Anda di halaman 1dari 81

HUKNAH

Konsep dasar Enema


Secara umum enema dan huknah adalah tindakan yang di
gunakanuntuk memasukkan suatu larutan atau cairan kedalam
rektum dan kolon sigmoid.
Pengertian
Memasukkan larutan kedalam rektum dan kolon.
Tujuan
- Meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltik.
- Melunakkan feces yang telah mengeras atau mengosongkan
rektum dan kolon bawah untuk prosedur diagnostik atau
pembedahan.
Jenis huknah
- Huknah tinggi
- Huknah Rendah
- Huknah gliserin

HUKNAH RENDAH

Pengertian ;

Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon Desendens.

Tujuan :

Merangsang peristaltik usus.


Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan
operasi,kolonoskopi.
Tindakan pengobatan.

HUKNAH TINGGI

Pengertian :

Memasukkan cairan melalui anus(rektum) sampai kekolon asendens.

Tujuan :

Membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi atau impaksi.


Membantu defekasi yang normalsebagai bagian dari program
latihan defekasi.
Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik.
Persiapan alat :

Pemberian melalui slang rektal dengan wadah enema

Wadah enema (irrigator)


Volume larutan hangat
- Dewasa : 700-1000 ml,dengan suhu 40,5 -43 c
- Anak-anak : - bayi : 150-250 ml
- Usia bermain : 250-350 ml
- Usia sekolah : 300-500 ml
- Remaja : 500-700 ml
Suhu cairan yang digunakan untuk anak-anak adalah 37,7 c

- Slang rektal dengan ujung bulat


Dewasa no.22-23 G Fr
Anak-anak no.12-18 G fr
Slang untuk menghubungkan slang rektal kewadah (irigator).
Klem pengatur pada slang.
Pelumas larut dalam air
Perlak pengalas
Selimut mandi
Kertas toilet
Pispot
Waskom,waslap,dan handuk,serta sabun
Sarung tangan sekali pakai.

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Jelaskan prosedur pada klien


2. Tutup ruangan /tirai
3. Bantu klien dalam posisi miring/sim kekiri(lateral kiri)untuk huknah
rendah sim(lateral Kanan)untuk huknah tinggi dengan lutut kanan
fleksi.anak-anak biasanya ditempatkan pada posisi dorsal rekumben
.
4. Perawat berdiri di sebelah kanan klien dan pasang sarung tangan.
5. Pasang perlak dan pengalas
6. Sambungkan irrigator dngan canula
7. Isi irrigator dengan cairan yang sudah di sediakan
8. Tinggikan irrigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
9. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan ke bengkok
10. Olesi jelly pada canula recti
11. Masukkan kanula ke anus dan buka klem masukkan cairan
secara perlahan
12. Jika cairan habis,klem slang dan cabut canula dan masukkan
ke dalam bengkok
13. Atur kembali posisi klien,dan minta klien menahan sebentar.
14. Bantu klien ke toilet jika mampu,jika tidak tetap pada posisi
lalu pasang pispot di bokong klien.
15. Klien di rapikan.
16. Alat di rapikan dan dikembalikan ketempatnya.
17. Melaksanakan dokumentasi.

ALAT2 KESEHATAN

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi Dan Alat Kesehatan, Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
Sejak perang dunia II di Indonesia sudah mengenal pabrik alat kesehtan Aesculap dari Jerman. Kini banyak
dikenal nama pabrik diantaranya Dimedia, Chiron, Diener, Reicodent, Rudolv, Martin dll.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 116/SK/79, Alat kesehatan dapat
digolongkan menjadi :
1. preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan
2. Pestisida dan insektisida pembasi hama manusia dan binatang piaraan
3. alat kecantikan yang digunakan dalam salon kecantikan
4. wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol infus
5. peralatan obstetri dan hgynekologi
6. pelalatan anestesi
7. peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi
8. peralatan dan perlengkapan kedokteran THT
9. peralatan dan perlengkapan kedokteran mata
Sebagai dasar pengenalan alat-alat kesehatan tidak semua golongan alat diketengahkan, hanya alat-alat
kesehatan yang ada di apotik dan sering dipergunakan oleh pasien atau dipergunakan medis dan perawat di
rumah sakit.
Untuk memudahkan dalam mempelajari alat kesehatan ini maka kita coba dibagi menjadi :

A. Alat-alat untuk perawatan

Alat-alat yang dipergunakan untuk perawatan baik di rumah atau di rumah sakit dapat
dikelompokan menjadi :
II.
1. Alat Pembalut Luka
a. Plester
Fungsi : untuk menutupi luka dilengkapi pelekat
Berdasarkan bahannnya Plester dapat dibagi ke dalam 7 macam, yaitu :

No.
1. ZnO
2. Elastik
3. Sutera
4. Rayon
5. Kertas
6. Plastik
7. Plastik Waterprof

b. GAAS (B. Belanda), Kasa (B. Indonesia)


Bentuk berupa kain jarang-jarang, seperti ram kawat.
Gaas atau kain kasa dapat digolongkan ke dalam :
1. Gaas Steril, (Kasa Hydrofil Steril) yang paling banyak digunakan adalah ukuran 18 x 22 cm
2. Dressing (penutup luka) ukuran 7,5 cm x 7,5 cm dan 10 cm x 10 cm
3. Gaas yang berisi bahan obat.
Yang sudah banyak dikenal adalah :
Sofra-tule : Gaas steril berisi Soframisin
Bacti gras : Gaas steril berisi Chlorhexadine dalam parafin
Actisorb : Gaas steril berisi Charcoal
Petronet : Gaas steril berisi Parafin Jeli
4. Verband (Pembalut)
Verband digolongkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :
Kasa Hidrofil (Bandage Gauze) kain kasa panjang untuk membalut luka.
Pembalut Elastis (Elastic Bandage)
Pembalut Leher, untuk menopang kepala dan membatasi gerak dari tulang leher
Pembalut Gips, kain kasa dilengkapi kalsium setelah dibalut dibasahi air hangat agar mengeras untuk
penderita patah tulang.

2. Alat Perawatan Pasien


a. Warm Water Zak (Beld.) Hot Water Botle (Ing.) Botol Panas/ Buli-buli Panas.
Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas.
Fungsi : untuk kompres panas

b. Ijskap (Beld.) Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)


Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di tengahnya, diisi pecahan es batu
Fungsi : untuk kompres dingin.
c. Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)
Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui.

d. Tapelhoed atau Tapelhoedje (Beld.) Nipple Shield (Ing.) Pelindung Puting Susu
Fungsi : untuk melindungi putting susu yang lecet pada waktu menyusui sehingga si bayi dapat menghisap air
susu melewati alat tsb.
e. Windring (Beld.) Air Cusion (Ing.)
Bentuk : berupa alat yang terbuat dari karet berbentuk lingkaran seperti ban mobil, diameter dalam 13,5
cm luar 40 cm
Fungsi : sebagai tempat duduk pada penderita wasir/ ambeien.

f. Colostomy Bag
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien setelah operasi colon (pembedahan usus buatan melalui otot
dan kulit perut)

g. Urinal
Fungsi : untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
Urinal male : untuk pasien laki-laki

Urinal female : untuk pasien wanita

h. Bedpan
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
i. Pus basin, Emesis basin
Fungsi : untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas dll.

j. Instrument Tray atau paratus


Fungsi : tempat menyimpan alat-alat perawatan.

III. Alat Untuk Tindakan Medis


a. Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.) Sarung Tangan
Fungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling
b. Cathether
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jenisnya :
Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara
menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.

c. Urine Bag
Fungsi : untuk menampung urine yang dihubungkan dengan Balloon Cathether/ Foley Cathether untuk
mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup

d. Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Sonde (Beld.)


Fungsi :
untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung,
untuk membilas/ mencucui isi perut,
untuk pemberian obat-obatan.
e. Feeding Tube
Fungsi : untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan melalui mulut atau hidung.

f. Mucus Extractor atau Suction Cathether (Ing.) Slimzuiger (Beld.)


Fungsi : untuk menyedot lendir dari trakhea bayi baru lahir
g. Wing needle
Fungsi : sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan infus atau obat intra vena dalam jangka lama.

h. Infusion set
Fungsi : selang untuk pemberian cairan infus

i. Tranfusion Set
Fungsi : untuk pemberian tranfusi darah
j. Spuit / Syringe
Fungsi : untuk menyuntik

k. Injection Needle (Ing.) Jarum Suntik


Fungsi : untuk menyuntik digabungkan dengan alat suntik (Spuit = Syringe).

l. Gliserin Syringe (Ing.) Glyserin Spuit(Beld.) Spuit Gliserin


Fungsi : untuk menyemprotkan lavement/ clysma melaui anus cairan yang sering digunakan adalah
gliserin atau larutan sabun.

m. Currete

Fungsi : untuk membersihkan rahim pada pasien abortus/ keguguran


IV. Alat Untuk Diagnosa Penyakit
a. Buku test buta warna/ Ishiharas Test for colour Blindness
Fungsi : memeriksa buta warna

b. Chart Vision Snellen


Fungsi : memeriksa visus/ ketajaman penglihatan

c. Reflex Hamer
Fungsi : memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu tubuh kita, misalnya lutut.

d. Tongue depressor/ Tongue Blade (Ing.) Tong spatel (Ind.)


Fungsi : untuk menekan lidah agar dapat memeriksa/ melihat kelainan pada
tenggorokan, misalnya amandel. Faringitis dll.
e. Laringeal mirror
Fungsi : untuk memeriksa/ melihat keadaan dalam mulut/ tenggorokan

f. Clinical hermometer (Ing.) Thermometer klinik (Ind.)


Jenisnya :
Thermometer klinik non elektronik (air raksa)
Thermometer klinik elektronik
Fungsi : mengukur susu tubuh/ badan

g. Stethoscope
Jenisnya :
Obstetrical Stethoscope/ Stethoscope monoaural (Ing.) Stethoscope bidan
Fungsi : untuk mendengar bunyi jantung bayi dalam kandungan ibu hamil
Stethoscope binaural (bagian yang ditempelkan di telinga)
Fungsi : untuk mendengar bunyi organ tubuh mis. jantung, paru-paru dll

h. Sphygmomanometer
Fungsi : untuk mengukur tekanan darah
Jenisnya :
Mercurial Sphygmomanometer/ Tensi meter air raksa

Anaeroid Sphygmomanometer/ Tensi meter tanpa air (memakai jarum)


Electical Sphygmomanometer

Automatic Sphygmomanometer/ /Tensi meter tanpa dipompa

i. Speculum
Speculum atau specula (= bentuk jamak) adalah alat yang dimasukkan ke dalam liang rongga tubuh yang
kegunaannya adalah untuk memeriksa/ melihat bagian yang berada di dalam liang rongga tsb.
a. Nasal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga hidung

b. Ear Speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga telinga

c. Rectum Speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang anus/
rektal
d. Vaginal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang vagina

Alat-alat Bedah
1. Scalpel (Beld.) Bistoury/ Bistouries (Ing.) Pisau operasi (Ind.)
Istilah lain yaitu :
a. Scalpel Blade : pisau operasi
Fungsi : pembedahan

b. Scalpel Handel pegangan pisau operasi


Fungsi : pegangan pisau operasi
2. Gunting
Gunting merupakan alat untuk memotong. Jenis-jenis gunting antara lain :
a. Bandage Scissors (Ing.) Verbandschaar (Beld.) gunting verband atau Gaas
Fungsi : memotong verband atau kain kasa
b. Surgical Scissors gunting operasi
Fungsi : gunting untuk pembedahan
c. Dissecting Scissors
Fungsi : gunting untuk memotong jaringan tubuh untuk keperluan praktek.

3. Forceps
Forceps merupakan alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan yang dapat dikontrol
(dijepitkan dan dilepaskan) yang digunakan untuk menjepit atau memegang benda.
a. Thumb Forceps atau Dissecting Forceps (Ing.) Anatomische pinset (Beld.) Pinset anatomis (Ind.).
Ciri-ciri : bagian dalam kedua belah ujungnya bergaris-garis horisontal.
b. Surgical Forceps atau Tissue Forceps (Ing.) Chirrurgical pinset (Beld.) pinset operasi.
Ciri-ciri : ujung piset keduanya bergigi.

c. Cilia pinset atau Cilia Forceps


Fungsi : untuk menjepit/ mencabut rambut.
d. Suture Clip Applying Forceps ataut Pinset Agrave
Fungsi : untuk menjepitkan clip pada luka sehingga luka tidak terbuka.
e. Klem
Klem atau Clamp adalah alat untuk menjepit (memegang dan menekan) suatu benda.
Jenis-jenis klem antara lain :
a) Arterie klem (Beld.) Artery Forceps (Ing.)
Arteri klem tergolong alat seperti pegangan gunting dengan cantelan.
Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah arteri.
Arteri klem dapat digolongkan ke dalam dua bagian
Kocher : ujungnya bergigi
Pean : ujungnya tidak bergigi

b) Peritoneum forceps
Fungsi : untuk menjepit jaringan selaput perut.
4. Needle Holders (Ing.) Naald Voerder (Beld.)Fungsi : untuk menjepit jarum jahit (hechtnaald)
serta menjahit luka terbuka seperti luka kecelakaan atau pembedahan.

5. Hecht Naald (Beld.) Surgical Needles atau Suture Needles (Ing.) jarum jahit
Fungsi : jarum untuk menjahit luka
Jenis-jenis jarum jahit
ujungnya bulat untuk menjahit otot
ujungnya segi tiga untuk menjahit kulit

6. Suture (Ing.) Benang Bedah


Benang bedah dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu :
a. Yang dapat diabsorbsi jaringan tubuh.
Menurut bahannya terdiri dari :
Collagen yang berasal dari jaringan usus sapi, sub mukosa kambing, usus kucing. Sampai sekarang
disebut Catgut (usus kucing)
Catgut dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu :
- Catgut Plain
- Catgut Chromic
Catgut Chromic adalah Catgut Plain yang dilapisi oleh chromium sehingga daya kekuatan mengikatnya
lebih lama.
Polygiactin 910 conrtoh : Vicryl
Polygiactin acid conrtoh : Dexon
b. Yang tidak diabsorbsi tubuh.
Jenisnya yaitu :
Linen dari rami
Sutera, dalam bahasa Belanda : Zijde Dalam Bahasa Inggris Silk
Polyamide (Nylon)

Mengenal Alat Kesehatan (ALKES)


MENGENAL ALAT KESEHATAN / ALKES (DG FOKUS PD INSTRUMEN)

Medical-Instruments (bhs Inggris)


Alat-alat kedokteran / Alat-alat medis (bhs. Ind)
Alat-alat Kesehatan ALKES

Cakupan yg lebih luas & lengkap lagi:

ALAT-ALAT KESEHATAN

DAN PENYELIDIKAN

(AAKP / A2KP)

DEFINISI ALKES:

Permenkes RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/1976 Tgl. 6 Spt. 1976:


Alkes adlh brg, instrumen, aparat atau alat trmsk tiap komponen, bagian atau
perlengkapannya yg diproduksi, dijual atau dimaksud u/ digunakan dlm:

1. Pmlhraan & prwtn kesh, diagnosa, penyembuhan, peringan/pencegah peny, kelainan


kead bdn atau gejalanya pd mns.

2. Pemulihan, perbaikan atau prbhn fungsi bdn atau struktur bdn mns.

3. Diagnosa kehamilan pd mns / pmlhrn slm hamil & stlh mlhrkn trmsk pmlhrn bayi.

4. Usaha m.cgh khmln pd mns & yg tdk trmsk gol obat.

(Tdk trmsk alkes u/ veteriner & penyelidikan)

PENGGOLONGAN ALKES:

Alkes dpt dibagi menjadi berbagai golongan & situasi a.l. menurut:

1. Fungsinya

2. Sifat pemakaiannya

3. Kegunaannya
4. Umur peralatan

5. Macam & bentuknya

6. Katalog pabrik alat

7. Keputusan Men. Kes. RI No. 116/SK/79

8. Kepraktisan penyimpanan

ad 1. Penggol. Alat mnrt Fungsinya:

Prltn medis:

Instrmn / peralatan X-Ray, ICU, VK, IGD, OK dll.

Utensils, mis: bengkok, sputum-pot, urinal, pispot dll.

Prltn non-medis, a.l.: genset, alat dapur (cooler box, mesin parut kelapa), alat-alat di loundry
dll

ad 2. Penggol. Alat mnrt sifat pemakaiannya:

Barang habis pakai (consumable): spuit, plester kain kassa dll.

Brg yg dpt dipakai terus menerus: termometer, tensimeter, urinal, pispot dll.

ad 3. Penggol alat mnrt kegunaanya:

Peralatan THT

Peralatan Bedah

Peralatan gigi dll.

ad 4. Penggol alat mnrt umur peralatan:

Alat yg tdk memerlukan pmlhrn, brg hbs pakai, alat disposible atau alat yg memiliki
unit cost rendah. Mis. alat suntik, termometer, piring, sendok dll.

Alat yg penting, alat dg penyusutan kurang-lebih 5 tahun.

Mis. Peralatan laboratorium, instrumen OK dll.


Alat-alat berat, dg waktu penyusutan lebih dr 5 tahun atau dikaitkan dg bangunan. Mis. Alat
X-Ray, alat sterililisasi (autoclave), peralatan loundry, dapur dll.

ad 5. Penggol. Alat mnrt macam & bentuknya:


Alat kecil sprt.: spuit, jarum, catherter, film X-Ray dll.

Alat perlengkapan RS, sprt.: meja op., lampu op, autoclave, unit perlengkapan gigi,
genset dll.

Peralatan laboratorium, sprt.: alat-alat gelas, reagensia, kit test diagnostik dll.

ad 6. Penggol. Alat mnrt katalog pabrik alat:

Pemberian no katalog dg huruf (alfabeth)

Pemberian no katalog dg angka

Pemberian no katalog dg kombinasi huruf & angka

Pemberian katalog khusus, mis: JMS (Japan Medical Supply), JMC (Japan Medical
Instrument Catalog).

ad. 7. Penggol. Alat mnrt Kep.Men.Kes RI No. 116/SK/79:

Preparat u/ pmlhrn & prwtn kesh.

Pestisida & insektisida pembasmi bntg pengganggu mns & bntg piaraan.

Alat prwtn yg dignkn dlm salon kecantikan

Wadah dr plastik & kaca u/ obat & injeksi, juga karet tutup botol infus.

Peralatan obstetri & gynekologi

Peralatan Anesthesi

Peralatan & perlengkapan kedokteran gigi

Peralatan & perlengkapan THT

Peralatan & perlengkapan mata

Peralatan Rumah Sakit

Peralatan Kimia

Peralatan Hematologi

Peralatan Imunologi

Peralatan Mikrobiologi
Peralatan Patologi

Peralatan Toksikologi

Peralatan Orthopedi

Peralatan Rehabilitasi

Peralatan Bdh Umum & Bdh Plastik

Peralatan Kardiologi

Peralatan Neurologi

Peralatan Gastro Enterologi & Urologi

Peralatan Radiologi

ad 8. Penggol. Alat mnrt kepraktisan penyimpanan:

Alat-alat perawatan

Alat-alat kedokteran umum (medical instruments)

Hospital furnitur & equipments

Alat-alat laboratorium gelas

Alat-alat kedokteran gigi

Alat-alat X-ray & acessories

Alat-alat optik

Alat bedah (surgical instruments)

Alat bedah tulang

Alat u/ penyelidikan

Alat kedokteran hewan (veteriner)

Alat-alat elektromedis

PENEMPATAN ALKES DI RS

Alkes di apotik
Alkes di Instalasi Rawat Jalan (Polyklinik)

Alkes di Instalasi Gawat Darurat

Alkes di Instalasi Rawat Intensif (ICU)

Alkes di Instalasi Rawat Inap

Alkes di Ruang Bayi

Alkes di Ruang Perawatan Penyakit Bedah

Alkes di Ruang Perawatan Penyakit Dalam

Alkes di Ruang Perawatan Kebidanan

1. Alkes di Kamar Bersalin (VK)

2. Alkes di Bagian Rehabilitasi Medik

3. Alkes di berbagai tempat di RS (Lab., Rad., Loundry, Gizi, CSD).

4. Alkes di Kamar Operasi (OK)

ALKES DI APOTIK

1. Alat pembalut: bhn u/ menutupi/membalut sesuatu, a.l.:

Plester, a.l.: autoclave tape, adhesive tape, medicinal tape, surgical tape.

Gaas / Kain kassa, a.l.: gaas steril, gaas hydrofil, wound dressing, gaas yg berisi obat
(sofra-tulle).

Perban, a.l.: kassa hydrofil, pembalut elastis, pembalut leher (cervical collar),
pembalut gips (Velband o/ J & J, Soffbann o/ Smith & Nephew), daryanet (jaring
elastis)

2. Alat Perawatan: alat yg di-gnkn mrwt px baik di rmh/RS, a.l.:

Sanken-Mat/Alfa-Bed (Kasur pencegah/pengobatan decubitus).

Cold Hot Pack: alat berupa kantong berisi gel yg fleksibel & elastis, dpt di-gnk u/
kompres dingin atau panas.

Warm-Water-Zak (WWZ): kantong karet berbentuk kotak u/ diisi air panas sebagai
kompres panas.
Yskap (eskap): kantong karet berbentuk bola cakram yg bisa diisi butiran es batu u/
kompres dingin.

Heathing Pad/Blanket Warmer: alat yg berfungsi u/ penghangat px yg sedang


mengalami hypothermi.

Skin Traction Kit: yaitu satu set perlengkapan plester & elastis perban yg di-gnkn u/
imobilisasi (m-cgh pergerakan) tulang/persendian yg patah/dislokasi.

Kruk (bhs Blnd) atau Crutches (bhs Inggrs): yaitu tongkat penyangga tbh yg d-gnk pd
px yg sdg mdpt gangguan cedera atau stlh operasi pd extrimitas bag bwh. Kelompok
peralatan semacam ini di-sbt Invalid Furniture.

Breast Pump: yaitu pompa susu u/ d-gnk ibu-ibu yg mengalami kendala dlm
pemberian ASI kpd bayinya.

Tepelhoed/Nipple Shields/Pelindung Putting Susu: alat u/ melindungi puting susu ibu


yg terluka saat menyusui.

Windring/Air Cushion: alat yg terbuat dari karet berbntk spt ban dlm mobil. D-gnk
sbg tempat duduk px wasir atau sbg bantalan pantat pd px yg mengalami decubitus.

Pressure Garment: yaitu adlh sejenis kain elastis yg bersifat menekan/mengepres bag
tbh yg memang dikehendaki, sprt knee-dekker yg dipakai u/ mengencangkan sendi
lutut.
Cnth pressure garment a.l.: Tubigrip, Tubiton & Tubinette.

3. Alat-alat Penampung: yaitu alat u/menampung darah, urine & feces, antara lain:

Blood Bag (kantong plastik penampung darah pendonor)

Urine Bag / Uro Gard / Drainage Bag. Tersedia khusus u/ menampung urine pd bayi,
d-sbt: pediatric urine collector.

Colostomy Bag: penampung feces pd px yg terpasang anus praeter.

4. Hospital Wares (Utensils): yaitu alat yg dipakai sbg alat penunjang pelayanan kpd px.

Alat yg langsung d-gnk u/ melayani px, a.l.:

1. Urinal: tempat (wadah) BAK u/ px laki-laki

2. Pispot/Steekpan: tempat BAK/BAB u/ px wanita

3. Sputum pot: tempat menampung air ludah

4. Nier-bbeken/Kidney Tray/Bengkok: tempat u/ m-buang kasa bekas pakai,


penampung pus/muntahan dll.
5. Gali pot: mangkuk/cangkir tak bertangkai/berpegangan

6. Wash basin (baskom): tempat untuk menampung/mbawa air u/ memandikan


px atau u/ merendam sesuatu.

Alat yg d-gnk u/ membawa/merawat alat-alat lainnya, a.l.:

1. Instrument Tray W/WO-Cover : Dengan/Tanpa Tutup.

2. Thermometer Jar: tempat meletakkan thermometer

3. Forceps Jar: tempat/rumah korentang steril

4. Dressing jar: tempat menyimpan perban, kain kassa atau kapas steril. Nama
lain dressing jar ini a.l.: Dressing Sterilizing Drum (berupa drum), Dressing
Sterilizing Case (berupa kotak), Verband Trommel.

5. Catethers: S/ alat berupa pipa kosong yg terbuat dr logam, gelas atau plastik yg
penggunaannya dimasukkan ke dlm tbh melalui kanal/saluran tbh.
Jenis catether ada 2, a.l.:

Intra Venous (I V) Catethers, contohnya a.l.:

1. Abbocath Produksi Abbot

2. Surflo I.V. Terumo

3. Intravenous Cannula JMS

4. Central Venous Pressure (C.V.P.), d-gnk di ICU/OK

Non-Intra Venous Catethers, contohnya a.l.:

1. Metal catether

2. Foley catether

3. Nelaton catether

4. Rectal tube (scoorsten)

5. Oxygen catether/canula O2

6. Suction catether

7. NGT (Nazo Gastric Tube)

8. Kondom catether dll


6. Jarum Suntik atau injection needles, jenisnya a.l.:

Syringe Needles (Jarum suntik pd umumnya)

Dental Needles (Jarum Gigi)

Spinal Needles (Jarum Spinal)

Wing Needles (Jarum Bersayap).

7. Alat Semprit / Syringe / Spuit: yaitu alat suntik

Spuit tdr dari 3 bag:

1. Silinder berskala (barrel)

2. Tutup, tempat menempel jarum pd ujungnya

3. Piston dg handle (plunger)

Bahan penyusun spuit, tdr atas:

1. Terbuat dari gelas/kaca

2. Kombinasi gelas & metal

3. Terbuat dari plastik (umumnya disposible)

4. Terbuat dari metal seluruhnya

Macam-macam spuit bdsr kegunaannya:

1. Glycerin syringe

2. Tuberculine syringe

3. Water syringe

4. Insulin syringe

5. Ear Syringe

6. Wound & badder syringe

8. Paratus: yaitu tempat menyimpan alat suntik dr kaca.

Ada yg berbetuk drum atau kotak

Sdh sngt jarang digunakan


9. Jarum Bedah: d-sbt jg Jarum Hechting, dlm bhs Inggrs d-sbt Surgical Needles / Suture
Needles.

Kegunaan : u/ m-jahit luka, umumnya luka op.

Bahan : terbuat dari logam stainless steel (SS).

Bentuknya, ada 7 macam, a.l:

1. Lurus (straight)

2. 1/2 lingkaran

3. Lengkung (curve)

4. 3/8 lingkaran

5. 1/2 curve

6. 5/8 lingkaran

7. 1/4 lingkaran (circle)

10. Benang Bedah: dlm bhs Inggrs d-sbt Suture|


Bng bdh terbagi dlm 2 gol.:

Absorbsable: yg dpt diabsorbsi o/ tbh mns; cnthnya a.l.:

1. Collagen: Catgut plain, Catgut chromic

2. Polyglactin 910: Vicryl

3. Polyglycolic acid: Dexon

4. Non-absorbsable: yg tdk dpt diabsorbsi o/ tbh mns; a.l.:

1. Sutera/Zide/Silk: Mersilk, Perma-Hand

2. Polypropylene: Mofilene, Prolene (u/ jht kulit & kardiovascular)

3. Polyamide: Nylon, Ethilon, Dermalon (bdh paltic, microsurgery)

4. Polyester: Ethibond (kardiovascular)

5. Polyester Fiber: Mersilene, Dacron, Ticron (kardiovascular, opthalmic,


intestinal, ginekologi)
Stainless Steel: U2A Wire, Steel Wire (orthopaedi, neurosurgery)
No bng a.l.: 6, 5, 4, 3, 2, 1, 0, 2/0, 3/0, 4/0, 5/0, 6/0, 7/0, 8/0, 9/0, 10/0
Diameter : 0,90-1,00,02-0,03 mm

11. Alat u/ m-ambil/m-berikan cairan atau darah

Alat u/ m-ambil drh dr donor: Taking Set / Blood Donor Set.

Alat u/ m-ambil drh u/ pemeriksaan: Venoject

Alat u/ m-ambil drh dr arteri (BGA): Preza-Pak.

Alat u/ m-berikan drh kpd px: Giving Set / Blood Administration Set / Blood
Recipient Set / Tranfusi Set

Alat u/ m-berikan cairan infus: Solution Administration Set / Soluset / Infus set.

Catatan :
Infus set dewasa, 1 ml cairan = 15 tetes
Infus set pediatric, 1 ml cairan = 60 tetes (micro-drip).

ALKES DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLIKLINIK)

1. Alkes Dasar: tersedia hampir disemua klinik, a.l;

Termometer: alat u/ mengukur suhu tubuh

1. Tersedia 2 jenis, yaitu: tm. air raksa & tm. Digital

2. Lokasi pengukuran: oral, aksila atau rektal & telinga

3. Besaran dinyatakan dg derajat Celsius: . O C

4. Rentang nilai (gradasi): 35o 42o C.

5. Stethoscope/Phonendoscope: alat u/ mendengarkan bunyi atau suara yg timbul


dr dlm tbh px.

Dgnkn u/ mendengarkan bunyi alat tbh bag dlm, mis: jantung, paru-paru, peristaltik
usus & bayi dlm kandungan.
Tensimeter / Bloeddrukmeter / Sphygnomanometer: alat u/ mengukur tekanan darah
seseorang, brp angka systole (saat jantung menguncup) & brp diastole (saat jantung
mengembang).

Macamnya, a.l.: * Steth. Bidan / Steh. Mono / Foetal steth.* Steth. Binaural.

Nilai pengukuran dinyatakann dalam / mmHg.


Macam-macam tensimeter, a.l.:

1. Tensimeter jarum

2. Tensimeter mercury

3. Tensimeter electric

4. Tensimeter automatic/electric

Bagian-bagian tensimeter, a.l.:

1. Bulb/balon/pompa, lengkap dg klep/valve/ventil

2. Selang/tube

3. Manset: t.d. kantong udara yg dibungkus dg kain yg tebal.

4. Manometer (jarum atau air raksa).

Timbangan Badan: yaitu alat u/mengukur berat badan seseorang. D-sbt juga Bath-
Scale.
Macamnya a.l.:

Timbangan bayi

Timbangan dewasa (ada yg + pengukur TB)

Beberapa alat lain yg juga mrpkn peralatan standar pd hampir semua klinik di IRJAL,
a.l.:

Bengkok

Tongue spatel: alat yg terbuat dr plate metal/kayu u/menekan lidah pd saat


pemeriksaan rongga mulut

Reflex hammer / Palu refleks: alat u/ memeriksa kemampuan refleks bag tertentu dr
tbh px.

2. Alkes di klinik-klinik khusus:

Alkesdi Klinik Anak:


Alkes Dsr : Ter-Stet-Ten-Ti-BTR (Termometer-Stethoscope Tensimeter-Timbangan-
Bengkok, Tong Spatel, Reflex Hammer) dg ukuran untuk anak & bayi.

Alkes di Klinik Penyakit Dalam:

1. Alkes dsr.
2. Electro Cardio Graphy: alat u/ merekam kerja jantung

3. Ultra Sono Graphy alat u/ melihat kelainan yg ada pd organ dlm

4. (hati, jantung, ginjal, kandungan) tanpaefek samping radiasi

5. Gastroscope: alat teropong (optic)ygbfleksibel u/ memeriksa atau

6. mengambil spesimen (bhn pemeriksaan) pd lambung.

7. BMD (Bone Mineral Densitometri): alat u/ menilai tingkat

8. pengeroposan tulang.

9. Thread Mill: alat u/ menilai keadaan jantung seseorang melalui

10. monitoring EKG pd px yg diberi latihan berjln dg intensitas yg

11. ditingkatkan scr bertahap.

Alkes di Klinik Bedah:

1. Alkes dsr.

2. Rectoscope/Sigmoidoscope: alat u/ melihat kelainan yg ada pd sigmoid


(rongga belokan berbentuk hrf S antr rectum dengan usus besar / colon) yg
menurun.

3. Gunting gips: alat u/ membuka gips, setelah px sembuh dari patah tulang yg di
fiksasi & imobilisasi dg gips.

Alkes di Klinik Kebidanan:

1. Alkes dsr.

2. Meja obs-gyn: meja u/ berbaring px yg akan diperiksa di klinik kebidanan.

3. Set vulva hygiene: alat u/ membersihkan genetalia wnt.

4. Set Speculum Vagina: alat u/ meng-ekpose bagian dalam vagina dlm


pemeriksaan kebidaanan.

5. Set IUD: satu set alat u/ pemasangan IUD.

6. Ultra Sono Graphy (USG)

7. Dopler: alat u/ mengetahui / mendeteksi adanya detak jantung janin.


8. Cyto-brush: alkes u/ mengambil sekret vagina u/ bahan pemeriksaan, mis pap-
smear.

Alkes di Klinik Syaraf:

1. Alkes dsr

2. Electro Encephalo Graphy (EEG): alat u/ merekam aktivitas otak.

3. Electro Neuro Myelo Graphy (ENMG): alat u/ mengetahui hantar syaraf


melalui otot.

4. Trans Cranial Dopler (TCD): alat u/ memeriksa adanya kelainan vaskulaer di


otak.

5. Bera: alat u/ menilai hantar syaraf pd anak-anak dg kelainan khusus, a.l.:

kejang demam

autis

hiperaktif

Alkes di Klinik THT:

1. Alkes dsr, minus reflex hammer

2. Head lamp (lampu kepala): alat bantu penerangan yg biasa dikenakan pd


kepala dokter spesialis THT.

3. Otoscope: alat optic u/ memeriksa rongga telinga.

4. Audiometri: alat u/ memeriksa tingkat penurunan kemampuan pedengaran


seseorang.

5. Ear Speculum: alat u/ memeriksa liang telinga

6. Pneumoscope Siegel: alat u/ menilai gndg tlng.

7. Myringotomi: alat u/ meng-incisi gndg tlng.

8. Hack cerumen: alat u/ meng-evakuasi cerumen atau bensa asing dlm liang
tlng.

9. Tampon tang: alat yg berfungsi u/ memasang atau mengambil tampon dlm s/


canal/saluran.

10. Canule suction: ujung dari alat penghisap yg dibentuk sedemikan rupa shg tdk
melukai tbh px.
11. Nasal speculum: alat u/ meng-ekpos rongga hdg.

12. Aplicator: alat bantu pembawa sesuatu, mis: kapas.

Alkes di Klinik Mata:

1. Alkes dasar, minus reflex hammer

2. Ophthalmoscope: alat teropong u/ memeriksa retina mata, kelainan-kelainan


dalam mata.

3. Snellen Chart: alat yg terbuat dari kertas karton yg tebal berisi sekelompok
huruf / gambar dg ukuran tertentu u/ menilai kemampuan melihat / membaca.

4. Buku Tes Buta Warna (Ishiharas Test For Colour-Blindness), d-sbt jg Eye Test
Chart Book.

Alkes di Klinik Kulit & Kelamin:

1. Alkes dsr.

2. Elektro Facial (EF): alat u/menghilangkan flex/spruten.

3. Micro Derma Brasi (MDB): alat u/ mengelupas kulit ari (selaput tipis) paling
luar dari kulit mns.

Alkes di Klinik Gigi:

1. Alkes dsr

2. Dental Unit, yaitu satu set kursi periksa gigi yg bisa di atur dlm berbagai
posisi, dilengkapi dg:

Pneumatic hand drill

Air compressor

Water supply

Suction pump

Operating lamp

3. Set Diagnostik

4. Set Ekstraksi gigi (cabut gigi)

5. Set Konservasi (tambal gigi)


6. Set Scalling (membersihkan karang gigi)

ALKES DI IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT ):

1. Alkes dasar

2. Brankard px

3. Kursi roda

4. Resusitation kit (Ambu bag)

5. Laryngoscope

6. Bed side monitor

7. Suction pump

8. Nebulizer (Inhalasi)

9. Set jahit

10. Set reposisi

11. Set partus

12. Infusion pump

13. Set pasang kirsner wire

14. Set pembuka gips

15. DC Shock / Defibrilator

16. Urinal

17. Pispot

ALKES DI ICU (INTENSIVE CARE UNIT):

1. Alkes dasar.

2. Resusitation Kit

3. Ventilator

4. DC Shock

5. Infusion pump
6. Syringe pump

7. Bed Side Monitor

8. Mesin HD

ALKES DI INSTALAI RAWAT INAP:

1. Alkes di Ruang Bayi:

Termometer bayi

Box bayi

Incubator atau Couveuse: box khusus u/ merawat bayi yg lahir prematur.

