PENDAHULUAN
dengan gejala yang bervariasi dan ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis
kaseosa pada jaringan setiap organ yang terinfeksi. 1 Mycobacterium tuberculosis telah
kedaruratan global penyakit TB, karena pada sebagian besar negara di dunia penyakit
Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru
Di Indonesia pada tahun 1995, hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia,
dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Tahun 1999, WHO memperkirakan
setiap tahun terjadi sekitar 583.000 kasus TB baru dengan kematian karena TB sekitar
140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130
tuberkulosis biasanya mengenai sendi yang menopang berat badan seperti lutut,
panggul, dan sendi pergelangan kaki dan kadangkala dapat terjadi pada sendi bahu.3,4
1
Basil yang menginfeksi sinovial sendi dapat berasal dari penyebaran hematogen
dari lesi TB di tempat lain, tetapi lebih sering terjadi akibat penyebaran per
timbul peradangan dan proliferasi sinovium lokal.3 Apley membagi tuberkulosis sendi
atas tiga stadium, yakni stadium aktif yang dimana pada stadium ini biasanya
ditemukan peradangan local berupa kemerahan dan pembengkakan sendi serta atrofi
otot. Pada foto rontgen ditemukan adanya rarefaksi tulang. Stadium berikut adalah
berangsur angsur. Gejala klinis seperti panas dan nyeri menghilang serta terjadi
kalsifikasi pada tulang. Stadium akhir adalah stadium residual, dimana pada stadium
ini bila penyembuhan penyakit terjadi sebelum ada kerusakan pada sendi, maka akan
terjadi penyembuhan sempurna, tetapi bila terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi
maka akan terdapat gejala sisa atau sekuele yang bersifat permanen berupa fibrosis
dan deformitas.4
Timbulnya TB tulang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini, penyakit ini belum
tuntas diberantas. Kondisi ini masih lebih sering terjadi dibandingkan tumor tulang
primer, lesi kemerahan, dan kelainan bentuk yang mengakibatkan kelumpuhan, yang
Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel, yaitu pergerakan dua kondilus
femoris diatas kondilus tibia. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu
gerakan fleksi, ekstensi dan sedikit rotasi. Jika terjadi gerakan yang melebihi
kapasitas sendi maka dapat menimbulkan cedera yang mengakibat robekan pada
Sendi lutut terdiri dari tiga tulang dan berbagai ligamen. Lutut dibentuk oleh os
femur, tibia, dan patela. Beberapa otot-otot dan ligamen mengontrol gerakan lutut dan
melindunginya dari kerusakan pada saat yang sama. Dua ligamen di kedua sisi lutut,
yang disebut ligamen kolateral medial dan lateral, menstabilkan lutut dari sisi satu ke
sisi lainnya. Ligamen pada sendi lutut terbagi menjadi ligamen intrakapsular dan
Ligamentum cruciata adalah dua ligamen intrakapsular yang sangat kuat, saling
menyilang di dalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari 2 bagian yaitu posterior
dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibia. Ligamentum ini penting karena
merupakan pengikat utama antara femur dan tibia dan berfungsi untuk menstabilkan
lutut dari depan selama kegiatan normal dan atletis. Ligamen lutut memastikan bahwa
berat badan yang disalurkan melalui sendi lutut ini berpusat di dalam sendi
3
Penahan beban permukaan lutut ditutupi oleh lapisan tulang rawan ("kartilago
artikular"). Ada juga peredam kejut kedua lutut di kedua sisi sendi antara permukaan
tulang rawan femur dan tibia. Kedua struktur ini disebut meniskus medial dan
meniskus lateral (Gambar 2.1). Meniskus adalah peredam kejut berbentuk tapal kuda
yang membantu untuk pusat kedua sendi lutut selama aktivitas dan untuk
meminimalkan jumlah stres pada tulang rawan artikular. Kombinasi meniskus dan
tulang rawan pada permukaan lutut menghasilkan permukaan yang mulus hampir
tanpa gesekan. Kapsul artikularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m.
quadriceps femoris dan di depan menutupi patella menuju permukan anterior dari
Otot-otot utama yang menggerakkan sendi lutut adalah quadricep dan otot
hamstring. Paha depan menempel pada patela, dan tendon patela menghubungkan otot
ini ke bagian depan tibia. Ketika otot quadricep kontraksi lutut meluas. Sebaliknya,
4
Anatomi Tibia7
Tibia merupakan tulang medial tungkai bawah yang besar dan berfungsi menyanggah
berat badan. Tibia bersendi di atas dengan condylus femoris dan caput fibulae, di
bawah dengan talus dan ujung distal fibula. Tibia mempunyai ujung atas yang
melebar dan ujung bawah yang lebih kecil, serta sebuah corpus.
Pada ujung atas terdapat condyli lateralis dan medialis (kadang-kadang disebut
plateau tibia lateral dan medial), yang bersendi dengan condyli lateralis dan medialis
femoris, dan dipisahkan oleh menisci lateralis dan medialis. Permukaan atas facies
articulares condylorum tibiae terbagi atas area intercondylus anterior dan posterior, di
Pada aspek lateral condylus lateralis terdapat facies articularis fibularis circularis yang
kecil, dan bersendi dengan caput fibulae. Pada aspek posterior condylus medialis
tiga margines dan tiga facies. Margines anterior dan medial, serta facies medialis
kering. Pada pertemuan antara margo anterior dan ujung atas tibia terdapat
bawah membulat, dan melanjutkan diri sebagai malleous medialis. Margo lateral atau
Facies posterior dari corpus tibiae menunjukkan linea obliqua, yang disebut linea
musculi sole, untuk tempat lekatnya m.soleus. Ujung bawah tibia sedikit melebar dan
pada aspek inferiornya terdapat permukaan sendi berbentuk pelana untuk os talus.
medialis. Facies lateralis dari malleolus medialis bersendi dengan talus. Pada facies
5
lateral ujung bawah tibia terdapat lekukan yang lebar dan kasar untuk bersendi dengan
fibula. Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada tibia terlihat pada gambar.
Anatomi Fibula7
Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah yang langsing. Tulang ini tidak ikut
berartikulasi pada articulatio genus, tetapi di bawah, tulang ini membentuk malleolus
lateralis dari articulatio talocruralis. Tulang ini tidak berperan dalam menyalurkan
berat badan, tetapi merupakan tempat melekat otot-otot. Fibula mempunyai ujung atas
Ujung atas, atau caput fibulae, ditutupi oleh processus styloideus. Bagian ini
Corpus fibulae panjang dan langsing. Ciri khasnya adalah mempunyai empat
margines dan empat facies. Margo medialis atau margo interosseus memberikan
dan terletak subkutan. Pada facies medialis dari malleolus lateralis terdapat facies
articularis yang berbentuk segitiga untuk bersendi dengan aspek lateral os talus. Di
bawah dan belakang facies articularis terdapat lekukan yang disebut fossa malleolaris.
Ossa dan ligamenta penting yang melekat pada fibula dan dilihat pada (Gambar 1 dan
Gambar 3).
6
Gambar 3. Tulang tibia dan fibula dan bagian-bagiannya7
7
Gambar 5. Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies anterior tibiae dan fibulae dextrae;
terlihat juga perlekatan pada patella.
Gambar 6. Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies posterior tibiae dan fibulae dextrae.
8
Tabel 2. Otot-otot ruang fascia anterior tungkai bawah7
Nama otot Origo Insertio Persarafan Asal Fungsi
saraf
m. tibialis Facies Cuniforme N. peroneus L4, L5 Ekstensi kaki pada
anterior lateralis mediale dan profundus sendi pergelangan
corpus tibia basis os kaki, inversi kaki
dan metatarsale 1 pada articulatio
membrana subtalaris dan
interossea articulatio tarso
transversus,
mempertahankan
arcus longitudinalis
medialis kaki
m. extensor Facies Ekspansi N. peroneus L5, S1 Ekstensi jari-jari
digitorum anterior extensor profundus kaki, ekstensi kaki
longus corpus fibula keempat jari pada sendi
kaki yang pergelangan kaki
lateral
m. peroneus Facies Basis os N. peroneus L5, S1 Ekstensi jari kaki
tertius anterior metatarsale profundus pada sendi
corpus fibula V pergelangan kaki,
eversi kaki pada
articulatio subtalaris
dan articulatio tarso
transversus
m. extensor Facies Basis N. peroneus L5, S1 Ekstensi ibu jari
hallucis anterior phalanges profundus kaki, ekstensi kaki
longus corpus fibula distal ibu jari pada sendi
kaki pergelangan kaki,
inversi kaki pada
articulatio subtalaris
dan articulatio tarso
transversus
m. extensor Calcaneum Oleh empat N. peroneus S1, S2 Ekstensi jari
digitorum tendo ke profundus
9
brevis phalanx
proximal ibu
jari kaki dan
tendo-tendo
extensor
panjang jari
kaki II,III,
dan IV
III. EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis tulang atau sendi merupakan suatu bentuk infeksi TB
ekstrapulmonal yang mengenai tulang atau sendi. Insidens TB sendi berkisar 17%
dari seluruh TB. Tuberkulosis tulang belakang merupakan kejadian yang paling
umum dari tuberculosis tulang & itu terjadi sekitar 50% dari semua kasus tuberkuosis
tulang hampir 88% tentang kasus infeksi atau peradangan tulang belakang yang
kronis adalah tuberculous. Tulang yang sering terkena adalah: tulang belakang
(sponditis tb), sendi panggul (koksitis), sendi lutut (gonitis). Gonitis sering terjadi
IV. ETIOLOGI
V. PATOGENESIS 3
Tuberkulosis sendi merupakan menifestasi local penyakit TB yang biasanya
berupa artritis monoartikuler 80% dan biasanya sisanya artritis poliartikuler. Artritis
tuberculosis biasanya mengenai sendi yang menopang berat badan seperti lutut,
panggul, dan sendi pergelangan kaki. Basil yang menginfeksi synovial sendi dapat
10
berasal dari penyebaran hematogen dari lesi TB di tempat lain, tetapi lebih sering
Setelah basil mencapai sinovium, timbul peradangan dan proliferasi sinovium local.
Pada stadium awal penyakit, ditemukan peradangan local synovial, namun belum
Kadang proliferasi di sendi lutut sedemikian hebat sehingga teraba dari luar sebagai
massa berbentuk kue donat. Proliferasi ini menghasilkan cairan sinovium yang
mengembang dan dapat digerakkan balotement positif. Pada jaringan sinovium yang
proliferative, terjadi juga jaringan vascular yang disebut pannus. Pannus ini dapat
menembus kartilago sendi dan menimbulkan erosi yang hebat. Apabila penyakit tidak
teratasi, akan timbul pengkijauan sendi yang dapat menyebar ke jaringan unak
gerakan sendi menjadi terbatas serta atrofi otot. Tidak ada tanda hiperemia, malahan
sendi tidak panas dan Nampak agak pucat sehingga disebut tumor alba.
11
VII. DIAGNOSIS 9
A. Gejala Klinis
Onset gejala umumnya tersembunyi dan tidak diikuti oleh manifestasi umum
seperti demam, berkeringat, keracunan, atau kelemahan. Nyeri dapat ringap pada
onset dan umumnya memburuk pada malam hari, dan dapat diikuti oleh kekakuan.
karena kontraktur otot dan kerusakan sendi. Lulut sering menjadi prominen sebab
kontraktur otot dan kerusakan sendi. Sendi merupakan sendi perifer paling sering.
Gejala dari tuberculosis paru mungkin masih ada. Penemuan lokal selama stadium
awal mungkin terbatas pada nyeri, bengkak jaringan lunak, efusi sendi, dan
yang tidak diterapi, atrofi otot dan deformitas dapat terjadi. Bentukan abses dengan
mengenai 1 sendi, keluhan biasanya ringan dan makin lama makin berat disertai
perasaan lelah pada sore dan malam hari, subfebris, penurunan berat badan. Keluhan
yang lebih berat seperti panas tinggi, malaise, keringat malam, anoreksia biasanya
yang lainnya. Tanda awal berupa bengkak, nyeri dan keterbatasan lingkup gerak
sendi. Kulit diatas daerah yang terkena teraba panas, kadang-kadang malah dingin,
berwarna merah kebiruan. Bisa terjadi sendi berada dalam kedudukan fleksi
Mungkin disertai demam, tapi biasanya ringan. Pada kasus yang berat, kelemahan otot
12
Gambar 8. 10
B. Pemeriksaan Radiologi
Selain ditemukan gambaran TB pada foto thorax, pada pemeriksaan foto rontgen
pada tingkat awal menunjukan rarefaksi pada seluruh daerah persendian dan pada
tingkat lanjut ditemukan penyempitan ruang sendi serta gambaran osteolitik akibat
erosi pada tulang subkondral. 4 Pada TB sistem skeletal, tahap awal biasanya terdapat
sendi, sedangkan pada tahap lanjut terdapat penyempitan celah sendi, destruksi tulang
rawan sendi, dan lesi osteolitik pada daerah epifisis. Untuk infeksi TB sendi,
gambaran yang khas adalah osteoporosis periartikuler, destruksi tulang rawan sekitar
13
Gambar 9. 10
C. Pemeriksaan Biopsi
granulomatous sinovitis yang luas dengan histiosit dan nekrosis sentral dari infeksi
mycobacterium. 11
D. Pemeriksaan Laboratorium
Parameter pada pemeriksaan darah adalah LED (laju endap darah) dan kadar
limfosit. Tetapi keduanya ini nilai diagnostiknya bahkan lebih rendah daripada foto
rontgen, sehingga hanya dapat digunakan sebagai data pendukung. Nilai LED dan
limfosit yang tinggi (di atas kadar normal) hanya menunjukkan terjadinya infeksi di
dalam tubuh. Akan tetapi, semuajenis infeksi juga dapat meningkatkan nilai LED dan
14
VIII. DIAGNOSIS BANDING
infeksi subakut dan kronik, rematoid arthritis, gout, artritis hemoragik oleh karena
hemophilia, artritis septik, artritis oleh kausa gonokokus, sinovitis pasca trauma. Pada
IX. KOMPLIKASI
Kerusakan tulang atau sendi dapat terjadi dalam beberapa minggu atau bulan
jika terapi yang tidak adekuat diberikan. Deformitas berkaitan dengan kerusakan
sendi, bentukan abses yang meluas ke tempat yang berdekatan dengan jaringan
X. PENATALAKSANAAN 3,4,10-20
Penatalaksanaan pada gonitis TB terbagi menjadi dua yakni, non operatif dan non
nutrisi, pemberian OAT, dan traksi kulit atau skeletal. Tindak bedah sendi artrotomi
diperlukan terutama bila sudah terjadi kerusakan sendi. Tindak bedah dimaksudkan
15
16