Anda di halaman 1dari 37

BRONKIEKTASIS

ADE NOVITA
1407101030326

dr. Maimunah, Sp. P(K)


BAGIAN/ SMF PULMONOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA/
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2016
PENDAHULUAN
Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
31 adanya dilatasi dan distorsi bronkus yang bersifat
patologis, berjalalan kronik, persisten dan irreversible.

Angka kejadian dari bronkiektasis tidak diketahui secara


2 pasti.

Prevalensi bronkiektasis lebih tinggi pada penduduk


33 dengan golongan sosio-ekonomi yang rendah. Prevalensi
bronkiektasis meningkat sesuai dengan usia.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Radiah Tengku Ismail
Umur : 52 tahun
No. CM : 1-06-56-13
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Peukan Baro
Suku : Aceh
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Tanggal Masuk : 4 Maret 2016
Tanggal Pemeriksaan : 17 Januari 2016
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Sesak napas


Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang dirasakan sejak
tadi pagi dan memberat kurang lebih 1 jam sebelum masuk rumah
sakit. Sesak bertambah berat saat beraktivitas, sesak tidak
dipengaruhi cuaca. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak yang
Keluhan
sudah dikeluhkan dalam beberapa bulan, dahak berwarna kuning
Tambahan

dan berjumlah banyak terutama di pagi hari. Pasien juga


mengeluhkan batuk berdarah sejak dua hari sebelum masuk rumah
sakit, darah bercampur dengan dahak, darah yang keluar sedikit
sedikit. Pasien juga mengeluhkan pusing dan mual sejak tadi pagi.
Pasien tidak memiliki riwayat minum obat selama enam bulan,
ANAMNESIS
4
Pasien baru keluar dari RSUDZA 5 hari yang
RPD lalu dengan diagnosa bronkiektasis
dd/mikosis paru
5
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang
RPK sama seperti pasien

6
OAT tidak ada. Pasien mengkonsumsi salbutamol
RPO tablet

7 Pasien merupakan petani dan tidak memiliki


riwayat merokok atau minum minuman
RKS beralkohol
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 110 kali/ menit, regular,
kuat angkat, isi cukup
Frekuensi nafas : 25 kali/ menit, regular.
Suhu : 36,50C

7
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi: Simetris statis dan
dinamis.
Auskultasi : vesikuler (+/+), Rh(-/
+), Wh(-/-)

BJ I > BJ II,
Reguler,
Bising (-)

Edema tungkai (-/-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium

Darah rutin Nilai Normal Diftel Nilai Normal

Hemoglobin 13,5 14,0-17,0 g/dL Eosinofil 2 0-6%


Hematokrit 42 45-55 % Basofil 0 0-2%
Eritrosit 5,4 4,7-6,1.106/mm3 Netrofil Batang 0 2-6
Leukosit 4,5- Netrofil
11,7 56 5-70%
10,5.10 mm
3/ 3 Segmen
Trombosit 346 150-450.103U/L Limfosit 25 20-40%
Diabetes/ginjal
Kimia klinik Nilai Normal Nilai Normal
-hipertensi
Natrium 139 135-145 mmol/L Diabetes 109 <200 mg/dL
Kalium 4,8 3,5-4,5 mmol/L Ureum 17 13-43 mg/dL
klorida kreatinin 0,51-0,95
95 90-110 mmol/L 0,40
PEMERIKSAAN PENUNJANG

-Cor dalam batas normal


-TBparu dengan
emfisematous lung
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kesimpulan : Bronkus
dan cabang-cabangnya
normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Biakan mikroorganisme + resistensi


