Anda di halaman 1dari 4

NAMA : JOARVIE.MARCH.

PATTIPEILUHU

NIM : 802017133

BAB X
MEMAHAMI HUBUNGAN LINTASAN AGAMA DALAM KONTEKS
POLIDOKSI DAN POLIPONIK

A.Beragam dalam konteks Polidoksi dan Poliponik


Konteks Polidoksi dan Poliponik adalah konteks yang tercipta oleh
karena perkembangan rasionalitas yang luar biasa.Pada waktu itu Sains
mendapat momentumnya pada abad pencerahan ketika sains melepaskan
mahkota teologi sebagai ratu ilmu pengetahuan (the queen of science).Jika
sebelumnya agama ada pada era pencerahan, sains melahirkan loncatan-
locatan besar dalam kehidupan manusia termasuk penemuan teknologi-
teknologi baru yang dimulai dengan mesin cetak kemudian perkembangan
teknologi membantu manusia merealisir hal-hal yang sebelumnya hanya dapat
dijelaskan oleh Iman.

Teknologi pada abad 21 menjadi ruang pertemuan dan berelasi di luar


realitas fisik dengan orang lain.Teknologi Informasi menyebabkan kesadaran
terhadap kehadiran yang lain menguat.Perkembangan teknologi yang cepat
menyebabkan satu wilayah dengan wilyah lain menipis, bahkan hilang sama
sekali (distanceless).Keadan ini dapat berujung pada menipisnya kesedaran
berbangsa dan melunturkan kebanggaan nasional (a national pride) yang bukan
tidak mungkin bermuara pada runtuhnya Negara/bangsa.Ketidadaan batas
Negara-negara dan nilai menyebabkan pertemuan peradaban yang dapat saja
melahirkan benturan perbedaan etnisitas dan agama.Persoalan antar agama
adalah teman lama yang tetap hangat dalam konteks majemuk, misalnya
kehadiran pendatang muslim di Britania Raya, Belanda, Jerman, dan
Perancis.Muslim membawa agama berbeda dan dogma beragam (polidoksi)
bersama dengan mereka.Pertemuan agama dan budaya dalam konteks ini
menyebabkan benturan dan penerimaan terhadap yang lain, tapi pertemuan ini
tidak selamanya berakhir dengan sikap bermusuhan, dalam banyak hal justru
menghasilkan sikap bersahabat dan perubahan paradigm (paradigm shift).

B.Melampaui Toleransi: Dialog antara Agama


Posisi dialog antara agama menjadi sangat penting dalam mempromosi
pengertian dan harmoni lintas agama yang berdasar pada nilai keterbukaan dan
keinginan untuk belajar dari tradisi agama lain, dan dalam keterbukaan untuk
belajar dari yang lain menghasilkan pemikiran baru dalam konteks relasi mutual
agama.Dialog antar agama lebih banyak dipahami sebagai percakapan antar
pemeluk agama dan percakapan ini mengandaikan bahwa peserta dialog harus
duduk di satu meja dan membicarakan satu teks yang sama.Karena itu Leonard
Swidler merumuskan dialog sebagai percakapan antar dua atau lebih banyak
orang yang memiliki pandangan berbeda dengan tujuan utama bahwa setriap
peserta dialog akan belajar dari yang lain sehingga dapat berubah dan
berkembang.

BAB XI
AGAMA DAN PENDIDIKAN PERDAMAIAN DALAM MASYARAKAT
MULTIKULTURAL

A.Memahami Damai dan Pendidikan Perdamaian


Perdamaian mengandung pengertian yang lebih besar daripada
sekedar ketidakhadiran konflik terbuka.Perdamaian berhubungan erat dengan
kehadiran keadilan dan anti-kekerasan dalam bentuk apapun.Kekerasan
structural mewujud dalam bentuk serangan tidak langsung dalam bentuk
struktur social lokal, nasional, dan global yang mengeksploitasi dan
menindas.Kultural adalah bagian dari budaya, termasuk agama dan bahasa
dengan hal ini hubungan dengan kekerasan cultural, pemeluk agama sering
menggunakan teks kitab suci (texts of terror) untuk melegitimasi tindakan
kekerasan terhadap orang lain.Pada abad pertengahan polisi kekristenan
khusus, menangkap dan membunuh umat non-kristen yang mendapat legitimasi
agama bahwa orang di luar kekristenan adalah kafir (infidel) yang dapat
dihukum atas nama Tuhan.Kekristenan dalam pemahaman ikuisisi tidak hanya
lebih baik dari agama lain tetapi lebih suci dan lebih mewakili suara Tuhan.Dari
kekerasan ada perdamaian dalam pengertian sesungguhnya adalah ketiadaan
kekerasan dalam bentuk langsung atau tidak langsung, damai positif merupakan
anti-tesis dari kekerasan langsung, structural, dan cultural.Model damai ini
menempatkan cinta kasih sebagai fondasi utama relasi dengan sesame makluk
ciptaan.

B.Masyarakat Multikultural: Mensyukuri Perbedaan


Perkembangan teknologi informasi berlangsung dengan sangat cepat
hingga menyebabkan dunia menjadi sempit , seiring berkembangnya
teknologi dunia pada saat ini sudah semakin mudah dan cepat karena adanya
internet, telepon selular, dan lain-lain.Dengan demikian, planet bumi yang
secara fisik sangat luas telah menjadi kampung global.Dunia sekarang sudah
datar tetapi datar dalam pengertian komunikasi.Jadi kita di massa sekarang
harus mensyukuri perkembangan yang ada di masa sekarang karna orang jaman
dahulu yang mau bicara dari jarak jauh saja tidak bisa apalagi sampai mau
melihat wajah, maka dari itu kita yang di masa sekarang harus mempergunakan
teknologi in untuk kebaikan bukan untuk kekerasan.

C.Agama, Politik, dan Demokrasi


Demokrasi secara substansif mengandung pengertian masyarakat yang
bebas, terutama semangat untuk mempertahankan kebebasan secara mendasar
dan kesamaan hak secara mendasar bagi setiap warga Negara.Indonesia
adalah Negara demokrasi, di mana dalam semua kebijakan yang diambil oleh
pemerintah harus berdasarkan prinsip demokrasi.Demokrasi tidak mengenal
koofisien pembedaan yang secara signifikan, tapi demokrasi hadir untuk
kepentingan semua orang.Karena melayani kepentingan semua orang, Negara
demokrasi menjamin hak-hak fundamental/azasi manusia, salah satu hak
fundamental yang dijamin oleh deklarasi hak azasi manusia adalah kebebasan
untuk beribadah.Perlakuan Negara yang demokratis terhadap agama adalah
hrus menjamin kebebasan beragama.Kebebasan beragama sangat menentukan
perdamaian Negara.

E.Pendidkan Perdamian
Salah satu cara terbaik untuk hidup secara damai dalam masyarakat
multicultural adalah melalui pendidikan perdamaian (peace education) bagi
anak-anak sejak usia dini sampai jenjang perguruan tinggi.Tujuan dari
pendidikan perdamaian adalah menyediakan pengajaran yang dapat
diaplikasikan untuk mengatasi masalah dan merekonstruksi kehidupan manusia
saat ini supaya dapat meningkatkan perdamaian dan mengurangi kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai