JUDUL PENELITIAN
PEMANFAATAN KOLAM LIMBAH DETERGEN SEBAGAI SUMBER ENERGI
LISTRIK ALTERNATIF BERBASIS SEL GALVANI
II. ABSTRAK
Melihat sering terjadinya pemadaman listrik bergilir di Indonesia membuat banyak ilmuwan Indonesia
mencoba mencari sumber energi listrik alternatif. Salah satunya adalah sumber energi listrik dari buah
belimbing wuluh, kulit manggis, jeruk nipis dan lain-lain. Sayangnya sumber energi listrik yang telah
ditemukan terbuat dari bahan baku yang masih dapat dimanfaatkan sebagai produk yang lebih
menguntungkan. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan sumber energi listrik alternatif yang terbuat
dari limbah detergen dalam bentuk kolam berbasis sel Galvani. Dalam detergen banyak terdapat senyawa-
senyawa ionik seperti Na 2SO4, Na2CO3, NaHCO3, dan lain-lain yang mampu menghantarkan elektron
maupun menghasilkan energi listrik. Sumber energi listrik ini menggunakan konsep sel Galvani dimana
elektroda yang digunakan adalah elektroda alumunium (anoda) dan elektroda karbon (katoda). Kolam yang
dibuat berupa kolam plastik dengan ukuran 1 m 3 yang terdiri atas 50 sel, tiap sel berukuran (10 x 20 x
100)cm3. Elektroda alumunium berukuran (20 x 110)cm2 sedangkan elektroda karbon berbentuk silider
dengan diameter 2 cm dan panjang 110 cm. Dalam kolam tersebut tiap sel disusun secara seri parerel,
sehingga terdapat 10 rangkaian seri dan 5 rangkaian pararel tiap sisi kolam. Pengukuran dalam skala kecil
tiap sel mampu menghasilkan tegangan sekitar 1 V dan arus sekitar 10 mA.
Kata kunci: limbah detergen, elektroda, sel galvani
III. PENDAHULUAN
Seiring berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan
peradaban umat manusia pun berkembang pesat. Hal ini tentunya memberikan
dampak positif bagi kehidupan manusia. Namun dibalik dampak positif tersebut juga
terdapat dampak negatif yang cukup serius yakni semakin menipisnya sumber energi
dan semakin maraknya pencemaran lingkungan. Sehingga hal ini memicu kenaikan
harga BBM, terjadinya pemadaman listrik bergilir, dan timbulnya berbagai macam
penyakit akibat pencemaran lingkungan di berbagai tempat di Indonesia. Banyak
ilmuwan Indonesia mencoba mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut, salah
satunya adalah menciptakan sumber energi alternatif ramah lingkungan seperti
biodiesel, bioetanol, dan listrik organik. Namun bahan baku untuk pembuatan sumber
energi khususnya listrik organik masih dapat dimanfaatkan menjadi produk yang lebih
menguntungkan. Salah satu bahan baku yang sudah tidak dapat dimanfaatkan sebagai
produk lain yang lebih menguntungkan adalah limbah detergen.
Dalam detergen banyak terdapat senyawa-senyawa ionik berupa Na 2SO4, Na2CO3,
NaHCO3 dan lain-lain yang mampu menghantarkan elektron menuju elektroda dan
mampu menghasilkan energi listrik. Namun pemanfaatan limbah detergen sebagai
sumber energi masih sangat sedikit bahkan belum ada. Untuk itu perlu diadakan
penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah detergen sebagai sumber energi
listrik berbasis sel galvani dengan judul penelitian Pemanfaatan Kolam Limbah
Detergen Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif Berbasis Sel Galvani.
V. PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian ini fokus pada permasalahan yang dibahas, maka penelitian ini
hanya dibatasi pada limbah detergen yang akan digunakan sebagai cairan pengisi
kolam untuk menghasilkan sumber energi listrik.
VIII. MANFAAT
Dengan menulis penelitian ini, diharapkan memberikan informasi tentang manfaat
limbah detergen, yaitu:
1. Dapat digunakan sebagai sumber energi listrik alternatif
2. Dapat mengetahui potensi limbah detergen sebagai sumber energi
listrik alternatif
3. Dapat meminimalisir maraknya pencemaran lingkungan akibat
limbah detergen
4. Dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya mengenai
pemanfaatan limbah detergen sebagai sumber energi listrik alternatif
IX. KAJIAN RISET SEBELUMNYA
2. Rata-rata peruraian
LAS per waktu dapat dilihat
dari data : dc/dt Rinso Anti
Noda = 0,0228 dc/dt Attack
Softener = 0,0254 dc/dt
Daia = 0,0394
Fosfat :
Asetat :
Silikat :
-Zeolit
Sitrat :
-Asam Sitrat
c. Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak
mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah
kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
d. Aditif
Aditif adalah bahan suplemen/tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan lain-lain,
tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen. Additives
ditambahkan lebih dengan maksud komersialisasi produk. Contoh :
Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
2. Sel Galvani
Sel galvani adalah serangkaian peralatan percobaan untuk
menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan reaksi redoks
spontan. Sel galvani diberi nama dari nama ilmuan italia Luigi Galvani
dan Alessandro Volta, yang membuat versi awal dari alat ini. Sebatang
seng bila dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4, dan sebatang tembaga
dicelukan ke dalam larutan CuSO4. Sel bekerja berdasarkan asas
bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ dan reduksi Cu2+ menjadi logam Cu
dapat dibuat serentak dalam lokasi-lokasi yang terpisah di mana
transfer elektron antara lokasi-lokasi tersebut terjadi melalui kawat
eksternal. Batang seng dan tembaga dinamakan elektroda. Susunan
elektroda (Zn dan Cu) dan larutan (ZnSO 4dan CuSO4) ini disebut sel
Daniell. Berdasarkan definisi, anoda adalah tempat terjadinya
oksidasi dan katoda adalah tempat terjadinya reduksi.
Untuk sel Daniell, reaksi-reaksi setengah selnya yaitu:
Elektroda Zn (anoda) : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
Elektroda Cu (katoda) : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
Reaksi keseluruhan : Cu2+(aq) + Zn(s) Cu(s) + Zn2+(aq)
Untuk melengkapi rangkaian listriknya, kedua larutan harus
dihubungkan oleh suatu medium penghantar agar kation dan anion
dapat bergerak dari suatu kompartemen elektroda ke kompartemen
elektroda lainnya. Persyaratan ini terpenuhi oleh jembatan garam
dalam bentuk sederhana yaitu berupa tabung U terbalik yang berisi
larutan inert, seperti larutan KCl atau NH 4NO3, yang ion-ionya tidak
ikut bereaksi dengan ion lain dalam larutan atau dengan elektroda.
Selama reaksi redoks keseluruhan berjalan, elektron mengalir keluar
dari anoda (elektroda Zn) melalui kawat eksternal dan voltmeter
menuju katoda (elektroda Cu). Di dalam larutan katon-kation (Zn 2+,
Cu2+, dan K+) bergerak ke arah katoda, sedangkan anion-anion
(SO42- dan Cl-) bergerak ke arah anoda.
Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih energi
potensial listrik di antara kedua elektroda. Energi potensial listrik ini
dapat dihitung menggunakan persamaan:
E0sel = E0katoda E0anoda
E0katoda dan E0anoda dapat diketahui melalui tabel potensial reduksi
standar sebagai berikut:
Setengah reaksi E0(V)
Tabel 1.1. Semakin ke atas semakin mudah mengalami reduksi sedangkan semakin
ke bawah semakin mudah teroksidasi
DAFTAR PUSTAKA
1. H. Petrucci, Ralph dan Suminar, (1985), Kimia Dasar Prinsip dan
terapan Modern, Jakarta: Penerbit Erlangga
2. Chang, Raymond, (2004), Kimia Dasar Jilid 2, Jakarta: Penerbit
Erlangga
3. Achmad, Hiskia, (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjen
5. Hart, Harold, (1983), Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat,
Jakarta: Penerbit Erlangga