Pediatric Resusitation (Resusiatasi Bayi)

Timbangan bayi

2. Alkes di R Perawatan Bedah:

Alkes dasar

Resusitation kit

Irigator, u/ lavement

Urinal

Pispot

Berbagai spalk/bidai

Berbagai traksi

WWZ

Eskap

Suction pump

3. Alkes di Ruang Penyakit Dalam:

Alkes dasarp

Resusitation kit
Infusion pump

Syringe pump

Windring

WWZ

Eskap

Urinal

Pispot

4. Alkes di Ruang Perawatan Kebidanan:

Alkes dasar

Resusitation kit

Infusion pump

Syringe pump

Set vulva hygiene

Set genetalia wanita

Pispot

ALKES DI KAMAR BERSALIN (VK):

1. Termometer

2. Stethoscope mono

3. Stethoscope binaural

4. Tensimeter

5. Set partus

6. Set curettage

7. Set jahit

8. Hydro tubasi
9. Dopler

10. Set biopsy

11. Set speculum

12. Sonde uterus

13. Incubator

14. Infant resuscitation

15. Bengkok

16. Pispot

ALKES DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK:

1. Micro Wave Diathermi

2. Short Wave Diathermi

3. Criyo terapi (ice terapi)

4. Traksi Lumbal

5. Traksi Cervical

ALKES DIBERBAGAI TEMPAT DI RS:

Alkes di Instalasi Radiologi:

1. Pesawat foto Rontgen

2. USG 4 Dimensi

3. Magnetic Resonan Imaging (MRI)

4. Computerized Tomography Scaning

5. Ortho Pantomo Graphy: u/ foto rahang A/B & slrh gigi

6. Dental unit : u/ foto gigi satu-satu

7. Computerized Radiography / CR (pemroses film)

8. Radiologi Mobile Unit

9. Multi Slice CT Scan: u/ mendeteksi kelainan jar tbh px (otak, paru-paru,


abdumen, pemb. drh), 1 exposure, bnyk posisi.
10. Film Badge: monitor paparan radiasi

Alkes di Instalasi Laboratorium:

1. Hematologi Analizer (pem drh routine: Hb, Hct dll)

2. Kimia Analizer (fungsi hati, ginjal & jantung)

3. Imunologi Analizer

4. Analisa Gula Darah

5. Alat Sentrifugir unit (sedimen urine, memisahkan erytrocit & serum)

6. Microscope, mono-okuler atau bino-okuler u/ memeriksa feces, tlr cacing, sel-


sel muda drh

7. Pipet / Klini-pet

8. Lancet / Autoclick

9. Vacumtainer

10. Tabung reaksi berbagai ukuran

Alkes di Instalasi Pusat Sterilisasi Perlengkapan Medik (PSPM) biasa dikenal sbg
CSD (Central Sterilisasi Departemen):

1. Autoclave / Autoclaaf: sistem sterilisasi dg uap panas bertekanan tinggi.

2. Sterilisasi suhu rendah

3. Ultra Violet Box: alat u/ sterilisasi Udara dg jln udara dihisap ke dlm box,
dikenai paparan UV, dihembuskan lagi keluar.

4. Ultra Sound Washing Instrumen

5. Gloves Washing Machine: mesin pencuci srg tngn

Alkes di Instalasi Gizi:

1. Cooler Box

2. Rice cooker

3. Ketel uap

4. Penggiling daging
5. Mesin parutan kelapa

6. Berbagai trolley

Alkes di Bag PSP:

1. Generator listrik

2. Supply air bersih

3. Supply air panas

4. Supply udara tekan

Alkes di Bagian Pengelolaan Linen Terpadu:

1. Mesin Cuci

2. Mesin pemeras (extractor)

3. Mesin pengering

4. Mesin Setrika:

Setrika pres/silinder

Flat Work Ironer

5. Timbangan

6. Rak / Almari penyimpan

7. Trolley untuk linen kotor

8. Trolley untuk linen bersih.

TANDA-TANDA VITAL

Pengertian Pemeriksaan tanda vital (Vital Sign) merupakan suatu cara untuk
mendeteksi adanya perubahan sitem tubuh. Tanda vital meliputi : Suhu Tubuh
Frekuensi Pernafasan Denyut Nadi Tekanan Darah Adanya perubahan tanda vital,
misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh;
Denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskuler;
Frekuensi pernafasan dapat menunjukkan fungsi pernafasan; dan Tekanan darah
dapat menilai kemampuan sistem kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan
denyut nadi.

3. Tanda-tanda Vital dipengaruhi oleh : Umur Sex Berat badan Aktivitas


Kondisi (sehat/sakit)
4. Kapan TTV dilakukan ? Pasien baru masuh
rumah sakit Sesuai permintaan, untuk melengkapi data dasar pengkajian Sesuai
permintaan dokter Sekali sehari klien stabil Setiap 5 15mnt klien tidak stabil
atau resiko perubahan fisiologi secara cepat post op Ketika kondisi klien tampak
berubah Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang pengaruhi TTV
Setiap menit atau lebih sering, bila ada perubahan signifikan dari hasil
pengukuran sebelumnya Ketika klien merasa tidak seperti biasa Sebelum,
selama dan setelah transfusi Sebelum pemberian obat efek perubahan TTV

5. PENGUKURAN SUHU Tujuan: Pengukuran suhu tubuh untuk mengetahui


rentang suhu tubuh tiap waktu pengkajian. Persiapan alat: Thermometer
(aksila, oral dan rectal) Tissu kering Bengkok Vaselin (untuk pengkajian
suhu rektal) Botol disinfektan, ada 3 jenis bahan: 1. Berisi larutan desinfektan
2. Berisi larutan sabun 3. Berisi air bersih

6. Prosedur pelaksanaan: Pemeriksaan suhu melalui oral


Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan Cuci tangan Gunakan sarung
tangan (handscond) Mengatur posisi klien Turunkan suhu pada thermometer
Tentukkan letak bawah lidah Letakkan termometer di bawah lidah Anjurkan
mulut dikatupkan selama 3-5 menit Angkat dan baca hasil

7. Pemeriksaan suhu melelui aksila Pemeriksaan suhu melalui rectal.


Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan Cuci tangan Gunakan sarung
tangan (handscond) Mengatur posisi klien Turunkan suhu pada thermometer
dibawah anatara 34C 35 C Letakkan thermometer pada daerah aksila
kemudian suruh pasien menjepit sampai 3-5 menit. Mencatat hasil Bersihkan
thermometer Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan Cuci tangan Gunakan sarung tangan (handscond) Atur posisi
dengan menyuruh pasien miring kiri Turunkan suhu pada thermometer sampai
angka 0c dan oleskan vaslin secukupnya Turunkan pakaian pasien sampai
bagian gluteal dan tetap menjaga privacy pasien. Letakkan telapak tangan pada
sisi gluteal pasien dan masukkan thermometer ke dalam rectal, suruh pasien
menahan sampai 3-5 menit dan usahakan jangan sampai berubah posisi. Setelah
selesai angkat thermometer dan baca/catat hasil Bersihkan thermometer

8. PEMERIKSAAN DENYUT NADI Nilai denyut nadi merupakkan indicator untuk


menilai system kardiovaskuler, denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah
menggunakan palpasi di atas arteri radialis ataupun nadi perifer yang lain (nadi
perifer: nadi yang berada jauh dari jantung, ex: kaki, radialis, leher). Tujuan
Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan pulsasi) Menilai
kemampuan fungsi kardiovaskuler. Alat dan bahan Arloji /stop-watch

9. Prosedur pelaksanaan Menjelaskan prosedur pada klien Cuci tangan Atur


posisi klien Tentukkan posisi arteri radialis yang akan di palpasi Hitung denyut
nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan mencocokkan denyut pertama
dengan jarum panjang pada arloji. Catat hasil pengukuran.
10. Penghitungan Nadi Normal USIA RENTANG NORMAL RATA-RATA BBL 1 12
BL 1 2 TH 3 6 TH 7 12 TH REMAJA DEWASA 120 160 80 140 80 130 75
120 75 110 60 100 60 100 140 120 110 100 95 80 80

11. PEMERIKSAAN PERNAFASAN Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan


salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan yang
didalamnya ada siklus pertukaran O2 dan CO2. Frekuensi pernafasan dihitung
setiap satu gerakan inhalasi dan ekshalasi. Tujuan - Mengetahui frekuensi, irama,
dan kedalaman pernafasan. - Menilai kemampuan fungsi pernafasan Alat dan
bahan - Arloji /stop-watch Prosedur pelaksanaan - Menjelaskan prosedur pada
klien - Cuci tangan - Atur posisi pasien dengan berbaring - Alihkan perhatian
pasien dengan menatap ke atas - Hitung frekuensi pernafasan - Dan catat hasil

12. Frekuensi napas normal o o o o Usia baru lahir sekitar 35 50 x/menit


Anak-anak 15 30 x/menit Usia 2-12 tahun 18 26 x/menit dewasa 16 20
x/menit.

13. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH Nilai tekanan darah merupakan indicator


untuk menilai system kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi.
Dalam pemeriksaan tekanan darah ada 2 metode yaitu: metode langsung dan
tak langsung. Metode langsung: Memasukkan kanula atau jarum langsung ke
dalam pembuluh darah yang dihubungkan ke manometer. Metode ini adalah
metode paling tepat dan akurat tetapi pasien tidak nyaman dan memerlukan
metode khusus. Metode tidak langsung: Adalah metode yang menggunakan
manset yang disambungkan ke sfigmanometer. Mekanisme metode ini adalah
dengan mendengarkan bunyi koroktoff pada dinding arteri brakhialis dengan
menggunakan stetoskop. Bunyi koroktoff sendiri adalah bunyi gelombang sel-sel
darah yang dikontrasikan (saat sistolik) oleh jantung dan mengenai dinding arteri
maka timbul bunyi dug..dug

14. Tujuan Mengetahui nilai tekanan darah Persiapan


Alat Sphygnomanometer Stetoskop Prosedur pelaksanaan Jelaskan prosedur
pada pasien Cuci tangan Atur posisi pasien dengan tidur terlentang Atur tangan
dengan posisi supinasi Keataskan lengan baju Pasang manset pada lengan atas,
3 cm diatas fossa cubitti dan jangan pada lengan yang terpasang infuse.
Memasang manset jangan terlalu ketat maupun longgar tetapi yang pas melekat
pada lengan. Pasang stetokop di bawah manset pas diatas arteri
brakialis untuk memudahkan auskultasi (atau boleh di luar manset) Tentukkan
denyut nadi radialis Pompakan balon manset sampai nadi radialis tidak teraba
dan pompakan lagi kira-kira 20 mmHg setelah nadi tidak teraba. Pasang
stetoskop pada telinga sambil memegang nadi radialis turunkan udara dalam
manset sampai terdengar bunyi koroktoff pertama dan pertama kali denyut nadi
teraba ingat-ingat angka pada tensimeter, itu adalah tekanan sisitolik, kemudian
turunkan lagi sampai bunyi tidak terdengar pertama kali itu adalah tekanan
diastolic. Catat hasil pengukuran dan beritahukan kepada pasien, missal : sistolik
150 mmHg dan diastolic 100 mmHg atau ditulis TD: 150/100 mmHg.

