Anda di halaman 1dari 4

Halo pecinta film Indonesia!

Beberapa hari yang lalu, kami merilis #KamisKeBioskop edisi 4


Agustus 2016 yang berisi informasi film 3 Srikandi. Sekarang, saatnya Ulasan Film 3
Srikandi!

3Srikandi(2016)Drama,Sport

Durasi:122menit

Sutradara:ImamBrotoseno

PenulisSkenario:SwastikaNohara,ImanBrotoseno

Produser:RaamPunjabi

Pemain:RezaRahadian,BungaCitraLestari

ChelseaIslan,TaraBasro

RumahProduksi:MultivisionPlusPictures
Film 3 Srikandi mengangkat kisah tiga atlet panahan wanita legendaris, Nurfitriyana Saiman,
Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani bersama pelatihnya, Donald Pandiangan. Mereka
menjadi kontingen Indonesia yang berjuang di ajang Olimpiade Seoul tahun 1988. Berangkat
untuk satu tujuan, membawa pulang medali untuk negeri. Di balik cemerlangnya prestasi,
mereka berangkat dari latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.

Antara film dan kenyataan

Nurfitryana Saiman atau Yana (Bunga Citra Lestari) adalah perempuan asal Jakarta yang
mempunyai Impian untuk berprestasi di panahan. Namun, dia mendapat penolakan keras dari
ayahnya yang ingin dia menjadi orang berpendidikan tinggi. Yana bertekad untuk
menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan prestasi tertinggi di panahan. Dari Surabaya,
tokoh Lilies Handayani atau Lilis (Chelsea Islan) mengalami cinta tak direstui ibunya yang
merupakan pelatih panahan, sehingga membuatnya kurang menikmati sesi latihan. Beranjak
ke pulau seberang, Kusuma Wardhani atau Suma (Tara Basro) berangkat membawa impian
menjadi peraih medali di olimpiade, melampaui keinginan sang ayah yang ingin anaknya jadi
PNS. Sang pelatih, Donal Pandiangan atau dipanggil bang Pandi (Reza Rahadian), adalah
lelaki keturunan batak yang digelariRobinhood Indonesia atas prestasinya. Pandi ditugaskan
untuk menggembleng kemampan dari 3 Srikandi agar siap bersaing di tingkat internasional.
Sifatnya yang keras dan disiplin seringkali menimbulkan konflik.

Film 3 Srikandi diawali dengan menceritakan latar belakang tokoh-tokoh dengan apik dan
menarik. Awal yang baik untuk membuat penonton merasa peduli dengan keadaan tokoh-
tokohnya. Pembukaan kisah ini juga menyiratkan bahwa menjadi pencetak sejarah, sudah
pasti jalannya tak mulus. Namun dengan impian yang begitu kuat, Yana, Lilies, Suma, dan
tentunya bang Pandi, rela berjuang begitu keras untuk mengukir prestasi Indonesia di
olimpiade.Salah satu adegan paling ekspresif
Setiap tokoh di 3 Srikandi mendapatkan porsi penceritaan yang berimbang, tak ada yang
benar-be nar menonjol. Yana sebagai yang paling senior dibanding dua rekannya, berhasil
menjadi kakak yang baik untuk adik-adiknya. Sebagai yang paling muda, Lilies yang usianya
baru 21 tahun ini seringkali mencuri perhatian dengan sifat kekanakannya juga logatnya yang
medok. Lilies pula yang kerap membawa nuansa komedi yang mengundang tawa penonton.

Kami sangat menikmati setting 80-an yang ditampilkan dalam film 3 Srikandi. Detail-detail
seperti barang-barang, kendaraan, dan pakaian benar-benar dipersiapkan dengan matang
sehingga menyerupai keadaan zaman itu. Pengambilan sudut pandang gambar juga sangat
mendukung nuansa klasik yang dibangun dalam film ini.

3 Srikandi berpotensi mengecewakan penonton yang berharap mendapat banyak hal-hal yang
terkait dunia olahraga panahan. Tak terlalu banyak detail teknis tentang panahan yang
didapatkan. Sebagai awam, ya penonton (terkesan) hanya disajikan perjuangan dan dramanya
saja.

Film 3 Srikandi mencoba menghadirkan banyak tokoh dan banyak hal yang menjadi fokus.
Perjuangan, keluarga, dan percintaan berturut-turut, silih berganti. Pada akhirnya memang
harus terfokus pada kisah perjuangan. Kisah kekeluargaanya hanya di taraf cukup
menyentuh, sedangkan dua kisah cinta di dalamnya terasa hampa tanpa chemistry. Memang
tak salah sang sutradara, Iman Brotoseno melakukan ini, mungkin saja kalau tak ada bumbu
keluarga dan percintaan, film ini akan berlangsung membosankan. Di tengah tidak
fokusnya hal yang ingin disampaikan, satu hal yang kemungkinan besar membuat penonton
fokus adalah kecantikan 3 srikandi itu.

Sebagai debut Iman Brotoseno sebagai sutradara film layar lebar, film 3 Srikandi adalah
pencapaian yang dapat dibanggakan, tak sabar menanti garapan beliau selanjutnya. Film ini
dirilis bersamaan dengan pembukaan Olimpiade di Rio 2016, sepertinya ada agenda untuk
membangkitkan semangat olahraga di negeri ini. Film ini agaknya telah mencapai tujuannya
yaitu menunculkan kepercayaan masyarakat Indonesia akan potensi dan kemampuan yang
dimiliki putra-putri bangsa. Kepercayaan tersebut harus tetap ada agar kontingen Indonesia
merasa ada dukungan moril dari jutaan rakyat Indonesia. IN-DO-NE-SIA! IN-DO-NE-SIA!
IN-DO-NE-SIA!

Anda mungkin juga menyukai