sputum
10 Maret 2016
Hasil : tidak dijumpai adanya jamur
DIAGNOSA

Bronkiektasis
Tatalaksana
IVFD NaCl 20 gtt/i
Inj ceftazidine1g/12 jam
Inj omeprazole 1g/12 jam
Nebule ventoline/8 jam
Nebule pulmicort/12 jam
Coditam 3x1 tab
Sucralfat syr 3xc1
Planning
Sputum jamur
Sputum BTA
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi bronkus
DEFINISI
Bronkiektasis adalah kondisi kerusakan pada saluran
napas yang mengakibatkan terjadinya perluasan.
Bronkiekstasis ditandai dengan dilatasi abnormal di
bronki dan kehancuran dinding bronkia. Kondisi ini
dapat muncul di seluruh cabang atau bisa terbatas
pada satu segmen atau lobus. Bronkiektasis biasanya
bilateral dan melibatkan segmen basilar di lobus
bawah.
Pada kebanyakan kasus, infeksi merupakan
penyebab tersering daripada inflamasi, kerusakan
dan remodelling jalan napas. Bronkiektasis biasanya
merupakan hasil dari infeksi yang melukai dinding
saluran napas atau mencegah pembersihan sekret
pada saluran napas
Pada bronkiektasis , saluran napas perlahan-lahan
kehilangan kemampuan untuk membersihkan sekret.
Ketika sekret tidak bisa dibersihkan , itu menciptakan
suatu lingkungan di mana bakteri bisa tumbuh.
Apabila hal ini terjadi secara berulang maka akan
menyebabkan penyakit infeksi paru yang serius
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data asuransi di Amerika
Serikat sedikitnya terdapat 110.000 orang
yang diterapi dengan diagnonas
bronkiektasis.

Weyker et al melaporkan prevalensi


bronkiektasis di Amerika Serikat sekitar 4,2
per 100.000 orang pada rentang usia 18-34
tahun, dan 272 per 100.000 orang pada
umur berkisar 75 tahun.

Tsang dan tipoe melaporkan prevalensi


bronkiektasi antara 1 per 6000 orang dia
Auckland, New Zealand, dan 16,4 per 100.000
populasi di Hongkong. Sebuah studi lain yang
dilakukan di Jepang pada tahun 2010
menemukan dari total 1.409 pasien (usia 23-86
tahun) yang diperiksa, 129 pasien (9,1%)
didiagnosis menderita bronkiektasis.2
Etiologi bronkioktasis

Infeksi primer
Obstruksi bronkial
Aspirasi
Kistik fibrosis
Allergic bronchopulmonary aspergillosis
Defek anatomi kongenital
Patofisiologi Bronkiektasis

Kolonisasi Dilatasi
Kerusakan Kerusakan
mikroorganis cabang
epitel bronkus silia
me bronkus

Bronkiektasis Infeksi Invasi Penumpukan


menetap berulang patogen mukus
Gejala Klinis

gejala klasik adanya batuk kronik dan adanya produksi


dari dahak (mukus mukopurulen atau purulen sputum)
yang terjadi setiap hari dan berlangsung berbulan
bulan hingga bertahun-tahun.
Batuk produktif 98%.
Dyspneu 72%
Nyeri dada pleuritik intermitten (19%-46%)
Mengi
Demam
Lemas 73%
Penurunan berat badan
Hemoptisis
Penegakkan diagnosis

Memperhatikan gejela klinis seperti produksi


sputum yang banyak setiap harinya disertai
batuk yang kronis
melakukan pemeriksaan penunjang pencitraan
seperti x-ray atau ct scan (gold standar)
lalu dapat dilanjutkan dengan analisis sputum
untuk memperkuat kecurigaan klinis.
Tatalaksana

Pengobatan konservatif
Operatif.
ANALISA
KASUS
MASALAH TEORI

Pasien perempuan 52 tahun,


mengeluh sesak nafas yang dialami Penelitian terakhir menunjukkan
sejak pagi hari dan memberat 1 jam bahwa secara umum bronkiektasis
sebelum masuk rumah sakit. lebih sering terjadi pada wanita, yaitu
sekitar dua pertiga dari seluruh
pasien bronkiektasis adalah
perempuan, namun alasan dari
kesenjangan tersebut belum
diketahui. Hasil penelitan yang
dilakukan oleh Amelinda, Djamal dan
Usman (2014), dilaporkan bahawa
pasien bronkiektasis paling banyak
terjadi pada usia >60 tahun yaitu
sebanyak 33,68% dan diikuti oleh
umur 51-60 tahun sebanyak 33,24%.
Hal ini dapat disebabkan oleh
berkuranganya refleks batuk serta
perubahan fisiologis dan anatomis
dari tubuh lansia menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh,
sehingga sangat rentan terjadi
berbagai macam infeksi
MASALAH TEORI

Sesak bertambah berat saat


beraktivitas, sesak tidak dipengaruhi
cuaca. Bronkiekstasis ditandai dengan
dilatasi abnormal di bronki dan
kehancuran dinding bronkia. Kondisi
ini mengakibatkan volume paru
berkurang sebanding dengan
banyaknya percabangan bronkus
yang ilang (gangguan retriksi paru
yang menyebabkan VC < 80%)
sehingga napas menjadi pendek, dan
aktivitas yang berat akan
menyebabkan pasien bertambah
sesak. Timbul dan beratnya sesak
napas tergantung pada seberapa luas
bronkitis kronik yang terjadi,
seberapa jauh timbulnya kolaps paru
dan destruksi jaringan paru.
MASALAH TEORI

