Komunikasi Serat Optik
Komunikasi Serat Optik
SERAT OPTIK
V = c/n (3.1)
Di mana :
n = Refractive index atau indeks bias.
V = Kecepatan rambat cahaya dalam material.
1
Gambar 3.1 Perambatan gelombang pada serat optik
Sin 1 n 2
(3.3)
Sin 2 n1
Cahaya yang bergerak dari materi dengan indek bias lebih besar (padat) ke materi
dengan indeks bias lebih kecil (tipis) maka akan bergerak menjauhi sumbu tegak lurus
(garis normal). Sudut datang lebih kecil daripada sudut bias. Cahaya yang bergerak dari
materi dengan indek bias lebih kecil (tipis) ke materi dengan indeks bias lebih besar
(padat) maka akan bergerak mendekati sumbu tegak lurus (garis normal). Sudut datang
lebih besar daripada sudut bias. Dari persamaan (3.3) didapat bahwa jika 2 = 90 , maka
Sin 2 = 1. Sehingga diperoleh persamaan (3.4):
2
n2
Sin 1 ( 3.4)
n1
Jika cahaya merambat dengan sudut datang (1) dan sudut bias (2) sebesar 90,
maka 1 disebut sudut kritis (c) yang ditunjukkan pada gambar 3.2 dan persamaannya
menjadi persamaan (3.5):
n2
Sin c (3.5)
n1
Dalam keadaan ini tidak ada cahaya yang direfraksikan bila 1 c. Bila cahaya
memasuki salah satu ujung serat optik, sebagian besar cahaya terkurung di dalam fiber
dan akan dituntun ke ujung jauh. Serat optik disebut sebagai penuntun cahaya (light
guide). Cahaya datang direflesikan saat sudut datang lebih besar dari c. Kondisi ini
disebut sebagai Total Internal Reflection, yang dapat terjadi hanya saat cahaya bergerak
dari material dengan indeks bias lebih besar ke material dengan indeks bias lebih kecil.
Cahaya tetap berada dalam serat karena dipantulkan secara total oleh permukaan sebelah
dalam serat.
Pantulan dalam total (Total Internal Reflection) dapat terjadi bila dipenuhi 2 (dua)
hal berikut :
1. Indek bias inti (n1) lebih besar dari cladding (n2)
2. Sudut masuk cahaya harus lebih besar dari sudut kritis.
3
Nilai maksimum dari sudut luar c(maks), dimana cahaya akan merambat didalam
serat, diperoleh dari persamaan (3.6). Sudut ini dinamakan sudut penerimaan atau
setengah sudut kerucut penerimaan (Numerical Aperture = NA). dimana NA adalah
Numerical Aparture, n1 adalah Indeks bias core, n2 adalah Indeks bias cladding, dan n0
adalah Indeks bias pelepasan.
n1 n2
2 2
0 maks Sin
1
(3.6)
n0
NA Sin c maks
2 2
n1 n 2 (3.7)
Gambar 3.3 Kerucut penerimaan yang diperoleh dengan memutar sudut penerimaan
terhadap sumbu serat
Gambar 3.4 Setiap cahaya yang diarahkan ke ujung serat di dalam kerucut akan diterima
dan diteruskan ke ujung jauh
3.1.2 Jenis Kabel Serat Optik
4
Cahaya dapat merambat dalam serat optik melalui sejumlah lintasan yang
berbeda. Lintasan cahaya yang berbeda-beda ini disebut mode dari suatu serat optik.
Ukuran diameter core menentukan jumlah mode yang ada dalam suatu serat optik. Serat
optik yang memiliki lebih dari satu mode disebut serat optik multimode. Serat optik yang
hanya satu mode saja disebut serat optik single mode, serat optik single mode memiliki
ukuran core yang lebih kecil.
Dari keterangan di atas didapat bahwa serat optik terbagi 3 (tiga), yaitu Step index
multimode, Graded index multimode dan Step index single mode.
1. Step index multimode
Step indeks multimode adalah serat optik yang mempunyai indeks bias core yang
konstan. Profil indeks biasnya ditunjukkan pada gambar 3.5. Ukuran core besar
(50mm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis. Penyambungan kabel lebih mudah
karena memiliki core yang besar. Namun memiliki kelemahan yaitu mudah terjadi
dispersi, dan hanya dapat digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate
rendah.
5
Gambar 3.6 : Profil Indeks Bias Graded Indeks Multimode
6
dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi
besarnya sudut kritis). Indek bias (n) Core selalu lebih besar daripada indek bias
Cladding (Nc > Nd)
3. Coating
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis sebagai pengkodean warna. Terbuat
dari bahan plastik, serta berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan.
3.7 ( a)
3.7 ( b )
Gambar 3.8 : Struktur dasar serat optik dilihat dari samping (a) dan depan (b)
7
10. Konsumsi daya rendah.
Selain keuntungan di atas, serat optik juga memiliki kerugian antara lain :
1. Tidak menyalurkan energi listrik, sehingga diperlukan catuan listrik dari luar untuk
mencatu sistem repeater, transmistter & receiver.
2. Perangkat sambung relatif lebih sulit, karena terbuat dari gelas silica, memerlukan
penanganan yang lebih hati-hati.
3. Perangkat terminasi lebih mahal.dan perbaikannya lebih sulit
Ada dua jenis kabel optik, yaitu pipa longgar (Loose Tube) dan alur
1. Loose Tube
Serat optik ditempatkan di dalam Loose Tube yang terbuat dari bahan PBTP
(Polybutylene Terepthalete) dan berisi jelly. Saat ini sebuah kabel optik maksimum
mempunyai kapasitas 8 loose tube, di mana setiap loose tube berisi 12 serat optik.
Penampang kabel jenis loose tube ditunjukkan pada gambar 3.9.
8
b. Konstruksi loose tube yang berbentuk longgar tersebut mempunyai tujuan agar
serat optik dapat bebas bergerak, tidak langsung mengalami tekanan atau
gesekan yang dapat merusak serat pada saat instalasi kabel optik.
c. Thixotropic gel adalah bahan semacam jelly yang berfungsi melindungi serat
dari pengaruh mekanis dan juga untuk menahan air. Sebuah loose tube dapat
bersisi 2 sampai dengan 12 serat optik. Sebuah kabel optik dapat bersisi 6
sampai dengan 8 loose tube.
d. HDPE Sheath atau High Density Polyethylene Sheath yaitu bahan sejenis
polyethylene keras yang digunakan sebagai kulit kabel optik berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis pada saat
instalasi.
e. Alumunium tape atau lapisan alumunium ditempatkan diantara kulit kabel dan
water blocking berfungsi sebagai konduktivitas elektris dan melindungi kabel
dari pengaruh mekanis.
f. Flooding gel adalah bahan campuran petroleum, synthetic dan silicon yang
mempunyai sifat anti air. Flooding gel merupakan bahan pengisi yang
digunakan pada kabel optik agar kabel menjadi padat.
g. PE Sheath adalah bahan polyethylene yang menutupi bagian central strength
member.
h. Central strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah-tengah
kabel optik. Central Strength Member dapat merupakan: pilinan kawat baja,
atau Solid Steel Core atau Glass Reinforced Plastic. Central Strength member
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat instalasi.
i. Peripheral Strain Elements terbuat dari bahan polyramid yang merupakan
elemen pelengkap optik yang diperlukan untuk menambah kekuatan kabel
optik. Polyramid mempunyai kekuatan tarik tinggi.
2. ALUR (Slot)
Serat optik ditempatkan pada alur (slot) di dalam silinder yang terbuat dari bahan
PE (Polyethyiene), untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3.10. Pada saat di Jepang
telah dibuat kabel jenis slot dengan kapasitas 1.000 serat dan 3.000 serat.
9
Gambar 3.10 Penampang Kabel Optik Jenis Slot
10
4. Impact
Impact adalah beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai kabel
optik. Berat beban yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak / patah,
sehingga dapat menaikkan optical loss.
5. Crush
Crush atau tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak / patah,
sehingga dapat menaikkan optical loss.
6. Cable Torsion
Torsi yang diberian kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat
11
Tabel 3.2 Kode Warna Tabung
NO Warna Serat
1 Biru
2 Oranye
3 Hijau
4 Coklat
5 Abu abu
6 Putih
7 Merah
8 Hitam
12
Gambar 3.11 : Rugi rugi yang terjadi pada serat optik
b. Microbending loss
Microbending loss diakibatkan oleh tidak homogennya core serat optik yang
terjadi pada saat pembuatan serat. Hal itu dapat dilihat pada gambar 3.13.
13
Gambar 3.13 Rugi rugi karena mikrobending
c. Mode coupling
Gambar 3.14 menunjukkan proses mode coupling. Hal ini terjadi bila sudut sebuah
mode yang direfleksikan berubah karena perubahan diameter inti, pada kasus ini
beberapa mode menyatu (couple). Mode coupling juga terjadi pada sambungan
serat (connection & splices) bila ujung serat disatukan.
14
3.2.2 Rugi-rugi karena instalasi :
Rugi rugi karena instalasi terdiri dari rugi rugi penyambungan, pantulan
fressnell dan bengkokan (macro bending)
1. Rugi-rugi penyambungan
Cara penyambungan ada 3 (tiga) macam yaitu busur api, mekanis dan konektor. Rugi
rugi ini terjadi akibat sambungan pada core serat optik yang satu dengan yang lain.
Redaman terjadi karena goresan maupun debu yang ada pada permukaan core serat
optik yang akan disambung. Masalah yang sering terjadi adalah karena kesalahan
sambungan maupun putusnya sambungan.
2
n 1
r (3.6)
n 1
3.3 Dispersi
15
Dispersi dapat didefinisikan sebagai lebar pulsa cahaya output yang dihasilkan
oleh sebuah pulsa input ideal dengan lebar mendekati nol. Dalam praktis: pulsa input =
tp1, pulsa output = tp2 dan Dispersi = Dt, didefinisikan sebagai persamaan (3.7). Dispersi
diukur dalam waktu : nano detik (10-9), atau pico detik (10-12).
2
t tp 2 tp1
2
1
2 (3.7)
Pulsa cahaya yang dikirim diinginkan diterima dalam keadaan utuh seperti gambar 3.17.
Bila loss terlalu besar sehingga A kecil dan tidak dapat dideteksi, diperlukan
pengulang (repeater) seperti ditunjukkan pada gambar 3.18.
Gambar 3.18 Pengiriman Pulsa Cahaya Dalam Serat Optik dengan Repeater
Pulsa-pulsa yang melebar dapat menyatu dengan pulsa yang terdahulu dan
berikutnya. Pulsa-pulsa dapat dipisahkan dengan menjauhkan satu dari yang lain pada
pemancar, mengurangi laju bit maksimum Pada laju bit yang tinggi, panjang maksimum
yang semula dibatasi oleh pengaruh dispersi. Pulsa cahaya yang dikirim ke dalam serat
optik akan mengalami pelebaran.
Dispersi pada serat optik terdiri dari dispersi intramode dan dispersi intermode
16
1. Dispersi intramode
Terjadi karena banyaknya mode dalam sebuah serat seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3.19, waktu tempuh masing-masing mode berbeda. Pulsa yang diterima
adalah penjumlahan dari pulsa-pulsa mode, dimana masing-masing diperlambat
dengan waktu yang berbeda yang menyebabkan adanya delay propagasi
Keterlambatan total yang terpendek adalah yang merambat lurus. Dispersi ini sangat
berpengaruh pada serat multi mode.
2. Dispersi intermode
Disebabkan karena cahaya yang masuk kedalam serat terdiri dari beberapa panjang
gelombang. Dispersi ini berhubungan lebar spektrum panjang gelombang. Dispersi ini
umumnya diberikan dalam bentuk ps/km.nm. Pada serat optik single mode, dispersi
ini yang berpengaruh.
17
Fungsinya untuk menyalurkan informasi (suara, gambar, data) antar titik yang
terdapat pada jaringan telekomunikasi. Menurut jenisnya sistem transmisi terdiri dari
transmisi fisik dan non fisik. Dan berdasarkan aplikasinya sistem sistem transmisi terdiri
dari jaringan akses, junction (MEA) dan trunk. Alternatif teknologi transmisi pada sistem
komunikasi serat optik ada 3 (tiga) macam yaitu SDM, WDM dan TCM.
1. SDM (Space Division Multiplexing)
Suatu sistem transmisi pada sistem JARLOKAF dimana sinyal kirim dan sinyal
terima dikirim melalui serat optik yang berbeda. Panjang gelombang yang
digunakan adalah 1310 nm untuk sinyal kirim dan sinyal terima. Jumlah serat optik
yang digunakan 2 (dua) buah seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.20.
18
Suatu sistem transmisi pada sistem JARLOKAF dimana sinyal kirim dan sinyal
terima dikirim pada saat yang berbeda dan secara bergantian. Panjang gelombang
yang digunakan adalah 1310 nm untuk sinyal kirim dan sinyal terima. Jumlah serat
optik yang digunakan 1 (satu) buah seperti pada gambar 3.22.
Komposisi dasar pada komunikasi serat optik dapat dilihat pada gambar 3.23.
Keterangan :
LED : Light Emitting Diode
LASER : Light Amplification by Stimulation Emission of Radiation
PIN : Positive Intrinsic Negative
APD : Avalanche Photo Diode
19
digunakan bergantung pada bit rate data yang akan ditransmisikan dan pertimbangan
ekonomi (harga dari sumber optik).
20
b. Memiliki lebar-bidang atau kecepatan response/tanggapan yang cukup untuk
mengakomodasi bit rate data yang diterima.
c. Hanya memberikan noise tambahan minimum
d. Tidak peka terhadap perubahan suhu.
Pada sistim transmisi serat optik digunakan dua jenis photodetector yaitu :
a. Diode PIN/ FET (Positive Intrinsic Negative/ Field Effect Transistor)
b. APD (Avalanche Photo-Diode).
21
Syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan sarana sambung kabel diantaranya,
harus mampu melindungi serat dari gangguan alam dan mekanis seperti air, getaran,
panas, tension, reaksi kimia, dan bending / tekukan.
Urutan pelaksanaan penyambungan serat optik adalah sebagai berikut :
a. Kupas kulit kabel menggunakan Lupsheat Cutter, panjang kupasan sesuaikan dengan
jenis penyambungan yang dipakai seperti gambar berikut :
b. Ambil salah satu ujung serat optik kemudian kupas pelindung serat optik
(secondary coating) tersebut dengan fiber stripper, panjang ujung serat optik yang
dikupas 4 cm seperti pada gambar 3.26.
c. Ambil salah satu ujung serat optik kemudian pasang sleeve protector.
d. Bersihkan ujung serat optik tersebut (untuk menghilangkan primary coating)
dengan tissue yang telah dibasahi dengan alkohol 90%.
e. Potong ujung serat optik tersebut dengan Fiber cutter/ Fiber cleaver.
Bila hasil potongan maupun pembersihan berhasil baik maka proses
penyambungan dapat dilaksanakan, namun bila hasil potongan dan/ atau
pembersihan tidak baik maka proses diatas harus diulang. Laksanakan
pemotongan dan pembersihan pada ujung serat optik dari kabel pasangannya
kemudian sambungkan, jangan lupa untuk memasukan selonsong sambung pada
salah satu serat sebelum penyambungan serat tersebut. Pemotongan dan
22
pembersihan dilaksanakan satu persatu setelah fiber sebelumnya disambungkan,
perhatikan kode warna dari masing-masing serat optik jangan sampai tertukar.
f. Gambar 3.27 adalah gambar alat penyambung serat optik yang disebut fusion
splicer. Untuk fusion splicer yang berjalan otomatis bila hasil pemotongan baik
maka tidak memunculkan message error pada layar monitor.
23
Gambar 3.28 Selonsong serat optik
24
BAB IV
4.1 Umum
Gambar 4.1 menunjukkan jaringan akses, yaitu jaringan transmisi yang
menghubungkan antara terminal pelanggan (UNI/ User Network Interface) dan sentral
lokal (SNI/ Service Network Interface).
Dalam komunikasi dikenal ada 3 jenis jaringan akses :
1. Jaringan Lokal Akses Tembaga ( Jarlokat )
2. Jaringan Lokal Akses Fiber ( Jarlokaf )
3. Jaringan Lokal Akses Radio ( Jarlokar )
JARINGAN AKSES :
POTS
JARLOKAT
JARLOKAF
JARLOKAR
EXCHANGE ISDN
TMN
DATA
25
4.2 Jenis layanan Jarlokaf
Klasifikasi layanan jarlokaf berdasarkan lebar pita adalah jasa pita sempit (narrow
band) dan jasa pita lebar (broadband). Sedangkan berdasarkan sifat interaksi
komunikasi,layanannya terdiri dari jasa ritrif (memungkin untuk mengambil data/
informasi), interaktif (bersifat dua arah) dan distributif (broadcasting)
Contoh-contoh layanan yang dapat didukung oleh jarlokaf antara lain :
1. POTS (Plain Old Telephony Service)
2. ISDN Basic Rate Access (BRA)
3. ISDN Primary rate access (PRA)
4. 2,048 Mbit/s digital leased line
5. 64 kbit/s digital leased line
6. n x 64 Kbit/s digital leased line
7. 2 W/4W analog leased line
Selain service tersebut di atas jarlokaf dapat juga mensuport layanan broadcast dan
layanan interactif secara simultan yaitu CATV dan VOD (Video on Demand)
26
2 Mbps
JARINGAN POTS
AKSES
EXCHANGE V5.x ISDN
Qan
Qle
DATA
c. Interface V5.1
Pada interface ini setiap link menggunakan 2 Mb/s. Satu link V5.1 dapat melayani 30
pelanggan biasa atau 15 ISDN, mempunyai alokasi kanal tetap (fixed channel
alocation) dan pensinyalan pada time slot 15, 16, 31 pada kondisi normal
menggunakan TS 16.
d. Interface V5.2
Interface ini menggunakan multi link sampai dengan 16 link 2048 Kb/s. Didukung
fungsi konsetrator pada AN, sehingga lebih banyak pelanggan yang dapat dihubungi.
Interface ini juga dapat mendukung aplikasi POTS, ISDN BRA dan ISDN PRA
berhubungan dengan LE mana saja), Memiliki sistem proteksi dan Dynamic channel
allocation
27
4.5 Modus Aplikasi jarlokaf
Sistem jarlokaf minimum terdiri dari satu perangkat optoelektronik di sisi sentral
dan satu perangkat opto-elektronik di sisi pelanggan Lokasi perangkat opto-elektronik di
sisi pelanggan disebut Titik Konversi Optik (TKO).
Jenis modus aplikasi jarlokaf ditentukan oleh lokasi/penempatan TKO.
1. Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak didalam gedung, biasanya ditempatkan di basement, Terminal pelanggan
terhubung ke TKO lewat kabel tembaga indoor (IKR). Modus aplikasi tersebut
ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut.
28
3. Fiber To The Curb (FTTC)
Gambar 4.5 menunjukkan gambar arsitektur FTTC. TKO ditempatkan diluar
bangunan baik didalam kabinet, di atas tiang atau di dalam manhole. Terminal
pelanggan terhubung ke TKO lewat kabel tembaga antara 0,2 ~ 0,5 Km. FTTC dapat
dianalogikan sebagai pengganti KP (Kotak Pembagi).
29
1. PON (Passive Optical Network)
Merupakan sistem jarlokaf yang memiliki topologi jaringan point to multipoint
(Multiple star). Untuk membentuk jaringan point-to-multipoint digunakan komponen
pencabang pasif (passive splitter). Diterapkan untuk pelanggan dalam cluster-cluster yang
berukuran kecil (4 ~ 120). Jaringan optik PON dapat digunakan bersama-
sama/diintegrasikan untuk jaringan distribusi/ broadcast (CATV). Konfigurasinya dapat
digambarkan seperti pada gambar 4.7.
subscriber
Keterangan :
LE = Local Exchange
OLT = Optical Line Terminal
ONU = Optical Network Unit
PON = Passive Optical Network
AON = Active Optical Network
PS = Passive Splitter
AS = Active Splitter
Fungsi Bagian Penyusun PON (mengacu PPJT-KAF ver1.0), yaitu OLT (Optical
Line Terminal), ODN ( Optical Distribution Network), PS (Passive Splitter) dan ONU
(Optical Network Unit).
a. OLT
Berfungsi untuk interfacing dengan sentral lokal, multiplexing/demultiplexing,
Cross-connect & Controller, Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE).
30
b. ODN
Berfungsi untuk transport dan distribusi data dari OLT ke ONU.
c. Passive Splitter
Berfungsi untuk :mendistribusikan daya optik ke semua cabang.
d. ONU
Berfungsi untuk interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE),
Multiplexing/Demultiplexing, Interfacing dengan terminal pelanggan.
Keterangan :
LE = Local Exchange
CT = Central Terminal
RT = Remote Terminal
31
1. CT (Central terminal) di sisi sentral
Fungsi CT adalah Interfacing dengan sentral lokal, multiplexer/demultiplexer,
crossconnect dan controller, interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
2. RT (Remote Terminal) di sisi pelanggan
Fungsi RT adalah interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE),
multiplexer/demultiplexer, interfacing dengan pelanggan
DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau untuk
gedung bertingkat (high rise building). Ada beberapa jenis perangkat DLC yang
digunakan PT.TELKOM. Diantaranya adalah DLC COMLINE, DLC Taylin, DLC ZTE,
DLC AMAS LAG 1900, DLC Fastlink.
1. DLC COMLINE
Bentuk dari perangkat dan rak modul DLC comline dapat dilihat masing masing pad
gambar 4.9 dan gambar 4.10. Perangkat DLC Comline terdiri dari beberapa modul
utama, diantaranya :
a. R-PSU, yaitu modul yang berfungsi sebagai power supply
b. RI-POTS, adalah modul pelanggan biasa dengan kapasitas 6 pelanggan tiap
modulnya.
c. RIA-POTS, adalah modul pelanggan wartel dengan kapasitas 6 pelanggan tiap
modulnya.
d. Modul E1, untuk proses transmisi dari sentral ke Remote.
e. CPU, merupakan modul yang berfungsi mengatur kerja modul modul yang ada
di perangkat.
f. CBA, sebagai pengatur tegangan pada tiap tingkatan raknya.
32
Gambar 4. 9 Perangkat DLC Comline
2. DLC Taylin
Seperti halnya DLC Comline, modul DLC Taylin juga disusun dalam rak modul
seperti pada gambar 4.11. Modul - modul pada DLC Taylin diantaranya :
33
a. LC51, sebagai modul pelanggan biasa yang berkapasitas 6 pelanggan tiap
modulnya.
b. LC58A, Sebagai Modul pelanggan Wartel, juga berkapasitas 6 pelanggan tiap
modulnya.
c. CP01, berfungsi mengontrol modul modul lain.
d. PS53, berfungsi sebagai Power Supply.
3. DLC ZTE
Perbedaan perangkat DLC ZTE dengan perangkat DLC sebelumnya adalah
kapasitas dari modul pelangganya. Beberapa modul yang digunakan pada perangkat
remote DLC ZTE diantaranya :
a. ALC, yaitu modul pelanggan biasa yang berkapasitas 32 pelanggan tiap
modulnya.
b. RALC, yaitu modul pelanggan wartel yang berkapasitas 16 pelanggan tiap
modulnya.
c. TPU, merupakan modul yang mengatur hubungan remote ke STO.
d. TSLC, merupakan modul supervisory, yaitu untuk pemantauan jarak jauh kinerja
perangkat melalui komputer.
Gambar dari rak modul pada DLC ZTE dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut.
34
Gambar 4.12 Rak Modul DLC ZTE
35
Gambar 4.13 Rak Modul DLC AMAS
5. DLC Fastlink
Perangkat DLC ini merupakan keluaran dari SIEMENS, sehingga dikenal juga
dengan DLC Siemens. DLC ini baru 1 yang digunakan di Medan, yaitu di perangkat DLC
Medan Fair Plaza. Gambar dari Rak modulnya dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut:
36
Gambar 5.1 Pemasangan core serat optik pada closure oleh petugas Telkom
DAFTAR PUSTAKA
37