Anda di halaman 1dari 5

Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di Negara sedang

berkembang, ketimbang Negara yang sudah maju. 36% (atau kira-kira 1400 juta
orang) dari pekiraan populasi 3800 juta orang di Negara sedang berkembang
menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi dinegara maju hanya sekitar 8%
(atau sekitar 100 juta) dari perkiraan populasi 1200 juta orang. (Arisman, 2009).

dinegara berkembang dibanding di negara maju. Secara keseluruhan terjadinya


anemia saat kehamilan merupakan Indikator yang baik untuk wanita hamil. Anemia
yang moderate dan parah merupakan akibat dari asupan zat besi yang tidak
memadai dan adanya infeksi yang terjadi pada ibu hamil.

Survey Unicef, 2005 menunjukkan bahwa hampir seluruh populasi yang disurvey
secara global di hampir semua negara di dunia terkena anemia. Angka prevalensi
anemia secara global diseluruh dunia dari tahun 1995-2005 adalah tertinggi pada
anak usia pra sekolah sebanyak 76,1%, ibu hamil 69%, wanita usia subur 73,5%,
sedikit rendah pada anak usia sekolah 33% dan laki-laki 40,2% serta pada usia
lanjut 39,1%. (Unicef, 2005). Khusus untuk wilayah Asia Tenggara dan Western
Pacific memiliki prevalensi anemia tertinggi untuk anak prasekolah, wanita hamil
dan wanita usia subur.

Kejadian anemia yang terjadi Apabila dibandingkan pada beberapa negara terlihat
bahwa persentase anemia tertinggi pada ibu hamil tahun 1990 terjadi di Papuan
Nugini yang hampir mencapai 80%, Indonesia sekitar 60%, dan yang terendah
adalah <20% di Negara Thailand dan <10% di Malaysia. Sekitar tahun 2003 negara
Myanmar menunjukkan prevalensi anemia tertinggi yaitu >70%.

Berdasarkan data dari WHO, 2008 menunjukkan prevalensi anemia tertinggi terjadi
pada anak prasekolah yaitu sebesar 47,4%, pada ibu hamil sebesar 41,8% dan pada
wanita usia subur 30,2%. Anemia yang terjadi baik pada anak prasekolah, ibu hamil
dan wanita usia subur semuanya tertinggi pada wilayah Afrika dan Asia Tenggara.

Apabila dibandingkan pada berbagai Negara didunia dapat dilihat persentasenya


adalah untuk prevalensi anemia pada anak prasekolah dengan kategori normal
(<5%) hanya terdapat di wilayah Amerika (USA), kategori ringan (5,0-19,9%)
terdapat di wilayah Eropa (Spanyol, Perancis, Inggris, Portugal, Swedia, Polandia,
dan Finlandia), Canada, Greenland, Jepang dan Australia. Termasuk kategori
moderate (20,0-39,9%) terdapat diwilayah Rusia, Mongolia, China, Iran, Arab Saudi,
Mesir dan Lybia, Afrika Selatan, Malaysia, Brunai Darussalam. Termasuk daerah
yang parah (severe: >40%) yaitu daerah Afrika, Pakistan, India, Madagascar, Papua
Nugini dan Indonesia.

Kemudian prevalensi anemia pada berbagai Negara didunia, khusus untuk


prevalensi anemia pada ibu hamil dengan kategori normal (<5%) tidak ada, ini
mengartikan bahwa semua Negara memiliki prevalensi yang tinggi terhadap anemia
khususnya untuk ibu hamil. Kategori ringan (5,0-19,9%) terdapat di wilayah
Amerika, Eropa (Spanyol, Perancis, Inggris, Portugal, Swedia, Polandia, dan
Finlandia), Canada, Grrenland, Jepang dan Australia. Termasuk kategori moderate
(20,0-39,9%) terdapat diwilayah Rusia, Mongolia, China, Arab Saudi, Afrika Selatan,
Malaysia, Brunai Darussalam dan Lybia. Termasuk daerah yang parah (severe:
>40%) yaitu daerah Afrika, Mesir, Iran, Turki, India, Indonesia, dan Papua Nugini.

Prevalensi anemia pada wanita usia subur (produktif) untuk berbagai Negara di
dunia , khusus yang termasuk pada kategori normal (<5%) tidak ada, ini
mengartikan bahwa semua negara juga memiliki prevalensi yang cukup tinggi
terhadap anemia khususnya untuk wanita diusia produktif. Kategori ringan (5,0-
19,9%) terdapat di wilayah Amerika (Canada,Argentina) Eropa (Spanyol, Perancis,
Inggris, Portugal, Swedia, Polandia, dan Finlandia), Rusia, Mongolia, China dan
Australia. Termasuk kategori moderate (20,0-39,9%) terdapat diwilayah Brazil,
Lybia, Mesir, Saudi Arabia, Iran, Afrika Selatan, Indonesia, Malaysia, Brunai
Darussalam . Termasuk daerah yang parah (severe: >40%) yaitu daerah Afrika,
Papua Nugini dan India.

Global Report tahun 2009 menyatakan bahwa dengan menurunkan atau


menghilangkan angka prevalensi anemia pada orang dewasa dapat meningkatkan
produktivitas hingga 17%. Hal ini equivalen dengan peningkatan GDP (Gross
Domestic Product) sebesar 2% terutama bagi Negara-negara yang prevalensi
anemianya tinggi.

https://adingpintar.wordpress.com/2013/03/10/masalah-gizi-mikro-di-indonesia-dan-
beberapa-negara-di-dunia/

Arisman. 2010. Gizi Dalam daur Kehidupan. EGC. Jakarta


Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan
Dasar . Jakarta

UNICEF, World Bank, USAID, GAIN, Micronutrient Initiative, Flour Fortification


Initiative (Global Report). 2009. Investing in the Future : A United Call to Action on
Vitaminand Mineral Deficiencies .

Unicef.2005. Child Survival Mortality Immunization Nutrition Water And Sanitation.


Edvance Humanity ; HEALTH

WHO. 2008. Worldwide Prevalence of Anaemia 1993-2005 : WHO Global Data Base
Anemia. Atlanta< Georgia.

WHO. 2009. Global Prevalence of Vitamin A Deficiency in Population at risk 1995-


2005 ; WHO Global Database on Vitamin A Deficiency. Geneva

Share this:
1. Refleks menghisap (sucking reflex)
2. 2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)
3. 3. Refleks leher (tonic neck reflex)
4. 4. Refleks mencari (rooting reflex
5. 5. Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba
pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang
mengejutkan.
6. Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari
mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang
dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
7.
8. 7. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang
didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada
secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman

Ikterus Fisiologis (ringan)

Timbul kuning pada umur >24 jam sampai <14 hari

Kuning tidak sampai telapak tangan / telapak kaki

Sumber : Bayi Kuning, Kenali dan Waspadai - Bidanku.com http://bidanku.com/bayi-


kuning-kenali-dan-waspadai#ixzz3T3K6mpOv

kterus Patologis (berat)

Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir, atau

Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari, atau

Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki, atau

Tinja berwarna pucat

Sumber : Bayi Kuning, Kenali dan Waspadai - Bidanku.com http://bidanku.com/bayi-


kuning-kenali-dan-waspadai#ixzz3T3KJYkQp

kterus Patologis
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi. Peningkatan kadar bilirubin total serum . 0,5 mg/dL/jam.

Adanya tanda tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah, letargis,
malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea atau suhu
yang tidak stabil ). Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau
setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.

Tanda & gejala ikterus patologi

Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada umur 14
hari atau lebih, tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan siku. Serum bilirubin
total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 pada bayi
kurang bulan (BBLR). Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24
jam.Ikterus diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah ). Bilirubin direk
lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3 mg/dl/hari, Ikterus
menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 ahri
pada bayi kurang bulan ( BBLR ).

Anda mungkin juga menyukai