Anda di halaman 1dari 25

Pemeriksaan EKG Dilihat dari Gangguan Fungsi dan Mekanisme Kerja Jantung

Ratna Silvia Septyaningtyas

102012180

Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi : Jalan Tanjung Duren Dalam IV No 13, Jakarta Barat

Email : ratnasisil@gmail.com

Abstract :
Key Word :
Abstrak : Jantung merupakan organ vital pada setiap manusia. Jantung adalah organ
berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru dibagian tengah
rongga thorax. 2/3 jantung terletak disebelah kiri garis midsternal.Jantung bekerja memompa
darah ke seluruh tubuh tanpa terkecuali. Jantung juga mempunyai kelistrikan didalamnya, dan
kelistrikan ini berhubungan dengan sirkulasi darah yang terjadi di dalam tubuh. Jantung tidak
pernah berhenti bekerja walaupun seorang individu dalam keadan sedang tidur. Maka dari itu,
kestabilan daripada jantung perlu dijaga agar tidak menyebabkan timbulnya penyakit ataupun hal
yang tidak diinginkan lainnya. Adapula jika ditemui gejala-gejala seperti nyeri pada dada, irama
jantung berdetak lebih cepat dari normal, dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan alat EKG.
Kata Kunci : Thorax, Garis Midsternal, Kelistrikan Jantung, Sirkulasi Darah, Alat EKG
Pendahuluan

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru
dibagian tengah rongga thorax. 2/3 jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung
dilindungi mediastinum, jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang melebar (dasar) mengarah ke bahu kanan,
ujung bawah yang mengerucut(apeks) mengarah ke panggul kiri.1

Sesuai dengan skenario 1, sakit dibagian dada yang menjalar ke punggung dan lengan kiri diduga
karena adanya gangguan di bagian jantung. Karena itu, struktur jantung sendiri perlu
diperhatikan baik secara mikroskopis maupun makroskopis. Selain berhubungan dengan struktur
makro maupun mikro, untuk mengetahui hubungan sakit tersebut dengan jantung maka penulis
akan menjelaskan tentang mekanisme kerja jantung.

1
Skenario 1

Seorang laki-laki usia 57 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan nyeri dada yang
menjalar ke punggung dan lengan kiri. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter memberitahu
keluarga bahwa pasien tersebut menderita gejala Angina Pectoris akibat gangguan jantung dan
perlu dilakukan pemeriksaan EKG.

Pembahasan

Struktur Jantung

Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga didalamnya dan berbentuk
kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal pemiliknya. Jantung bersandar pada diaphragm
diantara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membrane khusus yang disebut
pericardium. Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk
oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan
dan kiri. Jantung terletak didalam mediastinum media pars inferior, disebelah ventral, ditutupi
oleh sternum dan cartilage costalis II/III-V/VI. 2/3 jantung terletak disebelah kiri garis
midsternal. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.1

Gambar 1. Letak jantung normal

2
Struktur Makroskopis Jantung

Jantung secara makroskopis yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri
dari beberapa bagian yaitu perikardium, ruang-ruang jantung, katup-katup pada jantung dan pers
arafan serta perdarahan jantung.Perikardium

Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan kuat
yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh besar di atasnya
dengan tendon sentral diafragma di bawahnya. Perikardium serosa melapisis perikardiumfibrosa
(lapisan parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk
menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan permukaan halus
sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak di antara lapisan parietalis dan
viceralis, yaitu :
1. Sinus transversus: terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior sertatrunkus
pulmonalis dan aorta di anterior.
2. Sinus obliquus: di belakang atrium, sinus dibatasi oleh v. cava inferior dan
vv. pulmonalis.
Ruang Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2 berdinding
tebal disebut ventrikel (bilik).
1. Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katub dan
selanjutnya ke paru.
b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah
vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat
yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus
papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang
disebut korda tendinae.
a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis

3
b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh
melalui aorta
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
3. Katup Katup Jantung
a. Katup atrioventrikuler terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak
diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup
( trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah daun katup ( Mitral). Memungkinkan darah mengalir dari
atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase
sistolik.
b. Katup Semilunar
c. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan.
d. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup ini mempunyai
bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Dan katup ini
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama
sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup terjadi
pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel
lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.
4. Pembuluh Darah Koroner
a. Arteri Dibagi menjadi dua :
a) Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar
menjadi: left anterior decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)
b) Right Coronary Arteri.
b. Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius.2

4
Gambar 2. Jantung

Perdarahan pada Jantung


Sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia terdiri atas :

Peredaran darah pulmonal


Dalam peredaran ini menyalurkan darah dari jantung menuju ke paru-paru dan darah dari
paru menuju kembali ke jantung.3

Peredaran darah sistemik


Dalam peredaran darah ini menyalurkan darah ke seluruh organ / jaringan dalam tubuh
dan dari seluruh tubuh ke jantung.

