Anda di halaman 1dari 3

a.

Pembuatan Glyserol Mono Oleat (GMO)


Glyserol Mono Oleat (GMO) adalah senyawa turunan oleokimia yang termasuk golongan
surfaktan non-ionik.surfaktan non - ionik adalah suatu zat amfifil yang molekulnya terdiri
dari dua bagian yaitu hidrofil dan lifofil. GMO banyak digunakan oleh berbagai industri
sebagai pengemulsi, pelembut maupun sebagai penstabil antara lain untuk tekstil,
detergen, kosmetik, industri makanan, industri es krim dan sebagainya.
Proses pembuatan GMO dilakukan dengan proses esterifikasi pada kondisi tertentu
dengan menggunakan bahan baku antara lain :Gliserol, Asam Oleat dan Katalis. Hasil
yang diperoleh kemudian dicuci dan dipisahkan antara produk kemudian dilanjutkan
dengan proses powderisasi lalu dikarakterisasi.
b. Sintesa Heptil Ferulat dari rimpang temu giring
Senyawa heptil ferulat mempunyai potensi sebagai bahan dasar kosmetika tabir surya
{sunscreen). Sintesa dilakukan dengan mengambil bahan dari rimpang temu giring
(Curcuma heyneana Val & Vijp, yaitu menghasilkan senyawa kurkumin yang diisolasi
dengan metode sokletasi. Hasil isolasi yang dilakukan diperoleh 76,78% atau 40,68 gram
kristal kurkumin. Selanjutnya dilakukan degradasi terhadap 20 gram kurkumin dengan
NaOH 5% dalam etanol, dan dihasilkan 3,673 gram (38,37%) asam ferulat dengan katalis
asam sulfat (H2SO4) . Sintesa selanjutnya dilakukan berdasarkan metode esterifikasi
asam dengan mereaksikan 1-heptanol dengan 5 gram asam ferulat dengan katalis H2SO4,
dan direfluks selama 48 jam pada suhu 80C. Hasil reaksi dicuci dengan aquades.
Pemurnian dilakukan dengan KLT preparatif dengan eluen kloroform dan diperoleh heptil
ferulat sebanyak 0.5449 gram (20,38%).
c. Pembuatan biodiesel
Dalam pengertian populer dewasa ini, yang dimaksud dengan biodiesel adalah bahan
bakar mesin diesel yang terdiri dari ester-ester metil (atau etil) asam-asam lemak. Produk
ini dapat dibuat melalui :
a. alkoholisis (atau transesterifikasi) trigliserida (= triester gliserin dengan asam-asam
lemak) dengan metanol/etanol.Tiap molekul trigliserida mengandung tiga gugus asam
lemak (tak perlu sama). Jadi, setiap mol trigliserida yang terkonversi (termetanolisis)
akan dikonsumsi tiga mol metanol, dan menghasilkan satu mol gliserin serta tiga mol
ester metil asam-asam lemak.
b. esterifikasi asam-asam lemak (bebas) dengan metanol atau etanol.

Asam lemak adalah asam monokarboksilat alifatik yang beratom karbon > 6 dan yang
terdapat di alam umumnya genap. Katalis untuk reaksi alkoholisis trigliserida adalah zat
bersifat basa (yang populer : NaOH, KOH, Na- atau K-metoksida), sedang katalis
esterifikasi asam lemak adalah zat bersifat asam (yang populer : H2SO4, HCl, Na- atau
K-bisulfat, resin penukar kation asam kuat dalam bentuk H).
Reaksi esterifikasi asam lemak jauh lebih terbatasi kesetimbangan dan, sekalipun sudah
dibantu katalis, berlangsung lebih lambat dari pada reaksi alkoholisis trigliserida. Kedua
reaksi juga akan berlangsung makin lambat dengan makin besarnya molekul alkohol
(metanol, etanol, propanol, dan seterusnya).
Teknologi alkoholisis trigliserida (yaitu, minyak lemak kering berkadar asam lemak
bebas 0,5 %-berat) telah dikembangkan pada tahun 1940-an untuk membuat ester metil
asam-asam lemak, yang merupakan produk antara pembuatan sabun tak berair
(anhydrous soap).

Pembuatan plastik biodegradable dari ester pati dan asam lemak


Esterifikasi dari alkohol murni dan metanol menghasilkan BBM dari tumbuh-
tumbuhan
Pembuatan pelumas dengan cara esterifikasi antara metil ester asam lemak kelapa
sawit dengan poliol
Pembuatan sabun mandi dengan bahan dasar alkanol dan asam lemak
Pembuatan zat perasa makanan atau minuman, misalnya pembuatan essens yang
mengandung vitamin C (rasa jeruk)

a. Esterifikasi Butyl acetat (ester dengan bau harum frambors) dari reaksi antara
n-Butanol (CH3CH2CH2CH2-OH) dengan asam asetat glasial (CH3COOH) pada
suhu tinggi (pemanasan) dan proses refluks dengan katalis H2SO4. Campuran
dicuci dengan Na2CO3 menggunakan corong pisah. Ester yang terbentuk
ditampung dan ditambah drying agent kemudian disaring.
Reaksi pembuatan Butyl acetat:
O + O
H
H9C4 OH + H3C H3C + H OH

OH OC4H9

b. Esterifikasi Methyl butyrat (ester dengan bau harum apel) dari reaksi antara
methanol (CH3OH) dengan asam butyrat (CH3CH2CH2-COOH) pada suhu
tinggi (pemanasan) dan proses refluks dengan katalis H2SO4. Campuran dicuci
dengan Na2CO3 menggunakan corong pisah. Ester yang terbentuk ditampung
dan ditambah drying agent kemudian disaring.
Reaksi pembuatan Methyl butyrat:
O + O
H
H3C OH + H 7 C3 H 7C 3 + H OH
OH OCH3

c. Esterifikasi Octyl asetat (ester dengan bau harum apel) dari reaksi antara n-
octanol (C8H17OH) dengan asam asetat glasial (CH3COOH) pada suhu tinggi
(pemanasan) dan proses refluks dengan katalis H2SO4. Campuran dicuci dengan
Na2CO3 menggunakan corong pisah. Ester yang terbentuk ditampung dan
ditambah drying agent kemudian disaring.
Reaksi pembuatan Octyl acetat:

O + O
H
H17C8 OH + H3C H3C + H OH

OH OC8H17

Anda mungkin juga menyukai