Terdapat dua hipotesis utama yang dapat menjelaskan lesi inflamasi pada dermatitis atopik.
Hipotesis pertama mengenai ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh adaptif; hipotesis kedua
tentang barrier kulit yang rusak. . Meskipun dua hipotesis ini tidak berhubungan tetapi saling
melengkapi.
3.1. Hipotesis imunologis. Pada teori ketidakseimbangan imunologi, dermatitis atopik
merupakan hasil dari ketidakseimbangan sel-sel T, terutama jenis sel T helper 1, 2, 17, dan 22
dan juga sel T regulator [14].Pada kasus alergi (dermatitis atopik) khususnya pada keadaan
dermatitis akut, Th2 berdiferensiasi dari sel T CD4 naif yang predominan. Hal ini menyebabkan
peningkatan produksi interleukin, terutama IL4, IL-5, dan IL-13, yang kemudian diikuti
peningkatan IgE, dan berhubungan dengan diferensiasi Th1 yang terhambat.
3.2 hipotesis barrier kulit. Teori kerusakan barrier kulit yang terbaru berasal dari pengamatan
individu terhadap mutasi gen filaggrin meningkatkan resiko berkembangnya dermatitis atopik.
Gen filaggrin mengkodekan protein struktural dalam stratum korneum dan stratum granulosum
yang membantu mengikat keratinosit. Ini mempertahankan penghalang kulit utuh dan stratum
korneum terhidrasi. Ketika gen rusak maka produksi filaggrin akan berkurang, disfungsi barrier
kulit dan transepidermal kehilangan air, yang menyebabkan eksim. Ada bukti yang menunjukkan
bahwa ketika barrier kulit terganggu yang mengakibatkan kulit kering, dapat peningkatan
penetrasi alergen ke dalam kulit, sehingga terjadi sensitisasi alergi, asma, dan demam. Mencegah
kulit kering dan dermatitis aktif di awal kehidupan melalui penerapan emolien, merupakan
pencegahan primer dari perkembangan dermatitis menjadi penyakit saluran pernafasan yang
disebabkan oleh alergi.
Histopatology
Biopsi kulit yang diambil pada bagian tubuh dengan dermatitis atopik akut ditandai dengan
edema intraseluler, perivaskular infiltrat terutama limfosit, dan retensi inti dari keratinosit yang
berpindah ke stratum korneum - disebut parakeratosis. Dermatitis kronik ditandai dengan stratum
korneum menebal, disebut-hiperkeratosis, stratum spinosum menebal (acanthosis), tapi infiltrat
limfositik jarang.
Tabel. 1 Tabel. 2
Ciri Utama Ciri Penting Fototerapi
Ciri yang Pengobatan
(Keluhan berhubungan Sistemik
Utama)
Gatal Onset yang respon
terjadi pada usia pembuluh darah
muda atipikal (yaitu,
wajah pucat,
white
dermographism)