batuan
tidak seragam. Jadi heterogenitas merupakan ketidakseragaman (variasi) sifat fisik
batuan dan fluida dari satu lokasi satu ke lokasi yang lainya dalam suatu reservoir,
diakibatkan oleh proses pengendapan, patahan, lipatan, diagenesa lithologi batuan
dan perubahan jenis maupun sifat fluida.

2.3.2. Klasifikasi Heterogenitas reservoir


Dalam mempelajari perkembangan reservoir selalu dimulai dari studi geologi
yang menguraikan luasan reservoir dan heterogenitas reservoir dalam skala yang
berlainan. Heterogenitas reservoir sangat berpengaruh pada perilaku reservoir dan
distribusinya sangat penting untuk mengevaluasi reservoir. Adapun klasifikasi
heterogenitas reservoir dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Heterogenitas reservoir skala mikroskopis.
2. Heterogenitas reservoir skala makroskopis.
3. Heterogenitas reservoir skala megaskropis.

Anda mungkin juga menyukai