Sistem kardiovaskuler ini terdiri atas 3 komponen utama yaitu jantung sebagai pompa,
pembuluh darah sebagai saluran, dan darah sebagai media transport.3

Susunan pembuluh darah sendiri terdiri atas:4

Tunika Intima
- Sel Endotel (epitel selapis gepeng)
- Subendotel (jaringan ikat areolar)
Tunika Media
- Jumlah jaringan ikat padat yang bervariasi
- Otot polos
Tunika Adventitia
- Jaringan ikat

5
- Serat saraf, pembuluh limf
- Vasa vaserum : pembuluh darah yang berfungsi untuk memperdarahi pembuluh
darah yang lebih besar.
Batas antara tunika intima dengan tunika media yaitu tunika elastika interna, sedangkan
batas antara tunika media dengan tunika adventisia adalah tunika elastika eksterna.4

Gambar 2. Lapisan-lapisan pembuluh darah.5

Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:

Kapiler darah ( sebagai tempat pertukaran zat )

Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja. Pada kapiler terdapat sel endotel
menonjol ke dalam lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen. Kapiler memiliki dinding
selapis sel endotel / hanya tunika intima dengan fungsinya yaitu sebagai tempat pertukaran bahan
secara difusi melalui ruang antar sel. Bagian ini terdapat 3 jenis yaitu :4
Kapiler tipe viseral yang berpori (fenestrated capillary)
Beberapa sel endotel mempunyai pori-pori, banyak pori ditutupi membran, sangat
permeabel. Biasanya terdapat di pankreas, usus, kelenjar endokrin, dan glomerulus ginjal.
Kapiler tipe muskular atau kapiler utuh (continuous capillary)
Kapiler ini memiliki sel endotel yang kontinu.
Sinusoid ( discontinous capillary )

6
Merupakan bagian yang berbentuk rongga. Lumen pada kapiler ini lebih besar daripada
kapiler lainnya dan dilalui oleh darah dan cairan limf.
Arteri ( sebagai sistem distribusi )

Ada beberapa tipe :4

Arteri besar (dikenal juga sebagai arteri tipe elastis)


Berfungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga
agar aliran darah berjalan mulus yang disebut conducting arteries.
Arteri ini mempunyai 3 lapisan pada dindingnya yaitu tunika intima, media, dan
adventisia.4
Tunika Intima
Endotel dengan lamina basalis
Subendotel: jaringan ikat kolagen, elastin, otot polos
Lamina elastika interna
Tight junction dan gap junction
Tunica Media
Lapisan lebih tebal
Serat elastin, kolagen & sel-sel otot polos
Beberapa fibroblas
Tunica Adventisia :
Terdiri dari jar ikat dan fibroblas
Lebih tipis daripada tunica media
Beberapa serat elastin
Terdapat vasa vasorum dan serat saraf
Arteri sedang ( dikenal juga sebagai arteri tipe muskular )
Berfungsi membagi darah ke organ yang membutuhkannya; disebut sebagai distributing
arteries. Tidak seperti arteri besar, pada arteri ini tunika elastika interna dan eksterna
tampak jelas.4
Tunica Intima
Lapisan endotel dengan lamina basalis

7
Subendotel: sedikit jaringan ikat
Terdapat lamina elastika interna
Tunica Media
Otot polos sirkular, kolagen, bbrp serat elastin
Tidak ada fibroblas
Terdapat lamina elastika eksterna
Tunica Adventisia
Tebal lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal tunica medianya
Kandungan kolagen yg tinggi dengan fibroblas
Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna
Arteri kecil
Disebut juga sebagai arteriol besar. 1-2 lapis pada tunica media merupakan arteriol, dan
3-8 lapis otot polos pada tunica media merupakan arteri kecil.4
Arteriole
Arteriol adalah jenis arteri terkecil. Lumen pembuluh relatif sempit dan dindingnya tebal.
Derajat tekanan dalam sistem arterial terutama diatur melalui ketegangan otot polos
dalam dinding arteriol.4
Vena ( sebagai collecting system )

Vena mengantar darah dari kapiler balik ke jantung. Vena pulmonal besar berbeda karena
pembuluh ini membawa darah yang kaya akan oksigen, dari paru-paru ke jantung. Dinding vena
lebih tipis daripada dinding arteri yang diiringinya, berhubung dengan tekanan darah dalam
sistem vgena yang lebih rendah.4

Vena dibedakan menjadi 3 jenis: kecil, sedang, dan besar. Vena berukuran sedang memiliki
katup-katup yang memungkinkan darah mengalir ke arah jantung, tetapi tidak sebaliknya. Berkas
otot polos memanjang merupakan sifat khas adventitia dan terbentuk dengan baik pada vena
besar. Vena yang mengiringi arteri profunda, disebut vena comitans. Pada vena sistemik dijumpai
lebih banyak variasi dibanding pada arteri, dan juga terjadi lebih banyak anastomosis pada vena.4

Struktur Mikroskopis Jantung

Epikardium

8
Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang
berada di atas jaringan ikat. Pada epikardium terdapat perikardium.Perikardium merupakan
lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput yang membungkus jantung dimana teridiri
antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang
berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara perikardium dan epikardium.
Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yangdibentuk oleh lamina viseralis dari
perikardium. Epikardium berupa membrana serosa yang padat dengan ketebalan yang bervariasi,
banyak mengandung serabut elastic yang berbentuk lembaran, terutama dibagian provundal.
Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum,
jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada
subepikardium terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis
perikardium juga berupa membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan
ikat yang mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh
mesothelium. Epikardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada
diatas jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkanmakanan
yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung
dari aorta asendens dinamakan arteri coronaria.

Miokardium

Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat
menghasilkan atriopeptin, ANF (Atrial Natriuretic Factor kardiodilatin dankardionatrin yang
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2
jenis serat otot yaitu serat kondukdi dan seratkontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan
modifikasi dari serat otot jantungdan menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2 nodus di
dinding atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of HIS dan serat purkinje. Serat purkinje
merupakan percabangan dari nodus AV dan terletak disubendokardial. Sel purkinje mengandung
sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akanmitokondria dan glikogen serta mempunyai 1
atau 2 nukleus yang terletak di sentral.Serat kontraksi merupakan seratsilindris yang panjang dan
bercabang. Setiap serat terdirihanya 1 atau 2 nukleus
disentral. Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena memiliki striae.Sarkoplasmanya

9
mengandung banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua seratotot adalah
melalu fascia adherens, macula adherens ( desmosom), dangap junction.
Endokardium

Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog dengan
tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan
subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana terdapat
tight/occluding junction dan gap junction lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat
longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.6

Gambar 3. Dinding jantung


Fungsi dan Mekanisme Kerja Jantung

Aktivitas Listrik Jantung

Jantung mempunyai kemampuan untuk membangkitkan sendiri impuls listrik yang ritmis
yang dikenal sebagai autorhythmicity. Autorhythmicity membangkitkan impuls listrik sehingga
menimbulkan potensial aksi yang mengakibatkan terjadinya kontraksi jantung. Sifat ini dimiliki
oleh sistem penghantar khusus. Sistem penghantar khusus ini terdiri dari simpul SA (sino auricle)
di dinding atrium kanan dekat muara vena cava superior, simpul AV (atrio-ventrikel) di bagian
bawah septum atrium, jaras internodul (merupakan penghubung antara simpul SA dengan AV),
berkas his (merupakan lanjutan dari simpul AV yang menembus annulus fibrousus melalui
septum ventrikel membentuk berkas his kanan kiri dan menuju ventrikel kanan kiri, dan serat
purkinye.7

10
Tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel khusus otot jantung memiliki potensial
membran istirahat yang tidak mantap. Sel-sel ini menunjukkan aktivitas picu jantung, berupa
depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran tersebut
mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbullah potensial aksi secara berkala yang akan
menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya
rangsangan melalui saraf. Potensial membran tidak menetap antara potensial-potensial aksi. Di
antara 2 potensial aksi, terjadi depolarisasi secara lambat akibat inaktivasi ion K+ karena
penurunan permeabilitas membran terhadap ion K tersebut. Akibatnya pengeluaran ion K
menjadi menurun. Pada keadaan ini, permeabilitas membran terhadap ion Na tidak berubah
sehingga menyebabkan pemasukan ion Na menjadi tidak seimbang dengan pengeluaran ion K.
Karena pemasukan ion Na terus-menerus, maka kenegatifan sel menjadi berkurang dan perlahan-
lahan mencapai ambang letup. Setelah ambang letup tercapai, saluran ion Ca akan teraktivasi dan
terbuka. Karena saluran ion Ca terbuka, maka terjadi influks Ca dengan cepat yang menimbulkan
fase naik potensial aksi secara cepat. Fase ini dilanjutkan dengan fase turun di mana terjadi
aktivasi saluran ion K yyang menyebabkan pengeluaran atau efluks ion K dengan cepat. Proses
ini disebut repolarisasi.7

Gambar 3. Fase potensial aksi jantung 8

11
Berbagai sel penghantar impuls mempunyai kecepatan membentuk impuls yang berlainan
sehingga menyebabkan kecuraman depolarisasi lambat berbeda. Simpul SA memiliki
kemampuan membentuk impuls tercepat. Impuls ini disebarkan melalui gap junction ke seluruh
atrium kanan dan melalui cabang berkas bachman ke atrium kiri. Depolarisasi dan konstraksi
atrium kanan dan kiri terjadi bersamaan. Simpul ini menjadi penentu irama dasar kerja jantung
sehingga pada keadaan normal bertindak sebagai picu jantung. Urutan kemampuan pembentukan
potensial aksi berbagai bagian sistem penghantar khusus yaitu:9

simpul SA : 80-100/ menit


simpul AV : 40-60/menit
berkas his dan serat purkinye : 20-40/ menit
Jaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetus potensial aksi intrinsiknya
karena sel-sel ini sudah diaktifkan terlebih dahulu oleh potensial aksi yang dihasilkan dari simpul
SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri. Impuls dari simpul SA
disalurkan menuju simpul AV melalui jaras internodal yang kemudian mengalami hambatan (AV
delay yang berlangsung salama 0,08 0,12 detik), lalu impuls dengan cepat menyebar ke berkas
his dan serat purkinye. Setelah impuls tersebar, terjadi pengaktifan miokardium ventrikel
stimultan yang menyebabkan kontraksi secara serentak. Irama jantung dengan penyebaran
normal tersebut disebut sebagai irama sinus.3

12
Gambar 4. Aliran listrik jantung10

Apabila terjadi gangguan pada pembentukan impuls oleh simpul SA, maka simpul AV akan
menjalankan aktivitas pemacu, mengambil alih fungsi simpul SA. Gangguan pada pembentukan
dan penghantaran impuls disebut aritmia atau kekacauan irama jantung.9 Sel miokardium
memiliki potensial membran istirahat yang mantap yaitu -90mV. Tahap ini disebut fase 4. Impuls
listrik dari pacemaker akan merangsang miokardium sehingga menimbulkan serangkaian
perubahan yang terbagi menjadi beberapa fase. Fase 0 adalah fase depolarisasi cepat. Pada fase
ini terjadi peningkatan permeabilitas membran ion Na secara tiba-tiba, menyebabkan pemasukan
Na banyak. Karena itu, potensial intrasel naik menjadi +20 mV. Permeabilitas ion Na ini akan
segera turun pada fase 1, disebut repolarisasi. Pada fase ini akan dipertahankan potensial
membran selama beberapa ratus mili detik, disebut sebagai fase plateu. Karena aktivitas saluran
ion Ca lambat pada fase 2, menyebabkan pemasukan ion Ca menjadi lambat pula. Karena proses
pemasukan yang lambat ini, mempertahankan kepositifan intrasel.

Fase plateau ini akan diikuti dengan inaktivasi saluran Ca, dengan kata lain pemasukan
ion Ca ke dalam sel akan menurun. Karena penurunan pemasukan ion Ca, terjadi peningkatan
permeabilitas membran ion K sehingga ion K berdifusi keluar sel dengan cepat, disebut fase
repolarisasi cepat (fase 3). Kemudian, potensial membran akna kembali ke keadaan semula pada
fase 4 dengan potensial membran istirahat yang mantap. Masa kontraksi otot jantung
berlangsung selama 300 detik dengan masa refrakter selama 250 detik, di mana otot jantung
tidak dapat kontraksi sampai masa relaksasi hampir selesai.9

Sumber Listrik Jantung

Sumbu potensial listrik jantung merupakan nilai rata-rata suatu proses aktivitas listrik di
dalam jantung selam siklus kerja jantung berlangsung. Pengukuran sumbu listrik jantung dapat
dilakukan dengan cara menghitung amplitudo pada kompleks QRS dan dengan menetukan arah
defleksi tiap gelombang Elektrokardiogram. Keadaan normal dapat dinyatakan dalam derajat
+110o sampai dengan -30o. Apabila sudah melewati batas derajat +110o maka dianggap sebagai
right axis deviation, dan apabila melewati batas -30o maka akan dianggap sebagai left axis
deviation.9

Siklus Jantung

13
Jantung berdenyut secara otomatis, kita dapat memahami fisologi jantung dengan
pemahaman siklus tunggal jantung, yaitu, semua peristiwa yang berkaitan dengan denyut
jantung. Pada setiap siklus jantung, perubahan tekanan darah terjadi karena atrium dan ventrikel
secara bergantian kontraksi dan relaksasi, dan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke
bertekanan rendah. Karena otot dinding ruang jantung berkontraksi, tekanan cairan di dalamnya
bertambah. Dalam satu sklus normal jantung, dua atria kontraksi sedang dua ventrikel relaksasi.
Kemudian, ketika kedua ventrikel kontrksi, dua atria relaksasi. Istilah sistole (kontraksi)
mengacu pada fase kontraksi, fase relaksasi adalah diastole (dilatasi). Satu siklus jantung terdiri
dari satu sistole dan diastole dari kedua atria ditambah satu sistole dan diastole kedua ventrikel.
Siklus jantung orang dewasa yang sedang istirahat dapat dibagi menjadi tiga fase utama :

a) Perioda Relaksasi.
Pada akhir satu denyut jantng ketika ventrikel mulai relaksasi, keempat ruang jantung ada
dalam keadaan diastole (dilatasi). Ini adalah awal dari perioda relaksasi. Repolarisasi
serabut-serabut otot ventrikel mulai relaksasi. Karena ventrikel relaksasi, tekanan di
dalam ruang jatuh, darah mulai mengalir balik dari arteri pulmonalis dan aorta ke
ventrikel. Aliran darah ini mendorong balik katub semilunar, sehingga katub ini menutup.
Akibat penutupannya katup semilunar menimbulkan benturan yan disebut dicrotic wave
pada pangkal lengkung aorta. Dengan menutupnya katub semilunar, ada sedikit jarak
waktu ketika volume darah ventrikel tidak berubah karena kedua katub semilunar dan
atrio ventrikular menutup. Perioda ini disebut relaksasi isovolumetri. Karena ventrikel
terus relaksasi, ruang di bagian dalam meluas, karena tekanan dengan cepat turun. Ketika
tekanan ventrikel jatuh di bawah tekanan atria, katub atrioventrikular membuka, dan
ventrikel mulai menutup kembali.
b) Pengisian ventrikel.
Pengisian utama ventrikel terjadi tepat setelah katup atrioventrikular membuka. Sepertiga
pengisian waktu pengisian ventrikel dikenal sebagai periode pengisian cepat ventrikel.
Sepertiga waktu kedua disebut diastasis, volumenya kecil. Sistole atria terjadi pada
sepertiga terakhir dari perioda pengisian ventrikel. Pada akhir diastole ventrikel, adakira-
kira 130 ml darah dalam setiap ventrikel. Volume darah ini disebut volume akhir diastolik
(end diastolic volume = EDV). Karena sistole atria hanya menyumbang 20
30%keseluruhan volume darah dalam ventrikel, kontraksi atria bukan kebutuan mutlak

14
aliran darah pada laju normal jantung. Selama periode pengisian, katup atrioventrikular
membuka dan katup semilunar menutup.
c) Kontraksi vebtrikel (sistole).
Mendekati akhir sistol atria, impuls dari nodus SA masuk melalui nodus AV ke dalam
vebtrikel, yang menyebabkan ventrikel depolarisasi. Kemudian kontraksi ventrikel mulai,
dan darah mendorong katup atrioventrikular menutup dengan kuat. Selama kira-kira 0,05
detik, keempat katup menutup lagi. Perioda ini disebut kkontraksi isvolumetri. Selama
waktu ini serabut-serabut otot jantung kontraksi dengan kuat, tetrapi belum memendek
karena ia sangat sukar menekan setiap cairan, termasuk darah. Kontraksi otot ini adalah
isometri (sama panjang). Karena tidak ada jalur aliran bagi darah, volume ventrikel
dipertahankan sama (iso volumetri). Karena kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan dalam
ruang jantung naik tajam. Tekanan ventrikel ini melebihi tekanan aorta ( 80 mmHg) dan
tekanan ventrikel kanan naik di atas tekanan pada arteri pulmonalis (15 20 mmHg),
kedua katub semilunar membuka, dan pengeluaran darah dari jantung mulai. Periode ini
disebut pengeluaran ventrikel dan berlangsung selama 0,25 detik, sampai ventrikel
melai relaksasi. Kemudian katup semilunar menutup dan periode relaksasi dimulai.
Volume darah yang tetap tinggal dalam ventrikel setelah sistol disebut dengan volume
akhir sistolik (end sistolic volume = ESV), 60 ml.

Pengaturan Curah Jantung

Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme kontrol regulasi yang digunakan untuk
meningkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan yaitu dengan meningkatkan jumlah curah
jantung. Pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian denyut jantung denan volume
sekuncup. Curah jantung oang dewasa adalah antara 4,5-8 liter per menit. Peningkatan curah
jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut jantung dan olume sekuncup. Curah jantung
dapat meningkatkan dan menurun akibat dari daya gerak yang bekerja secara intrinsik dan
ekstrinsik pada jantung yaitu dengan atau tanpa faktor eksternal. Pengaturan intrinsik curah
jantung di tentukan oleh panjang serabut otot jantung. Pengaturan eksternal adalah efek dari
rangsangan saraf pada jantung.9

Pengaturan intrinsik curah jantung

15
Panjang serabut jantung mempengaruhi tegangan yang dapat dihasilkan karena susunan
anatomic protein kontraktil otot. Pada keadaan istirahat, serabut otot meregang kederajat yang
lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan tegangan maksimal. Apabila serabut otot
jantung diregangkan, lebih banyak jembatan silang miosin yang dapat mencapai sisi pengikatan
aktin, menyebabkan pengayunan jembatan silang meningkat, sehingga meningkatkan tegangan
jantung dan kontraktilitas jantung. Akibatnya, volume sekuncup dan curah jantung meningkat.
Peningkatan peregangan pada myofibril terjadi jika pengisian jantung meningkat. Oleh karena
itu, tegangan yang di hasilkan jantung proporsional dengan volume darah dalam jantung sesaat
sebelum kontraksi ventrikel volume akhir diastolik. Karena respon ini, jantung memiliki
kapasitas residu untuk memompa lebih kuat ketika volume darah yang mengalir meningkat.
Sebagai contoh, saat olahraga dank e;ebihan volume.3

Karena peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolik, hubungan
panjang tegangan dengan jantung memastikan bahwa dalam kebanyakan kondisi, peningkatan
aliran darah ke jantung akan sesuai dengan peningkatan volume darah yang keluar. Dengan
demikian, volume akhir diastolik akan kembali normal dan biasanya respon ini terjadi dalam
durasi yang singkat. Respon intrinsic jantung pada peregangan serabut ototnya sendiri di sebut
hukum Starling pada jantung, setelah Frank Starling, menjabarkan hukum ini pertama kali.
Hubungan panjang pada tegangan jantung normal dalam kondisi tanoa stimulasi kendali.11

Pada kerusakan jantung , peregangan ventrikel yang berlebuhan tidak akan memperbaiki
kontraksi, dan jantung tidak akan mampu untuk memompa keluar kelebihan darah. Oleh karena
itu, kerusakan jantung akan berlajut dengan pengisian yang berlebihan dan akhirnya akan
semakin meregang. Situasi ini merupakan karakeristik gagal jantung.

Alasan kedua mengapa peregangan serabut otot jantung menentukan curah jantung adalah
bahwa dengan meningkatnya aliran balik vena, dinding atrium kanan akan meregang ini
menyebabkan kecepatan pelepasan potensial aksi nodus SA meningkat dan terjadinya
peningkatan denyut jantung sampai 20%. Peningkatan kecepatan denyut jatung ini, yang disertai
peningkatan volume sekuncup dapat secara drastic meningkatkan curah jantung. Akan tetapi,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena terjadi peningkatan volume diastolic akhir
meningkatkan volume sekuncup, respons intrinsic terhadap kelebihan volume biasanya bersifat
temporer atau sementara.

16
Hukum Frank-Starling

1. Semakin besar volume jantung saat fase diastolic, semakin besar jumlah darah yang
dipompakan ke aorta.
2. Dalam batas-batas fisiologis, jantung memomakan darah ke seluruh tubuh dan darah
kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.
3. Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar
bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.

Pengaturan ektrinsik curah jantung

Denyut jantung dan volume sekuncup dipengaruhi oleh system saraf simpatis dan
parasimpatis serta hormone-hormon dalam sirkulasi. Saraf simpatis menjalar dalam traktus saraf
spinalis toraks ke nodus SA dan melepaskan neurotransmitter norepinefrin. Norepinefrin
berikatan dengan reseptor spesifik yang disebut reseptor adrenergic B1 yang terdapat di sel nodus
SA. Setelah berikatan, terjadi pengaktifan system sementara kedua yang terjadi peningkatan
kecepatan pelepasan muatan nodus dan peningkatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung
akan menurun apabila pengaktifan saraf simpatis dan pelepasan norepinefrin berkurang.
Peningkatan atau penurunan kecepatan denyut jantung disebut efek kronotropik positif atau
negative.3

Saraf simpatis juga mempersarafi sel diseluruh miokardium, menyebabkan peningkatan


gaya dari setiap kontraksi pada setiap panjang serabut otot tertentu. Hal ini menyebabkan
peningkatan pada volume sekuncup da disebut inotropik positif. Saraf parasimpatis menjalar ke
nodus SA dan keseluruh jantung melalui saraf vagus. Saraf parasimpatis melepaskan
neurotransmitter asetilkolin, yang memperlambat kecepatan depolarisasi nodus SA sehingga
terjadi penurunan kecepatan denyut jantung suatu efek kronotropik negative. Perangsangan
parasimpatis ke bagian miokardium lain tampaknya menurunkan kontraktilitas dan volume
sekuncup, yang menghasilkan efek inotropik negative. Hormone yang mengatur curah jantung
di medulla adrenal, merupakan perluasan system saraf simpatis. Pada perangsangan simpatis,
medulla melepaskan norepinefrin dan epinefrin ke dalam sirkulasi. Hormon ini mencapai jantung
dan menimbulkan respon kronotropik dan inotropik positif.3

Volume dan Tekanan pada Jantung

17
Pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sistem kapiler dapat diterangkan dengan
teori difusi di mana molekul-molekul gas akan bergerak dari konsentrasi yang lebih besar ke
konsentrasi yang lebih kecil sehingga konsentrasinya akan merata. Molekul-molekul tersebut
akan saling bertumbukan.3

Dalam pompa jantung, berlaku hukum starling yang menguraikan bahwa aliran fluida
masuk dan keluar dari pembuluh darah kapiler. Gerakan zat cair melalui dinding kapiler
merupakan hasil dari 2 jenis tekanan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik. Tekanan
hidrostatik memaksa zat cair dan oksigen keluar dari kapiler, sedangkan tekanan osmotik
membawa zat cair dan karbondioksida masuk ke dalam kapiler. Volume darah yang dipompakan
jantung umumnya sebesar 80cc dengan tekanan pada pulmonalis sebesar kurang lebih 25 mmHg
dan tekanan pada sistemik sebesar kurang lebih 125 mmHg. Usaha yang dilakukan jantung
merupakan hasil kali tekanan dengan volume.3

Tegangan yang dialami pembuluh darah diakibatkan adanya tekanan. Besarnya tegangan
ini bergantung pada tekanan dan diameter pembuluh darah. Prinsip Bernoulli dapat diterapkan
dalam sistem sirkulasi ini. Prinsip ini didasarkan pada hukum kekekalan energi. Tekanan fluida
merupakan bentuk dari energi potensial dan gerakan fluida merupakan bentuk dari energi kinetik.
Kecepatan rata-rata darah meninggalkan jantung umumnya kurang lebih 30 cm/detik, maka
energi kinetik untuk 1cc darah setara dengan berkurangnya energi potensial sebesar 450 erg atau
tekanan darah sebesar 0,4 mmHg. Saat seseorang melakukan latihan fisik, maka kecepatan aliran
darah akan meningkat yang mengakibatkan energi potensial jantung akan berkurang.3

Kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah sendiri tergantung pada tekanan,
viskositas atau kekentalan darah, temperatur, oanjang dan diameter pembuluh darah. Temperatur
semakin tinggi, maka viskositas darah sebaliknya akan semakin kecil, begitu sebaliknya semakin
rendah temeratur maka viskositas darah akan semakin tinggi. Kecepatan aliran darah biasanya
dihitung dengan menggunakan hukum Poisseuille.

Pada umumnya, hampir di semua pembuluh darah terdapat aliran laminar. Akan tetapi,
ketika darah mengalir cepat melewati katup-katup jantung atau ketika terjadi penyumbatan atau
penyempitan pembuluh darah, maka aliran darah yang tadinya laminar berubah menjadi aliran
turbulen. Saat kecepatan aliran ditambah dengan mengurangi diameter pembuluh darah, maka

18
akan dicapai kecepatan kritis dimana aliran laminer tadi berubah menjadi aliran turbulen. Buka
dan tutup katup jantung berkontribusi terhadap suara jantung karena perubahan aliran darah ini
akan menghasilkan vibrasi. Pada keadaan normal, frekuensi suara jantung berkisar antara 20-200
Hz dan unutk memperoleh informasi dari suara jantung dapat menggunakan stetoskop ataupun
phonocardiography.3

Fungsi dan Peranan Enzim di dalam Jantung

Enzim pada sistem kardiovaskuler terdiri atas enzim fungsional dan enzim nonfungsional.12

1.Enzim fungsional
umumnya dibuat di hati dan terdapat dalam sirkulasi darah. Substratnya juga dalam
sirkulasi. Kadar enzim ini besar dalam jaringan. Apabila terjadi kelainan, maka kadar
enzim ini akan menurun. Contoh enzim ini adalah lipoprotein lipase, proenzim
pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah.12
2.Enzim nonfungsional
Dalam keadaan normal, tidak berfungsi dalam darah melainkan dalam sel. Karena
tidak berfungsi dalam darah, substratnya tidak ada dalam darah. Kadar enzim ini
sangat rendah bila dibandingkan dengan kadar di jaringan. Apabila terjadi kelainan,
seperti kerusakan sel, enzim tersebut akan berdifusi lepas ke darah. Maka kadar
enzim ini dalam plasma darah akan menjadi meningkat. Contoh enzim ini antara lain
amilase pankreas, lipase, sekresi eksokrin.12
Beberapa enzim kardiovaskuler :
1) GOT (glutamic oxaloacetic transaminase)
Terlokalisasi dalam mitokondria dan sitoplasma.
2) GPT
Terlokalisasi dalam sitoplasma. Apabila terkadi kerusakan jaringan, maka enzimini akan
dibebaskan ke serum darah.13
3) CK / CPK (creatine phospokinase)
Enzim ini banyak terdapat dalam otot lurik. Enzim ini mempunyai beberapa bentuk
isozim. Isozim merupakan sekelompok enzim yang mempunyai mekanisme sama namun
dengan struktur yang berbeda. Bentuk isozim tersebut antara lain: CPK 1 (BB) pada otak,
CPK 2 (MB), dan CPK 3 (MM) pada ototskelet.13
4) LDH (lactic dehidrogenase)
Terdiri atas 5 jenis protein yang bisa dipisahkan dan masing-masing terbentuk dari
sejumlah tetramer dengan 2 tipe, atau subunit H dan M. Kelima isoenzim tersebut dapat
dibedakan berdasarkan sifat-sifat kinetika, elektroforesis, kromatografi, dan

19
imunologiknya. Berdasarkan pemisahan elektroforesis, mobilitas isoenzim sesuai dengan
protein serum 1, 2, 1, dan 2. Biasanya isoenzim ini diberi nomor 1(yang bergerak
paling cepat),2,3,4, dan 5(yang bergerak paling lambat). Pada jantung terdapat isoenzim
nomor 1. 13
Pemeriksaan EKG

EKG (elektrokardiogram) adalah rekaman keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di


jantung. Prinsipnya adalah jantung merupakan organ pembangkit listrik. Berdasarkan hipotesis
Einthoven, tubuh mengandung sejumlah besar air dan elektrolit yang merupakan volume
conductor, akan menghantarkan listrik dalam 3 dimensi melalui kulit. Arus listrik yang
dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi akan menyebar ke jaringan di
sekitar jantug dan dihantarkan melalui cairan tubuh tersebut. Sebagian kecil aktivitas listrik ini
mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi dengan elektroda pencatat. Rekaman yang
dihasilkan dinamakan sebagai elektrokardiogram. Pada saat tidak ada arus listrik lewat
elektrokardiograf, maka pencatatan yang muncul adalah garis dasar / garis isoelektrik. Apabila
ada impuls listrik jantung yang sampai ke permukaan tubuh, maka terjadi defleksi garis dasar
sehingga memperlihatkan suatu kurva yang spesifik.14

Sadapan atau lead adalah cara penempatan pasangan elektroda berkutub positif dan negatif
pada tubuh pasien guna membaca sinyal-sinyal elektrik jantung. Semakin banyak sadapan,
semakin banyak pula informasi yang dapat diperoleh. Untuk menghasilkan perbandingan
standar, rekaman EKG terdiri dari 12 sadapan. Kedua belas sadapan tersebut masing-masing
merekam aktivitas listrik di jantung dari lokasi yang berbeda, 6 susunan listrik dari ekstremitas
dan 6 lead dada di sekitar jantung. Kedua belas sadapan elektroda pada rekaman EKG modern,
yakni:14

Sadapan standard Einthoven:


LI : Left Arm (+) dan Right Arm (-)
LII : Left Leg (+) dan Right Arm (-)
LIII : Left Leg (+) dan Left Arm (-)

Sadapan I,II,III ini membentuk segitiga sama sisi yang disebut sebagai segitiga einthoven
hukum Einthoven

20
Gambar 6. Segitiga Einthoven.

http://library.med.utah.edu/kw/ecg/ecg_outline/Lesson1/lead_dia.html

Augmented extremely lead Goldberger:


aVR : elektroda + RA
aVL : elektroda + LA
aVF : elektroda + LL

RA, LA, dan LL melalui tahanan tinggi akan disatukan membentuk zero potensial
elektroda.

Sadapan precordial Wilson:


Elektroda eksplorasi sadapan :

V1 : ruang interkostalis IV garis parasternal kanan


V2 : ruang interkostalis IV garis parasternal kiri
V3 : Pertengahan garis lurus yang menghubungkan V2 dan V4
V4 : Ruang interkostalis V garis midklavikuler kiri
V5 : Titik potong garis aksilaris kiri depan , dengan garis horizontal melalui V4
V6 : Titik potong garis aksilaris kiri tengah , dengan garis horizontal melalui
V4 dan V5

21
Gambar 7. Segitiga Einthoven dan Sadapan precordial Wilson.15
Gelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven : P,Q,R,S,T dan U.

22
Gambar 8. Gelombang EKG, P,Q,R,S,T,U.15
Jantung normal dengan irama sinus pada rekaman EKG terlihat tiap denyut / siklus dimulai
dengan gelombang P yang diikuti dengan kompleks QRS dan gelombang T, serta terkadang ada
gelombang U setelah gelombang T.1
Gelombang P merupakan masa saat depolarisasi atrium, normalnya positif kecuali pada
aVR. Segmen PR/PQ merupakan garis isoelektrik dimana terjadinya AV delay, dan interval
PR/PQ menggambarkan waktu hantaran impuls atrioventrikel. Kompleks QRS terbagi atas
gelombang Q,R, dan S. Gelombang Q memiliki amplitudo kecil dan seperti gelombang S
menunjukkan defleksi negatif. Gelombang S ini juga menggambarkan depolarisasi ventrikel
bagian posterobasal. Pada sadapan tertentu, terkadang gelombang Q dan S tidak terekam.
Sementara gelombang R menggambarkan defleksi positif dengan amplitudo yanf lebih besar.
Segmen ST pada keadaan normal memperlihatkan garis isoelektrik tapi terkadang masih bisa
naik atau turun sedikit. Gelombang T menunjukkan proses repolarisasi ventrikel dengan defleksi
positif kecuali pada aVR negatif. Gelombang QT melukiskan lamanya proses listrik sistol
ventrikel. Gelombang U merupakan defleksi setelah gelombang T yang penyebabnya belum

23
jelas. Interval RR merupakan jarak antara 2 puncak gelombang R yang merupakan 1 siklus
normal. Pada irama sinus, frekuensi denyut jantung per menit dapat dihitung dengan 60 per
interval RR.1
Kesimpulan

Jantung merupakan organ vital pada setiap manusia, dikarenakan ia bekerja memompa darah ke
seluruh tubuh tanpa terkecuali. Jantung juga mempunyai kelistrikan didalamnya, dan kelistrikan
ini berhubungan dengan sirkulasi darah yang terjadi di dalam tubuh. Maka dari itu, jika terjadi
kesalahan dalam kelistriannya, maka sirkulasinya akan terganggu juga, dalam hal ini, enzim juga
mengambil peran yang penting untuk kestabilan vaskularisasi. Jantung tidak pernah berhenti
bekerja walaupun seorang individu dalam keadan sedang tidur. Maka dari itu, kestabilan
daripada jantung perlu dijaga agar tidak menyebabkan timbulnya penyakit ataupun hal yang
tidak diinginkan lainnya. Adapula jika ditemui gejala-gejala seperti nyeri pada dada, irama
jantung berdetak lebih cepat dari normal, dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan alat EKG
(dimana alat ini berfungsi untuk mendeteksi apakah sebuah jantung bekerja sesuai keadaan
normal atau tidak).

24
Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC;2003.h.228-30.


2. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC;2007. h.134-43.
3. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.2. Jakarta: EGC;2001.h.256-83.
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas. Ed. 10. Jakarta: EGC;
2007.h.203-16.
5. Diunduh dari : http://www.technion.ac.il/~mdcourse/274203/lect8.html pada tanggal 12
Juni 2013.
6. Sigh L. Teks dan Atlas Histologi Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara;2006.h.115-20.
7. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-12.
8. Diunduh dari :http://biomeng.lecture.ub.ac.id/?p=60 pada tanggal 13 Juni 2013.
9. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.Gramrdia;2009.h.151-3.
10. Diunduh dari :http://medicblueprint.blogspot.com/2009/06/gangguan-irama-jantung-
aritmia-jantung.html pada tanggal 13 Juni 2013.
11. Gibson J. Fisiologi dan Anatomi Modern. Jakarta: EGC;2003.h.107-9.
12. Marks DB, Marks AD, Smith CM. biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis.
Jakarta:EGC; 2000.h.97-110.
13. Murray KR, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. Ed-22. Jakarta:
EGC;1995.h.839.
14. Dharma surya. Pedoman praktis sistematika interpretasi EKG. Jakarta: EGC,2009.
15. Faiz O, Moffat D. At a Glance Series Anatomi. Jakarta: Erlangga;2004.h.14-5.

25

Anda mungkin juga menyukai