Inguinalis Inkaserata
Raditia Kurniawan 102011219
Abstrak
Tubuh manusia membutuhkan energi dari makanan dari luar tubuh, ketika proses tersebut
dilakukan maka akan terjadi proses metabolisme makanan. Dari sekian banyak organ dalam
tubuh yang dapat mencerna makanan dan kemudian menyerap makro nutrient dan dapat
menyebarkan nutrisi tersebut keseluruh tubuh dikenal dengan ileum atau usus halus. Pada
kasus ini, pria berusia 45 tahun tersebut memiliki benjolan dengan warna kulit dan suhu yang
normal dan nyeri tekan pada kasus ini terdapat hernia obstruktif dan iredusibel.
Permukaannya halus, namun dapat juga ditemukan benjolan-benjolan. Kantung hernia yang
terisi usus akan terasa halus, berfluktuasi, dan ditemukan bising usus. Bila terisi omentum
akan terasa tegas, elastis, tidak fluktuasi, dan pekak bila di perkusi. Apabila pasien
mengeluhkan rasa sakit yang sangat perlu dipikirkan kemungkinan terdiagnosis terkena
penyakit ileous obstruksi et causa hernia inguinalis inkaserata. Tindakan operasi merupakan
tindakan yang selalu dilakukan. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga berat badan
ideal, konsumsi makanan berserat tinggi, jika melakukan aktifitas berat seperti mengangkat
beban berat sangat diharuskan pasien berhati-hati atau menghindari tindakan tersebut jika
tidak maka akan terjadi kekambuhan lagi atau relaps.
Kata kunci: hernia, obstruktif, inguinalis
Abstract
The human body needs energy from food from outside the body, when the process is
done, there will be the process of food metabolism. Of the many organs in the body to digest
the food and then absorb nutrients and macro nutrients that can spread throughout the body
known as the ileum or small intestine. In this case, the 45-year-old man had a lump in skin
color and temperature are normal and tenderness in this case there are obstructive and
iredusibel hernia. Smooth surface, but can also be found lumps. Hernia sac is filled intestines
will feel smooth, fluctuating, and found bowel. When filled omentum will feel firm, elastic, no
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
fluctuations, and when the percussion dullness. When patients complain of severe pain to
think about the possibility of undiagnosed obstructive disease ileous et causa incarcerated
inguinal hernia. An operation is an action that is always done. Prevention can be done by
maintaining a healthy weight, consumption of high fiber foods, when doing strenuous activity
such as lifting heavy loads very patient required careful or avoid the actions if not there will
be a recurrence or relapse again.
Keywords: hernia, obstructive, inguinal
Pendahuluan
Tubuh manusia membutuhkan energi dari makanan dari luar tubuh, ketika proses
tersebut dilakukan maka akan terjadi proses metabolisme makanan. Dari sekian banyak organ
dalam tubuh yang dapat mencerna makanan dan kemudian menyerap makro nutrient dan
dapat menyebarkan nutrisi tersebut keseluruh tubuh dikenal dengan ileum atau usus halus.
Jika fungsi ileum terganggu, terutama saat terjadi obstruksi, komplikasi dari hernia
inguinalis, maka akan berakibat buruk bagi sistem kesehatan tubuh manusia. Hernia
merupakan penonjolan viscus atau sebagian dari viscus Obstruksi ileum akibat hernia
inguinalis dipengaruhi oleh struktur anatominya, terutama struktur dari canalis inguinalis,
yang erat kaitannya dengan hernia inguinalis.
Tujuan dari penulisan tinjauan pustaka ini adalah agar pembacanya dapat mengerti
tentang gambaran penyakit ileous obstruksi et causa hernia inguinalis inkaserata secara
umum, akan prosesnya dalam anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis banding, pemeriksaan
penunjang, diagnosis kerja, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,
komplikasi, penatalaksanaan, pencegahan dan prognosis.
Anamnesis
Pada orang dewasa, terdapat tujuh komponen dari anamnesis komprehensif, yaitu
identifikasi data yang meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa,
pekerjaan, dan status perkawinan; keluhan utama yang menyebabkan pasien mencari
2
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
Dari hasil anamnesis didapatkan seorang laki-laki berusia 45 tahun datang dengan
keluhan nyeri perut hebat yang hilang timbul disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi yang dilakukan
secara berurutan. Dari hasil pemeriksaan fisik abdomen pada kasus ini pada inspeksi
didapatkan distensitas abdomen tampak, berbatas tegas. Pada palpasi terdapat nyeri tekan
positif, teraba massa pada regio inguinal sinistra 2x2 cm, kontensitas kenyal, tidak merekat
pada jaringan sekitarnya. Ketika dilakukan auskultasi didapatkan bising usus meningkat,
metallic sound.2
3
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
Gejala dan tanda yang biasa muncul pada penderita ileous obstruksi et causa hernia
inguinalis inkaserata seperti terdapatnya nyeri hebat, nyeri tekan positif, terdapat massa di
regio inguinal, pada pemeriksaan fisik konstisitas kenyal, tidak melekat pada sekitarnya
berbatas tegas.3
Pemeriksaan Penunjang
Karena hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik belum cukup untuk menemukan
diagnosis kerja yang benar, maka dibutuhkan pemeriksaan penunjang. Untuk menyingkirkan
kemungkinan dibutuhkan pemeriksaan foto polos abdomen, uji laboratorium, herniografi, dan
USG atau ultrasonografi.4,5
4
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
Penilaian yang lebih baik dari perineum dan panggul yang mungkin melalui pandangan
eksternal dari usus dan domain mereka dengan herniography. Jika hernia dikurung atau
strangulasi dicurigai, metode pencitraan seperti rontgen dada tegak untuk mengecualikan
udara bebas (sangat jarang), dan kemudian pada film perut datar dan tegak untuk
mendiagnosis obstruksi usus kecil (tidak sensitif atau spesifik) atau untuk mengidentifikasi
area usus di luar rongga perut.4,5
Diagnosis Kerja
Pada kasus ini, pria berusia 45 tahun tersebut memiliki benjolan dengan warna kulit
dan suhu yang normal dan nyeri tekan pada kasus ini terdapat hernia obstruktif dan
iredusibel. Permukaannya halus, namun dapat juga ditemukan benjolan-benjolan. Kantung
hernia yang terisi usus akan terasa halus, berfluktuasi, dan ditemukan bising usus. Bila terisi
omentum akan terasa tegas, elastis, tidak fluktuasi, dan pekak bila diperkusi. Rasa nyeri pada
benjolan mungkin saja tidak ditemukan, dan hanya disertai rasa tidak nyaman. Apabila pasien
mengeluhkan rasa sakit yang sangat perlu dipikirkan kemungkinan hernia stranggulata,
hernia obstruktif, atau adanya obstruksi intestinal. sehingga pasien terdiagnosis terkena
penyakit ileous obstruksi et causa hernia inguinalis inkaserata.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang dapat diperoleh dari pemeriksaan fisik adalah Ileous
obstruksi etkausa hernia femoralis inkerserata, limfa adenopati, hernia inguinalis strangulate,
ileus paralitik :
Hernia strangulata biasa terjadi pada hernia dengan orifisium yang kecil dan kantung
yang besar. Pada hernia stranglata terjadi gangguan aliran arteri, vena, atau keduanya, pada
komponen isi hernia akibat obstruksi pada bagian orifisium. Salah satu predisposisi terjadinya
obstruksi intestina dan strangulasi adalah terjadinya adhesi antara komponen isi hernia
5
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
dengan lapisan peritonium dari kantung. Hernia femoralis sebagian besar terjadi pada wanita
usia lanjut, dapat nyeri tekan dan tidak meluas, tidak dapat mengecil, garis-garis paha sering
hilang, memiliki resiko tinggi stranggulasi dan obstruksi.4,6
Limfaadenopati
limfadenopati mencerminkan penyakit yang melibatkan sistem retikuloendotelial,
sekunder untuk peningkatan limfosit normal dan makrofag dalam menangani suatu antigen.
Pada limfadenopati yang dialami anak-anak disebabkan oleh karena penyakit self-limited
dissease jinak seperti infeksi virus. Etiologi kurang umum lainnya bertanggung jawab untuk
adenopati termasuk akumulasi nodal sel-sel inflamasi dalam menanggapi infeksi di node
(limfadenitis), limfosit neoplastik atau makrofag (limfoma), atau makrofag metabolit sarat
pada penyakit penyimpanan (penyakit Gaucher).7
Suplai darah untuk isi hernia terputus. Terdapat oklusi vena dan limfe; akumulasi
cairan jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan lebih lanjut; dan sebagai
konsekuensinya peningkatan tekanan vena. Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis.
Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang
bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh darah. Usus
yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong hernia) dan
cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan
peritonitis.14 Pada pemeriksaan ditemukan kulit menjadi tegang dan kemerahan, serta
suhunya meningkat.4.9,10
Ileus Paralitik
Meskipun ileus memiliki banyak penyebab, kondisi pasca operasi adalah pengaturan
yang paling umum bagi pengembangan ileus. Memang, ileus merupakan konsekuensi yang
diharapkan dari operasi perut. ileus fisiologis secara spontan hilang dalam 2-3 hari, setelah
motilitas sigmoid kembali normal. Ileus yang bertahan selama lebih dari 3 hari setelah
operasi disebut ileus adinamik pasca operasi atau ileus paralitik.4,10
Etiologi
Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh beberapa sebab seperti perlekatan usus
atauadhesi yakni dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus, jaringan parut karena
6
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
ulkus yang disebabkan adanya tindakan pembedahan terdahulu atau penyakit Crohn, hernia
incarcerate yang merupakan usus terjepit di dalam pintu hernia, dan neoplasma. Selain itu
obstruksi usus halus dapat pula disebabkan oleh intususepsi, volvulus, benda asing seperti
kumpulan cacing askariasis, batu empedu yang masuk ke usus mealui fistula kolesisenterik,
penyakit radang usus,striktur, fibrokistik, dan hematoma.
Hernia inguinalis tidak langsung adalah hernia bawaan, terlepas dari usia pasien. Hal
ini terjadi karena penonjolan suatu viskus perut menjadi prosesus vaginalis yang terbuka.
Ditemukan pembagian dari etiologi hernia itu sendiri sebagai berikut, jika prosesus berisi
jeroan, pasien memiliki indirect hernia inguinalis, jika fluks cairan peritoneal antara ruang
dan peritoneum, pasien memiliki hidrokel menyambung, jika cairan menumpuk di skrotum
dan korda spermatika tanpa pertukaran cairan dengan peritoneum, pasien memiliki non
communicating hidrokel skrotum.4,10-12
Epidemiologi
75% dari seluruh kasus hernia adalah hernia abdominal di inguinal (lipat paha).
Hernia inguinaldapat juga terjadi di daerah lainnya, dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau
daerah perut lainnya. Hernia inguinalis paling sering terjadi pada pria berbanding wanita
dengan perbandingan, pria:wanita (7:1) dengan bertambahnya usia , risiko terjadi hernia
semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatanotot-otot perut yang sudah mulai melemah
akibat faktor usia. Kasus hernia inguinalis indirect lebih sering terjadi berbanding hernia
inguinalis direct dengan perbandingan 2:1. 4,12
Patofisiologi
Akibat hernia yang terjadi pada pasien ini, maka dapat menyebabkan obstruksi usus.
Obstuksi usus halis merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai dengan adanya
pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari obstruksi,
maupun oleh muntah Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai
kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak,
yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat
dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian
atas.Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen, yaitu mudah
kental berbau busuk.
7
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
Secara patofisiologi, faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan
otot dinding di trigonum Hesselbach, hampir selalu menyebabkan hernia inguinalis direk atau
herniainguinalis medialis. Oleh karena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya
pada pria tua. Hernia ini jarang, hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi.
Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagian dinding kantong kemih. Hernia
inguinalis lateralis menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut
indirek karena keluar malalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada
bayi dan anak,hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya
prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat prosespenurunan testis ke skrotum.4,12-13
Manifestasi Klinik
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat
kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen
dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada
sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat didengar
sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.14
Rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk di senja dan
membaik pada malam hari saat pasien berbaring bersandar. Secara khas, kantung hernia deng
an isinya yang membesar dan mengirimkan impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan
atau batuk. .Hernia inguinalis adalah hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural.
Herniainguinalis terbagi dalam hernia inguinalis langsung atau tidak langsung, pada kantung
dari hernia inguinalis indirect berjalan melalui annulus inguinalis profunda, lateral terhadap
pembuluh epigastrika inferior, dan akhirnya menuju ke arah skrotum. Kantung dari hernia
inguinalis direk menonjol secara langsung melalui dasar kanalis inguinalis, medial terhadap
pembuluh epigastrika inferior, dan jarang turun ke dalam skrotum.15
Penatalaksanaan
Tata laksana pada kasus ini melalui tindakan pengobatan obstruksi usus halus dengan
koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan (bersifat konservatif dan suportif), menghilangkan
peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi dan dekompresi (pemasangan pipa
nasogastrik), memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada), mengobati kausa atau penyakit
primer dan pemberian nutrisi yang adekuat, dan menghilangkan obstruksi untuk memulihkan
kontinuitas dan fungsi usus kembali normal.16
8
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
Bagian hernia di kompres dingin, pasien diberi varium 10 ml agar pasien tertidur,
posisi tidur terdelenburg agar hernia dapat dengan mudah dimasukan kembali pada posisi
anatomi. Jika gagal tidak boleh dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada hari
berikutnya. Suntikan dilakukan setelah reposisi berhasil. Dengan menyuntikan cairan
sklerotik berupa alcohol atau kinin di daerah sekitar hernia, menyebabkan pintu hernia
mengalami sclerosis atau penyempitan, sehingga isi hernia tidak akan keluar lagi dari cavum
peritonci.4
Jika penyebab obstruksi hernia inguinal, maka insisi hernia standar dapat dilakukan.
Dilakukan herniotomy yaitu tindakan dilakukan eksisi pada kantung hernia dan
herniorrhaphy yaitu tindakan untuk reparasi dinding posterior dari kanal inguinalis dan
reparasi cincin internal inguinal. Langkah-langkah reparasi hernia adalah sebagai berikut;
tindakan pertama, reduksi isi dan eksisi kantung hernia kemudian dilakukan reparasi fascia
transversalis dan cincin interna kemudian memperkuat dinding posterior; dan terakhir
dilakukan reparasi oblique eksternal, membentuk cincin eksternal yang lebih kecil. Tindakan
reseksi usus perlu dilakukan bila terjadi infark usus. Saat ini reparasi hernia secara
laparoscopy banyak digunakan disbanding operasi terbuka karena meskipun membutuhkan
9
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
waktu operasi yang lebih lama, tetapi nyeri pasca operasi lebih ringan, komplikasi lebih
sedikit, dan waktu pemulihan pasca operasi lebih cepat.4,10,17,18
Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Komplikasi
yang bisa didapat dari obstruksi ileus bila tidak ditangani secara tepat dan cepat yaitu syok
hipovolemik dan terjadinya peritonitis. Isi dari hernia dapat tertahan dalam kantong hernia
pada hernia irreponibel, ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, tidak timbul gejala
klinik kecuali benjolan. Kadang terdapat isi hernia terbendung oleh cincin hernia sehingga
terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Pada
sedikit kasus terjadi infeksi dan komplikasi yang dapat menyebabkan kematian. Komplikasi
tertunda berupa kekambuhan dan nyeri kronis juga bisa terjadi.4,19,20
Prognosis
Prognosis tergantung pada jenis dan ukuran hernia, serta pada kemampuan untuk
mengurangi faktor risiko yang terkait dengan perkembangan hernia. Sebagai aturan,
prognosisnya baik dengan diagnosis tepat waktu dan perbaikan. Hernia dapat menyebabkan
usus dikurung dan sering terhambat, atau bahkan ke usus strangulasi dengan suplai darah
terganggu, yang, jika tidak terjawab, dapat mengakibatkan perforasi usus dan peritonitis.
Pengurangan usus strangulasi menyebabkan iskemia persisten atau nekrosis tanpa
perbaikan klinis. intervensi bedah diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
(misalnya, perforasi dan sepsis. Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor
seperti usia, etiologi, tempat dan lamanya obstruksi tersebut. Jika usia penderita masih sangat
muda ataupun sudah berusia tua maka toleransi pasien terhadap penyakit maupun tindakan
operatif yang dilakukan sangat rendah rendah, sehingga hal ini meningkatan mortalitas dari
tindakan operasi. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan
obstruksi usus halus.4,17,19,21
Pencegahan
10
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
Bahkan dengan hernia tanpa gejala, perbaikan pada tahap awal (yaitu, sebelum hernia
membesar) diutamakan. Rujukan ke dokter bedah umum untuk diskusi tentang jenis tersedia
perbaikan hernia dibenarkan; dengan munculnya jerat baru dan pendekatan laparoskopi,
berbagai pilihan perbaikan sekarang lebih luas dari sebelumnya.4,22
Penutup
11
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
DAFTAR PUSTAKA
12
Pembahasan Mengenai Ileous Obstruksi Et Causa Hernia Inguinalis Inkaserata
14. Benson RC, Pernoll ML. Obstetri dan ginekologi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC;2009.411-2.
15. Schwartz. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Ed 6. Jakarta: EGC; 2005. h. 509-11.
16. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Ed ke-6.
Vol I. Jakarta: EGC; 2006. h. 450-4.
17. Jenkins JT, O’Dowyer PJ. Inguinal hernias. BMJ 2008 Feb; 336: 269-72.
18. Maconi G, Porro GB. Ultrasound of the gastrointestinal tract. 2nd Edition. New York :
Springer; 2014. P. 54.
19. Hayes PC, Mackay TW. Diagnosis dan terapi. Jakarta : EGC; 2003. h.117.
20. Jenkins JT, O’Dowyer PJ. Inguinal hernias. BMJ 2008 Feb; 336: 269-72.
21. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WK, Setiowulan W. Kapita selekta kedokteran.
Ed 3.Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2005. h. 313-7.
22. Bickley L.S. Bates‟ Guide to physical examination and history taking. International
edition.10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer Health; 2009. p. 30-
5.
13