PENERIMAAN PASIEN BARU BY; QUROTUL AYUN,S.Kep.,Ns


2. Pengertian Adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru
pada suatu ruangan Dalam penerimaan pasien baru disampaiakan beberapa hal
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan

3. TUJUAN Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan


hangat dan terapeutik Meningkatkan komunikasi antar perawat dengan klien
Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum Menurunkan tingkat
kecemasan pasien saat MRS

4. Tahapan Prapenerimaan Menyiapkan kelengkapan administrasi


Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan Menyiapkan format
penerimaan pasien baru Menyiapkan format pengkajian Menyiapkan informed
consent sentralisasi obat Menyiapkan nursing kit Menyiapkan lembar tata
tertib pasien dan pengunjung ruangan

5. Pelaksanaan Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala


ruangan/perawat primer/perawat delegasi Perawat memperkenalkan diri kepada
klien dan dukungannya Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan
mengantar ke tempat yang telah ditetapkan Perawat bersama karyawan lain
memindahkan pasien ke tempat tidur dan berikan posisi yang nyaman Perawat
melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format Perkenalkan
pasien baru dengan pasien baru yang sekamar Setelah pasien tenang dan
situasi sudah memungkinkan perawta memberikan informasi kepada klien dan
keluarga tentang orientasi ruangan,perawatan (termasuk perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung
jawab), dan tata tertib ruangan. Perawat menanyakan kembali tentang
kejelasan informasi yang telah disampaikan Apabila pasien atau keluarga sudah
jelas, maka diminta untuk menandatangani informed consent sentralisasi obat
Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien
Hal yang perlu diperhatikan: 1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien 2.
Dilakukan oleh kepala ruangan /perawta primer dan perawat asosiate yang telah
diberi kewenangan / delegasi 3. Menjaga privasi klien 4. ajak pasien komunikasi
yang baik dan beri sentuhan terapeutik

6. PERAN PERAWAT KEPALA RUANGAN PERAWAT PRIMER


Menerima pasien baru Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
Menandatangani lembar penerimaan pasien baru Melakukan pengkajian pada
pasien baru Mangorientasi klien pada ruangan Memberi penjelasan tentang
perawat dan dokter yang bertnggung jawab Mendokumentasikan penerimaan
pasien baru PERAWAT PELAKSANA Membantu PP dalam pelaksanaan
penerimaan pasien baru

7. TERIMAKASIH
Alat Bantu Berjalan Pasien

A. Pengertian

Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu jalan yang digunakan pada
penderita/pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang
pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan.

B. Jenis- Jenis Alat Bantu Jalan Pasien

Masing-masing alat bantu jalan memiliki indikasi penggunaan dan cara


penggunaan yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk
menentukan pola berjalan dengan menggunakan alat bantujalan, antara lain
kemampuan pasien untuk melangkah dengaan satu / kedua tungkai,
kemampuan weight bearing dan keseimbangan pasien dengan satu kaki / kedua
tungkai, dan kemampuan kedua AGA untuk mempertahankan weight bearing
& keseimbangan, serta kemampuan mempertahankan tubuh dalam posisi
berdiri.

Jenis-jenis alat bantu yang dipakai di antaranya:

1. KRUK
2. WALKER
3. KURSI RODA
4. TRIPOD / QUADRIPOD
5. STICK

1. KRUK

Kruk adalah alat bantu yang terbuat dari logam atau pun kayu dengan
panjang yang cukup untuk diraih dari axilla sampai ke tanahatau lantai. Kruk
memiliki permukaan cekung yang disesuaikan di bawah lengan dan sebuah balok
melintang untuk tangan untuk menyangga berat badan.

Jenis-jenis Kruk

Pada dasarnya kruk dibagi dua yaitu kruk axilla dan kruk nonaxilla. Kruk
nonaxilla dapat mentransfer 40-50% berat badan, sedangkan kruk axilla dapat
mentransfer sampai 80% berat badan. Hal ini membuat kruk axilla lebih baik
dalam menopang badan.

Kruk axilla memiliki dua bidang tegak lurus yaitu penopang bahu dan
pegangan tangan. Kruk tersedia dalam berbagai ukuran berbeda. Extension
crutch pada kruk merupakan tambahan agar panjang kruk dapat disesuaikan,
sehingga berguna pada anak-anak yang dalam proses pertumbuhan agar dapat
disesuaikan dengan perubahan tinggi anak. Selain itu berguna di rumah sakit
agar dapat digunakan oleh banyak orang. Kruk ortho memiliki penyangga
bahu yang berkontur dan pegangan tangan yang dapat disesuaikan, sehingga
lebih nyaman dalam penggunaannya.

2. WALKER
Walker adalah salah satu alat bantu berjalan yang kerangkanya terbuat dari
bahan logam. Alat ini dilengkapi dengan dua gagang yang berfungsi sebagai
tempat yang penggunaannya digunakan sebagai tempat pegangan serta
menggunakan empat kaki sebagai penumpunya. Salah satu jenis walker adalah
standar walker. Walker jenis ini biasanya digunakan untuk orang tua yang masih
kuat mengangkat alat ini untuk berjalan, biasanya orang yang menggunakan alat
ini membutuhkan bantuan dari orang lain.

3. Kursi Roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami
kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera,
maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain,
digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan
menggunakan mesin otomatis. Diperkirakan konsep pertama dari sebuah kursi
roda telah diciptakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu.

Jenis Kursi Roda

Kursi Roda Manual

Kursi Roda Listrik

Sejarah Awal Kursi Roda


Bukti bahwa evolusi pemikiran manusia mampu mengatasi keterbatasan
fisik manusia telah terpaparkan dengan adanya sebuah penemuan benda
sebagai pembantu manusia dalam berjalan yaitu kursi roda. Kursi roda untuk
pertama kalinya berbentuk ide berdasarkan fungsinya telah nampak sejak tahun
4000 sebelum masehi. Adalah di dataran Mediterania daerah Basin bagian timur
yang diduga sebagai cikal bakal ditemukannya kursi roda.

Sebagian pihak menganggap penemuan itu bukanlah kursi roda dan


mereka berargumen itu hanyalah penemuan tentang sebuah furnitur bergerak.
Bila ditelaah lebih jauh lagi, maka kita seharusnya mengakui penemuan di
Mediterania ini sebagai awal adanya ide dasar dari kursi roda. Penemuan tentang
menaruh roda di bawah suatu benda memang tidak begitu fenomenal bagi
pemikiran manusia, namun bila dibayangkan penemuan itu adanya diera yang
sangat jauh akan sebuah ilmu pengetahuan. Beranjak dari pemikiran masyarakat
Mediterania ini kursi roda menjadi hal yang baru bagi peradaban manusia dan
mulai memodifikasi fungsi dari furnitur yang dilengkapi roda.
Perkembangan kursi beroda semenjak nampak di dataran Mediterania ini
terus berlanjut dari masa ke masa. Untuk yang akan terjabarkan disini
merupakan kelanjutan perkembangannya diseluruh dunia dari berbagai sudut
pandang umum.

4. TRIPOD / QUADRIPOD

Tongkat Kaki 4 dan kaki 3 adalah alat bantu berjalan berupa tongkat
dengan kaki-kaki berjumlah 4. Tongkat bisa diatur tinggi rendahnya agar bisa
digunakan oleh orang dengan segala umur. Cocok digunakan oleh Lansia dan
untuk rehabilitasi setelah kecelakaan atau operasi.

5. Stick

Tongkat kaki Lipat Besi Ringan dan Kuat untuk Orang Tua, adalah Tongkat
kaki yang dapat dilipat manjadi pendek sehingga dapat dimasukkan ke dalam
tas atau kantung plastik. Tongkat Lipat terbuat dari besi baja yang kuat namun
ringan. Tinggi Tongkat kaki dapat disetel ketinggiannya menjadi 5 tingkat.

Tehnik Pengunaan Tongkat

1. Tehnik Turun Tangga


a. Pindahkan BB pada kaki yang tidak sakit.
b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan BB
pada kruk.
c. Gerakkan kaki yang sakit ke depan.
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.

2. Tehnik Naik Tangga


a. Pindahkan berat badan pada kruk.
b. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga.
c. Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidak sakit.
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
3. Tehnik Duduk
a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki
menyentuh kursi.
b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
c. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang
sakit.
d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih
kuat.
4. Tehnik Naik Kendaraan
Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong
diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit.

TEHNIK LATIHAN DENGAN ALAT BANTU

Tehnik latihan jalan dengan alat bantu dapat dilakukan dengan berbagai
tipe, diantaranya adalah : Full Weight Bearing ( FWB) : tehnik jalan dng cara
tungkai(LE) menyangga penuh berat badan/diberi beban penuh. Tanpa alat
bantu. Partial Weight Bearing (PWB) : tehnik jalan dng cara tungkai (LE)
menyangga sebagian dari BB/ diberi beban sebagian pakai alat bantu. Non
Weight Bearing (NWB) : tehnik jalan dng cara tungkai (LE) tidak menyangga BB/
tanpa beban.

MANFAAT PENGGUNAAN ALAT BANTU BERJALAN PASIEN

1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.

2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.

3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.

4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

Diposkan oleh Robby Saputra di 05.17


Melatih Anak Berjalan
Image by : Dokumentasi Ayahbunda

Mulai dari merangkak, duduk, melangkah berjalan sampai berlari.


Proses belajar berjalan balita adalah momen luar biasa. Lakukan cara
seru ini untuk melatihnya berjalan. Jangan lupa beri pujian atas
usahanya untuk berjalan tanpa dibantu.

Berdiri tegak. Bantu anak berdiri sehingga dia tegak berdiri dan
menjejakkan kedua telapak kakinya dengan mantap tanpa bantuan
selama setengah menit. Bila anak jatuh duduk, rangsanglah untuk mulai
belajar bangkit berdiri sendiri. Bila tahap ini sudah dilewati dan balita
mau mencoba melangkah sendiri, maka dia siap untuk berjalan dengan
berpegang pada kedua tangan Anda.

Pegang tangan. Beri anak kesempatan untuk berjalan dengan salah


satu atau kedua tangannya sambil memegang tangan Anda dalam jarak
dekat. Kegiatan ini mungkin saja melelahkan, tapi kuatkan diri untuk
melakukannya.

Berdiri di boks. Biarkan balita berdiri di salah satu sudut boksnya yang
diberi pelindung (bumper) di sekeliling bagian dalamnya. Ajarkan dia
berpegangan pada pagar boks, lalu biarkan dia berjalan menyusurinya.
Cara ini cukup aman karena bila bayi jatuh, tubuhnya akan membentur
kasur boks atau bantal. Biarkan balita jatuh-bangun dalam usahanya
untuk berjalan. Waktu 30 menit latihan jalan ini lebih dari cukup untuknya.

Berenang. Biarkan anak berlatih berjalan dengan pengawasan Anda di


dalam kolam plastik berisi air atau bola-bola kecil. Dia akan merasa lebih
ringan berjalan dan tidak sakit bila jatuh.
Naik-turun. Berikan anak kesempatan naik-turun kursi sendiri dalam
pengawasan Anda. Aktivitas ini bisa membantu memupuk rasa percaya
dirinya. Anda juga dapat meminta balita berjalan dengan berpegangan
pada sisi meja atau kursi, lalu berpindah dari kursi ke kursi. Pastikan
benda-benda yang dijadikan pegangan oleh anak itu berdiri cukup kokoh
dan tidak mudah bergeser, serta tidak bersudut tajam.

Ambil mainan. Letakkan mainan favoritnya dalam jarak tertentu, jangan


terlalu jauh. Iming-imingi anak agar mau berjalan walau sambil
berpegangan untuk meraih mainannya itu. Bila memungkinkan dan aman,
biarkan si kecil berjalan di lantai yang tidak rata. Cara ini akan
menguatkan otot-otot kaki dan tungkai.

Mendorong. Beri anak mainan yang dapat didorong sebagai alat bantu si
kecil belajar berjalan. Anak di rentang usia ini memang senang
mendorong-dorong benda, bukan? Jangan lupa menyemangatinya agar ia
merasa fun.

Pindah barang. Beri anak mainan truk atau gerobak yang dapat ditarik
dengan tali. Ajak dia memindah-mindahkan mainan dari satu tempat ke
tempat lain.

Tanpa alas kaki. Biarkan kaki anak tanpa alas kaki, seperti kaus kaki
atau sepatu, saat belajar berjalan. Selain lebih leluasa mencari
keseimbangan, ia juga sangat memerlukan indera peraba di kakinya.

Bye..bye.. baby walker. Tidak disarankan melatih anak belajar berjalan


menggunakan baby walker. Alat ini dapat menganggu perkembangan otot-
otot kaki, misalnya karena telapak kaki anak tidak menapak dengan baik,
cenderung jinjit. Selain itu, alat ini bisa memunculkan bahaya, anak
terjungkal misalnya. Kecelakaan seperti ini bisa serius akibatnya. (me)

ISI

1. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur kekursi Roda

A. Definisi
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan

fungsiona luntuk berpindah dari tempat tidur kekursiroda .


B. Tujuan
1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi
dengan kegiatan ini)
6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik

C. Alat
Kursi roda
D. Langkah
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam kepada pasien
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien
4. Kaji kondisi klien
5. Bantu klien keposis iduduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut
45 derajat terhadap tempat tidur, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi
terkunci
6. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga
7. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
8. Regangkan kedua kaki anda
9. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
10. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan
tempatkan tangan pada skapula klien
11. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul
andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
12. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
13. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara
langsung ke depan kursi
14. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk
menyokong
15. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi roda
16. Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat untuk posisi duduk
17. Posisikan klien pada posisi yang dipilih
18.Observasi klien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.Observasi
terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
19.Tutup salam sebelum meninggalkan klien setelah selesai melakukan tindakan
20. Cucitangan
21. Catat prosedur dalam catatan keperawatan klien.

2. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur kebrankart

A. Pengertian

Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan,


keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur
ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

B. Tujuan
memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya
pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dlL).

C. Alat dan Bahan

1. Brankart

2.Bantal bila perlu

D. Prosedur

1. Ikuti protokol standar

2. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap


tempat tidur

3. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien

4. Silangkan tangan pasien ke depan dada

5. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh


pasien

6. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah


pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan
panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah
pinggul dan kaki.

7. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke


brankar

8. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.

9. Lengkapi akhir protocol

E. Pelaksanaan
1.naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari berangkar
2. Posisikan pasien di tepi tempat tidur,tutupi dengan selimut untuk kenyamanan
dan prevacy
3.minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan dan meletakkan
keduatangan menyilang di atas dada
4. Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama meletakkan
keduatangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul,
da nperawatketiga di bawah kaki pasien
5.condongkan tubu hkedepan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki.
Perawa tpertama memberikan intruksi kemudian angkat pasien secara bersama-
sama dari tempat tidur dan pindahkan kebrankar
6.buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar berangkar atau kencangkan
sabuk pengaman melintang di ata stubuh pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Azis Alimul Hidayat. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran

Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar

DiposkanolehLaaMiLiiee, di 08:09

http://milieline.blogspot.com/2011/04/kdm-ii-memindahkan-pasien-ke-kursi-roda.html
diaksespadatanggal 29 September 2012 pukul 17:47

http://smkkesehatansumbawabarat2.blogspot.com/2010/10/memindahkan-
pasien-dari-tempat-tidur-ke_09.html diaksespadatanggal29 September 2012
pukul 17:49

Diposkan oleh Insan Budiman 10/06/2011


11:54:00http://skepalir2010.blogspot.com/2011/10/memindahkan-pasien-dari-
tempat-tidur-ke.html diakses pada tanggal 30 September 2012pukul 11:07

http://smkkesehatansumbawabarat2.blogspot.com/2010/10/memindahkan-pasien-dari-
tempat-tidur-ke_251.html diaksespadatanggal29 September 2012 pukul 17:52

MACAM-MACAM POSISI PASIEN

A. POSISI FOWLER
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi serta
membantu eliminasi urine dan usus.
1. Pengertian
Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikkan setinggi
45-60 tanpa fleksi lutut.
2. Tujuan
1. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler
2. Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi)
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah
klien melorot kebawah pada saat kepala dianaikkan.
3. Naikkan kepala bed 45 sampai 60 sesuai kebutuhan. (semi fowler 15-45,
fowler tinggi 60)
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah
disana. Bantal akan mencegah kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi
lumbal.
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan menyangnya kurva
cervikal dari columna vertebra. Sebagai alternatif kepala klien dapat diletakkan
diatas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala akan
menyebabkan fleksi kontraktur dari leher.
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
landasan yang, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat dari
adanya hiper ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot ke bawah.
7. Pastikan tidak ada pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi.
Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut
membantu supaya klien tidak melorot kebawah.
8. Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien. Bila ekstremitas
bawah pasien mengalami paralisa atau tidak mampu mengontrol ekstremitas
bawah, gunakan gulungan trokhanter selain tambahan bantal dibawah
panggulnya. Mencegah hiperekstensi dari lutut dan oklusi arteri popliteal yang
disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan trokhanter mencegah
eksternal rotasi dari pinggul.
9. Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart. Mencegah plantar fleksi.
10. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien
memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut. Mencegah dislokasi bahu
kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan
sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena, menurunkan
edema pada lengan dan tangan, mencegah kontraktur fleksi pergelangan
tangan.
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
B. POSISI SIMS
1. Pengertian
Posisi sims atau disebut juga posisi semi pronasi adalah posisi dimana klien
berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi
ini lengan bawah ada di belakang tubuh klien, sementara lengan atas didepan
tubuh klien.
2. Tujuan
1. Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
2. Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada klien yang
mengalami paralisis
3. Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perawatan pada area perineal
4. Untuk tindakan pemberian enema
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien
untuk posisi yang tepat.
3. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring
pada abdomen
4. Letakkan bantal dibawah kepala klien. Mempertahankan kelurusan yang tepat
dan mencegah fleksi lateral leher.
5. Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi
6. Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus melebihi dari
tangan sampai sikunya. Mencegah rotasi internal bahu.
7. Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai
setinggi pinggul. Mencegah rotasi interna pinggul dan adduksi tungkai.
Mencegah tekanan pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur.
8. Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak kaki klien.
Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi. Menurunkan resiko foot-drop.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

C. POSISI TRENDELENBURG
1. Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

D. POSISI DORSAL RECUMBENT


1. Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
persalinan.

E. POSISI LITOTOMI
1. Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke
atas bagian perut.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan
memasang alat kontrasepsi.

F. POSISI GENU PECTORAL


1. Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.
2. Tujuan
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

G. POSISI TERLENTANG (SUPINASI)


1. Pengertian
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala
dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
2. Tujuan
a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang
tidak tepat.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
e. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien
untuk posisi yang tepat.
3. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien. Mempertahankan body
alignment yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical.
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah
disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi
lumbal.
5. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
landasan yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari
adanya hiperektensi lutut dan tekanan pada tumit.
6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mempertahankan
telapak kaki dorsofleksi, mengurangi resiko foot-droop.
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal. Posisi ini mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan.
Bantal tidak diberikan pada lengan atas karena dapat menyebabkan fleksi bahu.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
H. Posisi Orthopneu
1. Pengertian
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien
duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
2. Tujuan
a. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan
ekspansi dada yang maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
b. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah
klien merosot kebawah saat kepala dinaikkan.
c. Naikkan kepala bed 90
d. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.
e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
landasan yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat
dari adanya hiperekstensi lulut dan tekanan pada tumit.
f. Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi.
Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut
membantu klien supaya tidak melorot kebawah.
g. Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing paha. Mencegah eksternal
rotasi pada pinggul.
h. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mencegah plantar
fleksi.
i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
I. Posisi Pronasi (telungkup)
a. Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan
kepala menoleh kesamping.
b. Tujuan
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi
mulut atau tenggorokan.
c. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
d. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur. Menyiapkan klien untuk
posisi yang tepat.
3. Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan
siku lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur
yang datar. Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh dapat
dipertahankan.
4. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila banyak
drainase dari mulut, mungkin pemberian bantal dikontra indikasikan.
Menurunkan fleksi atau hiperektensi vertebra cervical.
5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau
payudara pada wanita) dan illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan pada
payudara pada beberapa klien wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra
lumbal, dan memperbaiki pernafasan dengan menurunkan tekanan diafragma
karena kasur.
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit. Mengurangi
plantar fleksi, memberikan fleksi lutut sehingga memberikan kenyamanan dan
mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan
kenyamanan serta mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
8. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan
kenyamanan. Bantal tidak diletakkan dibawah lengan atas karena dapat
menyebabkan terjadinya fleksi bahu.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

J. POSISI LATERAL (SIDE LYING)


1. Pengertian
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian
tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
2. Tujuan
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
b. Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur. Memberikan kemudahan
akses bagi klien dan menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan
gaya gravitasi.
c. Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk posisi yang
tepat
d. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien. Mempertahankan body
aligment, mencegah fleksi lateral dan ketidaknyamanan pada otot-otot leher.
e. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak
menopang pada bahu tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan langsung
pada sendi bahu.
f. Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal rotasi dan adduksi
dari bahu serta penekanan pada dada.
g. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas berfungsi
secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal rotasi dari paha dan
adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung dari kaki atas terhadap kaki
bawah.
h. Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi.
Memperlancar kesejajaran vertebra. Juga menjaga klien dari terguling ke
belakang dan mencegah rotasi tulang belakang.
i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Tulang

Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak
bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus
sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.

Pertumbuhan tulang
Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun. Setelah itu
ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar dari
kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium
tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh. SD
Jenis tulang
Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi 4:tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia),
tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan,
pergelangan tangan) dan tulang tak beraturan (seperti tulang rahang, ruas tulang
belakang).Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu: Tengkorak (bagian kepala), dan rangka
badan.

Tulang sebagai bahan makanan


Secara umum istilah tulang digunakan merujuk pada kerangka dari hewan tertulang belakang
dan tidak hanya pada kerangka manusia. Bagian tubuh ini, sebagaimana halnya daging,
digunakan pula sebagai bahan dasar hidangan. Hidangan yang memanfaatkan tulang sebagai
bahannya, misalnya saja sup tulang [1][2] dan ayam tulang lunak [3][4][5].

Berapa banyak tulang yang kita miliki?

Anak bayi yang baru lahir memiliki 270 tulang. Beberapa tulang akan bergabung menjadi
satu saat kita mulai dewasa dan saat itu, tulang yang dimiliki oleh orang dewasa menjadi 206.
Pada bagian pusat, terdapat 74 tulang, termasuk 26 tulang punggung, 22 pada bagian
tengkorak dan 25 pada bagian-bagian yang disebut rusuk. Tangan dan kaki memiliki 126
tulang, 62 di kaki dan 64 di tangan. Telinga kita sendiri juga memiliki 6 buah tulang.

MUKJIZAT AL QURAN DAN HADIST

"TULANG SULBI"
Para dokter ilmu kandungan menemukan, bahwa dasar diciptakannya manusia bersumber
dari tulang sulbi, yaitu tulang belakang laki-laki dan tulang dada perempuan, yaitu tulang
rusuk perempuan.

Penemuan ini selaras dengan yang diberitakan Allah dalam Al-Quran dalam surat Ath-
Thariq.

Dia berfirman;


. .

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air
yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan (
Ath-Thariq: 5-7)
Sulbi dan taraib dalam ayat ini dijelaskan oleh Dr Zakir Abdul Karim Naik sebagai tempat di
mana

keluarnya salur darah yang membekalkan darah kepada testis (kilang sperma) dan ovari
(kilang telur) terletak antara tulang sulbi dan tulang dada. Iaitu saluran darah testicular artery
dan ovary artery bermula

dari satu tempat antara tulang sulbi dan tulang dada. Ini dibuktikan benar oleh sains moden
bahawa

saluran darah ke testis dan ovari berasal daripada abdominal aorta dan renal artery bukannya
berasal dari

salur darah setempat.

Oleh Dr. Mohamad Daudah


Coccyx (tulang Sulbi / Tungging) adalah tulang terbawah dari vertebral column (tulang
punggung). Disebutkan dalam banyak hadits bahwa tulang ini adalah asal mula manusia,
bahwa dari tulang inilah mereka akan dibangkitkan pada hari Kiamat, dan bahwa tulang
ini tidak hancur di dalam tanah.

Hadits-Hadits Nabi Saw:

1. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda, Semua bagian tubuh anak Adam
akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya dia
akan dibangkitkan. (HR Bukhari, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad in Musnad-
nya, dan Malik in kitab al-Muwaththa).

2. Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasul saw bersabda, Ada satu tulang pada anak Adam
yang tidak dimakan tanah. Mereka bertanya, Apa itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab,
Tulang sulbi. (HR Bukhari, Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dalam kitabnya al-
Musnad, and Malik dalam kitabnya al-Muwaththa).
Jadi, hadits-hadits tersebut jelas dan memuat fakta-fakta sebagai berikut:

1. Manusia diciptakan mulai dari tulang sulbi.

2. Tulang sulbi tidak hancur.

3. Pada hari Kiamat, kebangkitan manusia bermula dari tulang sulbi.

Tahap-Tahap Pembentukan Janin

Ketika sperma membuahi ovum, maka pembentukan janin dimulai. Ovum yang telah terbuahi
atau disebut zigot itu terbelah menjadi dua sel, dan masing-masing sel itu membelah menjadi
dua sel lagi. Pembelahan dan perkembangan sel itu berlangsung hingga terbentuknya
embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan.
Tulang Punggung dan Tulang Sulbi:

External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts yang menyuplai makanan embrio pada
dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.

Internal Hypoblast: Dimulai sejak janin terbentuk dengan ijin Allah. Pada hari ke-15,
lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang tirus,
dan disebut primitive node (gumpalan sederhana).

Sisi unsur primitif yang muncul itu diketahui sebagai bagian belakang dari embrio. Dari
unsur primitif dan gumpalan sederhana ini seluruh jaringan dan organ janin terbentuk sebagai
berikut:

Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.

Mesoderm, membentuk otok halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka),
sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung
kemih), jaringan subcutaneous, the sistem limpa, limpa, dan kulit luar.

Endoderm membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-organ yang
berhubungan dengan sistim digestive (seperti liver and pankreas), kandung kemih, kelenjar
thyroid (gondok), dan saluran pendengaran.

Jadi, lapisan dan gumpalan sederhana itu merupakan tulang sulbi yang dijelaskan Nabi saw
kepada kita. Cacat pada janin merupakan bukti bahwa tulang sulbi itu mengandung sel-sel
induk bagi seluruh jaringan manusia.

Kesimpulannya, tulang sulbi itu merupakan gumpalan sederhana, dan ia bisa berkembang
dengan menghasilkan tiga lapisan yang membentuk janin: ectoderm, mesoderm and
endoderm. Ia juga membentuk seluruh organ tubuh..
endon
Tendon adalah struktur dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang
menghubungkan otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh Anda bertanggung jawab untuk
menggerakkan sendi, sehingga memungkinkan Anda untuk berjalan, melompat, angkat, dan
bergerak dalam banyak cara. Ketika otot ini kontraksi, tulang tertarik yang menyebabkan
gerakan tersebut. Struktur yang mentransmisikan kekuatan kontraksi otot ke tulang adalah
tendon.

Ukuran tendon sangat bervariasi, dari yang sangat kecil, seperti yang yang menyebabkan
gerakan pada jari-jari Anda, sampai yang jauh lebih besar, seperti tendon Achilles di bagian
tumit Anda. Ketika berfungsi normal, tendon ini meluncur dengan mudah dan lancar saat otot
berkontraksi.

Istilah yang mungkin terkait dengan Tendon :

Tendon Achilles
Dislokasi Tendon Bisep

Refleks Tendon

Ruptur Tendon Bisep

Tendonitis

Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat
gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot
lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun
pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.

Daftar isi

1 Jenis-jenis otot

o 1.1 Otot lurik

o 1.2 Otot polos

o 1.3 Otot jantung

2 Efisiensi

3 Catatan kaki

4 Pranala luar

Jenis-jenis otot
Sel otot merupakan sel dengan banyak nuklei yang terjadi karena proses fusi dari sel mioblas.
[1]
. Jenis-jenis otot yang ada dalam tubuh :

Otot lurik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Otot lurik

Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan tenaga besar.
Otot ini mudah lelah, yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada sel-selnya.
Pergerakan otot lurik berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak dan bersifat sadar
(bukan refleks). Otot ini terdapat pada hampir keseluruhan tubuh bagian luar manusia dan
hewan.
Jenis-jenis otot dari kiri ke kanan : (1). Otot lurik (2). Otot polos (3). Otot jantung

Otot polos
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Otot polos

Otot yang ditemukan dalam organ pencernaan dan pembuluh darah, bekerja dengan
pengaturan dari sistem syaraf tak sadar atau saraf otonom.[2] Otot polos dibentuk oleh sel-sel
otot yang terbentuk dari gelendong dengan kedua ujung meruncing, serta mempunyai satu
inti tunggal.

Otot jantung
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Otot jantung

Otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot yang
sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi
sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik atau
parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak
dapat mengontrolnya secara sadar.

Efisiensi
Persentase efisiensi kerja dari otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi didefinisikan
sebagai rasio metabolisme, berdasarkan penggunaan oksigen.

Tulang rawan adalah jaringan ikat yang kaku tapi fleksibel ditemukan di banyak bagian tubuh
manusia dan hewan. Misalnya, tulang rawan hadir dalam sendi antara tulang, tulang rusuk,
telinga, hidung, saluran bronkial, cakram antar-vertebral, siku, lutut dan pergelangan kaki.
Hal ini kaku dan kurang fleksibel daripada otot tapi tidak keras dan kaku seperti tulang.

Jenis Tulang rawan

Tulang rawan hialin

Fungsi Tulang rawan adalah salah satu bagian yang paling menantang dari histologi. Tulang
rawan memainkan peran penting dalam kehidupan hewan dan juga ikan. Tulang rawan hialin,
fibrokartilago dan tulang rawan elastis adalah tiga jenis utama dari tulang rawan pada tubuh
manusia. Sebuah tulang rawan terdiri dari matriks ekstraseluler terdiri dari serat kolagen, zat
dasar yang kaya proteoglikan, dan serat elastin. Ketiga jenis tulang rawan, yang dijelaskan di
atas, berbeda dalam jumlah relatif dari tiga komponen utama. Tidak ada pembuluh darah di
tulang rawan, sebaliknya, nutrisi menyebar melalui matriks. Dibandingkan dengan jaringan
ikat lainnya, tulang rawan tumbuh dan perbaikan lebih lambat. Jadi, sulit untuk
menyembuhkan tulang rawan yang rusak.

Tulang rawan elastis hadir dalam epiglotis dan tabung eustachius. Fibrokartilago ada
sementara di lokasi patah tulang dan secara permanen di tiga lokasi utama dalam tubuh, disk
intervertebralis tulang belakang, pada meniskus lutut dan sebagai penutup dari kondilus
mandibula pada sendi temporomandibular. Mayoritas tulang rawan tubuh adalah tulang
rawan hialin dan ditemukan pada sendi diarthroidal meliputi tulang panjang. Hal ini hadir
dalam lempeng pertumbuhan dimana tulang panjang tumbuh selama masa kanak-kanak.

Fungsi Tulang rawan

Tulang rawan memegang beberapa tulang bersama-sama, misalnya,


tulang rusuk tulang rawan. Itu membuat daerah tahan goncangan.

Ini membantu dalam pembentukan tulang pada anak-anak tumbuh. Pada


anak-anak muda, ujung tulang panjang lengan dan kaki yang terdiri dari
tulang rawan yang secara bertahap berubah menjadi tulang dan tumbuh
lagi.

Tulang rawan adalah satu-satunya jaringan yang tidak pernah berhenti


tumbuh! Anda harus menyadari bahwa beberapa orang yang sangat tua
memiliki telinga yang lebih besar dan lebih besar hidung-berakhir. Hal ini
karena tulang rawan hadir di daerah tersebut.

Ia bekerja seperti sebuah bantal di sendi. Mencegah gesekan tulang


terhadap satu sama lain adalah salah satu fungsi tulang rawan utama.
Misalnya, tulang rawan di lutut dan siku bekerja seperti bantal dalam
tulang dan membantu menghindari nyeri sendi.

tulang rawan Elastis adalah tulang rawan yang paling fleksibel karena
mengandung serat elastin lagi. Keseimbangan sempurna struktur dan
fleksibilitas yang disediakan oleh tulang rawan ini membantu menjaga
struktur tubular terbuka. Hal ini hadir di telinga luar, laring dan tabung
eustachius, misalnya.

Garis tulang rawan hialin tulang pada sendi, membantu mereka untuk
mengartikulasikan dengan lancar. Hal ini terdiri dari serat kolagen
sebagian besar tipe II. Spoiled tulang rawan hialin umumnya diganti
dengan fibrocartilage, yang sayangnya tidak dapat menanggung beban
karena kekakuan. RICE (rest, ice, compression dan elevasi) mendorong
pemulihan sistem yang cepat, jika anda telah robek tulang rawan di lutut.

Fibrokartilago adalah jenis terkuat dan paling kaku tulang rawan, karena
mengandung lebih banyak kolagen dibanding jenis lainnya. Kolagen dalam
fibrokartilago lebih dari kolagen tipe I, yang lebih tangguh daripada tipe II.
Fibrokartilago ditemukan dalam diskus intervertebralis. Ini membantu
menghubungkan tendon dan ligamen pada tulang. Hal ini hadir di daerah
stres-tinggi lain dan melindungi sendi dari guncangan.

Gangguan Tulang rawan


Ada banyak gangguan yang berhubungan dengan fungsi tulang rawan yang rusak. Ketika
tulang rawan yang kaku atau berubah menjadi tulang, membatasi pergerakan dari sendi.
Gangguan tersebut datang dalam kelompok chondrodystrophies. Degradasi tulang rawan
pada sendi adalah salah satu gejala utama arthritis, yang mengarah ke gerakan terbatas,
radang sendi dan nyeri parah. Achondroplasia adalah gangguan tulang rawan yang
menyebabkan dwarfisme. Pada gangguan lain, tumor jinak yang disebut chondroma
ditemukan di tulang rawan.

Hari-hari ini, teknik bioteknologi sedang dikembangkan yang mungkin membantu


menghasilkan tulang rawan baru. Para ilmuwan bereksperimen pada penggunaan perancah
bahan selular dan sel kultur, karena mereka mencoba menumbuhkan tulang rawan buatan.
Hal ini dapat membantu meringankan rasa sakit di sendi yang terkena dan dapat
meningkatkan gerakan mudah dari sendi.

Olahraga teratur membantu menjaga sendi yang sehat dan bergerak. Diet yang menyediakan
semua nutrisi penting dalam proporsi yang benar membantu menjaga kesehatan keseluruhan
dari individu. Kebiasaan buruk seperti konsumsi alkohol yang berlebihan, obat-obatan,
makanan cepat saji (menyebabkan kenaikan berat badan) dan merokok dapat mempengaruhi
kesehatan serius. Berhati-hatilah!

Sendi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Sendi merupakan perhubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua
tulang disebut persendian (artikulasi).

Daftar isi

1 Komponen penunjang

2 Macam-macam persendian

o 2.1 Sinartrosis

o 2.2 Diartrosis

o 2.3 Amfiartosis
Komponen penunjang
Beberapa komponen penunjang sendi:

Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian


dalamnya terdapat rongga.

Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang

tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi

Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.

Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.

Macam-macam persendian
Ada berbagai macam tipe persendian:

Sinartrosis
Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat dibedakan
menjadi dua:

Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan


ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.

Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang


rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.

Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan
menjadi:

Sendi Peluru : Sendi yang memungkinkan pergerakan ke segala arah.


Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat, & ( tulang
paha dengan gelang panggul )

Sendi Pelana : Sendi yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi,


namun tidak ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan
jari tangan.

Sendi Putar : Sendi yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi).


Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).

Sendi Luncur : Sendi yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang
datar. Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.

Sendi Engsel : Sendi yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh:


sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.
Mengenal Sendi

Sistim muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh
tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda untuk duduk, berdiri,
berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai
penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam.
Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan
kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, Anda tidak mungkin bisa melakukan berbagai
gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat Anda bergerak adalah otot,
yang merupakan jaringan elastik yang kuat.

Ada 3 jenis persendian yang dibedakan berdasarkan jangkauan gerakan yang dimiliki:

Persendian Fibrosa, yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, dimana


letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh
selapis jaringan ikat fibrosa, contohnya sutura di antara tulang-tulang
tengkorak.

Persendian Kartilagenosa, yaitu persendian yang gerakannya terbatas,


dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin,
contohnya tulang iga.

Persendian Sinovial, yaitu persendian yang gerakannya bebas, merupakan


bagian terbesar dari persendian pada tubuh orang dewasa, contohnya
sendi bahu dan panggul, sikut dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari
tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.

Amfiartosis
persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan

Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan


ligamen. Contoh:persendian antara fibula dan tibia.

Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk


seperi cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

KEBUTUHAN ISTRAHAT TIDUR


1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan
Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas I
Setelah mempelajari materi ini diharapkan anda mampu memahami
konsep kebutuhan istirahat dan tidur dengan benar. TUJUANPembelajaran
Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah mempelajari materi ini
saudara-saudara diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi konsep kebutuhan
istirahat tidur dengan benar 2. Mengidentifikasi konsep asuhan
keperawatan gangguan istirahat tidur dengan benar. Asuhan Keperawatan
pada Gangguan Istirahat dan Tidur POKOKMateri Di bagian akhir mata
kuliah KDM 1 ini, pada modul 7 kegiatan belajar kita akan mempelajari
materi: konsep kebutuhan istirahat dan tidur serta konsep asuhan
keperawatan gangguan istirahat dan tidur

2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
Uraian Materi A. KONSEP ISTIRAHAT TIDUR Istirahat dan tidur merupakan
kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan
istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks,
santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,
beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu
bentuk istirahat. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran
ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur
dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran
yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan
respons terhadap stimulus eksternal. Tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stress
dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi
saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Kesempatan untuk istirahat
dan tidur sama pentingnya dgn kebutuhan makan, aktivitas maupun
kebutuhan dasar lainnya. A. PENGERTIAN 1. Istirahat Keadaan tenang,
relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah.
Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,
jalan-jalan di taman, nonton tv, dsb juga dikatakan sebagai bentuk
istirahat. 2. Tidur Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkunan menurun. Nah.. teman-teman bisa
membedakan kan...antara istirahat dan tidur? Bisa dikatakan kalau orang
istirahat itu tidak selalu tidur namun kalau orang tidur pasti

3. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
istirahat. Untuk lebih jelasnya mari kita lanjutkan pembahasan kita ke
bagaimana kita bisa tidur dalam fisiologi tidur. B. FISIOLOGI TIDUR
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,
yaitu: Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region
(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus
yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba serta emosi dan
proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan
pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat,
2008). Ritme sirkadian Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam
biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh
dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan,
gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling
umum adalah ritme sirkadian yamg melengkapi siklus selama 24 jam.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature,
sekresi hormon, metabolism dan penampilan serta perasaan individu
bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama
biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika
individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya.
Individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling
aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah. Begitu
saudara-saudara, proses tidur bangun kita sebagai manusia. C. TAHAPAN
TIDUR
Berdasarkanpenelitianyangdilakukandenganbantuanalatelektroensefalogra
m (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui
ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid
eye movement (REM). (Asmadi, 2008).

4. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 1.
Tidur NREM. Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek
karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih
pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang
sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh.
Di samping itu, semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,
metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4
tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap
III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep). 2. Tidur
REM. Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama
5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar
mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM, otak cenderung aktif dan
metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi sulit
untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba- tiba, tonus otot
terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan
pernapasan sering kali tidak teratur. Selama tidur, individu melewati tahap
tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung
selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui empat hingga lima
siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang
berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit,
kemudian diteruskan ke tahap IV selama 20 menit. Setelah itu, individu
kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul
sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit. D. Faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur Banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, diantaranya adalah
penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan
dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi. Mari kita bahas masing-
masing .....

5. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 1.
Penyakit. Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang
dapat menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan
waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya di samping itu, siklus
bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan. 2.
Lingkungan Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat
proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus dapat
menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman
atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan
tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh
dengan kondisi tersebut. 3. Kelelahan Kondisi tubuh yang lelah dapat
mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah seseorang, semakin
pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya
siklus REM akan kembali memanjang. 4. Gaya hidup. Individu yang sering
berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu
yang tepat. 5. Stress emosional. Ansietas dan depresi sering kali
mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar
norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM
serta seringnya terjaga saat tidur. 6. Stimulant dan alkohol. Kafein yang
terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang susunan syaraf
pusat (SSP) sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi
alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika
pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi
buruk.

6. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 7.
Diet. Penurunanberatbadandikaitkan
denganpenurunanwaktutidurdanseringnya terjaga di malam hari.
Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total
tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari. 8. Merokok. Nikotin
yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun
di malam hari. 9. Medikasi. Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi
kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur
NREM, metabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk,
sedangkan narkotik (misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin (yang
biasanya di gunakan dalam pengobatan saat perang)) diketahui dapat
menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
10. Motivasi. Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi
perasaan lelah seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya
motivasi untuk terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.
Jadi........ada 10 faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam proses
tidurnya, bila kita hubungkan dengan klien di masyarakat, disini akan
membantu kita menentukan asuhan keperawatan apabila menemukan
klien yang datang dengan gangguan tidur. E. Gangguan Tidur Yang Umum
Terjadi 1. Insomnia Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur
ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena
gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau
gelisah.

7. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
Ada tiga jenis insomnia: a. Insomnia inisial : Kesulitan untuk memulai tidur.
b. Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya
terjaga. c. Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur
kembali. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia
antara lain dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif
melalui olahraga rutin, menghindari rangsangan tidur di sore hari,
melakukan relaksasi sebelum tidur (misalnya: membaca, mendengarkan
musik,dan tidur jika benar-benar mengantuk). 2. Parasomnia Parasomnia
adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa
turunan parasomnia antara lain sering terjaga (misalnya: tidur berjalan,
night terror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya: mengigau),
parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpiburuk), dan
lainnya (misalnya: bruksisme). 3. Hipersomnia Hipersomnia adalah
kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada
siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti
kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu,
hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk
menghindari tanggung jawab pada siang hari. 4. Narkolepsi Narkolepsi
adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-
tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai serangan tidur
atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena

8. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
kerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali
lainnya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah dengan obat-
obatan, seperti: amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan
antidepresan seperti imipramin hidroklorida. 5. Apnea saat tidur Apnea
saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas secara
periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang
mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia,
mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas,
atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia
jantung. Untuk materi istirahat tidur ini kami uraikan hal yang dasar, untuk
memperkaya silakan anda juga membaca buku-buku bacaan.
Nah....teman-teman kita aplikasikan pembahasan ke asuhan keperawatan.
A. Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi
mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkajian
mengenal: 1. Riwayat tidur a. Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk
kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur, dan keteraturan pota
tidur klien; b. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti
membaca buku, buang air kecil, dan lain-lain; c. Gangguan tidur yang
sering dialami klien dan cara mengatasinya; d. Kebiasaan tidur siang;
apakah klien biasa tidur siang? Jam berapa? Berapa lama? e. Lingkungan
tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah kondisinva bising,
gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain; f. Peristiwa yang baru dialami
klien dalam hidup. Perawat mempelajari

9. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 9
apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami
gangguan tidur?; g. Status emosi dan mental klien. Status emosi dan
mental memengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur.
Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional dan mental klien,
misalnya apakah klien mengalami stres emosional atau ansietas?, juga
dikaji sumber stres yang dialami klien. 2. Perilaku deprivasi tidur yaitu
manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan
istirahat tidur, seperti: a. Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap
di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau
mata yang terlihat cekung; b. Perilaku yang terkait dengan gangguan
istirabat tidur, misalnya apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap,
kurang konsentrasi, atau terlihat bingung; c. Kelelahan, misalnya apakah
klien tampak lelah, letih, atau lesu. B. Gejala Klinis Gejala klinis yang
mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata
perih, perhatian tidak fokus, sakit kepala. C. Penyimpangan Tidur Kaji
penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis,
narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll D. Pemeriksaan fisik 1. Tingkat
energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu 2. Ciri-ciri
diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah, semangat

10. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 3.
Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok
mata, bicara lambat, sikap loyo 4. Data penunjang yang menyebabkan
adanya masalah potensial, seperti obesitas, deviasi septum, TD rendah,
RR dangkal dan dalam Diagnosa keperawatan Diagnosis keperawatan
yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan pemenuhan
istirabat tidur menurut Asmadi (2008), antara lain: a. Gangguan pola tidur
disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang tidak kondusif
untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan
mengatasi stres yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita,
Insomnia, hiperinsomnia, kehilangan tidur REM, ketakutan b. Perubaban
proses berpikir disebabkan oleh terjadinya deprivasi tidur. c. Gangguan
harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis. d. Risiko
cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Klien
melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya
kecelakaan, bisa berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau
membentur tembok. Pemeriksaan diagnostik a. Elektroecepalogram (EEG)
b. Elektromipogram (EMG) c.. Elektrookulogram (EOG) Intervensi 1. Kaji
masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut, stress,
ansietas, imobilitas,sering berkemih, lingkungan yang asing, temperatur)
2. Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur (bising:
tutup pintu kamar, turunkan volume TV) 3. Bantu upaya tidur dengan
menggunakan alat bantu tidur (mis., air hangat untuk

11. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
mandi, minum susu sebelum tidur) 4. Memberikan informasi dasar dalam
menentukan rencana perawatan. 5. Lingkungan yang tenang dapat
mengurangi gangguan tidur 6. Mandi air hangat sebelum tidur dapat
meningkatkan relaksasi. Sedangkan minum susu hangat mengandung L-
triptofan (penginduksi tidur) Evaluasi S : Pasien mengatakan dapat tidur
dalam jangka waktu 20-30 menit, pada waktu tidur tidak sering
terbangun, jika terbangun akan mudah tidur kembali, meningkatnya waktu
tidur sesuai yang diharapkan, mengingat kembali mimpi yang dialaminya,
menyatakan perasaannya tenang sesudah tidur, bebas dari kecemasan
dan depresi, dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi, klien dan
keluarga mampu menjelaskan faktor2 yang dapat meningkatkan tidur O :
klien tampak tenang saat di wawancarai setelah bangun tidur A : masalah
teratasi P : intervensi dihentikan

12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan 12 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tugas Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks,
santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Tidur
adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas
fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses
fsiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal.
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,
yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region
(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel- sel khusus
yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan
proses berfikir. Tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan
rapid eye movement (REM). Faktor yang mempengaruhi kualitas maupun
kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya
hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet, merokok, dan
motivasi. Gangguan dalam tidur dapat berupa insomnia, parasomnia,
hipersomnia, narkolepsi dan apnea. Rangkuman

13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan 13 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tugas Sama dengan materi-materi sebelumnya, disini kami juga
menyertakan beberapa soal tes formatif, silakan anda pelajari sbagai
bentuk evaluasi diri dalam memahami konsep belajar 8 modul 7 ini. 1.
Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun adalah arti dari .. . a. istirahat b. tidur c. santai d.
rekreasi 2. Bp. U. 50 tahun, datang ke tempat anda mengeluh beberapa
hari terakhir ini tidak bisa tidur, sering terbangun dan susah untuk tidur
kembali. Bila melihat keluhan Bp. U, beliau mengalami gangguan tidur .. .
a. insomnia b. parasomnia c. narkolepsi d. somnambulisme 3. Tn. I, umur
60 tahun datang ke tempat anda karena merasa sakit di daerah kelamin,
beliau seorang perokok, setelah diperiksa ternyata beliau juga mengalami
BPH (benigne prostat hipertrophy). Beliau bertanya bagaimana caranya
supaya bisa tidur nyenyak, karena beberapa hari tidak bisa tidur. Tindakan
keperawatan yang anda lakukan .. . a. menjelaskan bahwa keadaannya
yang menyebabkaan gangguan tidur b. mengajari klien supaya pada sore
hari tidak usah tidur c. memberikan obat peangsang tidur d.
menganjurkan untuk segera operasi Tes Formatif

14. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 4.
Seorang perokok biasanya mengalami gangguan tidur .. . a.
somnambulisme b. narkolepsi c. apnea tidur d. insomnia 5. Seorang ibu
datang ke tempat anda mengeluh anaknya tidak bisa tidur, hal apa yang
akan anda kaji.... a. kebiasaan tidur sama siapa? b. lingkungan
mendukung/tidak? c. mainannya/boneka ada/hilang? d. ada gangguan
kondisi tubuh?

15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan 15 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tugas Kunci Jawaban 1. B 2. A 3. B 4. C 5. C

16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan 16 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tugas Tugas Teman-teman, untuk memperdalam materi istirahat tidur
anda kami silakan untuk mengamati klien yang anda asuh, kemudian
dibuat sebagai suatu lembar kerja tentang gangguan tidur dan bagaimana
anda mengatasinya. Good luck.....sukses selalu....
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan 17 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tugas Demikian teman-teman yang kami banggakan, materi yang telah
kita bahas di kegiatan belajar 1 ini, semoga bisa membantu teman-teman
memahami konsep kebutuhan istirahat tidur, anda bisa membedakan
kapan klien mengatakan dirinya mengalami gangguan tidur dan tahu
bagaimana mengatasinya, semoga pelayanan yang anda berikan kepada
masyarakat jadi semakin baik dan masyarakat juga puas atas pelayanan
yang anda berikan. Untuk selanjutnya mari kita pelajari berikutnya di
kegiatan belajar 2 dengan materi asuhan keperawatan pada gangguan
keamanan dan kenyamanan. Sukses selalu...... Penutup

Anda mungkin juga menyukai