Keluhan yang muncul disebabkan oleh


adanya kerusakan dinding bronkus
beruapa dilatasi dan distorsi dinding
bronkus, kerusakan elemen statis,
tulang rawan. Otot-otot polos, mukosa
dan silia. Kerusakan tersebut akan
Pasien juga mengeluhkan batuk
menimbulkan statis sputum dan
berdahak yang sudah dikeluhkan
gangguan eksplorasi. Secara praktis
dalam beberapa bulan, dahak
apabila sputum pasien bronkiektasis
berwarna kuning kehijauan dan
bersifat mukoid dan putih jernih,
berjumlah banyak terutama di pagi
menandakan tidak atau belum ada
hari.
infeksi sekunder. apabila sputum
pasien yang semula berwarna putih
jernih kemudian berubah menjadi
kuning atau kehijauan atau berbau
busuk berarti telah terjadi infeksi
sekunder.
MASALAH TEORI

Pasien mengeluhkan batuk keluar


darah yang bercampur dengan dahak,
darah yang keluar sedikit sedikit.
Hemoptisis dapat terjadi pada 50%
kasus bronkiektasis. Hemoptisis
terjadi karena nekrosif atau
dekstruksi mukosa bronkus mengenai
pembuluh darah dan terjadi
Pasien juga mengeluhkan batuk perdarahan. Perdarahan bervariasi
berdarah sejak dua hari sebelum mulai dari yang ringan sampai berat
masuk rumah sakit, darah bercampur (masif). Hemoptisis masif terjadi
dengan dahak, darah yang keluar apabila nekrosis yang mengenai
sedikit sedikit. mukosa sangat hebat, atau terjadi
nekrosis pada cabang arteri
bronkialis. Pada dry bronkiektasis
hemoptisis merupakan satu satunya
gejala, dikarenakan bronkiektasis ini
mengenai lobus paru atas yang
drainasienya baik, mukus tidak
bertumpuk dan tidak menimbulkan
reflkes batuk
MASALAH TEORI

Hal ini sesuai dengan teori dimana


pada sebagian besar pasien
ditemukan keluhan sesak napas.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa
Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR pada bronkiektasis biasanya
25x/menit dan Pada auskultasi ditemukan ronki bawah yang jelas
ditemukan ronki pada lapangan pada lobus bawah paru yang terkena
bawah dan keadaannya menetap dari waktu
ke waktu, atau ronki basah ini hilang
sesudah pasien mengalami drainase
postural dan timbul lagi di waktu
yang lain
MASALAH TEORI

Terapi cairan pada pasien ini


menggunakan IVFD NaCL sebanyak
20 tpm untuk memenuhi kebutuhan
Pasien diberikan terapi berupa nutrisi dan pemeliharaan cairan
pemberian cairan berupa IVFD NaCl pasien karena pasien mengeluhkan
sebanyak 20 tpm, pemberian penurunan nafsu makan
antibiotik berupa ceftazidine Pada pasien diberikan antibiotik
1g/12jam dan inj omeprazole 1g/12 spetrum luas, hPemberikan antibiotik
jam, pemberian bronkodilator nebule berdasarkan pemeriksaan bakteri dari
ventolin/8 jam dan nebule sputum dan resistensinya. Sementara
pulmicort/12 jam. Pasien juga menunggu hasil biakan kuman, dapat
mendapatkan coditam 3x1, dan diberikan antibiotika spektrum luas
surcralfat syr 3xC1 berupa cefotaxime 1gr/12 jam yang
merupakan antibiotik broad spectrum
golongan yang efektif terhadap
bakteri gram negatif dan gram positif
MASALAH TEORI

Terapi simptomatik berupa pemberian


bronkodilator untuk mengatasi
obstruksi bronkus, pemberian
omeprazole dan sucralfat untuk
Terapi simptomatik berupa pemberian mengatasi keluhan mual dan muntah
bronkodilator,omeprazole dan pada pasien serta dapat sebagai
sucralfat pencegahan terjadinya efek samping
antibiotik yang dapat menyebabkan
gangguan saluran cerna juga
dikarenakan pasien yang mengalami
penurunan nafsu makan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai