Anda di halaman 1dari 2

Kemampuan Dalam Memelihara Hubungan Yang Harmonis Antar

Individu Dan Kelompok Yang Berbeda Latar Belakang Budaya


Winda Chaerunnisa (2310631230050)
Teknik Kimia Universitas Singaperbangsa Karawang
Dosen : Dr. Saepul Ma'mun, S.Pd., M.Pd.

Ketika seorang individu mulai berbaur dengan masyarakat, maka nilai-nilai budaya
sudah mulai diadopsi dalam kehidupannya. Nilai-nilai dan norma-norma yang dianutnya
diperoleh dari nilai-nilai dan norma-norma yang dianut masyarakat dimana dia tinggal dan
dibesarkan. Proses penyerapan itu diperolehnya lewat sebuah situasi komunikasi.
Komunikasi Antarbudaya didefinisikan sebagai situasi komunikasi antara individu-individu
atau kelompok yang memiliki asal-usul bahasa dan budaya yang berbeda.
Globalisasi menjadikan kebudayaan Barat sebagai trend kebudayaan dunia.
Kebudayaan Barat yang didominasi budaya Amerika yang sarat dengan konsumerisme,
hedonisme dan materialisme menjadi kebudayaan global dan kiblat bagi
kebudayaankebudayaan di negara-negara berkembang. Budaya global ini melanda dunia
ditandai dengan hegemonisasi gaya hidup (life style). Bersamaan dengan itu, era modern
telah melahirkan banyak kreasi berbagai fasilitas untuk mempermudah memenuhi kebutuhan
manusia. Fasilitas dan peralatan yang canggih hasil kreasi manusia itu mengalirkan nilai-nalai
baru di mana terjadi peredaran dan pertukaran kebudayaan yang jika tidak diantisipasi akan
menimbulkan ketidaktoleransian antar etnisitas dengan keberagaman kepercayaan dan
budayanya.
Dalam jurnal ini, terdapat pembahasan mengenai potensi konflik antar berbagai
agama dan budaya yang perlu diantisipasi serta diatasi melalui upaya dialog dan pemahaman
yang lebih baik. Beberapa konflik yang disajikan dalam jurnal ini meliputi, Potensi konflik
antar umat beragama yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan dan identitas agama.
Kesulitan dalam berkomunikasi antar orang dari budaya yang berbeda yang dapat memicu
konflik sosial. Potensi konflik yang muncul akibat ketidakadilan, kemiskinan, dan
ketidaksejahteraan yang tidak hanya berkaitan dengan agama dan etnis, tetapi juga faktor-
faktor sosial dan ekonomi lainnya. Potensi konflik yang muncul akibat ketidakpahaman antar
budaya dan pandangan yang dipolarisasi oleh citra keistimewaan sendiri. Dengan
mengidentifikasi sumber potensial konflik seperti di atas, jurnal ini menekankan pentingnya
membangun budaya harmonis dan religius sebagai langkah preventif untuk mengatasi konflik
antar berbagai kelompok masyarakat di era globalisasi.
Sudah tertera pada Undang-undang republik indonesia nomor 40 tahun 2008 tentang
penghapusan diskriminasi ras dan etnis. Menimbang:
a. bahwa umat manusia berkedudukan sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan
umat manusia dilahirkan dengan martabat dan hak-hak yang sama tanpa perbedaan
apa pun, baik ras maupun etnis;
b. bahwa segala tindakan diskriminasi ras dan etnis bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;
c. bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan berhak
atas perlindungan terhadap setiap bentuk diskriminasi ras dan etnis;
d. bahwa adanya diskriminasi ras dan etnis dalam kehidupan bermasyarakat merupakan
hambatan bagi hubungan kekeluargaan, persaudaraan, persahabatan, perdamaian,
keserasian, keamanan, dan kehidupan bermata pencaharian di antara warga negara
yang pada dasarnya selalu hidup berdampingan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis
Jurnal ini memiliki beberapa kelebihan yang dapat menjadi nilai yaitu, Menyoroti
pentingnya dialog antar beragam peradaban dan agama untuk mengatasi benturan .
Membahas tentang standar universal yang berlandaskan pada nilai-nilai universal seperti hak
asasi manusia, kebebasan, demokrasi, keadilan, dan perdamaian. Menekankan pentingnya
pendekatan dan metodologi yang proporsional dalam dialog antar agama untuk menghindari
konflik . Menyajikan sumbangan pemikiran dari para cendekiawan Muslim Indonesia
mengenai pluralisme agama, toleransi, hak asasi manusia, dan persaudaraan universal .
Menyajikan pandangan tentang membangun budaya harmonis dan religius di era globalisasi
dengan fokus pada kepercayaan kepada penguasa alam semesta . Memberikan wawasan
tentang indikator kehidupan harmonis manusia, seperti terpeliharanya eksistensi agama,
keamanan, kebenaran berpikir, kekeluargaan yang toleran, kondisi daerah yang demokratis,
dan profesionalisme aparatur pemerintahan .
Beberapa kekurangan yang dapat diidentifikasi dari jurnal ini adalah, Tidak memberikan
contoh konkret atau studi kasus yang mendalam untuk mendukung argumen yang
disampaikan. Kurangnya analisis mendalam tentang dampak globalisasi terhadap budaya
lokal dan bagaimana hal ini memengaruhi pembangunan budaya harmonis. Tidak
memberikan perspektif atau kontribusi dari sudut pandang yang berbeda untuk memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang isu-isu yang dibahas. Tidak memberikan
rekomendasi tindakan konkret atau strategi implementasi untuk membangun budaya
harmonis dan religius di era globalisasi. Tidak menggali secara mendalam tentang tantangan
konkret yang dihadapi dalam membangun budaya harmonis dan religius di tengah dinamika
globalisasi. Tidak memberikan tinjauan yang komprehensif tentang peran media massa,
teknologi informasi, dan globalisasi dalam membentuk persepsi dan pemahaman masyarakat
terhadap budaya harmonis.
Solusi yang mungkin bisa diterapkan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik
yaitu dengan, Mendorong upaya dialog antar berbagai peradaban dan agama sebagai sarana
untuk mengeliminir perbedaan-perbedaan yang dapat memicu konflik . Memperkuat nilai-
nilai toleransi, pluralisme, dan persaudaraan universal dalam membangun budaya harmonis
dan religius di tengah dinamika globalisasi . Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut,
diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih baik antar berbagai kelompok masyarakat,
serta terciptanya hubungan yang harmonis dan damai di tengah keragaman budaya dan agama
dalam era globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai