Anda di halaman 1dari 13

HOME VISIT

LAMPIRAN V

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)

I. Idetitas Pasien
Nama : Mr. FAL
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : kampung baru
Pekerjaan : pensiunan paldam
Status : menikah
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 175 cm
Tanggal pemeriksaan : 9 maret 2017

II. Anamnesis
Keluhan utama : kaki kiri susah digerakkan
Keluhan tambahan : sakit kepala,
Riwayat penyakit sekarang : Pasien saat ini tidak mengeluhkan adanya masalah
pada kesehatannya. Namun pasien mengeluh
seringkali merasa nyeri kepala. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 5 tahun yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan seperti berdenyut dan biasanya muncul
bersamaan saat tekanan darah pasien meningkat.
Nyeri kepala juga timbul setelah pasien melakukan
aktivitas yang lebih berat dari biasanya. Riwayat
pusing berputar disangkal. Riwayat pandangan ganda
disangkal. Mual dan muntah disangkal.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien menderita hipertensi sejak 7 tahun yang lalu
Riwayat pengobatan : Pasien mengkonsumsi amlodipine 1x10 mg
Riwayat penyakit keluarga : Ayah kandung pasien menderita diabetes melitus dan
hipertensi. Ibu kandung pasien menderita hipertensi.
Adik laki-laki pasien menderita hipertensi. Saudara
kandung dari Ayah pasien memiliki diabetes melitus,
penyakit jantung, dan hipertensi. Saudara kandung
dari ibu pasien menderita hipertensi, diabetes mellitus
dan arthritis.
Riwayat kebiasaan sosial : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien
tinggal bersama anaknya. Sehari-hari pasien hanya
berada dirumah dan melakukan pekerjaan rumah
tangga.
Lingkungan tempat tinggal : Pasien tinggal bersama anaknya. Rumah pasien
berdekatan dengan rumah tetangga dan berada dekat
dengan jalan utama desa. Pasien sering berinteraksi
dengan tetangga.
Genogram

Keterangan:
III. Pemeriksaan Fisik
A. Vital sign
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 140/90mmHg
Laju nadi : 75 kali/menit
Laju pernapasan : 18 kali/menit
Suhu tubuh : afebris

B. Status generalis
Kepala
Mata : konjuctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik.
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalambatas normal
Mulut : mukosa lembab, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1.
Leher : TVJ tidak meningkat
Thoraks
Inspeksi : simetris
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
BJ 1>BJ 2, murmur (-)
Abdomen
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Ekstremitas superior : dalam batas normal
Ekstremitas inferior : dalam batas normal

IV. Diagnosis Sementara


Hipertensi stage I

V. Tatalaksana
Rencana tatalaksana:
1. Nonmedikamentosa
Edukasi pada pasien dilakukan dengan menjelaskan mengenai makanan
yang dikonsumsi sehari-hari, aktivitas fisik dan olahraga, monitoring tekanan
darah, konsumsi obat serta riwayat penyakit yang ada pada keluarga.
Edukasi mengenai makanan dilakukan dengan menjelaskan pola, porsi,
dan menu makanan. Pola makanan yang dilakukan pasien sudah benar terkait
dengan keteraturan pasien dalam mengkonsumsi makanan setiap harinya.
Porsi makanan sebaiknya 20% sarapan, 10% cemilan menjelang siang, 40%
makan siang, 10% cemilan sore, dan 20% makan malam. Persentase porsi
makanan diatur menyesuaikan dengan aktivitas fisik pasien dan menyesuaikan
kebutuhan kalori harian berdasarkan berat badan ideal yaitu sekitar 64 kg.
Menu makanan pasien diganti menjadi menu makanan bebas lemak trans dan
rendah garam. Pasien dianjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk cemilan
pagi dan sorenya.
Pasien disarankan untuk olahraga teratur. Olahraga dapat dilakukan
dengan intensitas ringan seperti berjalan, bersepeda, dan berenang selama 10-
30 menit 3-4 kali setiap minggu.
Pasien juga disarankan untuk memeriksakan tekanan darahnya secara
berkala. Tekanan darah dapat diperiksakan di puskesmas/pustu terdekat atau di
rumah. Mengontrol tekanan darah dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih
lanjut.
Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi obat secara teratur. Menurunkan
tekanan darah dan mengontrolnya sesuai target penurunan darah adalah salah

satu cara mengurangi risiko kematian, dan penyakit penyerta hipertensi.

Pasien kemudian diedukasi mengenai riwayat penyakit dalam keluarga


yang dapat diturunkan. Penyakit dalam keluarga pasien yang dapat diturunkan
yaitu obesitas, hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung, dan
arthritis. Pasien sangat disarankan untuk menjaga kesehatannya untuk
mengurangi kecenderungan resiko penyakit yang dapat diturunkan padanya.
Pasien juga dianjurkan mengajarkan keluarganya mengenai pola hidup sehat.

2. Medikamentosa
Amlodipine 1x10 mg
VI. Dokumentasi

Banda Aceh, Desember 2016


Mengetahui,

Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elfira


NIP. 19721018 200012 1 003

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001
LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)

I. Idetitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Lambhuk
Pekerjaan : IRT
Status : menikah
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 155 cm
Tanggal pemeriksaan : 3 Desember 2016

II. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri pada lutut
Keluhan tambahan : Tidak ada
Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluhkan nyeri sendi yang sudah dirasakan
sejak 3 tahun terakhir dan memberat dalam 2 bulan
terakhir. Nyeri terasa seperti ditusuk. Nyeri dirasakan
memeberat saat pasien bangun dari duduk, berdiri
agak lama ataupun saat berjalan. Pasien juga
mengeluhkan sering terasa kaku, bengkak dan
terdengar suara menggeretak pada lututnya saat
bergerak, terutama setelah bangun dari duduk.
Riwayat trauma disangkal. Keluhan pada sendi lain
disangkal. Demam disangkal.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien juga menderita hipertensi sejak 7 tahun yang
lalu namun tidak ada keluhan.
Riwayat pengobatan : Pasien hanya menggunakan balsam dan minyak
tradisional untuk mengurangi nyeri lututnya. Pasien
mengkonsumsi obat hipertensi teratur.
Riwayat penyakit keluarga : Ayah kandung pasien menderita arthritis dan
hipertensi. Ibu kandung pasien menderita diabetes.
Adik pasien menderita hipertensi, arthritis dan
diabetes melitus. Saudara kandung dari Ayah pasien
memiliki arthritis diabetes melitus, penyakit jantung,
dan hipertensi. Saudara kandung dari ibu pasien
menderita alzheimer, hipertensi, dan diabetes
mellitus.
Riwayat kebiasaan sosial : Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien
tinggal bersama anak, menantu dan cucunya. Sehari-
hari pasien hanya berada dirumah dan melakukan
pekerjaan rumah tangga.
Lingkungan tempat tinggal : Pasien tinggal bersama anak, menantu dan cucunya.
Rumah pasien berdekatan dengan tetangga lainnya
dan tidak jauh dari jalan utama desa. Pasien sering
berinteraksi dengan tetangganya.
Genogram

Keterangan:
III. Pemeriksaan Fisik
C. Vital sign
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 140/80mmHg
Laju nadi : 70 kali/menit
Laju pernapasan : 18 kali/menit
Suhu tubuh : afebris

D. Status generalis
Kepala
Mata : konjuntiva tidak pucat, sklera tidak ikterik.
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : mukosa lembab, atropi papila lidah (-), faring tidak
hiperemis, tonsil T1-T1.
Leher : TVJ tidak meningkat.
Thoraks
Inspeksi : simetris
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
BJ 1>BJ 2, murmur (-)
Abdomen
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi : distensi (-), nyeri tekan (-).
Ekstremitas : Akral teraba hangat pada seluruh ekstremitas, tidak
dijumpai oedema pada keempat ekstremitas
Status lokalis : Ekstremitas Inferior regio artikulasio genu dextra et
sinistra.
Look : perubahan gaya berjalan / tampak pincang (-),
edema (+) minimal,hiperemis (-)
Feel : hangat (-), penebalan dan penonjolan tulang , nyeri
lokal (+)
Move : fleksi dan ekstensi sedikit terbatas , krepitasi (+)

IV. Diagnosis
Osteoarthritis genu bilateral + hipertensi stage I

V. Tatalaksana
1. Nonmedikamentosa
Edukasi pada pasien dilakukan dengan menjelaskan pada pasien
mengenai penyakitnya, kemungkinan penyebab penyakitnya, dan cara
mengurangi gejala yang ada. Pasien kemungkinan menderita osteoarthritis
bilateral. Hal ini mungkin terjadi oleh karena penyakit sendi degeneratif dan
progresif yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan
kartilago yang melindungi ujung tulang mulai rusak . Hal ini terkait dengan
usia pasien yang sudah mencapai 71 tahun. Rasa nyeri, kekakuan, bengkak, dan
bunyi gemeretak pada lutut merupakan gejala yang biasanya akan dirasakan
seseorang yang mengalami osteoarthritis. Keadaan ini dapat dicegah dengan
melakukan aktivitas fisik (bukan peerjaan berat), olahraga rutin seperti
berjalan, bersepeda, dll, menjaga berat badan agar beban pada sendi berkurang,
konsumsi makanan sehat dan bergizi, dan perbanyak konsumsi kalsium seperti
susu.
Mengurangi nyeri dapat dilakukan secara sederhana oleh pasien.
Pasien disarankan untuk mengkompres lutut selama 15 menit saat nyeri
muncul. Pasien juga disarankan untuk menghindari aktivitas yang membebani
sendi lutut seperti berlari, jongkok dan naik turun tangga. Alas sepatu yang
dipakai juga harus diperhatikan, bila sudah aus sebaiknya gunakan sepatu baru.
Pada saat tidur lutut disangggah dengan bantal agar tidak banyak bergerak.
Pasien juga diedukasi mengenai pola dan menu makanan yang harus
dikonsumsinya. Makanan bergizi harus dikonsumsi setiap hari. Pasien juga
dianjurkan untuk mengkonsumsi obat hipertensi dan melakukan aktivitas
ringan. Pasien juga diedukasi untuk memeriksakan tekanan darahnya secara
berkala.
2. Medikamentosa
Asam mefenamat 3x500 mg
Amlodipine 1x10 mg

VI. Dokumentasi

Banda Aceh, Desember 2016


Mengetahui,

Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Muhammad, MPH dr. Cut Elfira


NIP. 19721018 200012 1 003

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Ulee Kareng

dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001

Anda mungkin juga menyukai