Anda di halaman 1dari 6

Uji Antikanker Ekstrak Metanol Daun Dandelion (Taraxacum officinale)

Sebagai Penghambat Pertumbuhan Sel Kanker Payudara MCF-7/AZ

Oleh :

Dewantoro

652013046

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara menempati urutan pertama selama lima tahun terakhir pada
pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia berdasarkan data dari Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2012. Kanker payudara merupakan kanker
dengan angka kejadian tertinggi yang diderita oleh para wanita di Indonesia, yaitu
sebesar 26 per 100.000 perempuan. Kanker tersebut merupakan penyebab utama
kematian wanita di berbagai belahan dunia (Anonim, 2012).
Metode pengobatan kanker yang banyak digunakan saat ini adalah metode
kemoterapi, radiasi, dan operasi. Metode-metode tersebut bertujuan untuk mengangkat
jaringan kanker atau mematikan sel kanker. Akan tetapi, metode-metode tersebut belum
maksimal, bahkan memberikan efek samping pada sel normal yang berada di sekitar
sel kanker atau organ lain. Operasi akan berhasil pada beberapa tumor yang telah
berkembang, tetapi sulit mengobati pada stadium awal metastasis. Pengobatan dengan
radiasi mampu membunuh tumor lokal namun radiasi juga akan membunuh sel normal
di sekitarnya. Sedangkan kemoterapi juga dapat menimbulkan resistensi sel kanker,
sehingga senyawa antikanker tersebut tidak sensitif (Lockhsin et al., 2007). Oleh
karena itu, metode pengobatan kanker yang lebih aman sangat perlu dikembangkan.
Salah satu metode pengobatan kanker yang telah dan masih terus dikembangkan
adalah penggunaan agen antikanker dari bahan alam. Penggunaan bahan alam relatif
lebih aman karena efek sampingnya relatif kecil jika dibandingkan dengan operasi,
kemoterapi, dan radiasi. Apabila digunakan dengan tepat, agen antikanker dari bahan
alam tidak memberikan efek samping karena sifatnya yang alami sehingga dapat
dicerna oleh tubuh. Agen antikanker dari bahan alam mampu mengobati pada sumber
penyakit dengan memperbaiki sel-sel, jaringan, dan organ tubuh yang rusak dengan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Kamuhabwa et al., 2000). Salah satu agen
antikanker dari bahan alam yang cukup menjanjikan dan masih membutuhkan
eksplorasi lebih lanjut adalah dandelion. Selain memiliki kegunaan sebagai antitumor,
antineoplastik (Koo et al., 2004; Sigstedt et al., 2008), antiinflamasi (
Jeon et al., 2007), cholague (Vogel, 1977), imunostimulan (Luo, 1993), antidiabetes
(Petlevski et al., 2007), antidiuretik (Clare, 2009). Ekstrak air daun Taraxacum
officinale juga memiliki kemampuan menurunkan pertumbuhan dari sel kanker
pauyudara MCF-7/AZ (Sigstedt et al., 2008).
Dandelion merupakan tanaman semak berumpun, berbatang semu atau tidak
berbatang, akar tunggang, kuning kecoklatan. Daunnya tunggal, duduk daun
membentuk roset akar, lonjong, tepi berlekuk, pangkal berpelepah, putih, pertulangan
menyirip, hijau. Bunga berbentuk majemuk, berumpun, bertangkai, berbulu jarang,
berlubang, beralur dan berpelindung, tersusun seperti sisik, bentuk bongkol, mahkota
bentuk cakram, pangkal rambut lebat, hijau muda. Buah berbentuk tabung putih. Biji
berupa padi, pipih memanjang, berusuk, berambut halus seperti beludru kuning
(Syamsuhidayat and Johny, 1991)
Dandelion mengandung polisakarida dalam jumlah banyak utamanya fruktosa dan
inulin, dalam jumlah sedikit pectin, peptin, resin dan musilagi, serta berbagai
flavonoid. Tiga jenis glikosida flovonoid yaitu luteolin 7-glukosida dan luteolin 7-
diglukosida diisolasi dari daun dan bunda daun dandelion (Cordatos, 1992). Tanaman
dandelion juga mengandung asam kafeat, asam kicorat, pollinastanol, taraksasterol,
flavosanthin, lutein 5,6-Epoksida, isorhamnetin 3,7-diglukosida, ixerin D,
deepoksineosanthin, 11-beta, 13-dihidrolaktusin (Taylor and Fancais, 1999).
Untuk saat ini, sangat sedikit penelitian telah melaporkan aktivitas anti-
karsinogenik dari ekstrak daun dandelion. Pemilihan tumbuhan yang digunakan dalam
penelitian tanaman obat pada umumnya adalah tanaman yang secara tradisional diduga
berpotensi sebagai tumbuhan obat dengan khasiat tertentu (Cordell, 2000). Sehingga
informasi yang berkembang di masyarakat dapat dibuktikan secara ilmiah, tidak hanya
sebatas bukti empiris saja. Dandelion yang banyak digunakan sebagai obat kanker
tradisional sangat relevan sekali jika diteliti, sehingga aktivitas antikankernya dapat
diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antikanker ekstrak
metanol daun dandelion terhadap sel kanker payudara MCF-7/AZ..

1.2 Tujuan
Menentukan potensi antikanker ekstrak metanol Daun Dandelion (Taraxacum
officinale) sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF-7/AZ.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dandelion

Tanaman dari genus Taraxacum, juga dikenal sebagai dandelion,adalah


anggota dari keluarga Asteraceae. Tanaman yangtersebar luas di seluruh zona
beriklim hangat daribelahan bumi utara dan telah digunakan selama berabad-abad
sebagaiobat untuk berbagai penyakit oleh beberapa masyarakat.
Dandelionmemainkan peran penting dalam pengobatan tradisional Cina (TCM),
sementara penduduk asli Amerika menggunakan akar dandelion dan herbal
untukmengobati penyakit ginjal, dispepsia dan mulas. dalam tradisionalkedokteran
Arab, dandelion telah diterapkan untuk memperbaikigangguan hati dan limpa,
sedangkan dukun Eropamengizinkan penggunaan dandelion untuk demam, bisul,
masalah mata,diabetes dan diare.Berbagai manfaat kesehatan yang berhubungan
dengan penggunaandandelion telah dikaitkan dengan spesies Taraxacum
tertentusebagai ekstrak dari seluruh tanaman atau bagian tanaman tertentu.
Para peneliti menguji berbagai bagian tanaman ini dan menilai efek pada
kedua jenis kanker berbahaya seperti kanker payudara dankanker prostat. Mereka
menemukanb bahwa bagian daun dandelionmenurunkan pertumbuhan sel kanker
payudara sementara akar dandelionmemblokir kemampuan sel kanker untuk
menyerang jaringan payudara yang sehat dan jaringan prostat yang sehat.Ekstrak
akar dandelion bisa selektif dan efisien membunuh sel kanker tanpa toksisitas pada
sel-sel yang sehat. Peneliti menyimpulkan bahwa akar dandelion dan obat-obatan
alami lainnya memiliki "potensi besar, sebagai obat alternatif non-beracun dan
efektif untuk mode konvensional kemoterapi yang tersedia saat ini."
Ekstrak dandelion ini bekerja dengan membuat sel kanker lebih rentan dan
dihancurkan melalui proses alami tubuh yang dikenal sebagai apoptosis, yang
menyebabkan sel kanker menghancurkan diri sendiri. Studi ini juga menemukan
bahwa ekstrak dari tanamandandelion tampaknya meningkatkan efektivitas
pengobatan kanker lain yang digunakan bersama itu.

Kanker Payudara

Kanker Payudara Kanker berasal dari bahasa latin carcinoma (karsinoma).


Carci berarti kepiting dan oma berarti pembesaran (Mediawiki 2007b). Penamaan
ini kemungkinan dikarenakan jaringan yang mengandung sel kanker secara fisik
memiliki penampakan melintang dengan bagian tengah padat membulat yang
pinggirannya membentuk juluran keluar sehingga mirip seperti kepiting. Istilah lain
yang digunakan untuk menyebut kanker di dunia medis adalah neoplasma dan
tumor. Neoplasma berasal dari bahasa Yunani neos baru dan plasma
pembentukan. Tumor berasal dari bahasa Latin tumere yang artinya
pembengkakan. Ketiga istilah ini (kanker, neoplasma, dan tumor) kerapkali dipakai
untuk menggambarkan hal yang sama, meski kenyataannya berbeda. Tumor
merupakan penamaan bagi setiap bentuk abnormal dari massa sel yang tidak
mengalami inflamasi dan tidak memiliki fungsi fisiologis. Neoplasma diartikan
dengan lebih sempit, yakni sebagai pertumbuhan sel baru yang tidak memiliki
fungsi fisiologis. Tingkat keganasan tumor dibagi menjadi dua, yakni jinak dan
ganas. Tumor jinak merupakan jenis tumor yang tidak menyebar ke jaringan yang
berdekatan, tidak bermetastasis menjadi lebih besar, dan bias dihilangkan dengan
pembedahan minor. Tumor ganas yang disebut kanker, merupakan neoplasma
dengan ciri-ciri bersifat menyebar ke jaringan lain, bermetastasis, dan
menyebabkan kematian bagi inang (penderita). Kanker tergolong karsinoma apabila
berasal dari jaringan epitel dan tergolong sarkoma (sarcoma) apabila berasal dari
jaringan mesenkim (mesenchymal).
Nodul merupakan massa kecil yang berbentuk melingkar atau tak beraturan.
(Mish et al. 1990; Alison 2003). Penelitian ini akan menggunakan istilah nodul
untuk menggambarkan setiap tumor padat yang bentuknya cenderung membulat
dan mengumpul serta dapat dideteksi dengan palpasi atau perabaan. Istilah ini juga
digunakan untuk tumor serupa yang baru diidentifikasi pasca pembedahan.
Penyakit kanker menurut Aryani (2003) ditandai pertumbuhan abnormal sel pada
jaringan tubuh secara terus-menerus dan tidak terkendali. Ada tiga ciri utama yang
menandai keberadaan kanker, yakni kontrol pertumbuhan yang menurun atau tidak
terbatas, invasi pada jaringan setempat, dan metastasis (penyebaran) ke bagian
tubuh lain (Murray et al. 2003). Penyebaran sel kanker dapat dilakukan melalui
aliran darah dan kelenjar getah bening (Mediawiki 2007b). Pertumbuhan yang tidak
terkendali biasanya disebabkan kerusakan DNA yang mengakibatkan mutasi gen
penyandi protein pengendali pertumbuhan. Penyebab kanker terbagi atas faktor
endogen dan factor eksogen. Faktor endogen antara lain gen dan produk-produk
gen, hormon dan enzim tertentu. Faktor eksogen bisa berupa radiasi, senyawa kimia
karsinogen, dan virus (Hahn & Payne 2003). Kanker payudara merupakan salah
satu jenis kanker yang paling sering dijumpai pada wanita. Kemunculannya dapat
ditelusuri sejak zaman Yunani kuno lewat pengamatan yang dilakukan Hipocrates
atas beberapa jenis kanker (Mediawiki 2007b). Besarnya jumlah penderita
mendorong intensifnya penelitian akan topik ini, terutama pada aspek
pengobatannya.
Ada beberapa mekanisme umum yang memicu tumbuhnya kanker.
Sayangnya, etiologi(penyebab penyakit) kanker dalam suatu kasus sulit diketahui
secara pasti karena banyaknya faktor yang mempengaruhi pembentukan,
perkembangan, dan tingkat keganasan kanker payudara. Sebanyak 80% kanker
yang menyerang penduduk Amerika Serikat disebabkan gaya hidup (minum-
minuman keras, merokok, dan diet) dan bahan karsinogen yang terdapat di
lingkungan (Dimarcio 1994). Beberapa faktor yang berperan diantaranya adalah
keberadaan gen p53, gen BRCA1 dan gen BRCA2 (Hahn & Payne 2003; Jerry
2007).
Faktor lain yang berperan dalam memicu kanker payudara adalah
keberadaan hormon estrogen yang abnormal, onkogen (gen pemicu pembelahan sel
secara berlebih), hilangnya gen supresor untuk tumor, dan keberadaan bahan
karsinogen (Warren et al. 2002; Lewis 2003). Penuaan, riwayat keluarga penderita
kanker payudara, kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun, menstruasi dini atau
menopause yang terlambat, konsumsi lemak jenuh, dan penumpukan lemak
berlebih (di paha serta pinggul) juga merupakan faktor penanda resiko penyakit ini
(Hahn & Payne 2003).Keberadaan kanker ini ditandai dengan adanya benjolan,
perubahan ukuran, kulit yang kemerahan, keberadaan areola (lingkaran hitam di
sekitar puting susu), ruam, pengencangan atau pelonggaran payudara, perbedaan
ukuran kedua payudara, dan rasa sakit di daerah payudara (Tjidarbumi 1986).
Deteksi penyakit ini dapatdilakukan melalui pemeriksaan mandiri payudara,
pemeriksaan fisik oleh dokter, mamografi, rotgen, MRI (magnetic resonance
imaging), biopsi, pencitraan inframerah digital (PID), pemeriksaan darah,
pencitraan PET (Positron Electron Transmission), dan pemeriksaan genetik
(Tjidarbumi 1986; Hahn &Payne 2003; Kusminarto 2005; Mediawiki2007b).
Kanker payudara berdasarkanrekomendasi Komisi Gabungan Amerika dapat dibagi
menjadi empat stadium mulai dari stadium satu (yang paling ringan) hingga empat.
Klasifikasi didasarkan atas diameter kanker, metastasis, kondisi kulit, dan
banyaknya nodul kanker (Tjidarbumi 1986). Pengobatan kanker dapat dibagi
menjadi tiga, yakni terapi radiasi, operasi, dan terapi adjuvant (pendamping). Terapi
adjuvan dapat dibagi menjadi terapi hormonal, kemoterapi, dan imunoterapi (Hahn
& Payne 2003). Efek samping pengobatan kanker beragam, mulai dari kerontokan
rambut, pusing, mual, penurunan kemampuan pertahanan tubuh, hingga kematian.
Penelitian yang ada terus mencoba mencari pengobatan yang efektif dengan
efek samping yang minimal. Pengobatan kemoterapi ditujukan untuk
menghancurkan sel kanker sehingga ukurankanker mengecil dan kemunculannya
setelah pengobatan dapat dicegah. Doxorubicin merupakan salah satu obat
kemoterapi yang umum digunakan untuk menangani berbagai jenis kanker..
Imunoterapi merupakan upaya penggunaan senyawa tertentu untuk memicu
kerusakan sel kanker oleh sistem pertahanan tubuh. Herceptin (trastuzumab)
merupakan obat imunoterapi yang banyak digunakan dengan target spesifik, yakni
memblokade protein Her2/neu (Lewis 2003). Protein Her2/neu merupakan reseptor
yang berfungsi mendorong pembelahan sel. Terapi hormonal merupakan

Anda mungkin juga menyukai